Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

RS. dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin merupakan RS tipe B yang sudah
memiliki BDRS sesuai dengan PP Nomor 7 Tahun 2011 dan Permenkes Nomor 83
Tahun 2014 bahwa setiap Rumah Sakit harus memiliki BDRS. Untuk memastikan
jalannya BDRS maka dibuatlah peraturan internal Staf BDRS untuk menjaga mutu
dan Profesionalisme pelayanan darah di BDRS dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
Peraturan Internal staf BDRS ini diberlakukan sebagai upaya untuk
memastikan agar staf BDRS yang kompeten yang dapat memberikan pelayanan
darah di RS dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

BAB II
KETENTUAN UMUM

Peraturan Internal staf BDRS dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin


merupakan acuan serta dasar hukum yang sah bagi staf BDRS dalam pengambilan
keputusan tentang pelayanan darah di Rumah Sakit dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin. Dalam peraturan ini yang dimaksudkan dengan :
1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin berstatus
sebagai Rumah Sakit tipe B, milik pemerintah provinsi Kalimantan Selatan yang
terletak di Jl. Brig. Jend. H. Hasan Basry No.1 Banjarmasin.
2. Bank Darah Rumah Sakit, yang selanjutnya disingkat BDRS, adalah suatu unit
pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas tersedianya darah untuk
tranfusi darah yang aman, berkualitas, dan dalam jumlah yang cukup untuk
mendukung pelayanan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. BDRS merupakan Unit dari Rumah Sakit Dr. H. M. Ansari Saleh yang
khusus melayani pelayanan darah di RS dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
3. Staf BDRS adalah pegawai yang bekerja di BDRS dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
4. Staf BDRS adalah seorang yang memiliki ijazah DI PTTD dan surat tanda
registrasi (STR) dan atau surat tanda registrasi (STR) sebagaimana dimaksud
dalam peraturan pemerintah No.83 tahun 2014 tentang peraturan pemerintah
Nomor 7 tahun 2011 tentang pelayanan darah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5197 ) dan penyelenggaraan pelayanan darah dan terikat
perjanjian dengan Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dan oleh
karenanya diberi kewenangan klinis untuk melakukan tindakan Pelayanan darah
di Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

BAB III
TUJUAN
Pasal 2

1. Umum
Sebagai pedoman Rumah Sakit dalam mengelola staf BDRS dan
menyelenggarakan pelayanan darah guna meningkatkan profesionalisme tenaga
Staf BDRS.

2. Khusus
a. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang tentang
peraturan internal staf BDRS di Rumah Sakit.
b. Terselenggaranya peraturan internal staf BDRS di semua Rumah Sakit yang
memiliki makna signifikan terhadap tata kelola klinis (clinical governance)
yang baik dalam pelayanan di rumah sakit.
c. Terbangun iklim profesionalisme tenaga BDRS dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan darah di rumah sakit.
BAB IV
KEWENANGAN KLINIS (Clinical Privillege)
Pasal 3
1. Kewenangan klinis adalah wewenang yang diberikan oleh rumah sakit kepada
staf BDRS untuk memberikan pelayanan darah sesuai dengan tingkat kompetensi
yang dimiliki oleh Staf BDRS tersebut.
2. Kewenangan klinis diberikan oleh komite Non medis Non keperawatan melalui
subkomite Kredensial.
3. Kewenangan klinis diberikan setelah staf BDRS mengikuti uji kompeten yang
dilakukan oleh Rumah Sakit melalui komite Non Medis & Non Keperawatan.
4. Uji kompetensi meliputi verifikasi portofolio, log book, surat keterangan
supervisor, observasi tindakan dan wawancara.
5. Kewenangan klinis, meliputi :
a. Menerima darah yang sudah di uji saring oleh UTD
b. Menyimpan darah dan memantau persediaan darah
c. Melakukan Uji saring serasi darah pendonor dan darah pasien
d. Melakukan rujukan bila ada kesulitan hasil uji silang serasi dan golongan
darah ABO / rhesus ke UTD secara berjenjang
e. Menyerahkan darah yang cocok bagi pasien di rumah sakit.
f. Melacak penyebab reaksi tranfusi atau kejaidian ikutan akibat tranfusi darah
yang dilaporkan dokter rumah sakit dan
g. Mengembalikan darah yang tidak layak pakai ke UTD untuk dimusnahkan
6. Kewenangan klinis berlaku selama 3 tahun dan dapat dilakukan rekredensial
kembali.
7. Untuk staf BDRS baru kewenangan klinis diberikan setelah 2 tahun bekerja.
8. Untuk staf BDRS baru Pindah kewenangan klinis diberikan sesuai dengan
kebijakan yang berlaku di RS dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
BAB V
PENUGASAN KLINIS (Clinical appointment)
Pasal 4
1. Penugasan klinik diberikan oleh direktur rumah sakit berdasarkan rekomendasi
komite Staf Non Medis & Non Keperawatan.
2. Setiap staf BDRS dalam memberikan pelayanan darah harus memiliki surat
penugasan klinis sesuai dengan rincian kewenangan klinis yang diberikan.
3. Dalam keadaan darurat direktur rumah sakit berhak memberikan penugasan
klinis kepada Staf BDRS.

Pasal 5
Fungsi seluruh pelayanan darah berkaitan dengan kewenangan klinis dan
penugasan klinis yang ada dikoordinasikan oleh kepala ruang BDRS.
BAB VI
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS

Bagian Pertama
Keanggotaan Staf BDRS
Pasal 6
1. Keanggotaan internal staf BDRS merupakan suatu previlage yang dapat
diberikan kepada Staf BDRS yang secara terus-menerus mampu memenuhi
kualifikasi, standar dan persyaratan yang ditentukan oleh organisasi profesi,
standar pelayanan dan standar prosedur operasional.
2. Keanggotaaan sebagaimana dimaksud diberikan tanpa membedakan ras, agama,
warna kulit, keturunan, golongan, alumni, dan sebagainya sepanjang sesuai
dengan peraturan pemerintah tentang pelayanan darah.

Bagian kedua
Persyaratan dan prosedur penerimaan
Pasal 7
Untuk dapat diterima sebagai anggota staf BDRS Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari
Saleh Banjarmasin maka yang bersangkutan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Persyaratan administrasi :
1. Umur maksimal 35 tahun PTTD / Analis Kesehatan baru, bagi PTTD / Analis
Kesehatan PNS menyesuaikan dengan peraturan Rumah Sakit.
2. Mengajukan surat lamaran.
3. Melampirkan asli dan foto copy ijazah minimal DI PTTD / D III Analis
Kesehatan.
4. Melampirkan asli dan foto copy surat tanda registrasi (STR).
5. Melampirkan foto copy sertifikat yang berkaitan dengan Tranfusi Darah / Analis
Kesehatan.
6. Berbadan sehat.
Pasal 8
Tatalaksana penerimaan untuk menjadi staf BDRS :
a. PTTD dan Analis Kesehatan
b. Memenuhi syarat administrasi
c. Melalui tahap seleksi berdasarkan ketentuan yang diatur
d. Loyal terhadap rumah sakit
e. Mengikuti jam kerja sesuai dengan ketentuan Rumah Sakit
f. Hak dan kewajiban diatur sesuai pasal 11 ayat 1 dan ayat 2

Bagian Ketiga
Periode Keanggotaan

Pasal 9
Periode keanggotaan sebagai staf BDRS adalah sebagai berikut : Bagi staf
BDRS adalah sampai yang bersangkutan memasuki masa pensiun, dengan proses
rekredensialing setiap 3 tahun sekali dan dapat diperpanjang, sepanjang yang
bersangkutan masih memenuhi persyaratan sebagai klinisi.

Bagian Keempat
Kategori Staf BDRS

Pasal 10
PTTD/Analis Kesehatan anggota staf BDRS adalah PTTD/Analis Kesehatan purna
waktu, yaitu PTTD dan Analis Kesehatan yang direkrut oleh rumah sakit sebagai
PTTD / Analis Kesehatan PNS atau PTTD / Analis Kesehatan BLUD bekerja
ketentuan sebagai karyawan rumah sakit.
Bagian Kelima
Hak dan Kewajiban Staf BDRS

Pasal 11
1. Staf BDRS yang bekerja di Rumah Sakit mempunyai hak :
a. Memperoleh imbalan / penghasilan sesuai dengan yang berlaku
b. Menggunakan fasilitas yang dimiliki rumah sakit untuk melakukan pelayanan
kesehatan berdasarkan standar pelayanan medik dan standar pelayanan
perawatan yang sudah dibuat oleh organisasi profesi dan standar pelayanan
medis dan keperawatan yang ada di Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.
c. Lingkungan kerja yang sehat serta mendapatkan perlindungan terhadap
kecelakaan kerja.
d. Kesempatan untuk berkonsultasi dengan Staf BDRS lain yang tercatat
sebagai staf BDRS di rumah sakit.
e. Kesempatan istirahat untuk sementara waktu karena sakit atau karena alasan-
alasan lain yang layak.
2. Selain memperoleh hak-haknya, staf BDRS rumah sakit wajib melaksanakan
kewajibannya :
a. Mentaati semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Mentaati peraturan internal rumah sakit
c. Melaksanakan klausul-klausul dalam perjanjian antara rumah sakit dengan
staf BDRS
d. Menjaga citra rumah sakit serta berperilaku sopan terhadap pimpinan, staf
BDRS lain, profesi lain, pasien, keluarga pasien dan pengunjung
e. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan professional lain yang ada di
rumah sakit dan menghormati kode etik profesi mereka.
f. Menyelesaikan semua kewajiban administrative sesuai peraturan yang
berlaku.
g. Hadir dalam rapat-rapat yang diadakan oleh Direktur Rumah Sakit, Komite
Non Medis & Non Keperawatan, atau tim yang dibentuk oleh Rumah Sakit.
h. Menunjukkan loyalitas yang tinggi terhadap Rumah Sakit.

Pasal 12
Hak klinik dapat diberikan kepada seorang staf BDRS pengganti (dengan
keahlian sebidang dengan staf BDRS yang mendelegasikan) dimana tanggung jawab
klinik tetap berada pada Staf BDRS yang memberikan delegasi / menugaskan.

Bagian Keenam
Konfidensialitas, Imunitas, dan Diseminasi

Pasal 13
Informasi yang wajib dirahasiakan oleh setiap staf BDRS meliputi identitas pasien,
penyakit pasien sesuai dengan peraturan Rumah Sakit dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.

Pasal 14
Setiap staf BDRS dan atau wakil rumah sakit yang melakukan tindakan yang sesuai
by laws dan atau standar ( standar prosedur ) atau peraturan perundang-undangan
yang berlaku dibebaskan dari tanggung jawab gugat atas terjadinya kerugian akibat
tuntutan pidana dan perdata.

Bagian Ketujuh
Pemaparan/Desiminasi Isi Rekam Medik

Pasal 15
1. Pemaparan isi rekam medik kepada pihak ketiga hanya boleh diberikan oleh
tenaga medis / keperawatan / kebidanan atas ijin tertulis pasien.
2. Pemaparan isi rekam medik dapat diberikan oleh tenaga BDRS kepada pejabat
yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Setiap pemaparan isi rekam medic dilaporkan secara tertulis kepada Penanggung
jawab Unit Rekam Medik dengan disertai bukti ijin Rekam Medik dengan
disertai bukti ijin pengungkapan informasi oleh pihak pasien.

Bagian Kedelapan
Persetujuan Terhadap Bylaws

Pasal 16
1. Dengan menjadi anggota staf BDRS dianggap menyetujui peraturan internal staf
BDRS rumah sakit.

BAB VII
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF
BDRS

Pasal 17
1. Peraturan internal staf BDRS akan ditinjau ulang secara periodik untuk menilai
apakah masih relevan dengan situasi terkini.
2. Peninjauan ulang dilakukan oleh Komite Non Medis & Non Keperawatan atas
masukan dari staf BDRS.

Pengesahan

Pasal 18
Pengesahan / amandemen peraturan internal staf BDRS dilakukan oleh Direktur
Utama Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin setelah diputuskan
secara musyawarah mufakat dalam rapat Komite Non Medis & Non Keperawatan.

Pasal 19
Sesudah disahkan / diamandemenkan melalui musyawarah mufakat maka peraturan
internal staf BDRS akan berlaku / menggantikan yang lama, efektif setelah 30 hari
sejak disahkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh
Banjarmasin.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 20
Tujuan utama dibentuknya peraturan internal staf BDRS di rumah sakit adalah
memberikan perlindungan keselamatan pasien melalui staf BDRS kompeten, etis,
dan berperilaku baik serta memiliki kewenangan klinis yang jelas.
Diharapkan dengan berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan tentang Bank Darah
Rumah Sakit, akan segera melaksanakan tata kelola klinis (clinical government)
dengan baik dan benar.
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Peraturan Internal Staf BDRS selesai
disusun agar bisa dilaksanakan sesuai peruntukannya dengan benar.

Ditetapkan di : Banjarmasin
Pada tanggal :
Direktur,

Anda mungkin juga menyukai