Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TANAMAN

ACARA 6
PERAN CAHAYA PADA FOTOSINTESIS DAN SINTETIS KLOROFIL

Disusun Oleh :
Nama Praktikan : Jefri rawibowo
NPM : E1J015002
Shift : Selasa, Jam 14.00 – 16.00
Kelompok : 4 ( Empat )
Dosen Pembimbing : Ir. Usman Kris Joko Suharjo,M.Sc.,Ph.D
Co-Ass : Rianosa

LABORATORIUM AGRONOMI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan
organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya
tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat mensintesis sendiri
senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon
yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi
karbon adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi
zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan
oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya
dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas.
Kalau fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana
energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia, maka proses
respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disimilasi) dimana energi
yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses–proses kehidupan.
Maka dari itu, pada acara praktikum kali ini kami akan membahas tentang
pengaruh cahaya terhadap laju fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan hijau.

b. Tinjauan Pustaka
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah kemmpuannya
untuk menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta di
asimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup
cahaya dan oleh karena itu maka asimilasi zat karbon disebut fotosintesis (Hubu, 1989).
Jadi fotosintesis adalah suatu proses dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh
klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan sinar. Fotosintesis
berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi
fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa
organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada
tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap
energi cahaya matahari (Ayamsuri, 2000).
Fotosintesis adalah proses pembentukan zat makanan (glukosa) pada tumbuhan
yang menggunakan zat hara, air dan karbondioksida dengan bantuan sinar matahari.
Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan. Selain menghasilkan zat makanan pada
tumbuhan, proses ini juga menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bagi pernafasan
manusia. Semua tumbuhan mampu berfotosintesis karena memiliki seperangkat pigmen
fotosintesis yang dibutuhkan. Salah satu jenis pigmen sangat penting pada perangkat
fotosintesis adalah klorofil. Pigmen klorofil sebenarnya terdiri atas beberapa molekul
pigmen, yaitu klorofil a dan klorofil b serta karotenoid. Dalam kenyataan yang dapat kita
lihat, terdapat perbedaan intensitas warna daun baik pada antar jenis tumbuhan maupun
umur daun. Pada jenis-jenis tumbuhan tertentu bahkan memiliki daun beraneka warna
(Lovelles, 1997).
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwarna hijau dan memiliki kloroplas yang berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. . Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa yang dibentuk di dalam
stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam
fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem. Fotosistem adalah unit dari tumbuhan yang
menangkap energi matahari (klorofil) (Fitter, 1991).
Fotosintesis sendiri berlangsung dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
intensitas cahaya (laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya), konsentrasi karbon
dioksida (semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis), suhu (enzim-enzim yang
bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya
laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim), kadar air (kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup,
menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis), kadar
fotosintat (hasil fotosintesis) (jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju
fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju
fotosintesis akan berkurang), dan tahap pertumbuhan (Lakitan, 1996).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat
anorganik (CO2 dan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini
energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang
selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan
reaksinya dapat dituliskan : Klorofil 6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi. Sinar
matahari tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO2 yang dilepaskan
dan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi
merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis juga terjadi proses metabolisme lain yang disebut respirasi. Respirasi
merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa
anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan
berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen
dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana
oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti
alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi (Lovelles, 1997).
Jika intensitas cahaya atau konsentrasi CO2 menjadi faktor pembatas fotosintesis
maka suhu tidak akan mempengaruhi fotosintesis atau sangat sedikit sekali mempengaruhi
karena reaksi fotokimia tidak peka terhadap suhu (Q10= 0,1 ) dan difusi mempunyai
Q10=1,5. Laju fotosintesis bersifat bersifat tanggap terhadap suhu jika cayaha bukan
merupakan faktor pembatas. Pada reaksi selanjutnya yaitu reaksi enzimatik kenaikan suhu
akan mempengaruhi laju dan keseluruhan proses fotosintesis. Selain faktor-faktor luar
seperti suhu, intensitas cahaya dan CO2 yang mempengaruhi fotosintesis, faktor dalam
yang juga penting mempengaruhi faktor ini adalah konsentrasi klorofil, defisit air dan
konsentrasi enzim (Dwidjoseputro, 1986).
Selain faktor luar, (CO2, intensitas cahaya dan suhu) yang mempengaruhi laju
fotosintesis, faktor dalam yang juga penting dalam mengontrol proses ini adalah
konsentrasi klorofil, defisit air dan konsentrasi enzim. Konsentrasi klorofil pada tingkat
yang cukup rendah dapat membatasi laju fotosintesis (Dwidjoseputro, 1983).
Perbedaan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang digunakan
biasa dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan disingkat RQ. Nilai
RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempurna atau tidaknya
proses respirasi tersebut dengan kondisi lainnya (Simbolon, 1989).

c. Tujuan Percobaan
Mengetahui simpanan amylum/pati di dalam daun
BAHAN DAN METODE

a. Alat dan Bahan Praktikum


 Alat : kertas timah, penjepit, waterbath, dan petridish
 Bahan : tanaman dengan daun segar, alcohol 95% dan larutan JKJ.

b. Metode Praktikum
o Menutup sebagian bagian daun tanamana yang masih segar menggunakan kertas timah
dan dijepit agar tidak berpindah-pindah seminggu sebelum praktikum dilaksanakan
o Memanen daun yang telah ditutup sebelumnya saat hari praktikum berlangsung
o Memotong helaian daun dengan menyisakan bagian daun yang tertutup kertas timah
o Melepaskan kertas timah dari daun dan merebusnya didalam alkohol yang dipanaskan
dalam waterbath selama 20 menit
o Mengambil daun tadi dengan menggunakan penjepit dan mencucinya dengan
menggunakan air yang talah dipanaskan terlebih dahulu.
o Meletakan bagian daun tadi diatas petridish lalu meneteskan sedikit demi sedikit
larutan JKJ dan menunggu selama beberapa menit
o Mencatat hal apa yang terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil
Laporan perubahan warna pada potongan masing-masing potongan daun
Perlakuan JKJ Keterangan
Daun terbuka + Ada amilum
Daun tertutup - Tidak terdapat amilum

b. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan pada acara fotosintesis, pada daun yang
terbuka didapati pada daun tersebut ada perubahan warna warna hijau daun berkurang
akibat proses perebusan dan dapat dikatakan bahwa daun tersebut memiliki amilum.
Sedangkan pada perlakuan daun yang ditutup oleh kertas timah didapatkan bahwa daun
berubah warnanya menjadi gelap atau halk ini dapat dinyatakan bahwa pada daun tidak
terdapat adanya amilum. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa diketahui adanya
beberapa daun yang memiliki amilum ada juga daun yang amilumnya tidak terlihat, baik
pada daun tumbuhan dikotil maupun tumbuhan monokotil, pada daun yang tidak nampak
bagian amilumnya mungkin dikarenakan daun tidak menerima sinar matahari secara
langsung, sehingga tidak terjadi proses fotosintesis yang mengubah air dan karbon dioksida
menjadi karbohidrat.
Pada perlakuan kedua juga terjadi seperti pada perlakuan pertama, daun yang terbuka tidak
ada perubahan warna sedangkan pada daun yang ditutup terjadi perubahan warna. Pada daun
tertutup proses fotosintesis tidak terjadi karena tidak terkena sinar matahari , terjadi suatu
fotosintesis perlu adanya bantuan dari cahaya matahari, jadi cahaya matahari sangat berpengaru
dalam proses fotosintesis.
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil percobaan dan pengamatan dapat di ambil kesimpulan
bahwa seharusnya menurut data teori bahwa cahaya, CO2, dan klorofil sangat diperlukan
dalam proses fotosintesis tumbuhan. Bila daun di tutupi alumunium foil maka daun yang
tertutupi tersebut tidak dapat melangsungkan proses fotosintesis. Daun yang terbungkus
tersebut menjadi tempat penumpokan amylum dikarenakan adanya bagian yang tidak
terkena matahari, akibatnya tidak dapat melangsungkan proses fotosintesis.sedangkan
pada hasil prektikum, menyatakan lain. Karena daun tidak menunjukan perubahan warna
yang menunjukan adanya penumpukan amylum disana, yang diasumsikan bahwa faktor
penyebabnya adalah seringnya juhan turun.

b. Saran
Dalam praktikum ini sebaiknya harus lebih teliti dan lebih memperhatikan pada
saat melakukan percobaan dan pengamatan, agar tidak terjadi kekeliruan dalam
pembuatan laporan
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Tuliskan reaksi fotosintesis secara lengkap. Apa yang dihasilkan oleh fotosintesis?
Jawab: 6 H2O + 6 CO2  C6H12O6 + 6 O2 + energi. Yang dihasilkan oleh proses
fotosintesis adalah energi dalam bentuk ATP, ADP, dan NADPH dan juga pati
atau amylum sebagai simpanan energi yang dihasilkan dari proses fotosintesis
itu sendiri.

2. Uraikan bagaimana transport hasil fotosintesis didalam tanaman


Jawab: Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh
bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis). Jaringan floem mengangkut gula
sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ tumbuhan yang berwarna hijau,
terutama daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan. loem memiliki sel-sel
yang bernama sel tapis (sieve tube sel), dan transportasi gula sukrosa dan asam
amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga transport aktif dari sel ke sel dalam
floem. pengangkutan pada pembuluh floem dapat berlangsung kesegala arah,
yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil fotosintesis) ke organ lain
tumbuhan yang memerlukannya.

3. Uraikan proses terjadi pati didalam tanaman


Jawab: Amilum terbentuk dari hasil fotosintesis. Pertama-tama melalui reaksi antara
sukrosa dengan air sehingga terbentuk fruktosa. Fruktosa yang dihasilkan dari
hidrolisis sukrosa tadi akan mengalami interkonversi menjadi Glukosa-1P.
Selanjutnya glukosa-1P akan mengalami dua jalur reaki yang berbeda. Jalur
pertama yaitu Glukosa-1P bereaksi dengan ATP atau UTP menghasilkan
Glukosa-ADP atau Glukosa-UDP. Jalur ke dua yaitu glukosa-1P akan bereaksi
dengan enzim fosforilase dan berunah menjadi amilum. Glukosa-ADP atau
Glukosa-UDP yang dihasilkan bereaksi dengan enzim amilum sintetase dan
berubah menjadi amilum.
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia: Jakarta.

. 1986. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Fitter. A dan M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM: Yogyakarta.

Lakitan B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja Grafindo


Persada: Jakarta.

Lovelles. A. R. 1997. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik. Gramedia:


Jakarta.

Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga: Jakarta.

Syamsuri, I. 2000. Biologi. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai