Makala H
Makala H
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian toleransi ?
2. Apakah pengertian kerukunan?
3. Apakah pengertian dari kerukunan antar umat beragama?
4. Bagaimana menjaga kerukunan hidup antar umat beragama?
5. Apakah manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama?
6. Hubungan antara Toleransi dengan Mu’amalah antar Umat Beragama (Non-
Muslim)
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari toleransi
2. Mengetahui pengertian kerukunan
3. Mengetahui pengeertian kerukunan antar umat beragama
4. Mengetahui cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
5. Mengetahui manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama
6. Mengetahui Hubungan antara Toleransi dengan Mu’amalah antar Umat
Beragama (Non-muslim)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut ajaran Islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi
juga terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Dengan makna
toleransi yang luas semacam ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam
memperoleh perhatian penting dan serius. Apalagi toleransi beragama adalah
masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah. Ia begitu
sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik sehingga menyedot perhatian
besar dari Islam.
3
2.2 Pengertian Kerukunan
Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena
pada hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu
ajaran yang pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang
Islam, melainkan cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang didasarkan
pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat Islami.
4
2.3 Pengertian Kerukunan Umat Beragama
Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing
untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang
baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama
tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa
kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-
unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai
agama itu sendiri.
Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi
antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus
bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu
masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal
beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling
mengganggu.
5
a. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS.Al-
Baqarah : 256).
b. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil dan tidak
boleh memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak memusuhi,tidak
memerangi dan tidak mengusir orang Islam.(QS. Al-Mutahanah : 8).
c. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at
agamanya masing-masing (QS.Al-Baqarah :139).
d. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati hak-hak tetangga,tanpa
membedakan agama tetangga tersebut.Sikap menghormati terhadap tetangga itu
dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan iman kepada hari akhir (Hadis
Nabi riwayat Muttafaq Alaih).
e. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid,orang kafir yang mempunyai perjanjian
perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau surga;padahal bau surga
itu telah tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun (Hadis Nabi dari Abdullah
bin 'Ash riwayat Bukhari). Sudah banyak perjanjian damai dan perjanjian HAM
yang dibuat oleh Negara Islam dan seluruh Negara di dunia soal itu. Dan hanya
sedikit yang melanggar, diantara yang melanggar itu diantaranya Israel, sedangkan
yang tidak melanggar dan sangatlah banyak, seperti Jerman, Cheko, Irlandia dan
masih sangat banyak yang tidak saya sebut satu persatu yang tetap menjaga
perdamaian. Jadi mereka yang menjaga perjanjian damai dengan orang Islam.
Tidaklah dibenarkan membunuh orang-orang yg tetap menjaga perdamaian dengan
orang Islam. Bahkan menurut hadis tersebut tidak akan mencium bau surga bagi
yang membunuh orang tersebut tanpa kesalahan yang jelas.
6
2.4 Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Bragama
Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama salah satunya dengan dialog
antar umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang modern
yang demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai kemajemukan
(pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam suatu
keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling menjaga kerukunan hidup antar umat
beragama. Secara historis banyak terjadi konflik antar umat beragama, misalnya
konflik di Poso antara umat islam dan umat kristen. Agama disini terlihat sebagai
pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis konflik yang terjadi
tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada para
pemeluknya agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga saling
menghormati. Untuk itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama umat
beragama.
1. Setuju untuk tidak setuju, maksudnya setiap agama memiliki akidah masing-
masing sehingga agama saling bertoleransi dengan perbedaan tersebut.
2. Setuju untuk setuju, konsep ini berarti meyakini semua agama memiliki
kesamaan dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan martabat umatnya.
3. Setuju untuk berbeda, maksudnya dalam hal perbedaan ini disikapi dengan
damai bukan untuk saling menghancurkan.
Indonesia yang multikultural terutama dalam hal agama membuat Indonesia
menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama. Maka dari itu
menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya untuk
menjaga kehidupan antar umat beragama agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan
hidup antar umat beragama dalam masyarakat khususnya masyarakat Indonesia
misalnya dengan cara sebagai berikut:
7
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain
yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang
positf dan mau menghargai keyakinan orang lain.
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi
salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka karena ini
bagian dari sikap saling menghormati.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak mendapat
fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan dan sebagainya.
“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan
8
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-
orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada -Nya orang
yang kembali.”
Adapun solusi agar kita bisa hidup bersama dengan orang-orang yang hidup
di tengah masyarakat yang memiliki perbedaan tersebut adalah dengan saling
menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. Sikap seperti itu bisa dikatakan
dengan toleransi. Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari toleransi antar umat
beragama di antaranya adalah :
Sebagai contoh sikap toleransi antar umat beragama bisa kita lihat di negara
kita ini, yaitu Indonesia yang memiliki lebih dari satu agama dan kepercayaan. Jika
toleransi antar umat beragama tidak tertanam di dalam pribadi masing-masing warga
negara Indonesia, maka kemungkinan besar negara ini akan terpecah belah dan tidak
akan bertahan lama.
9
berbagai konflik serta pertikaian di antara sesama manusia, seperti tindakan
terorisme, pembantaian pemuka agama, dan lain sebagainya yang pada akhirnya akan
mengakibatkan dampak pada timbulnya kesengsaraan bagi manusia lainnya.
Lalu bagaimanakah solusi agar itu semua dapat dihindari? Solusinya adalah
menumbuhkan kesadaran dalam diri masing-masing orang tentang pentingnya rasa
saling menghormati dan menghargai guna merajut hubungan damai antar penganut
agama. Dan jika hubungan damai telah terwujud maka tali silaturahmi antar pemeluk
agama pun dapat terjalin dengan baik, bahkan lebih erat.
10
2.6 Hubungan antara Toleransi dengan Mu’amalah antar Umat Beragama
(Non-muslim)
Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa toleransi adalah sikap seseorang yang
bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang dianggap berbeda,
dapat disanggah bahkan keliru. Dengan sikap itu, ia juga tidak mencoba
menghapuskan ungkapan-ungkapan yang sah dari keyakinan-keyakinan orang lain.
Sikap seperti ini tidak berarti setuju terhadap keyakinan-keyakinan tersebut. Selain
itu, tidak berarti juga acuh tak acuh terhadap kebenaran dan kebaikan, dan tidak
harus didasarkan atas pemahaman ada tidaknya Tuhan (agnotisisme) atau paham
keraguan (skeptisisme), melainkan lebih pada sikap hormat terhadap maratabat
manusia yang bebas.
Toleransi yang positif adalah toleransi yang ditumbuhkan oleh kesadaran yang
bebas dari segala macam tekanan atau pengaruh, serta terhindar dari sikap munafik
(hipokrasi). Oleh karena itu, pengertian toleransi beragama adalah pengakuan
adanya kebebasan setiap warga untuk memeluk agama yang menjaga keyakinan dan
kebebasannya untuk menjalankan ibadahnya. Toleransi beragama menuntut
kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksanaan dan tanggung jawab sehingga
menumbuhkan perasaan solidaritas dan mengeliminasi egoisme golongan. Toleransi
beragama bukanlah sesuatu yang dapat dicampuradukan, melainkan mewujudkan
ketenangan, saling menghargai, bahkan sebenarnya lebih dari itu, antar pemeluk
agama harus dibina untuk gotong-royong dalam membangun masyarakat kita
sendiri dan demi kebahagiaan bersama.
11
Al-Qur’an tidak pernah menyebut-nyebut kata toleransi (tasamuh) secara tersurat
(eksplisit) sehingga kita tidak akan pernah menemukan kata tersebut termaktub di
dalamnya. Namun, secara tersirat (implisit) al-Qur’an menjelaskan konsep toleransi
dengan segala batasan-batasannya secara jelas dan gamblang. Oleh karena itu, ayat-
ayat yang menjelaskan tentang konsep toleransi dapat dijadikan rujukan dalam
mengimplementasikan toleransi dalam kehidupan.
Dari kajian bahasa di atas, toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau
mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna
kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua merupakan fitrah
dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Landasan dasar pemikiran ini
adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14