Anda di halaman 1dari 2

MEMUTAR WAKTU

Dua tahun sudah berlalu dengan semestinya, semestinya tidak berakhir namun ia malah berakhir,
semestinya ia bersama namun memilih untuk saling membelakangi di persimpangan jalan. Hujan saat
itu tidaklah lebat namun , pipi ku tetap basah karna lebatnya air mata. Dua tahun sudah aku menjalani
hidup ku dengan keterpurukan , kata orang tidak baik memikirkan seseorang yang tidak memikirkan
kita tapi nyatanya logika tidak akan pernah menyatu dengan perasaan.

“kamu nulis apa?” suara berat namun lembut menghentikan aktivitasku saat itu.aku mengenali suara
berat itu sejak satu bulan lalu didepan toko saat bumi sedang menikmati rintihan hujan yang lebat.

Aku melihat dia sedang berdiri didepan pintu kamarku dengan menyenderkan badannya di dinding,
tersenyum hangat menatapku “ sini masuk" ucapku mempersilahkan dia untuk memasuki wilayah
yang aku anggap sebagai dunia kedua ku.

Dia mulai memasuki kamar dan melihat bagian dinding kamar ku yang sudah tertutup oleh lembaran
lembaran kertas warna warni dan berisikan tulisan tulisan abstark yang aku buat sejak 2 tahun yang
lalu “keluar yuk? Aku bosen nih, tadi aku udah izin ke mamah ko buat ajak kamu keluar"

Mendengar tawaran itu aku langsung menutup buku diary ku yang berukuran sedang dan
mendekatinya yang sudah terduduk di sofa kamar “mau kemana?” tanyaku sambil tersenyum
kearahnya

“kesesuatu tempat yang pasti kamu akan suka”

Aku berdiri dengan antusias dan tersenyum kearahnya “oke ayuk! Kamu keluar dulu ya ,aku mau ganti
baju hehe “

Dia mengikuti ku berdiri dan menghembuskam nafas beratnya “jangan cantik cantik nanti banyak yang
ngeliat kamu” katanya sambil berjalan keluar kamar dan menutup pintunya

“aku mau yang cantik biar semua dunia melihat ku" teriakku jail, aku suka ketika melihat daniel kesal
karna tingkah ku .

Dia adalah daniel, siswa kelas 12 dari SMA taruna wijaya , dia seorang laki laki yang baik dan
bertanggung jawab, saat kita pertamakali bertemu di depan toko dibawah derasnya hujan, dia dengan
lembut memberikan ku jaket miliknya dan memakaikan untuk ku. Saat itu aku sempat menolak, karna
kamu baru pertama kalinya bertemu, namun dia bilang “kamu sudah kedinginan, dan hampir
membiru,aku takut di tokoku tiba tiba ada orang mati mendadak" , ucapannya yang sangat sarkastik
membuat mataku memicing kearahnya. Setengah jam setelahnya, hujan mulai mereda , daniel sudah
masuk ketokonya untuk melayani pelanggan pelanggan yang sedang mengantri untuk membayar, aku
mendekatinya yang sedang sibuk , dan menaruh jaketnya di bagian atas meja kasir, “makasih" ucapku
dan langsung bergegas untuk pergi. Namun tidak semudah itu, “hei, hujan baru saja reda, bagaimana
kalau hujan turun lagi, dengan lebat? Pakai lah payung ku yang terletak di balik pintu itu, aku tau kamu
,anak dari ibu riska gang permata kan? Pakailah, aku tidak takut kamu kabur membawa payung ku,
karna aku tau rumah mu" seketika aku membalikan badannya dan menghentakan kaki kanan ku,
bagaimana bisa dia berkata seperti itu didepan pelanggannya? Dengan cepat aku ambil payung
tersebut dan pergi meninggalkan toko daniel, 5 menit aku berjalan , hujan turun lagi dengan derasnya,
untunglah aku sudah memakai payung daniel “ trimakasih” ucapku seorang diri, tanpa sadar bibirku
membentuk senyuman kecil.
"ara sudah siap?" panggilan itu membuat aku tersadar dari lamunan ku

"iya sebentar lagi" dengan asal aku mengambil jam tangan dan memakainya di pergelangan tangan
sebelah kiri ku. "aku sudah siap"

daniel terlihat sedang sibuk dengan games yang sedang digemari anak remaja saat ini, teelihat dengan
posisi hp nya yang dimiringkan, dan sesekali mendengus kesal. "seru banget si" ucap ku berjalan
mendekati nya

"eh, udah siap?,yuk"

saat ini aku tidak tau sedang dibawaa kemana oleh daniel, katanya tempat yang akan aku tuju
pemandangannya sangat indah, dan katanya hari ini tidak akan pernah aku lupakan, aku menganggap
itu sebagai janji, dan dia harus menepatinya, terlihat sepanjang perjalanan daniel bersiul santai dan
sesekali tersenyum kearah ku.

"oh ya ra, sekarang jamberapa ya?"

dengan reflek aku melihat jam yang berada di pergelangan tangan ku , jam bewarna putih susu,
dengan ada 3 mata mutiara didalamnya

"aku kasih jam ini supaya kamu inget waktu, waktu sama aku misalnya "

memory itu terputar lagi didalam otak ku, rasa sesal dan sesak muncul bersamaan, seakan waktu ingin
membunuhku secara perlahan.

"aira?"

lagi lagi aku melamun. aku melihat daniel yang sedikit bingung melihat tingkah anehku saat ini , "kamu
gapapa kan?" tanyanya lagi

"iya gapapa kok hehe, sekarang jam 11 siang nil " aku tersenyum kearahnya

"syukurlah" ucapnya sambil mengelus elus puncak kepala ki dengan lembut.

Anda mungkin juga menyukai