TENTANG
PROSEDUR PEMBAHASAN, FORMAT, DAN STANDAR RINCIAN RANCANGAN
KEGIATAN DAN PENGANGGARAN PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL SUMBER
DAYA ALAM KEHUTANAN DANA REBOISASI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
ini yang dimaksud dengan:
1. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Dana
Reboisasi selanjutnya disingkat DBH DR adalah bagian
daerah yang berasal dari penerimaan sumber daya alam
kehutanan Dana Reboisasi.
2. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah unsur
pembantu Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah.
3. Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang selanjutnya
disingkat RHL adalah upaya untuk memulihkan,
mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan
lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan
peranannya dalam mendukung sistem penyangga
kehidupan tetap terjaga.
4. Sisa DBH DR adalah selisih lebih antara alokasi DBH
DR dengan realisasi penggunaan DBH DR yang sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan selama satu
periode tahun anggaran dan/atau beberapa tahun
anggaran.
5. Kepala Daerah adalah gubernur bagi provinsi atau
bupati bagi kabupaten atau wali kota bagi kota.
-2-
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup yang diatur dalam peraturan Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan ini, meliputi prosedur
pembahasan, format, dan standar rincian rancangan
kegiatan dan penganggaran penggunaan:
a. DBH DR yang disalurkan mulai tahun anggaran 2017
kepada Daerah provinsi; dan
b. Sisa DBH DR bagian kabupaten/kota yang masih
terdapat di rekening kas umum Daerah
kabupaten/kota dan telah disalurkan sampai dengan
tahun anggaran 2016.
BAB III
RINCIAN KEGIATAN PENGGUNAAN DBH DR
Pasal 3
(1) Kegiatan DBH DR yang dapat diusulkan oleh
pemerintah daerah provinsi adalah kegiatan RHL yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi, dan kegiatan pendukungnya.
(2) Kegiatan pendukung sebagaimana dimaksud ayat (1)
meliputi:
a. Perlindungan dan pengamanan hutan;
b. Teknologi rehabilitasi hutan dan lahan;
c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan
dan lahan;
d. Pengembangan perbenihan;
e. Penelitian dan pengembangan, pendidikan dan
pelatihan, penyuluhan, serta pemberdayaan
masyarakat setempat dalam kegiatan reboisasi hutan
dan lahan;
f. Pembinaan; dan/atau
g. Pengawasan dan pengendalian.
-3-
(3) Kegiatan DBH DR yang dapat diusulkan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota terhadap Sisa DBH
DR atas penyaluran DBH DR sampai dengan tahun
2016 yang masih terdapat di kas umum daerah
kabupaten/kota adalah:
a. Pengelolaan taman hutan raya (Tahura);
b. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan;
dan
c. Penanaman pohon pada daerah aliran sungai kritis,
penanaman bambu pada kanan kiri sungai, dan
pengadaan bangunan konservasi tanah dan air.
(4) Kegiatan-kegiatan yang dapat diusulkan oleh
pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), ayat (2), dan ayat (3) mengacu pada standar rincian
rancangan kegiatan penggunaan dana bagi hasil
sumber daya alam kehutanan dana reboisasi.
BAB IV
TATACARA PEMBAHASAN USULAN KEGIATAN DBH DR
Pasal 4
(1) Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan bersama
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Kementerian Dalam Negeri membahas usulan
rancangan kegiatan dan penganggaran yang
disampaikan oleh Kepala Daerah dengan
memperhatikan:
a. kesesuaian kegiatan dengan peraturan perundang-
undangan di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan.
b. kesesuaian kegiatan dengan prioritas kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (8)
Peraturan Menteri Keuangan tentang Penggunaan,
Pemantauan dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Sumber
Daya Alam Kehutanan Dana Reboisasi.
c. sumber pendanaan kegiatan dan output kegiatan.
-4-
K
d. mekanisme penugasan kegiatan DBH DR provinsi ke
kabupaten/kota.
(2) Usulan rancangan kegiatan dan penganggaran yang
dinyatakan tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan diberi catatan oleh pembahas dan
disampaikan kembali kepada daerah yang bersangkutan
untuk dilakukan perbaikan.
(3) Usulan rancangan kegiatan dan penganggaran yang
dinyatakan telah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan disampaikan kepada daerah yang
bersangkutan.
(4) Kepala Daerah menetapkan usulan rancangan kegiatan
dan penganggaran dalam anggaran pendapatan dan
belanja daerah.
Pasal 5
Dalam rangka pembahasan usulan rancangan kegiatan dan
penganggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
dapat dibentuk tim pembahas yang melibatkan Kementerian
Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
dan Kementerian Dalam Negeri.
Pasal 6
Menteri Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan memfasilitasi kegiatan pembahasan usulan
rancangan kegiatan DBH DR sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1).
Pasal 7
Hasil pembahasan usulan rancangan kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dituangkan dalam berita
acara hasil pembahasan yang ditanda tangani oleh
Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal
Perimbangan Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, dan Pemerintah
Daerah.
-5-
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 8
Ketentuan mengenai:
a. Standar rincian rancangan kegiatan penggunaan DBH
DR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4),
b. Format usulan daftar kegiatan dan surat penyampaian
penggunaan DBH DR, dan
c. Berita acara hasil pembahasan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan ini.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 9
Pada saat Peraturan Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan ini mulai berlaku:
a. Kepala Daerah menyampaikan usulan rancangan
kegiatan dan penganggaran penggunaan DBH DR yang
telah ditetapkan kepada Menteri Keuangan c.q.
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan paling
lambat minggu keempat bulan Januari tahun anggaran
berjalan.
b. Untuk Tahun Anggaran 2018 Kepala Daerah
menetapkan usulan rancangan kegiatan dan
penganggaran DBH DR dalam perubahan peraturan
kepala daerah tentang penjabaran anggaran
pendapatan dan belanja daerah.
-6-
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
Peraturan Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan ini
mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal >0f9
-7-
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
NOMOR p£(L~VPK/2018
TENTANG PROSEDUR PEMBAHASAN, FORMAT, DAN STANDAR RINCIAN
RANCANGAN KEGIATAN DAN PENGANGGARAN PENGGUNAAN DANA BAGI
HASIL SUMBER DAYA ALAM KEHUTANAN DANA REBOISASI
-9-
ft
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
1. pengayaan tanaman.
2. Perlindungan dan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun Merupakan usaha untuk mencegah dan membatasi kerusakan
pengamanan 2004 tentang Perlindungan Hutan jo hutan dan lahan, kawasan hutan dan hasil hutan yang disebabkan
hutan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-daya alam,
hama dan penyakit serta mempertahankan dan menjaga hak-hak
2009.
negara, masyarakat dan perorangan atas hutan, kawasan hutan,
hasil hutan, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan
pengelolaan hutan. Kegiatannya dapat berupa:
1. Sosialisasi;
2. Koordinasi;
3. Penjagaan di tempat-tempat tertentu; dan
4. Patroli pengamanan.
3. Teknologi 1. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Teknologi rehabilitasi hutan dan lahan, dapat dikembangkan
rehabilitasi hutan Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan melalui kerjasama antara lembaga penelitian, perguruan tinggi
dan lahan Reklamasi Hutan. maupun melalui penggalian kearifan budaya masyarakat setempat,
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor meliputi:
P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara 1. teknologi perencanaan;
Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan 2. pelaksanaan, dan
Pemberian Insentif Kegiatan 3. monitoring-evaluasi RHL.
Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
sebagaimana telah diubah dengan Sasaran pengembangan teknologi RHL antara lain:
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 1. RHL di wilayah arid/kering;
dan Kehutanan Nomor 2. RHL di kawasan bergambut;
P. 39 /MenLHK/Setjen / 3. Teknologi penebaran benih melalui udara (aerial );
- io -
0,
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
Kum. 1/4/2016. 4. RHL pada berbagai tipe hutan dan iklim;
5. RHL di wilayah padat penduduk;
6. RHL di wilayah sentra sayuran; dan
7. RHL dengan pola wanatani.
- n -
a
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
1. Penerapan agroforestry, agro silvo pastura, silvo pastura dan
kegiatan sejenisnya;
2. Sosialisasi dan/atau penyuluhan pencegahan kebakaran
hutan dan lahan melalui berbagai ragam metode;
3. Kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan dalam
rangka penyadartahuan pencegahan kebakaran hutan dan
lahan;
4. Pembuatan bahan kampanye dan/atau alat peraga
pencegahan kebakaran hutan dan lahan;
5. Gerakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan;
6. Pendampingan masyarakat peduli api;
7. Praktek pembukaan lahan tanpa bakar;
8. Pembuatan dan/atau pengelolaan sekat bakaran;
9. Pembuatan kompos hasil limbah vegetasi;
10. Pengelolaan bahan bakaran;
11. Pembuatan sekat kanal, embung dan kantong air;
12. Pemantapan organisasi dan prosedurnya;
13. Simulasi mobilisasi berbagai tingkatan;
14. Peningkatan koordinasi melalui rapat keija, rapat
koordinasi, kunjungan kerja dan lain-lain;
15. Peringatan dini dan aplikasi sistem peringkat bahaya
kebakaran atau sistem sejenisnya;
16. Pembuatan, pemasangan dan sosialisasi rambu-rambu dan
papan peringatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan;
17. Pembuatan, penyajian dan penyebarluasan informasi
kerawanan kebakaran hutan dan lahan melalui peta atau
sejenisnya;
18. Pembuatan, penyajian dan penyebarluasan informasi
sumberdaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan
nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa; dan
- 12 -
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
19. Patroli pencegahan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Penyelenggaraan penanggulangan:
1. Penerapan deteksi dini melalui berbagai macam metode
pengamatan seperti deteksi melalui menara pengawas, aplikasi
berbagai jenis kamera/ CCTV, penginderaan jauh (potret udara
atau citra satelit);
2. Pengolahan data dan informasi hotspot;
3. Penyebarluasan data dan informasi hotspot;
4. Penetapan level kesiagaan;
5. Penetapan posko pengendalian kebakaran hutan dan lahan;
6. Pelaksanaan pengukuran api (size up);
7. Pendirian posko lapangan;
8. Pemadaman langsung; dan
9. Pembuatan ilaran api.
Penyelenggaraan penanganan pasca kebakaran:
1. Penaksiran luas;
2. Analisa vegetasi bekas terbakar;
3. Penaksiran kerugian;
4. Rekomendasi pelaksanaan rehabilitasi areal bekas terbakar;
5. Investigasi sebab-sebab kebakaran;
6. Melakukan penandaan dengan garis Polisi dan/atau garis
PPNS Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
7. Penempatan pegawai untuk bertugas di suatu tempat dalam
jangka waktu tertentu (Detasering) terhadap areal pasca
kebakaran hutan dan lahan;
8. Melakukan penyidikan; dan
9. Monitoring dan menindaklanjuti segala hal terkait
pelaksanaan penanganan proses penegakan hukum bidang
kebakaran hutan dan lahan.
- 13 -
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
6. Penelitian dan 1. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Penelitian dan pengembangan meliputi litbang terapan, kebijakan
pengembangan Tahun 2008tentang Rehabilitasi dan dan eksperimental dalam jangka pendek, utamanya terkait dengan
Reklamasi Hutan. pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) serta
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor peningkatan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS).
P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan
Pemberian Insentif Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
- 14 -
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor P.39/MenLHK
/Setjen/Kum. 1/4/2016.
3. Peraturan Direktur Jenderal
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
No. P. 8 /PDASHL/ SET /KUM. 1
/11/2016 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan.
7. Pendidikan dan 1. Peraturan Pemerintah Nomor 76 Pendidikan dan pelatihan jangka pendek untuk mengembangkan
pelatihan Tahun 2008 tentang Rehabilitasi dan dan meningkatkan kualitas kelompok masyarakat terkait
Reklamasi Hutan. pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) serta
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor peningkatan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS).
P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan
Pemberian Insentif Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
sebagaimana telah diubah
denganPeraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Nomor
P.39/MenLHK/Setjen/Kum. 1/4/2016.
3. Peraturan Direktur Jenderal
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
Nomor P. 8/PDASHL/SET/KUM. 1
/11/2016 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
- 15 -
f*
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
dan Kehutanan Nomor P.46/MENLHK
/SETJEN/KUM. 1/7/2017 tentang
Pedoman Perencanaan dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia.
- 16 -
Of
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
dan Kehutanan Nomor77/MenLhk penyusunan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP)
/Setjen/Kum. 1/2016 tentang Metode Kehutanan.
dan Materi Penyuluhan Kehutanan. 6. Monitoring, evaluasi, pelaporan pelaksanaan kegiatan
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup penyuluhan.
dan Kehutanan Nomor P.
78 /MenLHK/Setjen /Kum. 1/2016
tentang Pedoman Penyusunan
Program Penyuluhan Kehutanan.
9. Pemberdayaan 1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 1. Penyiapan Perhutanan Sosial dalam bentuk Hutan
masyarakat dan Kehutanan Nomor P.30/MenLHK- Kemasyarakatan, Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat, Hutan
setempat dalam Setjen/2015 tentang Pedoman Adat, dan Kemitraan, melalui:
Pemberian Bantuan Peralatan a. operasionalisasi kelompok kerja percepatan perhutanan
kegiatan
Pengembangan Usaha Ekonomi sosial (Pokja PPS);
rehabilitasi hutan Produktif Ramah Lingkungan. b. sosialisasi Tingkat Tapak;
dan lahan 2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup c. fasilitasi Usulan; dan
dan Kehutanan Nomor P.32/MenLHK- d. verifikasi Administrasi dan Teknis.
Setjen/2015 tentang Hutan Hak. 2. Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial, meliputi:
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup a. sosialisasi tingkat tapak;
dan Kehutanan Nomor b. pelatihan pengembangan usaha;
P. 34 /MenLHK/ Setjen /Kum. 1/2015 c. penguatan kelembagaan kelompok;
tentang Pengakuan dan Perlindungan d. rehabilitasi hutan dan lahan (restorasi perlindungan dan
Kearifan Lokal Dalam Pengelolaan tumpang sari); dan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan e. alat ekonomi produktif.
Hidup. 3. Penanganan Konflik, Tenurial Dan Hutan Adat, meliputi:
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup a. pendataan potensi konflik tenurial dan hutan adat;
dan Kehutanan Nomor P.84/MenLHK- b. pengaduan dan pendaftaran konflik;
Setjen/2015 tentang Penanganan c. pemetaan/assesment konflik tenurial;
Konflik Tenurial Kawasan Hutan. d. fasilitasi/mediasi penanganan konflik tenurial;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup e. fasilitasi percepatan pengakuan hutan ada; dan
- 17 -
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
dan Kehutanan Republik Indonesia f. identifikasi, inventarisasi, verifikasi, dan validasi untuk
Nomor P.83/MenLHK/Setjen/Kum. 1 hutan adat.
/10/2016 tentang Perhutanan Sosial. 4. Pembinaan, meliputi:
a. Penyu sunan pedoman; dan
b. Melakukan bimbingan terkait prosedur dan tata kerja.
10. Pembinaan, 1. Peraturan Pemerintah Republik Merupakan kegiatan hasil monitoring, evaluasi, pelaporan
Pengawasan dan Indonesia No. 76 tahun 2008 tentang pelaksanaan rehabilitasi yang ditindaklanjuti dengan pelaporan
pengendalian Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan pelaksanaan pengendalian.
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan
Pemberian Insentif Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan,
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor
P. 39 /MenLHK /Setjen /Kum. 1/4/2016.
3. Peraturan Direktur Jenderal
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
Nomor P. 8/PDASHL/SET/KUM. 1
/11/2016 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan.
- 18 - 4
B. STANDAR RINCIAN RANCANGAN KEGIATAN PENGGUNAAN SISA DBH DR KABUPATEN/KOTA
BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
- 19 -
1
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
hutan dan lahan;
5. Peringatan dini;
6. Patroli;
7. Perencanaan strategi dan ketatausahaan pengendalian
kebakaran hutan dan lahan;
8. Monitoring dan evaluasi operasional pencegahan kebakaran
hutan dan lahan;
9. Kesiapsiagaan;
10. Deteksi dini;
11. Pemadaman dan penanganan pasca kebakaran hutan dan
lahan;
12. Monitoring dan evaluasi operasional pemadaman dan
penanganan pasca kebakaran hutan dan lahan;
13. Pelatihan /pembekalan/inhousetraining/penyegaran /bimtek
pengendalian kebakaran hutan dan lahan;
14. Monitoring dan evaluasi peningkatan kapasitas SDM; dan
15. Pembentukan dan pembinaan brigade pengendalian kebakaran
hutan.
Penyelenggaraan pencegahan:
1. Penerapan agroforestry, agro silvo pastura, silvo pastura dan
kegiatan sejenisnya;
2. Sosialisasi dan/atau penyuluhan pencegahan kebakaran
hutan dan lahan melalui berbagai ragam metode;
3. Kampanye pencegahan kebakaran hutan dan lahan dalam
rangka penyadarantahuan pencegahan kebakaran hutan dan
lahan;
4. Pembuatan bahan kampanye dan/atau alat peraga
pencegahan kebakaran hutan dan lahan;
5. Gerakan pencegahan kebakaran hutan dan lahan;
- 20 -
0(
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
6. Pendampingan masyarakat peduli api;
7. Praktek pembukaan lahan tanpa bakar;
8. Pembuatan dan/atau pengelolaan sekat bakaran;
9. Pembuatan kompos hasil limbah vegetasi;
10. Pengelolaan bahan bakaran;
11. Pembuatan sekat kanal, embung dan kantong air;
12. Pemantapan organisasi dan prosedurnya;
13. Simulasi mobilisasi berbagai tingkatan;
14. Peningkatan koordinasi melalui rapat kerja, rapat
koordinasi, kunjungan kerja dan lain-lain;
15. Peringatan dini dan aplikasi sistem peringkat bahaya
kebakaran atau sistem sejenisnya;
16. Pembuatan, pemasangan dan sosialisasi rambu-rambu dan
papan peringatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan;
17. Pembuatan, penyajian dan penyebarluasan informasi
kerawanan kebakaran hutan dan lahan melalui peta atau
sejenisnya;
18. pembuatan, penyajian dan penyebarluasan informasi
sumberdaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan
nasional, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan desa; dan
19. patroli pencegahan pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
Penyelenggaraan penanggulangan:
1. Penerapan deteksi dini melalui berbagai macam metode
pengamatan seperti deteksi melalui menara pengawas, aplikasi
berbagai jenis kamera/CCTV, penginderaan jauh (potret udara
atau citra satelit);
2. Pengolahan data dan informasi hotspot;
3. Penyebarluasan data dan informasi hotspot;
4. Penetapan level kesiagaan;____________________________________
-2
0,
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
5. Penetapan posko pengendalian kebakaran hutan dan lahan;
6. Pelaksanaan pengukuran api (size up);
7. Pendirian posko lapangan;
8. Pemadaman langsung; dan
9. Pembuatan ilaran api.
- 22 -
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
sebagaimana telah diubah dengan a. sengkedan;
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup b. teras guludan;
dan Kehutanan Nomor c. teras bangku;
P.39/MenLHK/Setjen/Kum. 1/4/2016. d. saluran buntu atau rorak;
3. Peraturan Direktur Jenderal e. saluran pembuangan air;
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung f. terjunan air;
Nomor P. 8/PDASHL/SET/ g. biopori;
KUM. 1/11/2016 tentang Petunjuk h. sumur resapan;
Teknis Pelaksanaan Kegiatan i. pengendali jurang;
Rehabilitasi Hutan dan Lahan. j. dam penahan;
k. dam pengendali;
l. kolam retensi; dan/atau
m. beronjong.
- 23 -
"I
No. Program Peraturan Teknis Rincian Kegiatan
Teknis Pelaksanaan Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
5. Pengadaan 1. Peraturan Pemerintah Republik 1. Pembuatan bangunan konservasi tanah dan air antara lain:
bangunan Indonesia No. 76 tahun 2008 tentang a. sengkedan;
konservasi tanah Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan b. teras guludan;
2. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor c. teras bangku;
dan air
P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara d. saluran buntu atau rorak;
Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung dan e. saluran pembuangan air;
Pemberian Insentif Kegiatan f. terjunan air;
Rehabilitasi Hutan dan Lahan, g. biopori;
sebagaimana telah diubah dengan h. sumur resapan;
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup i. pengendali jurang;
dan Kehutanan Nomor j. dam penahan;
P.39/MenLHK/Setjen/Kum. 1/4/2016. k. dam pengendali;
3. Peraturan Direktur Jenderal l. kolam retensi; dan/atau
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung m. beronjong.
Nomor P. 8/PDASHL/SET/
KUM .1/11/2016 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan.
4. Peraturan Direktur Jenderal
Pengendalian DAS dan Hutan Lindung
Nomor P. 6/PDASHL/SET/
KUM. 1/8/2017 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Bangunan
Konservasi Tanah dan Air.
- 24 -
C. FORMAT USULAN DAFTAR KEGIATAN DBH DR
MENURUT SUB KEGIATAN UNTUK MASING-MASING KEGIATAN DBH DR
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Form ulir RKASKPD
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. 2.2.1
_________Tahun anggaran : 20XX_______
Organisasi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Program XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Kegiatan____________ XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Lokasi Kegiatan
Sumber Dana
INDIKATOR & TOLOK UKUR KINERJA BELANJA LANGSUNG
INDIKATOR TOLOK UKUR KINERJA TARGET KINERJA
MASUKAN
KELUARAN
HASIL
Kelompok Sasaran Kegiatan
RINCIAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNG PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
KODE Rincian Perhitungan
URAIAN
REKENING Volume Satuan Harga Satuan Jumlah
1 2 3 4 5 6
i........ .....________
j
...J U . ...... ....JL... •;.....,...........1................Jj
i
1 i
......... ".—i1............ ._ .L ._
i I i! i|
, i.................i.................. ....... 1f.*.....'...'...'..
— H
................. 1!..................;.................. j
..................;.................:.................. j 1
.... ^ ^ r ......... . t . ........... ....,i..........
1 I
- 26 -
E. FORMAT BERITA ACARA HASIL PEMBAHASAN
Pada hari ini, ...... , tanggal ...... bulan ..... tahun 20XX, bertempat di ..............., telah
dilakukan pembahasan oleh Kementerian Keuangan c.q. Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan c.q.................., atas usulan
rancangan kegiatan dan penganggaran penggunaan DBH DR Provinsi/Kabupaten/Kota
.... sebagaimana terlampir.
Adapun hasil pembahasan usulan dimaksud merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Berita Acara ini. Terhadap ketidaksesuaian kegiatan penggunaan DBH DR yang diusulkan
pemerintah daerah bersangkutan sebagaimana terlampir, usulan dimaksud akan disampaikan
kembali dan direvisi oleh pemerintah daerah bersangkutan.
Demikian Berita Acara Pembahasan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Nama Nama
NIP NIP
Nama
NIP
DIREKTUR JENDERAL
PERIMBANGAN KEUANGAN,
- 27 -