Bahan Direktur PTNDP PDF
Bahan Direktur PTNDP PDF
REPUBLIK INDONESIA
1
Outline
KEMENTERIAN KEUANGAN 2
Kebijakan TKDD 2017:
Postur Transfer ke Daerah dan Dana Desa (dalam triliun Rp)
KEBIJAKAN ALOKASI
DIALOKASIKAN KEPADA
KEMENTERIAN KEUANGAN 5
Perkembangan Alokasi DID Tahun 2011 - 2017
SEBARAN DAERAH PENERIMA
8.000 A L O K A S I D I D TA H U N 2 0 1 7
7.500,0
7.000
Hanya AK; 38
6.000
5.000,0
dalam miliar rupiah
3.000
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
KEMENTERIAN KEUANGAN
Sebaran Alokasi Dana Insentif Daerah TA. 2017
Alokasi DID 2017* Daerah Penerima Alokasi DID 2017* Daerah Penerima *)dalam miliar rupiah
Se-Provinsi Se-Provinsi
AM AK Total AM AK AM & AK AM AK Total AM AK AM & AK
Kalbar 60,0 0,0 60,0 8 0 0 Sulteng 37,5 57,8 95,3 4 0 1
Kalteng 75,0 133,7 208,7 8 1 2 Sulut 90,0 172,4 262,4 9 1 3 Alokasi DID 2017* Daerah Penerima
Se-Provinsi
Kalsel 105,0 179,7 284,7 10 0 4 Sulsel 120,0 86,8 206,8 15 1 1 AM AK Total AM AK AM & AK
Kaltim 60,0 89,1 149,1 7 1 1 Sultra 60,0 89,6 149,6 6 0 2 Maluku 30,0 265,0 295,0 3 5 1
Kaltara 22,5 0,0 22,5 3 0 0 Gorontalo 52,5 0,0 52,5 7 0 0 Papua 37,5 43,1 80,6 4 0 1
Jumlah 322,5 402,5 725,0 36 2 7 Sulbal 37,5 128,7 166,2 2 0 3 Maluku Utara 22,5 88,3 110,8 2 1 1
Jumlah 397,5 535,3 932,8 43 2 10 Papua Barat 67,5 0,0 67,5 9 0 0
Jumlah 157,5 396,4 553,9 18 6 3
Maluku
Untuk daerah yang mendapat Alokasi Kinerja (AK) dan Alokasi Minimum
(AM) serta daerah yang hanya mendapat AK, pada semester I disalurkan
MEKANISME sebesar 50% dari pagu alokasi. Sisanya akan disalurkan pada semester II, dan
Untuk daerah yang hanya mendapat AM, penyalurannya dilakukan sekaligus
(100%) pada semester I dan paling cepat disalurkan pada bulan Februari.
KEMENTERIAN KEUANGAN
Kebijakan Dana Otonomi Khusus & Dana Tambahan Infrastruktur TA. 2017
Dana Otsus dialokasikan sebesar Rp8,02 triliun Dana DTI dialokasikan sebesar Rp3,5 triliun
Arah kebijakan Dana Otonomi Khusus: Arah Kebijakan Dana Tambahan Infratruktur:
Dana Otonomi Khusus Papua dan Papua Barat
sebesar 2% (dua persen) dari total pagu DAU Dana Tambahan Infrastruktur:
Pasal 34 ayat (3) Nasional (berlaku selama 20 Tahun)
UU 21/2001
ditetapkan antara Pemerintah dan DPR
terutama ditujukan untuk pembiayaan
Pasal 34 ayat berdasarkan usulan Provinsi pada setiap tahun
pendidikan dan kesehatan
(3) huruf f anggaran, yang terutama ditujukan untuk
UU 21/2001 pembiayaan pembangunan infrastruktur
KEMENTERIAN KEUANGAN 9
Kebijakan Dana Otonomi Khusus Aceh TA. 2017
Dialokasikan sebesar Rp8,02 triliun
Pasal 183
UU 11/2006 Dana Otonomi Khusus Aceh dialokasikan sebesar 2% (dua persen)
tentang dari total pagu DAU Nasional
Pemerintahan Aceh
KEMENTERIAN KEUANGAN 10
Perkembangan Alokasi dan Tahapan Penyaluran Dana Otsus
DANA OTSUS PROVINSI PAPUA, PAPUA
BARAT DAN ACEH TAHUN 2014-2017 Tahapan Penyaluran Dana Otsus dan DTI
Rp triliun
9 8,0
7,7
8 7,0
6,8 Paling Cepat Bulan Maret
7
6 5,3 5,6 Tahap I
5
4,7 4,9 Tahap III
(30%)
4
2,3 2,4
(25%)
3 2,0 2,1
2 Paling Cepat Bulan Juli
1
0
2014 2015 2016 2017
Aceh Papua Papua Barat
Tahap II Paling Cepat Bulan Oktober
DANA TAMBAHAN INFRASTRUKTUR PROV.
PAPUA DAN PAPUA BARAT TAHUN 2014-2017
(45%)
Rp miliar
3.000
2.625,00
• Penyaluran Dana Otsus dilaksanakan setelah mendapatkan
2.500 2.250,00
2.000,00 1.987,50 pertimbangan Menteri Dalam Negeri disertai rekapitulasi
2.000
1.500
penggunaan Dana Otsus.
1.000 862,50 875,00 • Penyaluran Dana Otsus dan Dana Tambahan Infrastruktur
750,00
500
500,00 akan dilakukan berdasarkan Kinerja Pelaksanaan, yang
0
ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas
2014 2015 2016 2017 pemanfaatan Dana Otsus dan DTI.
Papua Papua Barat
KEMENTERIAN KEUANGAN 11
Kebijakan Dana Keistimewaan DIY 2017
Dialokasikan sebesar Rp 800 miliar
1 Tata Cara Pengisian Jabatan 2.832.737.000 17,20 2,83 Tata Cara Pengisian
Jabatan
14,26
2 Kebudayaan 439.901.748.000 Kebudayaan
3 Tata Ruang 325.812.175.000
325,81 Tata Ruang
4 Pertanahan 17.197.300.000 439,90
KEMENTERIAN KEUANGAN 14
Sumber Pendapatan Desa
Pendapatan asli Desa
KEMENTERIAN KEUANGAN 15
Pengalokasian Dana Desa
MENTERI KEUANGAN BUPATI/WALIKOTA
APBN DANA DESA PER KAB/KOTA DANA DESA PER DESA
90% 10 % Formula=PAGU DD -
Alokasi Dasar
Alokasi Dasar Formula ALOKASI DASAR
Transfer ke Daerah
25% x Jumlah Penduduk 25% x Jumlah Penduduk Desa
Desa
35% x Jumlah Penduduk ALOKASI 35% x Jumlah Penduduk
Dana Desa Miskin Desa DASAR/DESA Miskin Desa
X
10% x Luas Wilayah Desa JUMLAH 10% x Luas Wilayah Desa
DESA
30% x IKK 30% x IKG
Maluku
Dana Desa digunakan untuk dua bidang prioritas: Pembiayaan Pembangunan & Pemberdayaan Masyarakat Desa,
melalui Swakelola dengan menggunakan tenaga kerja masyarakat desa setempat.
KEMENTERIAN KEUANGAN 18
Penyaluran Dana Desa Berbasis Kinerja Pelaksanaan
“Penyaluran berbasis kinerja ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan Dana Desa, sehingga dapat
mengurangi kemiskinan, kesenjangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa”
EXISTING MENJADI
Tahap I : 60%, bulan 1. Perda mengenai APBD TA Tahap I : 60%, 1. Perkada mengenai Penjabaran APBD TA
Maret berjalan; paling cepat berjalan;
Syarat: bulan Maret,
2. Perkada mengenai tata cara 2. Perkada mengenai tata cara pembagian
paling lambat
pembagian dan penetapan dan penetapan rincian DD setiap Desa;
bulan Juli
rincian DD setiap Desa; dan dan
Syarat :
Dari RKUN Dari RKUN
3. Laporan realisasi penyaluran dan 3. Laporan konsolidsi realisasi penyaluran
ke RKUD ke RKUD
konsolidasi penggunaan DD TA dan realisasi penyerapan DD TA
(KPPN (KPPN
sebelumnya. sebelumnya.
JAKARTA II) DAERAH)
Tahap II : 40%, bulan 1. Laporan DD Tahap I telah Tahap II : 40%, 1. Laporan DD Tahap I telah disalurkan ke
Agustus disalurkan paling kurang 50%; paling cepat RKD paling kurang 90%;
Syarat: bulan Agustus
2. Laporan DD Tahap I telah 2. Laporan DD Tahap I telah diserap oleh
Syarat :
digunakan oleh desa paling desa paling kurang 75%; capaian output
kurang paling kurang 50%. paling kurang 50%.
Tahap I : 60% 7 hari 1. Perdes APB Desa; Tahap I : 60% 7 1. Perdes APB Desa; dan
kerja setelah diterima hari kerja setelah
dari RKUN 2. Laporan realisasi penggunaan DD diterima dari 2. Laporan realisasi penyerapan DD tahun
Dari RKUD Syarat: tahun anggaran sebelumnya Dari RKUD RKUN anggaran sebelumnya.
ke RKD ke RKD Syarat:
(Oleh (Oleh
Walikota/ Walikota/
Bupati) Tahap II : 40% 7 hari 1. Laporan penggunaan DD Tahap I Bupati) Tahap II : 40% 7 1. Laporan penyerapan DD Tahap I
kerja setelah diterima paling kurang 50% DD Tahap I hari kerja setelah menunjukkan paling kurang 75%; dan
dari RKUN telah digunakan. diterima dari capaian output paling kurang 50%.
Syarat: RKUN
KEMENTERIAN KEUANGAN Syarat: 19
Sinergi Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa
KEMENTERIAN KEUANGAN 20
Kewajiban Pemenuhan Alokasi Dana Desa
KEMENTERIAN KEUANGAN 21
Kebijakan Hibah Daerah
• Hibah Daerah adalah pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau
sebaliknya yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan dilakukan melalui perjanjian
• Hibah diberikan untuk mendanai penyelenggaraan urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dalam kerangka hubungan
keuangan antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah
• Hibah dari Pemerintah kepada Pemerintah • Penerimaan hibah oleh Pemerintah Daerah
Daerah dianggarkan dalam APBN sebagai dianggarkan dalam Lain-lain Pendapatan
Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Daerah yang Sah sebagai jenis pendapatan
sesuai ketentuan perundang-undangan hibah
• Dalam hal APBN telah ditetapkan: • Penggunaan dana hibah dianggarkan sebagai
penerushibahan kepada Pemerintah Daerah belanja dan/atau pengeluaran pembiayaan
yang bersumber dari hibah luar negeri dapat • Dalam hal APBD telah ditetapkan: penggunaan
dilaksanakan untuk kemudian dianggarkan dana hibah dapat dilaksanakan untuk
dalam perubahan APBN kemudian dianggarkan dalam Perubahan
• Setelah APBN Perubahan ditetapkan: APBD
penerushibahan kepada Pemerintah dapat • Dalam hal Perubahan APBD telah ditetapkan:
dilaksanakan untuk kemudian dilaporkan penggunaan dana hibah dapat dilaksanakan
dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. untuk kemudian dilaporkan dalam Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah.
KEMENTERIAN KEUANGAN 23
Mekanisme Pendanaan Hibah Daerah
Langkah-langkah pendanaan melalui Hibah Daerah :
Daerah menyampaikan usulan kebutuhan hibah kepada K/L selaku executing agency, untuk dilakukan verifikasi;
Berdasarkan hasil verifikasi, K/L menyampaikan usulan kepada Kemenkeu untuk dianggarkan dalam APBN/APBNP;
Setelah ditetapkan dalam APBN/APBNP, Kemenkeu menetapkan Surat Penetapan Pemberian Hibah (SPPH) dan
Perjanjian Hibah Daerah (PHD).
Daerah melaksanakan kegiatan Hibah, untuk selanjutnya setelah kinerja output diverifikasi K/L dilaporkan ke Kemenkeu
utk disalurkan hibahnya (output based)
Mempertimbangkan: SPPH Merupakan Penetapan Pemda menyusun RK Pemda sebagai Implementing Penyaluran dilakukan
a) Kapasitas fiskal daerah; Daerah Penerima Hibah beserta dan RT sebagai dasar Agency bertanggung jawab atas berdasarkan kinerja
b) Daerah yang ditentukan oleh besarannya penganggaran penyelesaian kegiatan dan yang di-verifikasi K/L
Pemberi Hibah Luar Negeri; berkoordinasi dengan penggunaan dana hibah sesuai
c) Daerah yang memenuhi K/L Perjanjian Hibah dan Manual
persyaratan yang ditentukan oleh Teknis
K/L; dan/atau
d) Daerah tertentu yang ditetapkan
KEMENTERIAN KEUANGAN oleh Pemerintah 24 24
Penyaluran Hibah Daerah
PMK Nomor 188/PMK.07/2012 jo. PMK Nomor PMK Nomor 162/PMK.07/2015 tentang Hibah Dari Pemerintah Pusat
214/PMK.07/2015 tentang tentang Hibah Dari Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Rangka Bantuan Pendanaan Rehabilitasi
Kepada Pemerintah Daerah Dan Rekonstruksi Pascabencana
KEMENTERIAN KEUANGAN 25
Alokasi Hibah Daerah Tahun 2017 No. Jenis Hibah Tujuan
Sumber Pinjaman Daerah 3. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman
4. Tidak mempunyai tunggakan Pinjaman kepada Pemerintah
Pemerintah Pusat (Penerusan Pinjaman Luar Negeri, Penerusan
Pusat, apabila Pinjaman Daerah yang akan diajukan bersumber
Pinjaman Dalam Negeri, PT. SMI).
dari Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah Lain;
Lembaga Keuangan Bank; 5. Mendapat persetujuan DPRD untuk pinjaman Jangka Menengah
Lembaga Keuangan Bukan Bank; dan Panjang.
Masyarakat, dalam bentuk Obligasi Daerah.
KEMENTERIAN KEUANGAN 27
Obligasi Daerah
Prinsip Umum Obligasi Daerah Persyaratan Obligasi Daerah
1. Surat Utang yang diterbitkan oleh Pemda yang ditawarkan kepada 1. Jumlah sisa pinjaman daerah + jumlah pinjaman yang akan ditarik
publik melalui penawaran umum di pasar modal dengan menggunakan tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun
mata uang rupiah. sebelumnya.
2. Umumnya mempunyai jangka waktu >5 tahun 2. Memenuhi DSCR yang ditetapkan oleh Pemerintah.
3. Membiayai kegiatan investasi pelayanan publik yang dapat 3. Mendapat persetujuan prinsip dari DPRD, yang meliputi nilai bersih
menghasilkan penerimaan APBD. maksimal Obligasi Daerah yang akan diterbitkan, kesediaan
4. Tidak dijamin oleh pemerintah pusat. pembayaran pokok dan bunga, dan kesediaan pembayaran segala
5. Risiko ditanggung pemerintah daerah. biaya yang timbul dari penerbitan Obligasi Daerah.
6. Membayar biaya bunga secara berkala. 4. Mendapat pertimbangan dari Menteri Dalam Negeri.
7. Melunasi pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. 5. Audit terakhir LKPD mendapat opini WDP atau WTP.
8. Nilai saat jatuh tempo sama dengan nilai nominal pada saat diterbitkan.
DJPPR
KEMENTERIAN KEUANGAN 29
Mekanisme Pinjaman Daerah Dan Konsep Pinjaman Daerah Ke Depan
Pemda yang memenuhi persyaratan Pinjaman Daerah dapat mengajukan pinjaman dengan mekanisme sebagai berikut:
Konsep Pinjaman Daerah Kedepan: Regional Infrastructure Development Kegiatan/Proyek yang Dibiayai
Fund (RIDF) Pinjaman Daerah
30
KEMENTERIAN KEUANGAN 30
Terima Kasih
KEMENTERIAN KEUANGAN 31