1. PENDAHULUAN
Suatu upaya untuk mewujudkan pelestarian alam dan lingkungan adalah dengan
melakukan kegiatan pengembangan sumber daya air.
1.1 Umum
a. Sumber air
Air hujan yang dapat digunakan langsung sangat sedikit, sisanya lewat begitu saja
ke laut. Hal ini perlu modifikasi agar air hujan dapat digunakan pada tempat dan
waktu yang berbeda dengan turunnya hujan.
Secara alami sebenarnya hal ini sudah terjadi yakni bahwa air yang jatuh ke
permukaan bumi akan meresap ke dalam tanah diserap oleh humus dan saat musim
kemarau air ini keluar sebagai mata air.
1.2 Definisi
Secara umum pengembangan sumber daya air meliputi berbagai komponen antara
lain :
a. Pengendalian banjir
b. Irigasi
c. Listrik tenaga air
d. Navigasi
e. Air baku domestik dan industri
f. Konservasi lahan dan pengendalian erosi
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 3
g. Rekreasi dan pariwisata
h. Perikanan dan satwa liar
i. Pengendalian pencemaran
j. Pengendalian gulma dan serangga
k. Drainase
l. Pengendalian sesdimen
m. Pengendalian salinitas
n. Pengendalian kekeringan
o. Pengembangan air tanah
Pengendalian Banjir
Pengembangan
Pengembangan Teknis
Wilayah Sungai untuk
berbagai keperluan
Pengembangan
jaringan irigasi,
dll
Pada masa kini tahapan kegiatan proyek pengairan dikenal dengan nama SIDLAKOM,
yaitu Survei, Investigasi, Desain, Land Acquisition (pembebasan lahan), Konstruksi,
Operasi dan Maintenance (pemeliharaan).
Pada perkembangan selanjutnya tahapan itu diusulkan menjadi SIDELAKOM, yaitu
adanya penambahan tahapan E (public Education) atau pendidikan masyarakat.
STUDI
AWAL
STUDI
IDENTIFIKASI
PENDIDIKAN MASYARAKAT PERENCANAAN
PENDAHULUAN
STUDI
PENGENALAN
RENCANA
INDUK
STUDI
KELAYAKAN
PERENCANAAN
DETAIL
KONSTRUKSI
OPERSAI DAN
PEMELIHARAAN
Buju Ajar - PSDA – Tahadjuddin ST.,Sp.1 6
Gambar 2 Skema tahapan pelaksanaan proyek
Pengembangan sumber daya air merupakan suatu masalah yang sangat luas dan
kompleks. Untuk itu digunakan suatu pendekatan analisis sistem.
ANALISIS
KONDISI
KEGIATAN
AWAL
IDENTIFIKASI PHASE ANALISA
TUJUAN
- RENCANA
DAN PENGGABUNGAN
- TUJUAN
KRITERIA MODEL
- KRITERIA
ANALISA
PRIORITAS
ANALISA HASIL
DAMPAK
ANALISA
SKENARIO
Secara keseluruhan jumlah air di bumi ini relatif tetap dari masa ke masa. Air di
bumi mengalami siklus melalui suatu rangkaian peristiwa yang berlangsung terus
menerus. Serangkaian peristiwa ini dinamakan siklus hidrologi (hydrologic cycle).
Perhatikan gambar di bawah ini.
Presipitasi yang jatuh di permukaan bumi menyebar ke berbagai arah dengan beberapa
cara. Sebagian akan tertahan sementara di permukaan bumi sebagai es atau salju, atau
genangan air yang dikenal dengan simpanan depresi. Sebagian air hujan atau lelehan
salju akan mengalir ke saluran atau sungai. Hal ini disebut aliran/ limpasan permukaan.
Jika permukaan tanah porous, maka sebagian air akan meresap ke dalam tanah melalui
peristiwa infiltrasi. Sebagian lagi akan kembali ke atmosfer melalui penguapan dan
transpirasi oleh tanaman (evapotranspirasi).
Air yang mengalir dalam saluran atau sungai dapat berasal dari aliran permukaan atau
dari air tanah yang merembes di dasar sungai di sebut aliran dasar sungai. Kontribusi air
tanah pada aliran sungai disebut aliran dasar (base flow), sementara total aliran disebut
debit (runoff). Air yang tersimpan di waduk, danau, dan sungai disebut air permukaan
(surface water).
Sebagian meresap ke dalam tanah saat pori tanah masih kosong (infiltrasi)
Sebagian meresap terus hingga jenuh/ air sampai di Muka Air Tanah dan MAT
menaik
Sebagian mengalir melalui pori horisontal menuju ke yang lebih rendah saat pori
jenuh (perkolasi)
Air yang menguap, air yang tertahan di pohon dan lain-lain atau air yang tidak ikut
masuk ke sungai yang berasal dari hujan disebut air hilang seperti evaporasi, intersepsi,
transpirasi, dan infiltrasi.
Menghitung banyaknya air yang masuk sungai menjadi banjir yang berasal dari air
hujan.
Banjir di dalam sungai terjadi dari hujan, besarnya banjir bergantung pada :
1. Derasnya hujan
2. Lama hujan
4. Kehilangan air
3. DAS luas
5. Hujan merata di seluruh DAS dengan intensitas hujan maksimum dan merata
(distribusi hujan merata)
Sumber air yang berpotensi besar untuk dimanfaatkan adalah sumber air permukaan
dalam bentuk air di sungai, saluran, danau, dan tampungan lainnya. Penggunaan air
tanah yang kenyataannya sangat membantu pemenuhan kebutuhan air baku maupun
irigasi pada daerah yang sulit mendapatkan air permukaan harus dijaga agar
pengambilannya tetap berada di bawah debit aman.
- daerah datar;
n
1 R1 + R 2 + R3 + .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .+ RN
∑ Ri
n i=1 R=
RH = atau N
Keterangan :
N = jumlah stasiun.
RH = rata-rata hujan.
Koordinat/lokasi stasiun diplot pada peta, kemudian hubungkan tiap titik yang
berdekatan dengan sebuah garis lurus sehingga membentuk segitiga. Garis-garis
bagi tegak lurus dari garis-garis penghubung ini membentuk poligon di sekitar
masing-masing stasiun. Sisi-sisi setiap poligon merupakan batas luas efektif
yang diasumsikan untuk stasiun tersebut. Luas masing-masing poligon
ditentukan dengan planimetri atau cara lain.
Keterangan :
RH = rata-rata hujan.
R3
A3
R1 A1
A2
R2
Cara Isohyet
Cara ini merupakan cara rasional yang terbaik dalam merata-ratakan hujan pada
suatu daerah, jika garis-garis digambar dengan akurat. Cara ini dapat dipakai
bila stasiun curah hujan cukup banyak dan tersebar merata pada daerah aliran
sungai.
n
∑ Ri . Ai
i=1
RH= n
A1 R1 + A 2 R2 + A 3 R4 +. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .. .. . .+ A N R N
∑ Ai R=
A 1 + A2 + A 3 +. . .. .. . .. .. . .. .. . .. .+ A N
i=1 atau
Keterangan :
RH = rata-rata hujan.
Cara ini akan menjadi lebih sulit jika titik-titik pengamatan hujan itu banyak dan
variasi curah hujan yang cukup besar pada daerah tersebut. Hal ini disebabkan
kemungkinan individual error si penggambar isohyet akan bertambah besar.
e. Perhitungan Debit.
Untuk memperhitungkan debit atau volume air per bulan pada DPS tersebut
dapat dipergunakan pendekatan dengan rumus Rasional yang sederhana.
Sedangkan untuk lebih teliti dapat menggunakan model matematik yang lebih
akurat. Cara perhitungan dengan menggunakan rumus rasional adalah sebagai
berikut :
Q=C ∙ I ∙ A
Dalam hal ini :
Q = Debit (m3/dtk)
Diketahui data curah hujan bulanan rata-rata selama pengamatan n tahun. Luas
DPS = 200 Km2 dan Koefisien pengaliran rata-rata 0,7. Hitung Debit yang
tersedia di Sungai tersebut !
Debit Andalan = debit yang dapat diandalkan untuk realibilitas tertentu. Untuk
Irigasi biasanya digunakan 80%, artinya kemungkinan 80% debit yang terjadi
adalah lebih besar atau sama dengan debit tersebut.
Untuk itu data perlu diranking/ diurut dari nilai kecil ke besar dengan urutan m.
Tabel Curah Hujan 80% atau R80 (Debit Andalan untuk Irigasi)
R 80
Q=C ∙ ∙A
Jumlah hari sebulan x 24 jam x 60 mnt x 60 dtk
a. Irigasi 350 Ha
a. Air Minum/ RT
Kebutuhan air minum ideal sebanyak 150 – 250 liter/orang/hari. Kebutuhan ini
diprioritaskan untuk hotel, rumah sakit. Tetapi karena prasarana/ fasilitas belum
memadai maka pemenuhan kebutuhan air minum dibuatkan penahapan sebagai berikut :
Negara-negara maju seperti Amerika dan Eropa telah memenuhi kebutuhan yang cukup
berlimpah ( 150 -250 liter/orang/hari), akan tetapi untuk negara-negara berkembang
seperti Indonesia masih jauh dari kebutuhan ideal.
Sifat Kebutuhan
Kebutuhan air rumah tangga relatif tidak berubah dalam musim penghujan maupun
kemarau.
Misal :
80
tetap
J F M A M J J A S O N D
b. Air Irigasi
Sifat kebutuhan
Kebutuhan air untuk irigasi tidak tetap. Pada musim hujan kebutuhan air irigasi
berkurang, sedangkan dimusim kemarau membutuhkan air cukup banyak.
Misal :
Artinya sifat kebutuhan air irigasi tidak tetap sepanjang tahun, musim kemarau lebih
besar.
103
Kebutuhan m3/hari
kebutuhan puncak
311
tidak tetap
J F M A M J J A S O N D
Sifat kebutuhan
Kebutuhan energi tidak terpengaruh oleh musim sehingga kebutuhan air relatif tetap.
Misal :
Sebenarnya air untuk pembangkit listrik hanya meminjam saja sehingga massa air tetap
tetapi energinya mengecil.
Air dari Waduk Saguling masih dipakai di Cirata dan masih dipakai di Jatiluhur. Karena
dipakai untuk irigasi, debit air menjadi mengecil.
103
Kebutuhan m3/hari
2590
tetap
J F M A M J J A S O N D
Kebutuhan air untuk hewan, satwa, tumbuh-tumbuhan, dan lingkungan meningkat pada
musim kemarau, sedangkan pada musim penghujan - karena air permukaan bisa
dida[pat di banyak tempat ; sawah, saluran-saluran dll,- maka kebutuhan air hewan,
satwa, lingkungan dan lain-lain berkurang.
kebutuhan puncak
Kebutuhan m3/hari
tidak tetap
J F M A M J J A S O N D
Dalam membuat perencaaan kebutuhan air dalam memenuhi keempat golongan tadi
harus dijumlahkan dalam 1 tahun. Sifat dan besar kebutuhan air dapat diperkirakan
seperti pada grafik kebutuhan berikut.
Kebutuhan Air kumulatif
Air irigasi
J F M A M J J A S O N D
Bulan
Jika kebutuhan air setiap bulannya diketahui maka kebutuhan kumulatif tahunan dapat
diproyeksikan sebagai berikut :
Misal :
Rata-rata kebutuhan bulanan (air minum + air irigasi + listrik + dll) = 5 x 10 6 m3/bln
atau = 60 x 106 m3/thn.
Kebutuhan Air 106 m3
60
50
40
30
20
10 60 x 106 m3
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
NERACA AIR
Setelah dilakukan perhitungan dan diketahui jumlah air tersedia dan air yang
dibutuhkan, selanjutnya dianalisa jumlah perimbangan air tersebut melalui analisa
neraca air.
Kebutuhan Air
J F M A M J J A S O N D
Bulan
Air tersedia
surplus surplus
Kekurangan = storage
J F M A M J J A S O N D
Bulan
Karena kebutuhan air mempunyai sifat berbalikan dengan air yang tersedia maka perlu
pengaturan. Bentuk pengaturan penggunaan air suatu bangunan air yang dapat
menampung air lebih pada saat air tersedia berlebihan dan mengalirkan kembali saat
kebutuhan membesar.
Bangunan air tersebut adalah DAM/ Bendungan atau Waduk atau Reservoir.
Q, to
Q, t1
S+S
Q Q
Reservoir
1. VOLUME RESERVOIR
Volume reservoir bergantung pada kebutuhan air tahunan dan air yang tersedia.
Misal :
Kebutuhan Air :
220
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Yaitu membuat kurva bulanan selisih antara kebutuhan air (demand) dengan air
tersedia (flow) minimum dibuat 5 tahun atau 5 x 12 bulan berturutan.
(Flow-demand)
V1 V2 V3 V4 V5
1 2 3 4 5
Dari grafik tersebut dapat ditentukan Volume Reservoir yakni beda antara
puncak dan lembah yang berurutan yang terbesar.
Jika dibuat 5 tahun, makan pada grafik terdapat alternatif volume V1, V2, V3, V4,
dan V5. (Volume reservoir = volume terbesar).
Diambil 5 tahun agar dalam 5 tahun tersebut terdapat tahun kering (hujan
minimum/ rendah).
Volume reservoir terbesar jatuh pada peralihan dari tahun basah ke tahun kering.
Misal : tahun kemarin hujan besar (diatas normal), tahun sekarang hujan di
bawah normal dilihat dari gambar flow-demand.
2. Kurva Masa
m=V
Cara ini adalah membuat kurva kumulatif massa air atau volume air terhadap
waktu (bulanan) minimum 5 tahun (5 x 12 bulan berurutan).
Jan 1 jml 1 1 . . .
Peb 2 jml 2 2 . . .
Mar 3 jml 3 3 . . .
Apr 4 4 . . .
Mei 5 5 .
Jun 6 . .
Jul 7 . .
Agu 8 . 8
Sep 9 . 9
Okt 10 . . 10
Nop 11 . . 11
Des 12 . . 12
X
(kumulatif)
V3
1 2 3 4 5
Tahun
Volume reservoir adalah selisih antara kurva kebutuhan dengan kurva kumulatif
volume air. Dari grafik terdapat alternatif volume V1, V2, V3, V4, dan V5.
(Volume reservoir = volume terbesar).
Contoh :
Volume reservoir yang dibutuhkan dari air yang tersedia dan kebutuhan
Untuk membuat grafik karakteristik phisik calon reservoir, diperlukan peta topografi
(skala 1 : 5000 atau 1 : 10.000)
Pendekatan empiris adalah berdasarkan pada konsep perhitungan kurva masa dari air
yang tersedia yang akan dikumpulkan dalam waduk. Teori ini digunakan dalam
perencanaan yang telah diperkenalkan oleh Rippl (1883). Kurva masa adalah waktu
integral dari inflow (masukan air) yang berbentuk volume dalam kurun waktu tertentu.
Debit masukan adalah debit yang tersedia di sungai dimana akan dibangun waduk.
Waduk yang berada di sungai berlembah mempunyai daya tampung air tersendiri yang
tergantung dari kondisi topografi daerah waduk tersebut .
Tampungan waduk berada di alam, biasanya ada dalam badan sungainya sendiri dan
mempunyai kom yang cukup besar volumenya bahkan areal genangannya juga bisa
besar, termasuk ketinggian yang tersedia di alam yang bisa dimanfaatkan untuk
tampungan air bisa cukup tinggi.
Makin besar areal genangan dan makin tinggi genangan yang bisa dimanfaatkan maka
makin besar kapasitas daya tampung waduk tersebut. Hubungan antara ketinggian, luas
genangan dan volume tampungan bisa didapat dari topografi hasil pengukuran lapangan
di daerah kom waduk tersebut.
Volume tampungan dihitung berdasarkan luas genangan rata-rata dikalikan beda tinggi
antara kedua level atau persamaan volume tampungan ialah :
L g( n) + Lg( n−1 )
V n= ( El g ( n)− El g( n−1 ) )
2
dimana:
Lg( n )
= Luas genangan pada level ke n
Lg( n−1)
= Luas genangan pada level ke n-1
El g( n−1 )
= elevasi pada level ke n-1
El g( n)
= elevasi pada level ke n
n
∑ Vn
Luas komulatif volume waduk adalah: n=1
1
V = ×K ×( L1 + L2 + √ L1 ×L2 )
3
dimana :
V = Volume Tampungan
K = Beda Kontur
Dari perhitungan volume tampungan dan luas genangan kemudian dibuatkan grafik
lengkung kapasitas seperti gambar berikut.
Luas genangan waduk dalam level tertentu diambil dari data topografi hasil pengukuran
lapangan daerah waduk, termasuk penentuan elevasi setiap level perhitungan volume
kapasitas waduk.
CP.0
X = + 100.000,000
Y = + 100.000,000
Z = + 694,075
LAPANG BOLA
KANTOR DESA
PAKUTANDANG
PERUM BARUJATI
SDN
SMA 1 CIPARAY
KP. KADALEMAN
KP. KADALEMAN
KP. KADALEMAN
KP. BUNTRAK
Luas terendam (ditandai arsiran) diukur dengan alat ukur luas (planimeter),
KE PA CET
Setiap aliran sungai akan membawa sedimen berupa sedimen apung (suspended load)
dan sedimen dasar (bed load). Berat jenis sedimen sekitar 2.65 sehingga akan terjadi
pengendapan sedangkan suspended load dengan butiran sangat kecil menimnulkan
aliran yang bersifat turbulen, sehingga endapan suspended load ini akan terbawa aliran/
melayang-layang (suspended) kembali.
Jika aliran sampai di reservoir, kecepatan akan menurun secara drastis sehingga
sedimen akan mengendap yang didahului oleh sedimen berukuran besar yang
mengendap di mulut reservoir. Sedangkan sedimen ukuran halus akan mengendap
kemudian, di akhir reservoir atau dekat dam.
Sedimen sangat halus akan melayang-layang lebih lama, bahkan tidak mengalami
pengendapan atau terbawa air melalui pelimpah dam (spillway) atau melalui turbin.
Untuk sungai yang buangannya membawa sedimen akan terbentuk banyak delta di
dalam reservoir dan akan menurunkan kapasitas reservoir.
Sedimen apungan dapat diukur dengan pengambilan sample air. Sample air dikeringkan
sehingga yang tersisa tinggal sedimen apungan yang dinyatakan dengan ‘ppm’ (part per
million atau bagian persejuta), yaitu perbandingan antara berat kering sedimen dengan
air yang mengandung sedimen, kemudian dikalikan 106.
Misal : Sample air 1 liter mempunyai berat 1000,5 gram. Selanjutnya sedimen disaring
dan dipanaskan dalam oven dan ditimbang, misalnya didapat 0,5 gram. Jadi berat
sedimen adalah 0,5 gram, sedangkan berat air = 1000,5-0,5 = 1000 gram.
tali
Arah arus
- Kedalaman
- Nama sungai
- Lokasi pengambilan
- Tanggal dan jam
Suspended load
Partikel kecil
Bed load
Partikel besar (pasir, silt)
Alat ukur sedimen dasar (bed load) belum didapat cara yang akurat sehingga estimasi
besar sedimen load didasarkan atas prosentase terhadap sedimen apung (suspended
load).
100
10
Q debit m3/detik
1 n = ?, k = ?
log.Qs log k = garis potong grafik thd sb. Qs
log.Q
0.1 n
Q s=k ∙Q
Qs=k.Qn
log Qs=log k +n log Q
0.01
∆ log Qs
k tan n=
∆ log Q
0.001
0.001 0.01 0.1 1 10 100
Qs ton/hari
100000
10000
Qs ton/hari
1000
100 n = ?, k = ?
Qs=k.Qn dengan menggunakan aplikasi excel
10 akan didapat nilai tsb. dalam bentuk
persamaan
1
1 10 100 1000 10000 100000
Q ft3/sec
Salah satu upaya untuk menghambat laju pengendapan sedimen maka dibuatlah
sediment trap yaitu bangunan penangkap sedimen sebelum ke reservoir.
Reservoir
Sediment trap
Sedimen yang terbawa oleh aliran sungai akan sampai pada reservoir dan akhirnya
terendapkan karena kecepatan air di reservoir menjadi nol (berhenti). Endapan kasar
(kerikil dan pasir) akan terendapkan di hulu (tempat masuk) dan endapan halus akan
terendapkan di depan DAM.
DAM
Arus naik
Endapan kasar
Endapan halus
Karena adanya arus naik dalam reservoir akibat perbedaan suhu, kadang endapan pasir
dapat terbawa di depan bendungan/ DAM.
Endapan yang terjadi dari tahun ke tahun akan menumpuk di dalam reservoir dan akan
mengakibatkan berkurangnya kapasitas simpanan reservoir. Jika endapan berlangsung
terus hingga kapasitas tinggal 20% dari kapasitas awal, maka reservoir sudah tidak lagi
berfungsi atau umur guna reservoir telah tercapai.
Sedimen yang terendapkan di dalam reservoir bergantung dari kapasitas inflow ratio,
yaitu perbandingan kapasitas reservoir terhadap debit rata-rata tahunan.
= Vo/Qo
dhi :
Vo = Capacity of Reservoir (kapasitas reservoir)
Qo = inflow annual (debit rata-rata tahunan)
100
Sediment trapped %
80 Batas rata-rata
Batas atas
60 Batas bawah
40
20
Misal :
Artinya saat to, hanya 87% saja yang masuk ke reservoir mengendap.
Untuk t > to maka kapasitas reservoir turun dari Vo menjadi V<Vo, sedangkan Qo
tetap, maka capacity inflow ratio turun dan % sediment terendapkan juga mengecil.
Konsentrasi sedimen biasanya hanya berupa sedimen melayang (suspended load) yang
dinyatakan dalam part per million (ppm). Sedimen melayang berupa koloid, partikel
lempung, material organik.
Konsentrasi 200 ppm artinya 200 gram dalam 1 m3 air atau 0,2 gram dalam 1 liter air.
Sedangkan untuk endapan kasar (bed load) seperti kerikil, pasir, lanau besarnya lebih
kecil dari suspended load berkisar antara 5 hingga 25%-nya.
Prosentase (%) sedimen terendapkan juga disebut efisiensi terendapkan atau trap
efficiency.
Suatu reservoir mempunyai kapasitas awal 30.000 acre-feet dan inflow annual 60.000
acre-feet. Sedimen inflow rata-rata tahunan 200.000 ton. Anggap berat volume sedimen
70 lb/ft3. Hitung umur guna reservoir jika kapasitas reservoir 80% terisi sedimen.
Konversi satuan :
Dalam perhitungan dibuat tahapan penyusutan setiap 6000 acre-ft atau = 7,411 x 10 6 m3
(diambil setiap 6000 acre-ft yang merupakan pembagian dari Vo yaitu 30.000/5).
Selanjutnya perhitungan dilakukan secara tabelaris.