Anda di halaman 1dari 22

JURNAL KESEHATAN

HOLISTIK Vol 10, No 1, Januari


2016 : 36-44

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN TEPID


SPONGE
TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK YANG MENGALAMI
DEMAM DI RUANG ALAMANDA RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG TAHUN
2015

Aryanti Wardiyah1, Setiawati2, Umi Romayati1

ABSTRAK

Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di
hipotalamus, peningkatan suhu ini akan berdampak buruk bagi anak bahkan bisa mengakibatkan kejang dan penurunan
kesadaran. Data rekam medik RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2014 jumlah anak yang menderita
demam dengan bronkopneumonia 442 anak, typhoid 279 anak dan DHF 46 anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbandingan efektifitas pemberian kompres hangat dan tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak
yang mengalami demam diruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung tahun 2015.
Jenis penelitian kuantitatif, desain quasi eksperiment dengan rancangan penelitian pre test and post test designs
with two comparison treatments . Populasi pada penelitian ini adalah anak yang mengalami demam dengan penyakit
bronkopnuemonia, typhoid, dan DHF yang berjumlah 185 anak. Sampel dibagi 2 kelompok masing-masing 15 orang, yang
diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji T
dependen dan uji T independen.
Hasil uji statistik menunjukkan ada perbedaan penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dengan mean 0,5 °C
dan tepid sponge dengan mean 0,8°C (p value ˂ α, 0,003 ˂ 0,05). Saran untuk Rumah Sakit hasil penelitian ini dapat
dijadikan masukan untuk standar operasional prosedur dalam menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam
secara non farmakologis.

Kata kunci : Kompres hangat, tepid sponge, demam

PENDAHULUA Di Indonesia penderita demam sebanyak 465


N (91.0%) dari 511 ibu yang memakai perabaan untuk
menilai demam pada anak mereka sedangkan sisanya
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh 23,1 saja menggunakan thermometer (Setyowati,
diatas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur 2013). Data Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun
suhu dihipotalamus (Sodikin, 2012). Sebagian besar 2013 menyebutkan bahwa demam pada anak usia 1-
demam pada anak merupakan akibat dari perubahan pada 14 tahun mencapai 4.074 anak dengan klasifikasi
pusat panas (termoregulasi) di hipotalamus. Penyakit – 1.837 anak pada usia 1-4 tahun, 1.192 anak pada usia 5-9
penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat tahun dan 1.045 anak pada usia 10-14 tahun. Penyakit
menyerang system tubuh. Selain itu demam mungkin terbanyak dengan gejala awal demam di ruang Alamanda
berperan dalam meningkatkan perkembangan imunitas RSUD dr. H. Abdul Moeloek pada tahun 2014 yaitu
spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau bronkopneumonia, demam typhoid dan DHF. Anak yang
pertahanan terhadap infeksi (Sodikin, 2012). menderita demam dengan penyakit bronkopneumonia
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan mencapai 442 anak, demam typhoid mencapai 279
jumlah kasus demam di seluruh Dunia mencapai 16 – 33 anak dan DHF mencapai 46 anak.
juta dengan 500 – 600 ribu kematian tiap tahunnya Demam pada anak dibutuhkan perlakuan dan
(Setyowati, 2013). Data kunjungan ke fasilitas kesehatan penanganan tersendiri yang berbeda bila dibandingkan
pediatrik di Brazil terdapat sekitar 19% sampai 30% anak dengan orang dewasa. Hal ini dikarenakan, apabila
diperiksa karena menderita demam. Penelitian oleh Jalil, tindakan dalam mengatasi demam tidak tepat dan
Jumah, & Al-Baghli (2007) di Kuwait menunjukkan bahwa lambat maka akan mengakibatkan pertumbuhan
sebagian besar anak usia tiga bulan sampai 36 bulan dan perkembangan anak terganggu. Demam dapat
mengalami serangan demam rata- rata enam kali
pertahunnya (Setiawati,2009).

1. Akademi Keperawatan Malahayati Bandar Lampung


2. Prodi Keperawatan FK Universitas Malahayati Bandar Lampung
Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh 37
Anak
Yang Mengalami Demam Di Ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun

Jurnal Kesehatan Holistik Volume 10, Nomor 1, Januari


2016
38 Aryanti Wardiyah, Setiawati, Umi
membahayakan
Romayati kain atau handuk yang anak usia prasekolah dan Tujuan Umum
keselamatan anak jika telah dicelupkan pada sekolah yang penelitian ini adalah
tidak ditangani dengan air hangat, yang mengalami diketahuinya
cepat dan tepat akan ditempelkan pada demam di perbandingan efektifitas
menimbulkan komplikasi bagian tubuh ruang perawatan anak pemberian kompres
lain seperti, hipertermi, tertentu sehingga dapat Rumah Sakit hangat dan tepid sponge
kejang dan penurunan memberikan rasa Muhammadiyah Bandung terhadap penurunan suhu
kesadaran (Maharani, nyaman dan menurunkan menunjukkan bahwa tubuh anak yang
2011). suhu tubuh pemberian antipiretik mengalami demam.
yang disertai tepid Tujuan khusus penelitian
Demam yang mencapai (Maharani, 2011). Hasil sponge mengalami ini adalah untuk
suhu 41°C angka penelitian yang dilakukan penurunan suhu yang mengetahui
kematiannya mencapai oleh Wahyuni (2009) di lebih besar jika distribusi
17%, dan pada suhu RSUP DR Wahidin dibandingkan dengan frekuensi
43°C akan koma dengan Sudirohusodo Makassar pemberian antipiretik saja. karakteristik
kematian 70%, dan pada menunjukkan bahwa Berdasarkan responden berdasarkan
suhu 45°C akan pemberian kompres hasil wawancara yang usia, untuk mengetahui
meninggal dalam hangat pada daerah dilakukan peneliti tanggal rerata suhu tubuh anak
beberapa jam (Said, aksila dan dahi 27 Januari kepada sebelum dilakukan
2014). mempunyai efek dalam perawat yang berada pemberian kompres
Penanganan menurunan suhu tubuh diruang Alamanda hangat, untuk mengetahui
terhadap demam dapat pada didapatkan rerata suhu tubuh anak
dilakukan dengan klien demam. Penurunan bahwa terapi sesudah dilakukan
tindakan farmakologis, suhu tubuh klien yang yang digunakan pemberian kompres
tindakan non dikompres air hangat di dalam hangat, untuk mengetahui
farmakologis maupun daerah aksila rata- rata menangani rerata suhu tubuh anak
kombinasi keduanya . 0,0933°C sedangkan demam sebelum dilakukan tepid
Tindakan farmakologis penurunan suhu tubuh pada sponge, untuk
yaitu memberikan obat klien yang dikompres air anak mengetahui
antipiretik. Sedangkan hangat di daerah dahi diruangan tersebut rerata suhu tubuh anak
tindakan non rata-rata 0,0378°C. yaitu sesudah dilakukan tepid
farmakologis Tindakan lain sponge, untuk
yaitu yang digunakan menggunakan terapi mengetahui perbedaan
tindakan untuk farmakologis dan suhu tubuh sebelum dan
tambahan menurunkan terapi sesudah dilakukan
dalam menurunkan panas adalah tepid non kompres hangat, untuk
panas setelah farmakologis. Terapi mengetahui perbedaan
pemberian obat sponge. Tepid sponge farmakologis yang suhu tubuh sebelum
antipiretik. Tindakan non merupakan suatu digunakan yaitu obat dan sesudah dilakukan
farmakologis terhadap prosedur untuk antipiretik sedangkan tepid sponge, dan untuk
penurunan panas seperti meningkatkan kontrol terapi non farmakologis mengetahui perbandingan
memberikan minuman kehilangan panas tubuh yang sering digunakan efektifitas pemberian
yang banyak, melalui evaporasi dan diruang tersebut yaitu kompres hangat dan
ditempatkan konduksi, yang biasanya kompres hangat dan tepid sponge terhadap
dalam ruangan bersuhu dilakukan pada pasien tepid sponge. penurunan suhu tubuh
normal, menggunakan yang mengalami demam Namun belum pernah pada anak yang
pakaian yang tidak tebal, tinggi. Tujuan dilakukan di lakukan penelitian mengalami demam.
dan memberikan kompres tindakan tepid sponge terkait keefektifan kedua
(Kania, 2007). yaitu untuk menurunkan tindakan tersebut.
Kompres suhu tubuh pada pasien M
yang mengalami E
hangat hipertermia (Hidayati, T
2014). O
adalah D
Hasil E
tindakan
penelitian P
dengan menggunakan yang dilakukan oleh E
Setiawati (2009) pada N
Jurnal Kesehatan Holistik Volume 10, Nomor 1, Januari
2016
Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh 39
E Anak kelompok kompres hangat U
L dan 15 Demam
Yang Mengalami orang Disebagai s RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun
Ruang Alamanda
I kelompok tepid sponge. i
T Analisa pada a
I penelitian ini Berdasarkan
A menggunakan tabel 1 dapat diketahui
N dua uji bahwa distribusi
hipotesa yaitu frekuensi karakteristik
Desain Dependent T test dan responden berdasarkan
penelitian ini adalah Independent T test usia diruang Alamanda
quasi eksperiment karena data berdistribusi RSUD dr. H. Abdul
dengan rancangan normal setelah dilakukan Moeloek
penelitian pre test and uji kenormalan dengan
post test designs with shapiro wilk dengan hasil
two comparison p value >
treatments. Pada 0
rancangan ini, kedua ,
kelompok diberikan 0
perlakuan dan peneliti 5
mengukur suhu tubuh .
sebelum pemberian
perlakuan (pre test), dan
setelah pemberian H
perlakuan (post test). A
Penelitian ini S
dilaksanakan di Ruang I
Alamanda RSUD dr. H. L
Abdul Moeloek Provinsi
Lampung, sedangkan D
waktu penelititan ini A
N
dilaksanakan
P
tanggal 07 E
April M
sampai 07 Mei 2015. B
Populasi pada penelitian A
ini adalah semua anak H
yang mengalami demam A
dengan penyakit S
bronkopneumonia, A
demam typhoid, dan N
DHF dari bulan
November sampai Distribusi Frekuensi
Desember yang dirawat Karakteristik
di Ruang Alamanda
RSUD dr. Abdul Moeloek Responden
berjumlah 185 anak. B
Pengambilan sampel e
pada r
penelitian d
ini a
dengan s
menggunakan teknik a
purposive sampling dan r
jumlah sampel yang k
digunakan adalah 30 a
orang. Dengan rincian n
15 orang sebagai
Jurnal Kesehatan Holistik Volume 10, Nomor 1, Januari
2016
40 Aryanti Wardiyah, Setiawati, Umi
Romayati

Jurnal Kesehatan Holistik Volume 10, Nomor 1, Januari


2016
Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh 41
Provinsi Lampung tahun Anak 2015, usia yang paling banyak menyebabkan pada usia balita sangat rentan terserang
menjadi responden yaitu pada Yangusia
Mengalami Demam
2 tahun Di Ruang
sebanyak 9 Alamanda RSUD
penyakit dr. H. Abdul
termasuk Moeloek
demam. Provinsi
Selain Lampung
itu juga pada Tahun
usia balita
orang (30.0%) dan pada usia 4 tahun sebanyak 9 orang masih sangat sensitif terhadap perubahan suhu
(30.0%). lingkungan.
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Rerata Suhu Tubuh Sebelum Dilakukan
Usia Di Ruang Alamanda RSUD dr. H. Abdul Moeloek Kompres
Provinsi Lampung Tahun 2015 Hangat
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui rerata
Persentase ( mean ) suhu tubuh sebelum diberi tindakan kompres
Umur Frekuensi
(%) hangat adalah 38,5°C dengan standar deviasi 0,6638 dan
nilai minimum serta maksimumnya adalah 37,7°C dan
1 tahun 1 3.3 39,5°C. Semua penyakit yang diderita oleh respoden
2 tahun 9 30.0 disebabkan oleh infeksi, dan dari proses infeksi inilah yang
3 tahun 7 23.3 menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Selain itu juga
4 tahun 9 30.0 karena usia responden rata – rata masih balita, sangat
5 tahun 4 13.3 wajar apabila terjadi peningkatan suhu tubuh apabila
Total 30 100.0 responden menderita penyakit infeksi, karena pada
usia ini belum terjadi kematangan mekanisme pengaturan
Hasil ini sangat wajar apabila yang menjadi suhu tubuh yang menyebabkan tubuh tidak dapat menjaga
sampel pada penelitian ini kebanyakan masih balita, keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran
karena memang pada balita belum terjadi kematangan panas.
pada mekanisme pengaturan suhu, inilah yang

Tabel 2
Rerata Suhu Tubuh Sebelum Dilakukan Kompres Hangat Di Ruang Alamanda
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi LampungTahun 2015

Mean Std. Min Max


Variabel
(°C) Deviation (°C) (°C)
Suhumtubuh sebelum
tindakan kompres hangat 38,5 0,6638 37,7 39,5

Rerata Suhu Tubuh Sesudah Dilakukan peningkatan dan penurunan demam pada waktu yang
Kompres berbeda. Durasi dan tingkat demam bergantung pada
Hangat kekuatan pirogen dan kemampuan respons individu (Potter
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa rerata & Perry, 2010). Menurut Sodikin (2012) menyatakan
(mean) suhu tubuh sesudah diberi tindakan kompres bahwa apabila anak mengalami demam sebaiknya
hangat adalah 38,0°C dengan standar deviasi 0,5506 dilakukan tindakan seperti memberikan kompres hangat,
dan nilai minimum serta maksimum adalah 37,2°C dan memberikan lingkungan senyaman mungkin, dampingi
38,9°C. anak selama demam agar anak merasa aman dan
Suhu tubuh pada anak yang mengalami demam nyaman, berikan mainan yang menjadi kesukaannya,
dipengaruhi proses penyakit yang terjadi pada anak. Pola berikan minuman lebih banyak dari biasanya, dan aktivitas
demam bergantung pada pirogen penyebab. Peningkatan fisik yang berat dibatasi.
atau penurunan aktivitas pirogen mengakibatkan

Tabel 3
Rerata Suhu Tubuh Sesudah Dilakukan Kompres Hangat Di Ruang Alamanda
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015

Mean Std. Min Max


Variabel
(°C) Deviation (°C) (°C)
Suhu tubuh sesudah
tindakan kompres hangat 38 0,5506 37,2 38,9

Jurnal Kesehatan Holistik Volume 10, Nomor 1, Januari


2016
Rerata Suhu Tubuh Sebelum Dan Sesudah responden lainnya (Guyton & Hall, 2007). Suhu tubuh
Dilakukan pada anak sangat berfluktuasi, hal ini disebabkan
Tepid Sponge termostat pada anak masih belum matur, sehingga mudah
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa rerata berubah dan sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan.
(mean) suhu tubuh sebelum diberi tindakan tepid sponge Termostat anak akan matur saat anak memasuki usia
adalah 38,8°C dengan standar deviasi 0,6026 dan nilai remaja. Seiring dengan pencapaian maturitas tersebut,
minimum serta maksimumnya adalah 38,1°C dan 40,5°C. suhu tubuh akan meningkat dengan variasi suhu 0,54°C
Perbedaan proses penyakit yang terjadi pada (Potter & Perry, 2005).
masing-masing responden menyebabkan pematokan suhu
tubuh yang berbeda antara satu responden dengan

Tabel 4
Rerata Suhu Tubuh Sebelum Dilakukan Tepid Sponge Di Ruang Alamanda
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015

Mean Min Max


Variabel Std. Deviation
(°C) (°C) (°C)
Suhu tubuh sebelum 38,8 0,6026 38,1 40,5
tindakan Tepid Sponge

Rerata Suhu Tubuh Sesudah Dilakukan Tepid peningkatan dan penurunan demam pada waktu yang
Sponge berbeda. Durasi dan tingkat demam bergantung pada
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa rerata kekuatan pirogen dan kemampuan respons individu (Potter
(mean) suhu tubuh sesudah diberi tindakan tepid sponge & Perry, 2010). Menurut Kania (2007) menyatakan bahwa
adalah 38,0°C dengan standar deviasi 0,5663 dan nilai apabila anak mengalami demam selain diberikan terapi
minimum serta maksimum adalah 37,4°C dan 39,3°C, farmakologis perlu juga diberikan terapi non
dengan rerata penurunan suhu sebesar 0,7°C. farmakologis seperti memberikan minuman yang banyak,
Suhu tubuh pada anak yang mengalami demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal,
dipengaruhi proses penyakit yang terjadi pada anak. Pola menggunakan pakaian yang tidak tebal, dan memberikan
demam bergantung pada pirogen penyebab. Peningkatan kompres.
atau penurunan aktivitas pirogen mengakibatkan

Tabel 5
Rerata Suhu Tubuh Sesudah Dilakukan Tepid Sponge Di Ruang Alamanda
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015

Mean Std. Min Max


Variabel
(°C) Deviation (°C) (°C)
Suhu tubuh sesudah
38 0,5663 37,4 39,3
tindakan Tepid Sponge

Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan esudah Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang
Dilakukan Kompres dilakukan oleh Purwanti (2008) di RSUD dr. Moewardi
Hangat Surakarta tentang pengaruh kompres hangat terhadap
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa nilai perubahan suhu tubuh pada pasien anak hipertermia,
p value = 0,000 pada alpha 5% maka dapat disimpulkan didapatkan hasil p value = 0,001 yang artinya ada
ada perbedaan rerata (mean) suhu tubuh sebelum dan pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh
sesudah tindakan kompres hangat. Pemberian kompres pasien anak hipertermi.
hangat memberikan reaksi fisiologis berupa vasodilatasi Berdasarkan analisa peneliti yang diperkuat oleh
dari pembuluh darah besar dan meningkatkan evaporasi penelitian terkait dapat disimpulkan bahwa pemberian
panas dari pemukaan kulit. Hipotalamus anterior kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh pada
memberikan sinyal kepada kelenjar keringat untuk anak yang mengalami demam. Kompres hangat pada
melepaskan keringat melalui saluran kecil pada area tubuh akan memberikan sinyal ke hipotalamus
permukaan kulit. Keringat akan mengalami evaporasi, melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang
sehingga akan terjadi penurunan suhu tubuh (Potter & peka terhadap panas di hipotalamus dirangsang, sistem
Perry, 2010). afektor mengeluarkan sinyal untuk memulai berkeringat
40 Aryanti Wardiyah, Setiawati, Umi
Romayati
Perbandingan Efektifitas Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh 41
dan vasodilatasi perifer.
Anak Perubahan ukuran pembuluh ini yang menyebabkan pembuangan atau kehilangan
darah diatur oleh pusatYang Mengalami pada
vasomotor Demam medulla
Di Ruang Alamanda
panas RSUD dr. kulit
melalui H. Abdul Moeloek sehingga
meningkat Provinsi Lampung Tahun
terjadi penurunan
oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik suhu tubuh.
bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Vasodilatasi

Tabel 6
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Kompres Hangat Di Ruang
Alamanda RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015

Mean Mean
Variabel SD SD Differe SE Mean
Differen ce P- Value N
(°C) nce differen ce
(°C)
Suhu tubuh sebelum
tindakan kompres 38,5 0,6638 0,5133 0,2475 0,0639 0,000 15
hangat
Suhu tubuh
sesudah tindakan 38 0,5506
kompres hangat

Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum tentang pengaruh kompres tepid sponge hangat terhadap
Dan penurunan suhu tubuh anak umur 1 – 10 tahun dengan
Sesudah Dilakukan Tepid hipertermi, didapatkan hasil p value = 0,001 yang artinya
Sponge ada pengaruh kompres tepid sponge terhadap penurunan
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai suhu tubuh pada pasien hipertermi.
p value = 0,000 pada alpha 5% maka dapat disimpulkan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
ada perbedaan rerata (mean) suhu tubuh sebelum dan terkait dimana ada pengaruh pemberian tepid sponge
sesudah tindakan tepid sponge. terhadap penurunan suhu tubuh pada anak yang
Pada prinsipnya pemberian tepid sponge dapat mengalami demam. Tepid sponge dilakukan dengan
menurunkan suhu tubuh melalui proses penguapan dan cara mengelap seluruh tubuh dengan menggunakan
dapat memperlancar sirkulasi darah, sehingga darah akan washlap lembab hangat selama 15 menit. Efek hangat dari
mengalir dari organ dalam kepermukaan tubuh dengan washlap tersebut dapat memvasodilatasi pembuluh darah
membawa panas. Kulit memiliki banyak pembuluh sehingga aliran darah menjadi lancar. Kulit memiliki
darah, terutama tangan, kaki, dan telinga. Aliran darah banyak pembuluh darah, ketika demam panas kemudian
melalui kulit dapat mencapai 30% dari darah yang diberikan tindakan tepid sponge, panas dari darah
dipompakan jantung. Kemudian panas berpindah dari berpindah melalui dinding pembuluh darah kepermukaan
darah melaui dinding pembuluh darah kepermukaan kulit kulit dan hilang ke lingkungan melalui mekanisme
dan hilang kelingkungan sehingga terjadi penurunan suhu kehilangan panas sehinggga terjadi penurunan suhu
tubuh (Potter & Perry, 2010). tubuh.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Maling (2012) di RSUD Tugurejo Semarang

Tabel 7
Perbedaan Suhu Tubuh Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Tepid Sponge Di Ruang Alamanda
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015

Mean Mean SD differen SE Mean


Variabel SD differen ce P- Value N
(°C) ce Differe nce
(°C)
Suhu tubuh
sebelum tindakan 38,8 0,6026 0,7867 0,2200 0,0568 0,000 15
Tepid Sponge
Suhu tubuh sesudah
tindakan Tepid 38 0,5663
Sponge
Perbandingan Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid sponge merupakan suatu prosedur yang
Tepid diberikan kepada pasien dengan tujuan untuk
Sponge Terhadapm Penurunan Suhu menurunkan atau mengurangi suhu tubuh dengan
Tubuh menggunakan air hangat (Dagoon, et. All, 2007). Seperti
Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui rerata pada kompres hangat, tepid sponge bekerja dengan cara
penurunan suhu tubuh setelah pemberian kompres hangat mengirimkan implus ke hipotalamus bahwa lingkungan
sebesar 0,5°C sedangkan rerata penurunan suhu tubuh sekitar sedang dalam keadaan panas. Keadaan ini akan
setelah pemberian tepid sponge sebesar 0,7°C. Hasil uji mengakibatkan hipotalamus berespon dengan mematok
statistik Independent Sample T Test didapatkan nilai p suhu tubuh yang lebih tinggi dengan cara menurunkan
value = 0,003 pada alpha 5% maka dapat disimpulkan ada produksi dan konservasi panas tubuh (Guyton & Hall,
perbedaan efektifitas penurunan suhu tubuh pada kompres 2007).
hangat dan Tepid sponge.

Tabel 8
Perbandingan Pemberian Kompres Hangat Dan Tepid Sponge Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Di Ruang Alamanda
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2015

Mean SE Mean
Variabel Mean P-Value N
(°C) SD difference (°C) Difference
Suhu tubuh
0,5 0,2475 -.2733 0,0855 0,003 30
Kompres
Hangat Suhu
tubuh Tepid 0,7 0,2200
Sponge

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang Vijaykumar, Naik, Moses, dan Antonisamy (2009) yang
dilakukan oleh Isneini (2014) yang berjudul “Efektifitas mengatakan tindakan tepid sponge memiliki tingkat
Penurunan Suhu Tubuh Antara Kompres Hangat Dan ketidaknyamanan yang lebih tinggi.
Tepid Sponge Pada Pasien Anak Usia 6 Bulan - 3 Tahun Ketidaknyamanan dapat terjadi karena penularan
Dengan Demam Di Puskesmas Kartasura Kutuharjo” dari orang tua terhadap anaknya. Bentuk penularan
didapatkan hasil bahwa tepid sponge lebih efektif ketidaknyamanan tersebut berupa rasa cemas sebagai
menurunkan suhu tubuh dibandingkan dengan kompres respon melihat anak mengalami demam. Hal lain yang
hangat. dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada anak adalah
Tepid sponge lebih efektif menurunkan suhu penatalaksanaannya, dimana anak yang mengalami
tubuh anak dengan demam dibandingkan dengan kompres demam diberi tindakan dengan mengelap seluruh bagian
hangat disebabkan adanya seka tubuh pada tepid sponge tubuh sehingga anak akan merasa gelisah (Setiawati,
yang akan mempercepat vasodilatasi pembuluh 2009). Namun seperti yang dijelaskan paragraf
darah perifer diseluruh tubuh sehingga evaporasi panas sebelumnya, kombinasi cara kerja tepid sponge lebih
dari kulit kelingkungan sekitar akan lebih cepat unggul menurunkan suhu tubuh pada anak yang demam
dibandingkan hasil yang diberikan oleh kompres hangat dibandingkan dengan teknik kompres hangat.
yang hanya mengandalkan dari stimulasi hipotalamus.
Perbedaan luas rasio body surface area dengan jumlah
luas washlap yang kontak dengan pembuluh darah perifer SIMPULAN &
yang berbeda antara terknik kompres hangat dan tepid SARAN
sponge akan turut memberikan perbedaan hasil terhadap
percepatan penurunan suhu responden pada kedua Adapaun beberapa kesimpulan yang dapat
kelompok perlakuan tersebut. diambil darai penelitian ini adalah:
Berdasarkan prosedur tindakan, terdapat 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden
keunggulan yang dimiliki teknikkompres hangat berdasarkan usia yaitu usia satu tahun sebanyak
dibandingkan dengan teknik tepid sponge yaitu kecilnya satu anak (3,3%), dua tahun sembilan anak (30%),
washlap yang kontak dengan tubuhmemberikan tiga tahun tujuh anak (23,3%), empat tahun sembilan
kenyamanan yang lebih dibandingkan dengan teknik tepid anak (30%), dan lima tahun empat anak (13,3%).
sponge. Ketidaknyamanan ini dapat dilihat dari kegelisahan 2. Rerata suhu tubuh anak sebelum dilakukan
anak, menangis dan mudah tersinggung. Hal ini sejalan pemberian kompres hangat adalah 38,5°C.
dengan penelitian yang dilakukan oleh Thomas, 3. Rerata suhu tubuh anak sesudah dilakukan
pemberian kompres hangat adalah 38,0°C.
4. Rerata suhu tanggal 19 Magelang,
tubuh anak kompres hangat dan Januari 2015, dari Skripsi,
sebelum dilakukan antipiretik Magelang, 2014,
tepid sponge adalah ditambah tepid sponge http://www.scielo.b diperoleh Tanggal
38,8°C. untuk melihat seberapa r/scielo.php?scr 14
5. Rerata suhu besar penurunan suhu ipt=sci_arttext&pid Mei
tubuh anak tubuh pada anak yang =S1516-
sesudah dilakukan mengalami demam. 318020080002000 2015 dari
tepid sponge adalah Diharapkan hasil 08 http://perpusnwu.w
38,0°C. penelitian ini perawat Ambarwati, Fitri R., & eb.id/karyailmiah/d
6. Ada perbedaan dapat melakukan dan Nita Nasution, Buku ocuments/358
rerata suhu tubuh mengajarkan penggunaan Pintar Asuhan 9
sebelum dan kompres hangat dan Keperawatan Bayi .
sesudah tindakan tepid sponge yang & Balita, p
kompres hangat benar pada pasien dan Cakrawala d
dengan mean juga Ilmu, Yogyakarta, f
0,5°C (p value < α, diharapkan hasil 2012 Dagoon, et al, RBS
0,000 < 0,05). penelitian ini dapat Arief, Z. R., & Weni Technology,
7. Ada perbedaan digunakan sebagai K. S., Neonatus Dan Livelihood
rerata suhu tubuh masukan untuk standar Asuhan Education and Life
sebelum dan operasional prosedur Keperawatan Skills Series
sesudah tindakan (SOP) dalam menurunkan Anak, Nuha Home Economics
tepid sponge suhu tubuh Offset, Tekhnology IV,
dengan mean 0,7°C anak Yogyakarta, 2009 Rex Book Store,
(p value < α, 0,000 < yang Arikunto, Suharsimi, Philipina, 2007
0,05). mengalami demam Prosedur Dahlan, Muhamad S,
8. Ada perbedaan secara non farmakologis Penelitian Statistik Untuk
efektifitas di RSUD dr. H. Abdul Suatu Kedokteran dan
pemberian Moeloek Provinsi Pendekatan Kesehatan:
kompres hangat dan Lampung. Praktik, Rineka Deskriptif,
tepid sponge Cipta, Jakarta, Bivariat, dan
terhadap penurunan 2010 Multivariat,
suhu tubuh anak D Asmadi, Teknik Dilengkapi dengan
yang mengalami A Prosedural Menggunakan
demam (p value < F Keperawatan SPSS, Salemba
α, T Konsep Dan M
0,003 < 0,05). A Aplikasi e
R Kebutuhan Dasar d
S Klien, i
a P Salemba Medika, k
r U Jakarta, 2008 a
a S Bardu, Tito Y. S., ,
n T Perbandingan Efektifitas
Diharapkan A Tepid Sponging J
K Dan Plester a
dapat A Kompres Dalam k
Menurunkan Suhu a
menjadi Alves, J. G. B., & Tubuh Pada r
Almedia, Tepid Anak Usia Balita t
masukan Sponging Plus Yang Mengalami a
Dipyrone Versus Demam Di ,
Dipyrone Alone Puskesmas
untuk aplikasi
Salaman 1 2
keperawatan anak dan In
Kabupaten 0
penelitian selanjutnya. Reducing Body
1
Peneliti selanjutnya Temperature In
3
dapat menkombinasikan Febrile Children,
Debora, Oda, Proses
antipiretik ditambah Brazil,
Keperawatan Dan
dengan 2008, diperoleh
Pemeriksaan
Fisik a ,
, 2015, r
Sale t E
mba dari a G
Medi http://digilib.ump.ac , C
ka, .id/files/disk1/16/jh ,
Jaka ptump-a- 2
rta, d 0 J
2011 j 1 a
Dempsey, P. N., & Arthur u 0 k
D. D., Riset w Febri, Ayu Bulan & a
Keperawatagn: Buku a Zulfitro Marendra, Smart r
Aj r Parents t
ar i Pandai Mengatur a
& y Menu & Tanggap ,
L a Saat Anak
ati h S 2
h - a 0
a 7 k 0
n, 5 i 7
E 8 t Hamid, Mohammad Ali,
G - , Keefektifan
C, 1 G kompres tepid
Ja - a sponge yang
ka g dilakukan ibu
rta e a dalam
, f s menurunkan
20 e m demam pada
02 k e anak:
Dinas Kesehatan t d
Provinsi Lampung, i i Randomized
Laporan Data v a Control
Kesakitan SP2TP i , Trial Di
tahun 2013, - J puskesmas
Bandar Lampung, . a Mumbulsari
2 p k Kabupaten
0 d a Jember,
1 f r Skripsi,
4 Dorland, W. A. t Universitas
Djuwariah, Sodikin, & Newman, a Sebelas Maret
Mustiah Yulistiani, Kamus , Surakarta,
Efektivitas Kedokteran 2 2011, diperoleh
Penurunan Suhu D 0 tanggal 20
Tubuh o 1 Januari
Menggunakan r 0 2015,
Kompres Air l Guyton, A. C., & John dari
Hangat dan a E. Hall, Buku Ajar http://eprints.uns.a
Kompres Plester n Fisiologi c.id/7020/1/211211
Pada Anak d K 81220110750
dengan Demam , e 1
di Ruang d .
Kanthil RSUD E o p
Banyumas, Skripsi, G k d
Banyumas, 2011, C t f
diperoleh tanggal , e Hidayat, Aziz Alimul,
20 r Pengantar Ilmu
Januari J a Keperawatan Anak
a n 1, Salemba
k
Medika, Jakarta, 2
2005 0
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2
Pengantar Ilmu 0
Kesehatan Anak 0
Untuk Pendidikan 9
Kebidanan, /
Salemba Medika, D
Jakarta, 2008 E
Hidayati, R., dkk, Praktik M
Laboratorium A
Keperawatan Jilid M
1 %
, 2
0
E T
r I
l F
a O
n I
g D
g .
a p
, d
f
J
a
k
a
r
t
a
,

2
0
1
4
Inawati, Demam
Typhoid, FK-
Universitas
Wijaya
Kusuma

Surabaya, 2008,
dipeoleh tanggal
4
Februari

2015,

dari
http://elib.fk.uwks.a
c.id/asset/archi
eve/jurnal/Vol
%20Edisi
%20Khusus
%20Desember%
Ismoedijanto, Demam % Maling, Sri & Syamsul, Anak Dengan
Pada Anak, FK- UNAIR, 2 Pengaruh Demam Di RSUD
Surabaya, 0 Kompres Tepid Tugurejo
2000, dari T Sponge Hangat Semarang,
E Terhadap Semarang,
http://saripediatri.id X Penurunan Suhu 2013, diperoleh
ai.or.id/pdfile/2-2- . Pada Anak Umur Tanggal 14 Mei
6 p 1 – 10 Tahun 2015 dari
. d Dengan
p f Hipertermia Di http://ejournal.stike
d Jaypee, Basic RSUD Tugurejo stelogorejo.ac.id/e-
f Concepts Semarang, jour
Isneini, Memed, On Semarang, 2012, nal/
Efektifitas Penurunan Nursing diperoleh tanggal ind
Suhu Tubuh Procedures, I 14 ex.
Antara Clement, India, php
2007 Mei /ilm
Kompres Hangat Kania, Nia, uke
Dan Water Tepid penatalaksanaan 2015 per
Sponge Demam aw
Pada Pada Anak, dari ata
Pasien Bandung, http://180.250.144. n/a
Anak Usia 2007, 150/e- rticl
6 Bulan – dari jour e/d
3 http://pustaka.unpa nal/ ow
Tahun Dengan d.ac.id/wpcontent/u ind nlo
Demam Di ploads/2010/ ex. ad/
Puskesmas 02/penatal php 126
Kartasura aksanaan /ilm /15
Sukuharjo, demam uke 1
Sukuharjo, 2014, pada_anak per Potter, P. A., & Perry,
diperoleh tanggal .pdf aw A. G., Buku ajar
14 Maharani, Lindya, ata fundamental
Mei perbandingan n/a keperawatan :
efektifitas rticl
konsep, proses,
2015 pemberian e/d
kompres hangat ow dan praktik (4
dar dan tepid nlo thed.
ihttp://eprints.ums. water ad/ V
ac.id/32263/24/2% sponge 85/ o
20NASKAH%2 terhadap 112 l
0 penurunan suhu Notoatmodjo, Soekidjo, .
P tubuh balita Metodologi
U yang mengalami penelitian 1
B demam di Kesehatan, Rineka )
L
Puskesmas Cipta, Jakarta, ,
Rawat Inap 2012
I
Karya Wanita Permatasari, Sri & E
K Muslim,
Rumbai Pesisir, G
A Skripsi,
S C
Universitas Perbedaan Efektifitas ,
I Riau,2011, Kompres Air
% diperoleh tanggal
2 J
20 Januari2015, Hangat Dan
0 a
dari Kompres Air
F k
https://www.scribd. Biasa Terhadap
U a
com/doc/73195543 Penurunan Suhu r
L /all-ok Tubuh Pada t
a Penyakit Ruang 3 Ke
, Alamanda Tahun Setiawati, Pengaruh Si
2014, RSUD dr. H. tepid sponge ste
2 Abdul Moeloek, terhadap m
0 Bandar Lampung, penurunan suhu Ed
0 2014 tubuh dan .
5 Said, Perbedaan kenyamanan pada 8,
Potter, P. A., & Perry, A. Pengetahuan Ibu Sebelum anak usia pra EG
G., Fundamental Dan Sesudah sekolah dan C,
Keperawatan, Diberikan sekolah yang Ja
Edisi 7 Buku 2, Penyuluhan mengalai demam kar
Salemba Medika, Tentang di ruang ta,
Jakarta, 2010 Penaganan Anak 20
Purwanti, Sri, Dengan Demam perawatan 14
Pengaruh Kompres Panas anak Siswanto dkk,
Hangat Terhadap Di Rumah Metodologi Penelitian
Perubahan Suhu Wilayah Sakit Kesehatan dan
Tubuh Pasien Kerja Muhammadiyah Kedokter
Anak Hipertermi Puskesmas Bandung tahun an, Bursa
di RSUD Dr. Manggala 2009, Ilmu,
Moewardi Kabupaten Tulang Skripsi, Universitas Yogyakar
Surakarta. Bawang Tahun Indonesia Fakultas ta, 2013
Surakarta, 2014, Skipsi, PSIK Ilmu Keperawatan, Sodikin, Prinsip
Skripsi, Universitas 2009, diperoleh Perawatan Demam
Surakarta, 2008, Malahayati, tanggal 19 PadaAnak, Pustaka
diperoleh tanggal 2 Januari 2015, B
19 0 dari e
Januari 1 http://www.digilib.ui l
4 .ac.id. a
2015, Saryono, & Mekar D. A., Setyowati, Lina, j
Metodologi Hubungan Tingkat a
dari Penelitian Pengetahuan Orang r
http://publikasiilmia Kualitatif dan Tua Dengan ,
h.ums.ac.id/bit Kuantitatif dalam Penanganan
stream/handle/123 Bidang Demam Pada Y
456789/484/2f.p Kesehatan, Nuha Anak Balita Di o
df?sequence=1 M Kampung g
RSUD dr. H. Abdul e Bakalan Kadipiro y
Moeloek Provinsi d Banjarsari a
Lampung, Data i Surakarta, Skripsi, k
k a
a STIKES r
, t
PKU Muhamadiah a
Y Surakarta, ,
o 2
g 0
y 1
a 2013, 2
k darihttp://stikespku. Sudoyo, dkk, Buku Ajar
a com/digilib/files/di Ilmu Penyakit
r Dalam jilid
sk1/1/stikes
t III, Departemen
%20pku--
a Ilmu Penyakit
linasetyow-44-1-
, Dalam FK-
20101292.pdf
Sherwood, Lauralee, Universitas
2 Indonesia, Jakarta,
Fisiologi Manusia : Dari
0 2006
Sel
1
Sugihartiningsih, & Deswani
Kasim, Panduan
Efektifitas Pemeriksaan Fisik
Bagi Mahasiswa
Kompres Tepid Sponge Keperawatan,
Terhadap Salemba Medika,
Penurunan Suhu Jakarta, 2011
Tubuh Anak Thomas, S., Vijaykumar,
Dengan C., Naik, R.,
Demam Di RS Mose P. D., &
Antonisamy, B.,
PKU Comparative
Muhammadiyah effectiveness of
Surakarta, tepid sponging
Surakarta, 2014, and
diperoleh tanggal
14 Mei 2015 dari antipyretic drug
http://eprints.ums.a versus
c.id/32263/24/2.%2 only antipyretic
0NASKAH% drug in the
20 management of
P fever among
U children: a
BL randomized
IK controlled trial.
A Indian
SI Pediatrics, 46(2):
% 133- 136,
20
F
UL 2009,
%
20 diperoleh tanggal
TE
19
X.
pd
Januari
f
Suriadi, & Rita Y.,
Asuhan Keperawatan
Pada Anak, 2015,
S darihttp://www.indi
a anpediatrics.net/fe
g b2009/133.pdf
u Uliyah, Musrifatul, & A.
n Aziz A. H., Praktikum
g Keterampilan

S
e
t
o
,

2
0
1
0
Tambunan, Eviana S.,
Dasar Praktik Universitas
Klinik Aplikasi Hasanudin
Dasar-dasar Makasar,2009,
Praktik diperoleh tanggal
Kebidanan 20
, Salemba
Medika, Januarik 2015,
Jakarta, dari
2008 http://www.4shared
Wahyuni, Perbedaan .com/document/FB
Efek Teknik Pemberian 9xzrKp/Ika_S
Kompres kripsi.html
Hangat Pada Widjaja, M. C.,
Daerah Axilla Mencegah dan
Dan Dahi mengatasi
Terhadap demampada balita
Penurunan Suhu
Tubuh Pada (1thed.), Kawan
Klien Demam di Pustaka, Jakarta,
Ruang Rawat 2001
Inap RSUP
DR
Wahidin
Sudirohusodo
Makasar
tahun
2009 ,
Skipsi,

Anda mungkin juga menyukai