Anda di halaman 1dari 10

Trio Yudha Putra

Revan
Teknik Kimia S1 – C
Perancangan Proses Teknik Kimia

Perancangan Proses Produksi Tissue Plasminogen Activator (tPA)

Pada industri obat – obatan, terdapat suatu peluang untuk memproduksi aktivator
plasminogen, yang merupakan enzim yang mampu merangsang degradsi proteolitik pada
penggumpalan darah, salah satu penyebab stroke dan serangan jantung. Dikarenakan
kebutuhannya yang terus meningkat, perusahaan lain mencari cara lain untuk memproduksi tPA
yang mampu menyaingi TNK-tPA (tPA yang diklaim lebih mudah dan aman digunakan oleh
perusahaan dari Amerika Serikat).
Terdapat 2 alternatif yang potensial untuk memproduksi tPA :

1. Memproduksi tPA yang biaya produksinya lebih murah, dan dipasarkan ke pasar diluar
Amerika Serikat.
2. Memproduksi tPA yang proses produksinya mirip proses produksi TNK-tPA, dan
dipasarkan di rumah sakit di Amerika Serikat yang mau menampung yang lebih rendah

Pada contoh ini, akan dilakukan alternatif pertama, dimana akan diproduksi tPA dengan biaya
produksi dan harga jual yang lebih murah. Proses produksi tPA berlangsung secara batch yang
melibatkan banyak unit – unit proses.

Langkah 1 : Mengeliminasi Proses berdasarkan Perbedaan pada Tingkat Molekul


Terdapat 2 alternatif langkah – langkah reaksi yang terjadi untuk memproduksi tPA :
1. Sel Mamalia
tPA diproduksi menggunakan sel mamalia (Chinese Hamster Ovary (CHO)), yang
memiliki tPA-DNA di dalam genetiknya. Melalui reaksi aerobik, sel tPA-CHO tumbuh pada
media HyQ PF-CHO, yang didalam proses tersebut juga ditambahkan nutrient, garam, asam
amino, insulin, dll. Tahap reaksi pertama yang terjadi yaitu insersi tPA-DNA melalui reaksi

Setelah terbentuk sel tPA-CHO, kemudian dipilih tPA-CHO yang akan melalui proses produksi
selanjutnya melalui reaksi
2. Sel Bakteria
Pembentukan tPA menggunakan sel bakteria E. coli dapat dilakukan melalui reaksi

Kemudian, sel tPA-E.coli yang terbentuk, diseleksi kembali agar melalui tahap produksi
selanjutnya, melalui reaksi

Dikarenakan tPA yang dihasilkan menggunakan bakteri E.coli sulit untuk dilepaskan,
maka alternatif yang digunakan untuk produksi tPA adalah alternatif 1. Untuk memproduksi tPA
menggunakan sel mamalia CHO dengan kapasitas produksi tPA 80 kg/tahun, bahan baku dan
limbah yang dihasilkan, dan kondisi operasi reaksi untuk produksi tPA dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Proses produksi tPA menggunakan sel mamalia

Selain mempertimbangkan pemilihan bahan baku, perbedaan antara biaya bahan baku
dan produk juga harus diperhatikan. Banyaknya biaya yang diperlukan oleh bahan baku, dan
biaya yang dapat dihasilkan dari produk dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Asumsi biaya bahan baku dan harga produk yang dihasilkan dari produksi tPA

Potensial ekonomi yang dihasilkan dari produksi tPA menggunakan sel mamalia yaitu sebesar

Potensial ekonomi diatas belum termasuk biaya penelitian, biaya utilitas yang digunakan,
dan biaya investasi. Karena potensial ekonomi yang dihasilkan cukup tinggi, maka proses
sintesis dengan memanfaatkan sel mamalia perlu dilakukan segera.

Langkah 2 : Distribusi Bahan Kimia


Dari Gambar 1, terlihat bahwa aliran masuk dan aliran keluar memiliki laju alir massa
total yang sama. Pada proses produksi, hanya terdapat satu operasi mixing, yaitu saat media HyQ
PF-CHO dicampurkan dengan air. Pencampuran tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Distribusi bahan kimia pada proses produksi tPA


Langkah 3 : Mengeliminasi Proses berdasarkan Perbedaan pada Komposisi
Produk tPA yang dihasilkan dari reaktor harus dipisahkan setelah proses berakhir. Salah
satu alternatif pemisahan yang dapat digunakan dapat dilihat pada gambar . Aliran keluar reaktor
pertama – tama diumpankan ke separator untuk memisahkan emisi gas, yang kemudian dialirkan
ke unit sentrifugasi untuk memisahkan puing – puing sel basah. Kemudian media yang telah
dipanen tersebut ditambahkan arginine hydrochloride agar tPA tidak mengalami agregasi.
Kemudian, campuran yang dihasilkan dialirkan ke microfilters untuk menghilangkan kadar air
dari media yang telah dipanen.
Setelah melalui microfilter, campuran melalui operasi kromatografi afinitas, dimana tPA
yang telah dihasilkan diadsorbsi oleh resin yang telah dielusi dengan glycine, yang kemudian
diseimbangkan dengan larutan buffer fosfat (PBS) dan NaCl. Campuran yang telah mengandung
tPA yang teradsorpsi kemudian dialirakn ke kolom penghilangan endotoksin sekaligus campuran
dicuci menggunakan NaOH. Langkah terakhir yaitu menghilangkan air dan puing – puing sel
lain yang masih tersisa melalui microfilter dan pengeringan, untuk menghasilkan tPA dalam
bentuk bubuk. Semua proses tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Diagram alir proses produksi tPA menggunakan sel mamalia

Langkah 4 : Mengeliminasi Proses berdasarkan Perbedaan Suhu, Tekanan, dan Fasa


Pada produksi tPA, bahan baku diasumsikan tersedia pada suhu 20°C, media HyQPF-
CHO yang telah dicampur dengan air memiliki suhu 4°C, kondisi operasi dari kultivasi
berlangsung pada suhu 37°C, dan pemisahan berlangsung pada suhu 4°C. Panas yang dihasilkan
dari proses kultivasi dikeluarkan pada suhu 37°C. Perubahan tekanan dan perubahan fasa yang
terjadi pada proses produksi ini dapat diabaikan. Gambar 4 menunjukka proses tersebut.
Gambar 4 Diagram alir perubahan suhu pada proses produksi tPA

Step 5 : Integrasi Tugas.


Pada tahap ini berbagai item peralatan dipilih, biasanya dengan menggabungkan dua atau
lebih operasi yang berdekatan ke dalam item peralatan tunggal. Untuk hasil tPA yang kecil 80
kg/tahun tPA, hampir selalu beroperasi dalam mode batch. Pilihan batch, ukuran peralatan, dan
waktu batch, biasanya didasarkan pada operasi paling lambat, biasanya proses budidaya (atau
fermentasi). Gen tPA, ditentukan menggunakan laju pertumbuhan eksperimental sel tPA-CHO,
konsentrasi sel inlet dan outlet, dan laju eksperimental pertumbuhan tPA.

SUB-EXAMPLE 2.3.1 (Memperkirakan Waktu Batch dan Ukuran Bak)


1 L inokulum ditanam di laboratorium, mengandung sel-sel TPA-CHO pada 2×106
sel/mL. Sel diencerkan dan tumbuh di bejana yang semakin besar. Di setiap bejana, sel
diencerkan dengan konsentrasi di luar tingkat pertumbuhan eksperimental yang dapat dicapai
untuk sel tPA-CHO, pada urutan 105 sel/mL. Kemudian, mereka diizinkan untuk tumbuh hingga
konsentrasi yang dibatasi oleh kepadatan berlebih, pada urutan 3×106 sel/mL untuk sel tPA-
CHO.
Karena pembudidaya terakhir menghasilkan hampir semua produk tPA. Maka itu
merupakan basis untuk pemilihan batch, ukuran peralatan, dan waktu batch. Sehingga didapatkan
waktu budidaya dari perhitungan yang diperkirakan sekitar 7 hari. Dengan menambahkan total 7
hari lagi untuk memuat, membersihkan dan mensterilkan bejana maka dibutuhkan total waktu
sebanyak 14 hari.
Kemudian, 50 batch setiap tahun diasumsikan. Pada dua minggu per batch, dua bejana
batch yang beroperasi secara paralel diperlukan yaitu, dua kereta batch dengan masing-masing
memproduksi 25 batch per tahun yang diperlukan. Maka untuk menghasilkan 80 kg tPA ∕ tahun,
ukuran batch yang diperlukan sebesar 1,6 kg.tPA/batch.
Asumsi terakhir yang dibutuhkan yaitu sebelum rincian kereta pemisah dipertimbangkan
pada saat proses desain, sebanyak 40% tPA diasumsikan hilang dalam operasi pemisahan. Maka
dari itu 2,24 kg/batch harus dibudidayakan. Sehingga hasil dari konsentrasi rata-rata dari
pertumbuhan tPA per batch sebesar 4.000 L/batch dan bejana yang digunakan adalah bejana
konvensional sebesar 5.000 L.

SUB-EXAMPLE 2.3.2 (Pertumbuhan Inokulum di Laboratorium)


Perhitungan waktu batch untuk budidaya laboratorium sel-sel tersebut dilakukan pada Sub-
example 2.3.2. Dimana, 1 mL alikuot yang dicairkan dan ditambahkan ke kultivator 1 L lalu
diencerkan sehingga menghasilkan konsentrasi sebesar 2×103 sel/mL. Didapatkan waktu batch
lab-pembudidaya selama 5 hari dan hasil produksi inokulum sebesar 1,2 kg/batch.
Inokulum kemudian dibawa ke pabrik, di mana ditambahkan ke yang pertama dari tiga
pembudidaya (pembudidaya 40-L dipilih untuk mengandung batch 30-L setelah pengenceran).
Sub-Example 2.3.3 menunjukkan cara menghitung waktu batch, pertumbuhan tPA, dan udara
yang dibutuhkan.

SUB-EXAMPLE 2.3.3 (Pertumbuhan Kultivator 1)


Inokulum yang ditambahkan ke 40-L kultivator, dan diencerkan sampai 30 L, memiliki
konsentrasi sel sebesar 6.7×104 sel/mL dan waktu pertumbuhan selama 5 hari. Penambahan
waktu 2 hari untuk memuat, membersihkan dan mensterilkan bejana menjadikan total waktu
yang dibutuhkan selama 7 hari proses batch. Dengan konsentrasi rata-rata dari 1.03×106 maka
fraksi berat dari O2 di udara adalah 0,233 (0,102 kg udara/batch).

SUB-EXAMPLE 2.3.4 (Pertumbuhan Kultivator 2 dan 3)


A. Kultivator 2
Dilakukan dengan 400 L kultivator yang diencerkan menjadi 300 L menghasilkan konsentrasi
sel sebesar 0.2×106 sel/mL dengan waktu pertumbuhan selama 7,2 hari. Penambahan waktu
sebesar 2,3 hari menjadikan waktu total batch selama 9,5 hari. Fraksi berat dari O2 di udara
sebesar 0,233 (2,28 kg udara/batch).
B. Kultivator 3
Dilakukan dengan 5000 L kultivator yang diencerkan menjadi 4000 L menghasilkan
konsentrasi sel sebesar 0.225×106 sel/mL dengan waktu pertumbuhan selama 7 hari.
Penambahan waktu sebesar 7 hari menjadikan waktu total batch selama 14 hari. Fraksi berat dari
O2 di udara sebesar 0,233 (29,7 kg udara/batch).

Total penambahan dari pertumbuhan tPA yang telah dilakukan di laboratorium dan pabrik
kultivator menghasilkan 2,435 kg tPA/batch. Sehingga ketika total tersebut dikalikan engan 50
batch/tahun akan menghasilkan 121,7 kg tPA/tahun. Hal tersebut melebihi persyaratan hasil 80
kg tPA/tahun sebesar 52% sehingga harus memadai untuk mencakup kerugian pemisahan yang
diantisipasi. Udara yang dibutuhkan untuk budidaya dalam pabrik kultuvasi sebear 32,1 kg
air/batch sehingga ketika dikalikan dengan 50batch/tahun menghasilkan 1,604 kg udara/tahun.
Dengan adanya batas (limits), konsentrasi sel yang terikat dan volume batch dapat disesuaikan
yang akan mempengaruhi waktu batch dan tingkat produksi tPA. Parameter-parameter ini dapat
disesuaikan untuk mengoptimalkan fungsi objektif, misalnya, ukuran profitabilitas.

Gambar 2.14a Bagian Reaktor.


Bagian reaktor pada gambar 2.14a, dapat dilihat bahwa untuk menyelesaikan bagian
reaksi dari proses, bejana terpisah untuk menghilangkan emisi gas, tidak diperlukan karena ini
dibuang secara terus menerus dari para pembudidaya. Tangki pencampur 5.000-L dipasang
untuk memuat dan mencampur media bubuk dan air dalam dua hari. Perhatikan jaket tangki di
mana pendingin diedarkan. Bejana ini diikuti oleh mikrofilter, yang mensterilkan campuran
dengan menghilangkan bakteri, dan heat exchanger air. Bejana terakhir merupakan tangki
penampung 5000 L yang disediakan untuk menampung isi dari satu kultivator (2,44, 457,17,
0,0031, 3,565 kg ∕ batch tPA, sel-sel TPA-CHO, endotoksin, dan air, masing-masing), ketika
dilakukan sentrifugasi secara off-line untuk diservis. Limbah dari kultivator ketiga didinginkan
hingga 4∘C dalam heat exchanger shell-and-tube, yang didinginkan oleh refrigeran pada sisi
shell.
Gambar 2.14b Bagian Pemisahan.
Bagian pemisahan pada gambar 2.14b, terdapat sentrifugal yang dirancang untuk
menangani batch kecil, dengan kecepatan 400 L/jam selama 10 jam. Sentrifugal akan berputar
dengan kecepatan tinggi dengan massa sel basah (berisi semua sel tPA-CHO, 5% berat tPA, 20%
berat air, dan tidak ada endotoksin yang diumpankan) yang dilemparkan ke koleksi luar volume
dan dihapus. Pada tahap ini dalam sintesis proses, fraksi pemulihan diperkirakan menggunakan
heuristik dan data eksperimental jika tersedia. Karena kontaminan endotoksin harus dihapus
seluruhnya, diasumsikan seluruhnya pulih (100%) dalam efluen dari mikrofilter. Kaldu yang
diklarifikasi (2.854 kg/batch) keluar melalui pipa pusat di atas kepala Lalu, memasuki tangki
pencampuran di mana arginin hidroklorida ditambahkan untuk membentuk larutan 1,1 molar,
yang disaring mikro untuk menghilangkan 3.494 kg / batch air limbah. Produk terkonsentrasi,
pada 207 L/batch dan mengandung 98, 5,62, dan 5,62% berat dari TPA, arginin hidroklorida, dan
air yang diumpankan ke mikrofilter. Kemudian dicampur dengan 67,4 kg/batch arginin dalam
bejana pencampur kedua untuk menghasilkan 2,0 arginin molar. Solusi ini adalah mikrofilter
untuk menghilangkan partikel sebelum dikirim ke tangki penampung afinitas.
Gambar 2.14c Bagian Pemisahan Terperinci.
Efluen, yang mengandung 95, 98, 100, dan 98% berat dari tPA, arginin, endotoksin, dan air
yang diumpankan ke mikrofilter, dimuat ke dalam kolom kromatografi afinitas 58-L, yang
menyerap 100, 100, 2, dan 2% berat tPA, endotoksin, arginin, dan air, seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 2.14c. Sebagian besar tPA teradsorpsi, 1,69 kg / batch, dielusi dengan aliran yang
mengandung glisin (523 kg / batch masing-masing 2,2, 43,5, dan 54,3% berat glisin, arginin, dan
air) dan dikirim ke holding 500-L tangki (405,7 kg / batch masing-masing mengandung 1,69,
8,7, 175,6, 0,0026, dan 219,7 kg / batch tPA, glisin, arginin, endotoksin, dan air). Buffer
memulihkan 85% berat tPA dan endotoksin dari resin. Kolom afinitas kromatografi
diseimbangkan dengan buffer kesetimbangan (597 kg / batch yang masing-masing mengandung
0,97, 4,7, dan 94,3% PBS, NaCl, dan air). Setelah campuran kaustik dan sukrosa ditambahkan ke
tangki penampung (0,013, 0,026, dan 0,33 kg / batch NaOH, sukrosa, dan NaCl, masing-
masing), campuran tersebut dimasukkan ke dalam kolom penghilangan endotoksin (406,0
kg/batch). Dalam kolom 15,7 L ini, endotoksin diadsorpsi dan dihilangkan, dengan mencuci
dengan kaustik (192 kg/batch yang masing-masing mengandung 3,8 dan 96,2% berat NaOH dan
air), yang dibuang. Kolom penghapus endotoksin diregenerasi dengan 47,1 kg/batch air,
sedangkan larutan bebas endotoksin (405,9 kg/batch mengandung 1,6, 8,7, 175,6, 0,013, 0,026,
0,23, dan 219,7 kg/batch tPA, glisin, arginin, NaOH, sukrosa, NaCl, dan air, masing-masing)
dikirim ke tangki penampung, di mana 59 kg/batch air ditambahkan. Setelah sterilisasi dengan
mikrofilter untuk menghilangkan puing-puing sel, dari mana 99,7% tPA dipulihkan, larutan
dikirim ke botol dan 100 mL botol, masing-masing berisi 100 mg tPA, dikirim ke pengering
beku, di mana air diuapkan.
Synthesis Tree

Pada setiap langkah dalam sintesis lembar proses aliran, alternatif dihasilkan dan pohon
sintesis mengisi. Untuk proses tPA, skema pohon sintesis ditunjukkan pada gambar 2.15 dimana
cabang tebal sesuai dengan lembar alur pada gambar 2.10–2.14. Dalam sintesis desain, insinyur
berusaha mengidentifikasi alternatif yang paling menjanjikan, menghilangkan alternatif yang
paling tidak menjanjikan dengan inspeksi, sedapat mungkin. Awalnya, aturan heuristik
membantu untuk membuat pilihan. Akhirnya, metode algoritmik yang melibatkan optimasi dapat
diperkenalkan untuk memeriksa heuristik dan mengidentifikasi alternatif yang lebih menjanjikan.
Namun, harus ditekankan, bahwa jendela desain, dimulai selama Fase 1 dan 2 dari uji klinis,
kecil. , biasanya dalam urutan 12-16 bulan, sebelum Fase 3 dimulai. Akibatnya, penekanan
biasanya ditempatkan pada perkembangan cepat dari desain yang menjanjikan, dan kurang pada
optimasi desain. Dengan kata lain, untuk obat-obatan mahal, jauh lebih penting untuk menjadi
yang pertama memasarkan daripada mencapai penghematan yang relatif kecil dalam investasi
modal atau biaya operasi untuk pabrik melalui optimasi desain.

Anda mungkin juga menyukai