Anda di halaman 1dari 15

PRAKRIKUM TEKNIK DIGITAL

MODUL 8
RANGKAIAN PENGOLAH DATA (MSI LOGIC CUIRCUIT)
LABORATORIUM INSTRUMENTASI

REZA HARIANSYAH
3332170006
TD - 19

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
BAB I
METODOLOGI PERCOBAAN

1.1 Prosedur Percobaan


Berikut ini merupakan prosedur percobaan dari modul rangkaian pengolah
data (MSI Logic Circuit) praktikum teknik digital.
1.1.1 Percobaan Encoder
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar berikut dengan menggunakan
software Proteus di laptop.

Gambar 1.1 Rangkaian Percobaan Encoder [1]

2. Memeriksa rangkaian dengan asisten.


3. Menekan tombol mulai para aplikasi untuk memulai simulasi percobaan.
4. Mengatur saklar input sesuai dengan blanko percobaan.
5. Mengatur clock untuk mengamati jalannya data pada rangkaian percobaan.
6. Mencatat hasil percobaan pada blanko percobaan.

1.1.2 Percobaan Decoder


1. Membuat rangkaian seperti pada gambar berikut dengan menggunakan
software Proteus di laptop.
2

Gambar 1.2 Rangkaian Percobaan Decoder [1]

2 Memeriksa rangkaian dengan asisten.


3 Menekan tombol mulai para aplikasi untuk memulai simulasi percobaan.
4 Mengatur saklar input sesuai dengan blanko percobaan.
5 Mengatur clock untuk mengamati jalannya data pada rangkaian percobaan.
6 Mencatat hasil percobaan pada blanko percobaan.
BAB II
TUGAS

2.1 Tugas Modul


Berikut ini merupakan soal beserta jawaban dari tugas pendahuluan modul
rangkaian pengolah data (MSI Logic Circuit) praktikum teknik digital.
1. Buatlah laporan atas percobaan yang telah dilakukan!
Jawab
Rangkaian pengolah data yang digunakan pada percobaan kali ini adalah
rangkaian encoder dan rangkaian decoder.
a. Rangkaian encoder berfungsi sebagai rangkaian untuk mengkodekan data
input menjadi data bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam
rangkaian digital adalah rangkaian kombinasi gerbang digital yang
memiliki input banyak dalam bentuk line input dan memiliki output
sedikit dalam format biner.
b. Rangkaian decoder adalah alat yag digunakan untuk dapat
mengembalikan proses encoding sehingga dapat melihat atau menerima
informasi aslinya. Dengan kata lain bahwa, decoder merubah data dari
bilangan biner menjadi data aslinya, seperti desimal.
2. Buatlah rangkaian NIBBLE MULTIPLEXER (seperti IC 74157), dengan
menggunakan komponen logika dasar (AND, NOT, OR, NAND, NOR, dll.)!
Jawab

Gambar 2.1 Rangkaian Nibble Multiplexer


4

3. Sebutkan manfaat dari ENCODER dan DECODER!


Jawab
Manfaat dari encoder dan decoder adalah sebagai berikut.
a. Encoder berfungsi untuk mengubah atau konfersi bentuk sinyal desimal
menjadi biner [2]
b. Decoder berfungsi untuk mengubah bentuk sinyal biner menjadi desimal
[2]
BAB III
ANALISA

3.1 Percobaan Rangkaian Encoder


Pada praktikum rangkaian pengolah data (MSI Logic Circuit) ini bertujuan
untuk mempelajari dan memahami konsep rangkaian pengolah data yang
aplikasinya banyak dijumpai pada rangkaian logika. Rangkaian ini juga dikenal
sebagai Medium scale Integrated logic circuit karena pemakaiannya yang relative
sederhana meskipun dibangun dengan menggunakan jumlah gerbang yang cukup
banyak [1]. Pada praktikum ini akan dilakukan percobaan untuk rangkaian
pengolah data encoder dan decoder.
Encoder adalah rangkaian yang memiliki fungsi yang berkebalikan dengan
decoder. Encoder berfungsi sebagai rangakaian untuk mengkodekan data input
menjadi bilangan dengan format tertentu. Encoder dalam rangkaian deigial adalah
rangkaian kombinasi gerbang digital yang memiliki input banyak dalam bentuk line
input dan memiliki output sedikit dalam format bilangan biner. Encoder akan
mengkodekan setiap jalur input yang aktif menjadi kode bilangan biner. Dalam
teori digital banyak ditemukan istilah encoder seperti “decimal to BCD encoder”
yang berarti rangkaian digital yang berfungsi untuk mengkodekan line input dengan
jumlah line desimal menjadi kode bilangan biner [3].
Praktikum encoder ini dilakukan dengan menggunakan IC 74147. IC encoder
74147 merupakan encoder data desimal menjadi data BCD dengan input aktif LOW
dan output 4 bit aktif LOW [4]. IC 74147 ini akan membaca keadaan LOW sebagai
input aktif yang akan dikeluarkan dalam bentuk desimal. Praktikum ini
menggunakan rangkaian seperti pada rangkaian Gambar 1.1. Percobaan dilakukan
dengan cara simulasi dengan menggunakan software Proteus yang sudah terpasang
pada laptop. Pada rangkaian digunakan LED sebagai indikator nilai biner yang
merupakan output dari rangkaian encoder. Mengatur input yang masuk pada
rangkaian encoder dengan menggunakan logic state, sehingga dapat diatur dengan
6

mudah nilai input yang diinginkan. Gambar rangkaian pada software dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 Rangkaian Simulasi Encoder.

Praktikum dilakukan dengan mengatur nilai pada input, nilai input bias diatur
dengan menggunakan logic state. Nilai pada input disesuaikan dengan ketentuan
yang ada pada blanko percobaan. Logic state tersusun seperti pada Gambar 3.1.
Setelah dilakukan percobaan, didapatkan data output rangkaian hasil percobaan.
Data hasil percobaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Hasil Percobaan Rangkaian Encoder


INPUT OUTPUT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 D C B A
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
7

0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1

Dapat dilihat dari tabel hasil percobaan rangkaian encoder diatas, tentang
karakteristik dan kegunaan rangkaian encoder sebagai rangkaian pengolah data.
Meninjau dari fungsi encoder bahwa, rangkaian encoder berfungsi sebagai
rangkaian untuk mengkodekan input menjadi data bilangan pada format tertentu.
Rangkaian encoder pada percobaan ini adalah rangkaian untuk menkodekan input
desimal menjadi data bilangan biner. IC yang digunakan pada percobaan encoder
adalah IC 74147. IC 74147 akan membaca keadaan LOW sebagai input dan akan
dikeluarkan dalam bentuk biner. Nilai yang akan dikeluarkan atau diubah menjadi
kode biner adalah input LOW pada bilangan desimal yang tertinggi.
Pada percobaan pertama, ketika input pada rangkaian 1,0,0,0,0,0,0,0,0,0,
akan menghasilkan keluaran dengan format kode biner 1,0,0,1. Hal ini karena IC
membaca keadaan nilai 0 (LOW) pada desimal yang tertinggi pada nilai 9, sehingga
mengeluarkan keluaran dengan format biner 1,0,0,1. Dengan menggunakan
persamaan dibawah ini,
2n + … + c.22 + b.21 + a.20 ………………3.1
dapat menghitung nilai desimal dari kode biner yang dihasilkan. Sehingga
perhitungannya adalah sebagai berikut.
Nilai = 1.23 + 0.22 + 0.21 + 1.20
=8+0+0+1
=9
Nilai 9, merupakan keluaran dari rangkaian yang dimuat dalam bentuk kode biner.
Sama halnya dengan percobaan kedua, ketika input pada rangkaian
0,1,0,0,0,0,0,0,0, akan menghasilkan keluaran dengan format kode biner 1,0,0,1,
yang jika dihitung menggunakan Persamaan 3.1 bernilai 9, hal ini cocok dengan
nilai input LOW pada rangkaian, yaitu pada nilai 9 desimal.
8

Pada percobaan kesembilan, ketika input pada rangkaian 0,0,0,0,0,0,0,0,0,1,


akan menghasilkan keluaran dengan format kode biner 1,0,0,0. Hal ini karena IC
membaca keadaan nilai 0 (LOW) pada desimal yang tertinggi pada nilai 8, sehingga
mengeluarkan keluaran dengan format biner 1,0,0,0, yang jika dihitung memiliki
nilai 8 pada desimal. Dari hasil perhitungan diatas, telah dibuktikan bahwa
percobaan yang dilakukan sesuai dengan teori, dimana encoder akan mengubah
input LOW tertinggi rangkaian menjadi format kode biner.

3.2 Percobaan Rangkaian Decoder


Pada percobaan ini akan dilakukan percobaan dengan menggunakan
rangkaian decoder. Percobaan yang dilakukan berupa simulasi dengan
menggunakan software Proteus yang sudah terinstall pada laptop.
Decoder adalah sebuah alat yang dapat dipakai untuk bias membalik proses
encoding sampai kita bias melihat atau menerima informasi yang aslinya. Decoder
juga dapat diartikan sebagai suatu susunan yang difungsikan untuk menerima
masukan kode biner dan menghidupkan salah satu keluaran mirip dengan susunan
dari kode tersebut [5]. Decoder adalah suatu rangkaian atau piranti yang mendeteksi
kehadiran dari keadaan atau kondisi input yang unik dan menghasilkan suatu
keluaran yang unik untuk kondisi ini. Sebagai contoh yaitu sebuah Decoder BCD
atau Binary Coded Decimal yaitu penerjemah bilangan biner ke bilangan desimal.
Setiap keadaan dari empat input yang telah terdeteksi dan output menghasilkkan
sebuah logika tinggi pada satu jalur dari sepuluh jalur yang bersesuaian dengan
kondisi input. Decoder berfungsi untuk mengurai encoding sehingga informasi asli
dapat diketahui.
Percobaan ini mengunakan rangkaian percobaan seperti pada Gambar 1.2.
percobaan decoder ini menggunakan IC 7447. Pada rangkaian ini, input atau
masukan nilai pada rangkaian menggunakan logicstate yang berfungsi untuk
menentukan nilai masukan yang diinginkan sesuai dengan blanko percobaan. Pada
output rangkaian dihubungkan dengan seven segmen yang digunakan sebagai
indicator output yang dikeluarkan dalam bentuk desimal. Bentuk rangkaian pada
software dapat dilihat pada gambar berikut ini.
9

Gambar 3.2 Rangkaian Simulasi Decoder

Percobaan dilakukan dengan mengubah nila masikan pada logicstate sesuai


dengan yang ada diblanko percobaan, kemudian mengamati output yang
dikeluarkan oleh rangkaian yaitu pada seven segmen. Input yang diberikan berupa
kode biner dan akan dirubah pada keluarannya menjadi format desimal. Setelah
percobaan selesai dilakukan, didapatkan data hasil percobaan decoder yang dimuat
dalam tabel hasil percobaan. Berikut ini merupakan tabel hasil percobaan rangkaian
decoder.

Tabel 3.2 Hasil Percobaan Rangkaian Decoder


INPUT SWITCH OUTPUT
D C B A 7 - SEGMENT
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 2
0 0 1 1 3
0 1 0 0 4
0 1 0 1 5
0 1 1 0 6
0 1 1 1 7
1 0 0 0 8
1 0 0 1 9
1 0 1 0 acak
10

1 1 1 1 mati

Tabel diatas menunjukan hubungan antara input dan output pada rangkaian
decoder. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa, decoder merupakan alat yang
dipakai untuk membalik proses encoding agar dapat melihat nilai aslinya. Dengan
kata lain bahwa decoder merubah nilai dari kode biner menjadi nilai dengan format
desimal. Kode biner yang terdiri dari nilai 1 dan 0 yang dimasukan dengan
menggunakan logicstate dan nilai dengan format desimal yang terdiri dari 0 sampai
9 yang ditampilan menggunakan seven segmen.
Pada percobaan pertama dengan input biner 0,0,0,0, menghasilkan nilai 0
yang ditampilakan pada seven segmen, percobaan ini seperti pada Gambar 3.2.
Kemudian pada percobaan kedua dengan input biner 0,0,0,1, menghasilkan nilai 1
pada output yang merupakan nilai desimal. Kemudian pada percobaan ketiga
dengan input biner 0,0,1,0, menghasilkan nilai 1 pada output yang merupakan nilai
desimal. Dari percobaan 1 sampai 3, dapat dilihat bahwa nilai input yang berupa
kode biner akan diubah menjadi nilai aslinya dalam bentuk desimal. Untuk
mengetahui nilai input adalah sama dengan dengan nilai output dapat menggunakan
Persamaan 3.1 untuk mengubah secara manual kode biner menjadi format desimal.
Sebagai contoh berikut merupakan contoh perhitungannya.
Nilai = 0.23 + 0.22 + 0.21 + 1.20
=0+0+0+1
=1
Perhitungan tersebut membuktikan bahwa percobaan yang dilakukan benar dan
sesuai dengan teori yang ada.
Pada percobaan kesebelas dengan input biner 1,0,1,0, menghasilkan nilai
yang acak pada output-nya, hal ini dikarenakan pada format desimal hanya
memiliki nilai dari 1 sampai 9, sedangkan nilai input yang diberikan jika dihitung
memiliki nilai 10. Oleh karena itu, kejadian ini diakibatkan karena format desimal
tidak memiliki nilai 10 dan menghasilkan hasil output yang acak.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berikut ini merupakan kesimpulan dari praktikum teknik digital modul
rangkaian pengolah data (MSI Logic Circuit).
1. Rangkaian encoder merupakan rangkaian yang berfungsi untuk
mengkodekan input dengan format kode tertentu. Pada percobaan ini encoder
mengkodekan nilai desimal menjadi kode biner.
2. Rangkaian decoder merupakan rangkaian yang berfungsi untuk
menterjemahkan kode input sehingga dapat diketahui nilai aslinya. Pada
percobaan ini decoder merubah kode biner menjadi nilai desimal.
3. Penggunaan decoder dan encoder pada kehidupan sehari – hari adalah untuk
mengkonfersi bentuk sinyal biner menjadi desimal atau sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

[1] A. L. Instrumentasi, Modul Praktikum Teknik DIgital, Cilegon: Jurusan


Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2018.

[2] D. Siswandi, "Pengertian Encoder dan Decoder," 29 April 2013. [Online].


Available: donysiswandi.wordpress.com/2013/04/29/pengertian-encoder-dan-
decoder/amp/.

[3] E. Dasar, "Digital Encoder," Elektronika Dasar, 20 Juni 2012. [Online].


Available: elektronika-dasar.web.id/digital-encoder/.

[4] E. Dasar, "Encoder 10 Line (Desimal) ke BCD 74147," 20 Oktober 2015.


[Online]. Available: elektronika-dasar.web.id/encoder-10-line-desimal-ke-
bcd-74147/.

[5] U. D. Arni, "Pengertian dan Fungsi Rangkaian Multiplexer, Decoder dan


Register," 2018 Mei 24. [Online]. Available:
https://garudacyber.co.id/artikel/693-pengertian-dan-fungsi-rangkaian-
multiplexer-decoder-dan-register.
LAMPIRAN

Gambar Lampiran Rangkaian Encoder (1)

Gambar Lampiran Rangkaian Encoder (2)

Gambar Lampiran Rangkaian Decoder (1)


Gambar Lampiran Rangkaian Decoder (2)
Keadaan Output Acak

Anda mungkin juga menyukai