Kti Fiks
Kti Fiks
PENDAHULUAN
Manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing tinggi. Pendidikan akan memberikan
pelayanan optimal apabila didukung oleh suatu institusi terkait. Pelayanan yang dapat
SDM yang berpotensi salah satunya adalah ditentukan oleh pendidikan yang
berkualitas. Pendidikan adalah salah satu industri paling penting dan memainkan
peran penting dalam pembangunan nasional (Dib & Alnazer, 2013). Pendidikan
Pendidikan di tempuh pada tingkat dasar, tingkat menengah dan perguruan tinggi.
Pada era globalisasi saat ini menjadi era persaingan mutu atau kualitas dari suatu
pendidikan, salah satunya pendidikan perguruan tinggi yang dituntut harus memiliki
keterampilan, berkualitas baik dan bermutu yang mampu memberikan kontribusi yang
meningkatkan mutu terpadu menjadi kebutuhan sekaligus tuntutan yang tidak dapat
diabaikan jika Perguruan Tinggi tersebut ingin tetap eksis dan berkembang.
Perguruan Tinggi merupakan salah satu lembaga pendidikan yang dibuat pemerintah
dan pihak swasta sebagai tempat terbaik untuk belajar sehingga dapat menciptakan
mahasiswa yang berkompetensi baik secara intelektual, spiritual, dan sosial, oleh
karena itu perguruan tinggi harus dikelola secara efektif dan efisien untuk mencapai
kepuasan pada para mahasiswa, yakni dengan memberikan produk yang bermutu,
yaitu berupa pelayanan pendidikan yang baik. (Hayati dan Muchlis, 2007).
Secara global, Perguruan Tinggi di Indonesia baik yang berstatus negeri maupun
swasta tidak hanya bersaing dengan perguruan tinggi local, tetapi juga berbagai
terjadi Kompetisi yang semakin ketat antar institusi pendidikan (Perguruan Tinggi)
Sakit Islam yang terletak di Jalan Gurami No 14 Kelurahan Sungai Dama, Kabupaten
Kota Samarinda, Akper yarsi merupakan salah satu perguruan tinggi swasta dalam
berjumlah 256 orang, terdiri dari tujuh kelas/tingkat yaitu pada tingkat I terdapat 1
ruang (A) berjumlah 26 orang , Tingkat II terdapat 3 ruang (A,B,C ) berjumlah 105
orang , dan Tingkat III terdapat 3 ruang ( A,B,C ) berjumlah 125 orang.
dikampus akper yarsi samarinda menunjukan bahwa mahasiswa belum merasa puas
akan pelayanan akademik seperti: kegiatan proses belajar mengajar, sarana prasarana,
lingkungan kampus dan lahan praktik lapangan yang belum optimal dilaksanakan.
Belum optimalnya pelayanan yang diberikan oleh pihak kampus menjadi kelemahan
yang mendasar untuk dapat meningkatkan pelayanan yang bermutu untuk mahasiswa
kelemahan pada sistem lembaga pendidikan, yaitu semua pegawai (dosen dan staf
sebetulnya merupakan “trade mark” dari lembaga tersebut. Suatu penelitian yang
puas dengan banyak layanan inti & fasilitas seperti pengajaran, dukungan
pendidikan yang diberikan, kepuasan mahasiswa sebagai salah satu asset terpenting
yang harus diperhatikan oleh institusi pendidikan. Mutu layanan pendidikan menjadi
skala prioritas yang utama, sebab jika ada mahasiswa yang mengalami kekecewaan
dan tidak puas terhadap sistem pelayanan akan berdampak pada tuntutan dan keluhan-
keluhan yang negative. Kepuasan mahasiswa akan tercapai apabila ada kesesuaian
antara layanan institusi pendidikan yang diberikan kepada mahasiswa yang mencakup
Menteri tahun (2014) nomor 49 pasal 30 menyebutkan bahwa standar sarana dan
Perguruan tinggi salah satunya akper yarsi samarinda harus memiliki strategi untuk
dengan kepuasan mahasiswa, tak terkecuali fasilitas belajar. sarana dan prasarana,
selain itu perguruan tinggi membuat rancangan penilaian kepuasan mahasiswa dan
mengevaluasi setiap per tiga atau enam bulan kepuasan mahasiswa. Penelitian yang
dilakukan oleh Darmawan (2014) Sarana dan prasarana pendidikan adalah salah satu
sumber daya pendidikan yang mempunyai peran penting karena dapat meningkatkan
pengaturan sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik suatu
sebuah institusi dalam menyelenggarakan proses pembelajaran yang baik dan sarana
prasarana memuaskan, yang mana hal ini akan mengundang respon yang positif dari
para mahasiswa sebagai pihak yang dilayani, dan sebaliknya jika pelayanan yang
diberikan tidak memuaskan, maka respon negative akan didapat oleh institusi
tersebut. Dengan manajemen sarana dan prasarana yang baik dapat menciptakan
lembaga/universitas yang bersih, rapi, indah, nyaman, dan dalam kondisi yang
baik.
Dimana dengan dikelolanya sarana dan prasarana pendidikan dengan baik, diharapkan
pembelajaran secara baik dan produktif serta dapat memberikan kepuasan kepada
Samarinda.
Samarinda
yarsi samarinda
1.3.2.3 Untuk mengidentifikasi (Tangibles) berwujud mahasiswa tingkat II akper
yarsi samarinda
samarinda
dan prasarana akademik serta sebagai pengalaman penelitian peneliti pada bidang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan atau bahan
Samarinda.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepuasan
Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa Latin “satis” (artinya cukup baik,
memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan bisa diartikan sebagai
Sarjono, 2007). Kepuasan asal katanya adalah puas yang berarti merasa senang,
lega, dan sebagainya karena sudah merasai secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi
evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikap senang atau tidak
Kesimpulan yang dapat ditarik diatas dari definisi kepuasan adalah sebuah
lebih baik.
faktor yang mempengaruhi kepuasan akan dapat diketahui dengan melihat beberapa hal
lebih baik dan terstandar melalui sebuah layanan. Menurut Ilyas (2011) menyatakan
gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan
b. image (Citra) merupakan suatu cara pandang yang melekat pada pihak-pihak luar
Tolak ukur kepuasan yang mutlak sulit untuk dicari karena setiap individu mahasiswa
untuk melaksanakan penelitian terhadap pelayanan jasa yang diberikan oleh pihak
Menurut Berry dan Parasuraman (dalam Alma, 2005) terdapat lima indikator kepuasan
mahasiswa dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, yang biasa dikenal dengan istilah
relibility). Lima dimensi kualitas layanan RATER bertujuan untuk membentuk sikap
perilaku dari penyedia layanan/jasa supaya dapat memberikan bentuk pelayanan yang
kuat dan mendasar agar mendapat penilaian sesuai kualitas layanan yang diterima oleh
konsumen.
dengan menerapkan konsep lima dimensi kualitas layanan RATER sebagai berikut:
jaminan kepastian layanan kepada mahasiswa yang tidak terlepas dari kemampuan
(Sopiatin, 2010).
dosen dan pelayanan karyawan dalam memberikan pelayanan yang Ideal Yang
mahasiswa.
yaitu:
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan
santun (courtesy).
e) Empati, yang memberikan perhatian tulus dan bersifat individual atau pribadi yangb
Apabila kinerja dibawah harapan, maka mahasiswa akan kecewa. sebaliknya, Bila kinerja
sesuai harapan, maka mahasiswa akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan
mahasiswa akan sangat puas. Harapan mahasiswa akan dipengaruhi oleh pengalaman
kinerja suatu perguruan tinggi , perguruan tinggi harus menciptakan dan mengelola suatu
sistem yang lebih baik untuk memperoleh pelanggan yang lebih banyak dan kemampuan
Fandy Tjiptono mengutip pendapat kotler yang mengungkapan bahwa ada empat
Dalam metode ini dilakukan dengan cara memperkerjakan orang untuk berpura-pura
telah berhenti menjadi pelanggan atau beralih ke tempat pesaing. Mereka dihubungi
Pada umumnya, penelitian ini banyak dilakukan melalui metode survey dengan pos,
Elliot dan Shin (2010) menyebutkan bahwa pada dasarnya kepuasan mahasiswa
(a) Kualitas yang sempurna dalam pengajaran di bidang ilmu yang ditawarkan; (b)
Terjaminnya kelas yang diinginkan oleh mahasiswa; (c) Pembimbing yang dianggap
knowledgeable; (d) Dosen yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang tinggi;
(e) Keseluruhan proses belajar yang berkualitas; (f) Penilaian biaya kuliah sebagai
investasi yang sepadan; (g) Pembimbing yang mudah didekati atau ditemui; (h)
Lingkungan kampus yang aman dan nyaman; (i) Rantai perkuliahan dan prasyarat yang
jelas dan masuk akal dalam bidang ilmu; (j) Laboratorium kesehatan yang memadai;
(k) Perlakuan yang adil dan bebas dari pihak dosen; (l) Akses informasi mudah
2.2 Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun
belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk
perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan
sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau
lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki
dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan
sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip
perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada
masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan,
tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup
institut dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini, subyek yang digunakan
ialah dua mahasiswa yang berusia 23 tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa
aktif.
Seperti halnya transisi dari sekolah dasar menuju sekolah menengah pertama yang
melibatkan perubahan dan kemungkinan stres, begitu pula masa transisi dari
sekolah menengah atas menuju universitas. Dalam banyak hal, terdapat perubahan
yang sama dalam dua transisi itu. Transisi ini melibatkan gerakan menuju satu
struktur sekolah yang lebih besar dan tidak bersifat pribadi, seperti interaksi
dengan kelompok sebaya dari daerah beragam dan peningkatan perhatian pada
menawarkan wawasan dan cara berpikir baru seperti; terhadap mahasiswa lain
yang berbeda dalam soal pandangan dan nilai, terhadap kultur mahasiswa yang
berbeda dengan kultur pada umumnya dan terhadap anggota fakultas yang
terhadap hasrat yang menggebu atau awal dari karir masa depan (Papalia 2008).
Ciri-ciri perkembangan remaja lanjut atau remaja akhir (usia 18 sampai 21 tahun)
sudah lebih tenang. Struktur dan penampilan fisik sudah menetap dan harus
proses melepaskan diri dari ketergantungan secara emosional dari orang yang
lain sehingga lebih stabil dan lebih terkendali. Dia mampu mengungkapkan
pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungan dan
kebebasan emosionalnya.
hubungan sosial baik dengan teman sebaya maupun orang lain yang berbeda
pribadi, tokoh identifikasi sering kali menjadi faktor penting, tanpa tokoh
identifikasi timbul kekaburan akan model yang ingin ditiru dan memberikan
dengan nilai sosial ataupun nilai moral. Nilai pribadi adakalanya harus
mengurus dan menentukan sendiri. Dapat dikatakan masa ini ialah masa
persiapan ke arah
Apabila telah selesai masa remaja ini, masa selanjutnya ialah jenjang
kehidupannya. Ia tidak selalu minta pertolongan orang lain dan jika ada
bantuan orang lain tetap ada pada tanggung jawabnya dalam menyelesaikan
dimana ia berada.
menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan Norma dan susila yang berlaku
belajar.
d) Mendapat bimbingan dari dosen yang bertanggung jawab atas program studi
peraturan yang berlaku pada perguruan tinggi tersebut; (c) Ikut memelihara
sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan pada perguruan
kesenian;
(e) Menjaga kewibawaan dan nama baik perguruan tinggi yang bersangkutan;
manfaat pada waktu dan tempat tertentu, sebagai hasil dan tindakan mewujudkan
kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara
kepentingan masyarakat. Kata jasa (service) memiliki beberapa arti, mulai dari
pelayanan pribadi (personal service) sampai pada jasa sebagai suatu produk.
Pendidikan sebagai produk jasa merupakan sesuatu yang tidak berwujud akan tetapi
tidak menggunakan bantuan produk fisik dimana proses yang terjadi merupakan
interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa yang mempunyai sifat yang
yang memberikan layanan atau menghasilkan jasa bagi publik atau konsumen.
Dilihat dari intensitas hubungan antara pemberi jasa dan yang diberi layanan,
pendidikan terjadi interaksi yang sangat intens antara siswa sebagai pelanggan
insan akademik yang berkualitas. Kualitas diukur berdasarkan segi penguasaan ilmu
dan teknologi, serta sikap dan budi pekerti luhur, aktif, kreatif, dan inovatif.
Tujuan tersebut menjadi sulit dicapai karena terkendala oleh berbagai faktor, baik
faktor mahasiswa maupun faktor dari luar yang berkaitan dengan pelayanan
terhadap layanan yang diberikan. Hal ini dapat disebabkan oleh mahasiswa sendiri
yang tidak tahu dan enggan untuk mengenal lembaga secara utuh sehingga tidak
baik. Hal sebaliknya bisa diakibatkan dari pihak pegawai, dosen, maupun tenaga
mahasiswa dan juga pihak dosen, tenaga administrasi, dan pihak penunjang lainnya.
Pelayanan ini biasa disebut sebagai layanan prima pendidikan. Pelayanan prima
adalah pelayanan yang sangat baik dan atau pelayanan yang terbaik, sesuai dengan
standar yang berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberi pelayanan sehingga
mampu memuaskan pihak yang dilayani (LAN-RI 2004). Menurut Marzuki
daripada apa yang memang diharapkan pada saat mereka membutuhkannya dengan
Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa pelayanan prima adalah suatu
layanan yang diberikan kepada pelanggan yang dilakukan sesuai dengan atau
melebihi standar yang telah ditetapkan, atau layanan terbaik yang disediakan sesuai
dengan kebutuhan dan kemamuan pelanggan. Pada perguruan tinggi yang mayoritas
Bentuk layanan prima terdiri dari layanan lisan, layanan dengan tulisan, dan layanan
Layanan lisan biasanya dilakukan oleh petugas informasi yang secara langsung
bidang tugasnya; 2. Mampu menjelaskan apa yang perlu, dengan lancar, singkat,
Bersikap sopan, dan ramah, meski dalam keadaan sepi tidak mengobrol karena akan
menimbulkan kesan tidak disiplin dan melalaikan tugas; 4. Tidak melayani orang-
adalah layana tulisan. Layanan ini terdiri dari dua golongan yaitu layanan yang
berupa petunjuk informasi yang ditujukan pada mereka yang berkepentingan, dan
Hal ini penting karena pada dasarnya orang yang mengetengahkan suatu masalah
kepada orang atau badan, menginginkan ada tanggapan atas apa yang diutarakan itu
Berdasarkan ketiga jenis layanan tersebut dalam mewujudkan layanan prima yang
paling berpengaruh adalah layanan dalam bentuk perbuatan atau lisan. Faktor
keterampilan dan keahlian petugas sangat menentukan terhadap hasil dan tanggapan
menjadi pokok paling penting setiap pelanggan disertai dengan kualitas hasil yang
memadai. Secara lebih lanjut konsep layanan prima diwujudkan dalam bentuk 6A
prima.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Kerangka konsep penelitian ini dibuat untuk variabel yang akan diteliti, adapun kerangka
Puas
a) Responsieveness
Kepuasan b) Assurance
mahasiswa c) Tangibles
d) Empathy
e) Realibility Tidak Puas
Keterangan:
= Diteliti
BAB IV
METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang dilakukan terdiri dari: jenis penelitian,
waktu penelitian, tempat penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, teknik sampling,
variable penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik analisa data, dan etik
penelitian.
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
data variable independen dan dependen serta variable moderator hanya satu kali satu saat
Penelitian dilakukan pada bulan April 2018 sampai dengan Juli 2018.
Menurut Sutja (2014) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
keterangan mengenai penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi
sebagai suatu cerminan dari populasi yang diteliti. Sampel pada penelitian ini adalah
mahasiswa tingkat II Akper Yarsi Samarinda yang memenuhi kriteria: 1. Kriteria inklusi:
(a) mahasiswa yang sedang aktif kuliah; (b) 2. Kriteria eksklusi: (a)
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Menurut Sugiyono
(2014) Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama
dengan populasi, jumlah populasi yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian semuanya.
merupakan operasionalisasi dari suatu konsep dapat diamati ( Saryono, 2013). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambaran kepuasan mahasiswa tingkat II
ukur ukur
Kepuasan Penilaian atau suatu a) Responsivenes Mengg Dibagi 2 Ordi
kebutuhan mahasiswa 1:
berdasarkan Puas>
keinginan mean/m
edian
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian ini,
moment. Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas adalah apabila nilai r
hitung ≥ nilai r table (0,361) maka item-item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan
valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung ≤ nilai r table (0,361) maka item-item
pertanyaan dalam kuesioner dikatakan tidak valid. Item-item pertanyaan yang tidak
Realibilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah
dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Uji
computer untuk mengetahui apakah kuesioner dalam penelitian ini reliabel atau
tidak. Dasar pengambilan keputusan dalam uji realibilitas ini adalah apabila nilai
4.10.1 Editing
4.10.2 Coding
usaha untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberi tanda di angka 1–4
pada setiap pernyataan positif (Sangat Tidak Setuju 1, Tidak Setuju 2, Setuju 3,
Sangat Setuju 4), sedangkan pernyataan negaitf (Sangat Tidak Setuju 4, Tidak
Setuju 3, Setuju 2, Sangat Setuju 1) pada masing-masing kategori jawaban dari
4.10.3 Processing
Peneliti memproses data dengan cara mengentry data dari kuesioner kepuasan
mahasiswa (pre test dan post test) dengan menggunakan perangkat komputer.
4.10.4 Cleaning
dientry peneliti ke dalam komputer. Hasil yang didapatkan dari tahap ini adalah
meliputi tujuan, resiko dan manfaat penelitian, serta menyampaikan permohonan untuk
kerahasiaan identitas dan data yang diperoleh dengan tidak mencantumkan nama tetapi
hanya mencantukan nomer kode pada kuesioner yang hanya disi oleh peneliti,
responden juga diberitahu bahwa keikutsertaanya dalam penelitian ini tidak akan
penelitian (informed consent) untuk menjadi responden, tetapi jika mahasiswa menolak
berlangsung, peneliti memberikan hak-hak responden yang sama berupa hak untuk
nama, alamat dan no hp peneliti yang bisa dihubungin oleh responden apabila ada
sesuatu hal yang ini ditanyakan atau diklasifikasi oleh responden yang berhubungan
4.9.1.3 Justice
berikut :
a. Maksud, tujuan, manfaat, resiko dan metode penelitian
mengundukan diri