Anda di halaman 1dari 3

CERVICOGENIK

1. PENGERTIAN

Cervicogenic, atau yang masyarakat umum lebih kenal dengan sebutan migrain. Ada juga yang
menyebabkan bahwa Cervicogenic adalah sakit kepala belakang. Tapi sebenarnya kedua pengertian
tersebut saling berkaitan satu sama lain. Jenis sakit kepala tersebut disebabkan oleh keadaan atau
posisi dari leher. Yang kemudian penderita akan merasakan rasa sakit kepala pada bagian kiri atau
kanan kepala saja (sebagian).

Cervicogenic adlah sakit kepala sekunder yang disebabkan oleh masalah leher. Hal ini diklasifikasikan
menjadi sakit kepala myogenic dan vetebrogenic. Sakit kepala myogenic terjadi ketika otot-otot
leher menjadi tegan. Postur yang buruk, stres atau kelainan pada tulang belakang leher bisa menjadi
faktor penyebab sakit kepala bagian kepala bagian belakang. Sakit kepala vertebrogenic terjadi
ketika sendi tulang belakang pada leher mengalami disfungsional. Sumsung tulang belakang
terhubung ke tengkerak di persimpangan creaniocervical. Kelainan persimspangan craniocervical
juga bisa menyebabkan sakit kepala osksipital dan suboksipital, sakit yang berasal dari dasar
tengkorak. Rasa sakit juga dapat menyebar ke arah bahu dan punggung. Selain itu rasa sakit dapat
berasal dari leher dan menyebabkan ke bagian belakang, samping dan atas kepala

2. PENYEBAB

 Posisi Tidur

Saking enaknya tidur Anda seringkali tidak sadar bahwa posisi leher Anda salah. Ketika
menggunakan bantal saat tidur, kepala Anda menempel pada bantal tetapi Anda tidak sadar
bahwa leher menggantung atau tidak menempel pada bantal. Hal ini bisa mengakibatkan
cervicogenic.

 Cedera

Penyebab yang kedua ini sangatlah harus Anda hindari. Disaat leher belakang Anda cedera
yang disebabkan oleh kecelakaan atau luka, hal tersebut bisa menyebabkan cervicogenic.
Tapi cedera dibagian leher belakang sangatlah dihindari karena leher bagian belakang
berhubungan langsung dengan pusat saraf otak.

 Lelah

Karyawan kantor yang selama delapan jam duduk di depan komputer dapat mengalami
kelelahan, terutama pada bagian leher bagian belakang. Hal itu terjadi akibat terlalu lama
fokus memandang ke depan, sehingga leher tidak bergerak sama sekali. Kejadian seperti itu
bisa membuat leher terasa lelah dan Anda bisa terkena cervicogenic.
Ketiga hal tersebut harusnya bisa Anda hindari setelah membaca artikel ini. Sebab, ketiganya
sering ditemui dalam kegiatan sehari-hari.

3. PROSES PATOLOGI
4. ASSESMENT
5. INTERVENSI FISIOTERAPI

SPONDILOSIS CERVICAL

1. PENGERTIAN

Spondylosis adalah istilah untuk degenerasi tulang belakang, misalnya taji tulang dan
degenerasi piringan antar tulang belakang. Seringkali, istilah spondylosis digunakan untuk
mendeskripsikan osteoarthritis pada tulang belakang.

Spondylosis dapat terjadi pada tulang belakang cervical (leher), thoracic (bagian atas dan
tengah punggung) atau lumbar (bagian bawah punggung). Lumbar spondylosis dan cervical
spondylosis paling umum terjadi.

2. PENYEBAB

Semakin bertambahnya usia, tulang dan ligamen pada tulang belakang melemah,
menyebabkan taji tulang (osteoarthritis). Piringan intervertebrata mengalami degenerasi dan
melemah, menyebabkan hernia dan penonjolan pada piringan. Akibatnya, Anda dapat
mengalami beberapa gejala spondylosis.

Gejala-gejala umum dari spondylosis adalah:


 Kaku atau nyeri pada leher atau punggung. Biasanya, rasa tidak nyaman pada
punggung mereda saat berbaring.
 Kelemahan atau mati rasa pada kaki atau tangan jika kondisi cukup parah untuk
mempengaruhi saraf tulang belakang.
 Nyeri pada bahu.
 Sakit kepala.

Faktor-faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya untuk spondylosis?

Ada banyak faktor risiko untuk spondylosis, yaitu:

 Usia. Gejala seringkali dilaportkan pertama kali di antara usia 20 dan 50 tahub. Lebih
dari 80% orang di atas 40 tahun memiliki bukti spondylosis pada studi X-ray
 Jenis kelamin. Untuk orang di bawah 45 tahun, osteoarthritis lebih umum terjadi pada
pria. Setelah usia 45 tahun, osteoarthritis lebih sering ditemukan pada wanita
 Kelebihan berat badan
 Cedera atau trauma pada sendi
 Predisposisi genetik
 Orang yang memiliki pekerjaan atau berolahraga yang memberikan stres berulang
pada sendi tertentu.

3. PROSES PATOLOGI
4. ASSESMENT
5. INTERVENSI FISIOTERAPI

Anda mungkin juga menyukai