Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk indiviudu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan individu
lain dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam
masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang
berbeda warna dengannya salah satunya adalah perbedaan agama.
Dalam menjalani kehidupan sosialnya, manusia tidak bisa dipungkiri akan ada
gesekan-gesekan yang dapat terjadi antar kelompok masyarakat, baik yang berkaitan
dengan ras maupun agama. Dalam rangka menjaga keutuhan dan persatuan dalam
masyarakat maka diperlukan sikap saling menghormati dan saling menghargai,
sehingga gesekan-gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian dapat dihindari.
Masyarakat juga dituntut untuk saling menjaga hak dan kewajiban diantara mereka
antara yang satu dengan yang lainnya.
kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan
antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar
umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia.
Demikian juga sebaliknya, toleransi antar umat beragama adalah cara agar
kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak
dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya,
misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk
merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk
dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan
beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam
kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian toleransi ?
2. Apakah pengertian kerukunan?
3. Apakah pengertian dari kerukunan antar umat beragama?
4. Bagaimana menjaga kerukunan hidup antar umat beragama?
5. Apakah manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama?
6. Hubungan antara Toleransi dengan Mu’amalah antar Umat Beragama (Non-
Muslim)

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari toleransi
2. Mengetahui pengertian kerukunan
3. Mengetahui pengeertian kerukunan antar umat beragama
4. Mengetahui cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama
5. Mengetahui manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama
6. Mengetahui Hubungan antara Toleransi dengan Mu’amalah antar Umat
Beragama (Non-muslim)

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Toleransi

Toleransi adalah konsep untuk menggambarkan sikap saling menghormati


dan saling bekerjasama di antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda
baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, maupun agama. Toleransi, karena itu,
merupakan konsep agung dan mulia yang sepenuhnya menjadi bagian organik dari
ajaran agama-agama, termasuk agama Islam.

Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang


jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami
agama kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam. Selain ayat-ayat
itu, banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga sejumlah hadis dan
praktik toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis itu menunjukkan bahwa
masalah toleransi dalam Islam bukanlah konsep asing. Toleransi adalah bagian
integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya kemudian dirumuskan oleh para
ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian rumusan-rumusan ini
disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan baru sehingga
akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.

Menurut ajaran Islam, toleransi bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi
juga terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Dengan makna
toleransi yang luas semacam ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam
memperoleh perhatian penting dan serius. Apalagi toleransi beragama adalah
masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah. Ia begitu
sensitif, primordial, dan mudah membakar konflik sehingga menyedot perhatian
besar dari Islam.

3
2.2 Pengertian Kerukunan

Kerukunan dapat diartikan dengan makna “baik” dan “damai”. Sehingga


kerukunan adalah suatu sikap atau perilaku yang diciptakan untuk tidak
menciptakan perselisihan, dan pertengkaran.

Manusia ditakdirkan Allah Sebagai makhluk social yang membutuhkan


hubungan dan interaksi sosial dengan sesama manusia. Sebagai makhluk social,
manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.

Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena
pada hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu
ajaran yang pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang
Islam, melainkan cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang didasarkan
pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat Islami.

“Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara keseluruhan


sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramna bani
Adam (QS 17:70).”
“Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda
agar mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu
dengan yang lain (QS 49:13).”
“Tiap-tiap umat diberi aturan dan jalan yang berbeda, padahal andaikata
Allah menghendaki, Dia dapat menjadikan seluruh manusia tersatukan dalam
kesatuan umat. Allah SWT menciptakan perbedaan itu untuk member peluang
berkompetisi secara sehat dalam menggapai kebajikan, fastabiqul khairat (QS
5:48).”

4
2.3 Pengertian Kerukunan Umat Beragama

Kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua
golongan agama bisa hidup bersama tanpa menguarangi hak dasar masing-masing
untuk melaksanakan kewajiban agamanya. Masing-masing pemeluk agama yang
baik haruslah hidup rukun dan damai. Karena itu kerukunan antar umat beragama
tidak mungkin akan lahir dari sikap fanatisme buta dan sikap tidak peduli atas hak
keberagaman dan perasaan orang lain. Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa
kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-
unsur tertentu dari agama yang berbeda , sebab hal tersebut akan merusak nilai
agama itu sendiri.

Kerukunan antar umat beragama itu sendiri juga bisa diartikan dengan toleransi
antar umat beragama. Dalam toleransi itu sendiri pada dasarnya masyarakat harus
bersikap lapang dada dan menerima perbedaan antar umat beragama. Selain itu
masyarakat juga harus saling menghormati satu sama lainnya misalnya dalam hal
beribadah, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya tidak saling
mengganggu.

Kerukunan antar umat beragama sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-


hari. Dengan adanya kerukunan antar umat beragama kehidupan akan damai dan
hidup saling berdampingan. Perlu di ingat satu hal bahwa kerukunan antar umat
beragama bukan berarti kita megikuti agama mereka bahkan menjalankan ajaran
agama mereka.Untuk itulah kerukunan hidup antar umat beragama harus kita jaga
agar tidak terjadi konflik-konflik antar umat beragama.

Kerukunan umat Islam dengan penganut agama lainnya telah jelas


disebutkan dalam Alqur’an dan Al-hadits. Hal yang tidak diperbolehkan adalah
dalam masalah akidah dan ibadah, seperti pelaksanaan sosial, puasa dan haji, tidak
dibenarkan adanya toleransi, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al Kafirun: 6,
yang artinya: “Bagimu agamamu, bagiku agamaku”.Beberapa prinsip kerukunan
antar umat beragama berdasar Hukum Islam :

5
a. Islam tidak membenarkan adanya paksaan dalam memeluk suatu agama (QS.Al-
Baqarah : 256).
b. Allah SWT tidak melarang orang Islam untuk berbuat baik,berlaku adil dan tidak
boleh memusuhi penganut agama lain,selama mereka tidak memusuhi,tidak
memerangi dan tidak mengusir orang Islam.(QS. Al-Mutahanah : 8).
c. Setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari'at
agamanya masing-masing (QS.Al-Baqarah :139).
d. Islam mengharuskan berbuat baik dan menghormati hak-hak tetangga,tanpa
membedakan agama tetangga tersebut.Sikap menghormati terhadap tetangga itu
dihubungkan dengan iman kepada Allah SWT dan iman kepada hari akhir (Hadis
Nabi riwayat Muttafaq Alaih).
e. Barangsiapa membunuh orang mu'ahid,orang kafir yang mempunyai perjanjian
perdamaian dengan umat Islam, tidak akan mencium bau surga;padahal bau surga
itu telah tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun (Hadis Nabi dari Abdullah
bin 'Ash riwayat Bukhari). Sudah banyak perjanjian damai dan perjanjian HAM
yang dibuat oleh Negara Islam dan seluruh Negara di dunia soal itu. Dan hanya
sedikit yang melanggar, diantara yang melanggar itu diantaranya Israel, sedangkan
yang tidak melanggar dan sangatlah banyak, seperti Jerman, Cheko, Irlandia dan
masih sangat banyak yang tidak saya sebut satu persatu yang tetap menjaga
perdamaian. Jadi mereka yang menjaga perjanjian damai dengan orang Islam.
Tidaklah dibenarkan membunuh orang-orang yg tetap menjaga perdamaian dengan
orang Islam. Bahkan menurut hadis tersebut tidak akan mencium bau surga bagi
yang membunuh orang tersebut tanpa kesalahan yang jelas.

6
2.4 Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Bragama

Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama salah satunya dengan dialog
antar umat beragama. Salah satu prasyarat terwujudnya masyarakat yang modern
yang demokratis adalah terwujudnya masyarakat yang menghargai kemajemukan
(pluralitas) masyarakat dan bangsa serta mewujudkannya dalam suatu
keniscayaan. Untuk itulah kita harus saling menjaga kerukunan hidup antar umat
beragama. Secara historis banyak terjadi konflik antar umat beragama, misalnya
konflik di Poso antara umat islam dan umat kristen. Agama disini terlihat sebagai
pemicu atau sumber dari konflik tersebut. Sangatlah ironis konflik yang terjadi
tersebut padahal suatu agama pada dasarnya mengajarkan kepada para
pemeluknya agar hidup dalam kedamaian, saling tolong menolong dan juga saling
menghormati. Untuk itu marilah kita jaga tali persaudaraan antar sesama umat
beragama.

Menurut Prof. Dr. H Muchoyar H.S, MA dalam menyikapi perbedaan agama


terkait dengan toleransi antar umat beragama agar dialog antar umat beragama
terwujud memerlukan 3 konsep yaitu :

1. Setuju untuk tidak setuju, maksudnya setiap agama memiliki akidah masing-
masing sehingga agama saling bertoleransi dengan perbedaan tersebut.
2. Setuju untuk setuju, konsep ini berarti meyakini semua agama memiliki
kesamaan dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan martabat umatnya.
3. Setuju untuk berbeda, maksudnya dalam hal perbedaan ini disikapi dengan
damai bukan untuk saling menghancurkan.
Indonesia yang multikultural terutama dalam hal agama membuat Indonesia
menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama. Maka dari itu
menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya untuk
menjaga kehidupan antar umat beragama agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan
hidup antar umat beragama dalam masyarakat khususnya masyarakat Indonesia
misalnya dengan cara sebagai berikut:

7
1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain
yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang
positf dan mau menghargai keyakinan orang lain.
2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi
salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme.
3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka karena ini
bagian dari sikap saling menghormati.
4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak mendapat
fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan dan sebagainya.

2.5 Manfaat Dari Terciptannya Kerukunan Antar Umat Beragama

Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang di dalamnya terdapat


keanekaragaman suku, budaya, ras, agama atau kepercayaan lainnya. Dalam
kehidupan beragama khususnya, negara Indonesia memberikan kebebasan kepada
setiap warga negaranya untuk memeluk suatu agama yang sesuai keyakinan dan
kepercayaan mereka.

Bagaimana dengan masyakat sendiri menanggapi perbedaan tersebut? Masyarakat


haruslah senantiasa menyadari bahwa selain diciptakan sebagai makhluk individu,
manusia juga diciptakan sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup
tanpa adanya bantuan dari manusia lainnya. Oleh karena itu setiap manusia dituntut
untuk mampu berinteraksi dengan kehidupan di lingkungan sekitarnya yang terdiri
dari berbagai kalangan manusia yang memiliki keanekaragaman karakter, sifat,
kepercayaan, agama, dan lain sebagainya.

Agama Islam juga menerangkan betapa pentingnya menjalin hubungan di antara


sesama makhluk ciptaan-Nya. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an
Surat As- Syura ayat 13 yang artinya:

“Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan

8
apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu : Tegakkanlah
agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-
orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada
agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada -Nya orang
yang kembali.”

Adapun solusi agar kita bisa hidup bersama dengan orang-orang yang hidup
di tengah masyarakat yang memiliki perbedaan tersebut adalah dengan saling
menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. Sikap seperti itu bisa dikatakan
dengan toleransi. Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari toleransi antar umat
beragama di antaranya adalah :

1. Dapat terhindar dari adanya perpecahan antar umat beragama

Setiap orang sudah sepatutnya untuk menanamkan di dalam dirinya sifat


toleran, serta menerapkannya di dalam kehidupan bersosial masyarakat, terutama di
daerah yang di dalamnya terdapat berbagai jenis kepercayaan atau agama. Sikap
toleransi antar umat beragama merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
terjadinya perpecahan di antara umat dalam mengamalkan agamanya.

Sebagai contoh sikap toleransi antar umat beragama bisa kita lihat di negara
kita ini, yaitu Indonesia yang memiliki lebih dari satu agama dan kepercayaan. Jika
toleransi antar umat beragama tidak tertanam di dalam pribadi masing-masing warga
negara Indonesia, maka kemungkinan besar negara ini akan terpecah belah dan tidak
akan bertahan lama.

2. Dapat mempererat tali silaturahmi

Manfaat toleransi antar umat beragama berikutnya adalah terjalinnya tali


silaturahmi. Pada umumnya, adanya suatu perbedaan selalu menjadi alasan terjadinya
pertentangan antara orang (golongan) yang satu dengan lainnya, khususnya bagi
mereka yang tidak bisa menerima adanya perbedaan tersebut. Salah satu contoh
adalah adanya perbedaan agama yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya

9
berbagai konflik serta pertikaian di antara sesama manusia, seperti tindakan
terorisme, pembantaian pemuka agama, dan lain sebagainya yang pada akhirnya akan
mengakibatkan dampak pada timbulnya kesengsaraan bagi manusia lainnya.

Lalu bagaimanakah solusi agar itu semua dapat dihindari? Solusinya adalah
menumbuhkan kesadaran dalam diri masing-masing orang tentang pentingnya rasa
saling menghormati dan menghargai guna merajut hubungan damai antar penganut
agama. Dan jika hubungan damai telah terwujud maka tali silaturahmi antar pemeluk
agama pun dapat terjalin dengan baik, bahkan lebih erat.

3. Pembangunan Negara akan lebih terjamin dalam pelaksanaannya

Faktor keamanan, ketertiban, persatuan dan kesatuan dari sebuah negara


merupakan salah satu kunci sukses menuju keberhasilan program-program
pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintahan di negara tersebut.

Terjadinya kerusuhan, pertikaian, dan segala bentuk bencana baik bencana


alam maupun bencana akibat ulah manusia menjadi salah satu hal yang harus
diperhatikan oleh pemerintah. Kejadian-kejadian tersebut secara langsung maupun
tidak langsung akan berpengaruh terhadap jalannya program pembangunan yang
dicanangkan oleh negara.

4. Terciptanya ketentraman dalah hidup bermasyarakat

Kehidupan masyarakat yang meskipun di dalamnya terdapat berbagai


perbedaan seperti perbedaan beragama akan tetapi ada sikap saling toleransi yang
tertanam di dalam hati warga masyarakat tersebut, maka tentunya hal itu akan
menciptakan suasana yang aman, tentram, dan damai di dalam lingkungan tersebut.
Tidak akan ada sikap saling mengejek, mengolok, menghina, serta merendahkan di
antara para pemeluk agama, meskipun keyakinan yang mereka miliki sangat jauh
berbeda.

10
2.6 Hubungan antara Toleransi dengan Mu’amalah antar Umat Beragama
(Non-muslim)

Dalam kamus filsafat dijelaskan bahwa toleransi adalah sikap seseorang yang
bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral orang lain yang dianggap berbeda,
dapat disanggah bahkan keliru. Dengan sikap itu, ia juga tidak mencoba
menghapuskan ungkapan-ungkapan yang sah dari keyakinan-keyakinan orang lain.
Sikap seperti ini tidak berarti setuju terhadap keyakinan-keyakinan tersebut. Selain
itu, tidak berarti juga acuh tak acuh terhadap kebenaran dan kebaikan, dan tidak
harus didasarkan atas pemahaman ada tidaknya Tuhan (agnotisisme) atau paham
keraguan (skeptisisme), melainkan lebih pada sikap hormat terhadap maratabat
manusia yang bebas.

Toleransi yang positif adalah toleransi yang ditumbuhkan oleh kesadaran yang
bebas dari segala macam tekanan atau pengaruh, serta terhindar dari sikap munafik
(hipokrasi). Oleh karena itu, pengertian toleransi beragama adalah pengakuan
adanya kebebasan setiap warga untuk memeluk agama yang menjaga keyakinan dan
kebebasannya untuk menjalankan ibadahnya. Toleransi beragama menuntut
kejujuran, kebesaran jiwa, kebijaksanaan dan tanggung jawab sehingga
menumbuhkan perasaan solidaritas dan mengeliminasi egoisme golongan. Toleransi
beragama bukanlah sesuatu yang dapat dicampuradukan, melainkan mewujudkan
ketenangan, saling menghargai, bahkan sebenarnya lebih dari itu, antar pemeluk
agama harus dibina untuk gotong-royong dalam membangun masyarakat kita
sendiri dan demi kebahagiaan bersama.

Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama berpangkal dari


penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan beragama,
sikap toleransi perlu dikembangkan guna menghindari konflik. Dan biasanya
konflik antar umat beragama muncul disebabkan oleh sikap merasa paling benar
(truth claim) dengan cara mengeliminasi kebenaran dari orang lain.

11
Al-Qur’an tidak pernah menyebut-nyebut kata toleransi (tasamuh) secara tersurat
(eksplisit) sehingga kita tidak akan pernah menemukan kata tersebut termaktub di
dalamnya. Namun, secara tersirat (implisit) al-Qur’an menjelaskan konsep toleransi
dengan segala batasan-batasannya secara jelas dan gamblang. Oleh karena itu, ayat-
ayat yang menjelaskan tentang konsep toleransi dapat dijadikan rujukan dalam
mengimplementasikan toleransi dalam kehidupan.

Dari kajian bahasa di atas, toleransi mengarah kepada sikap terbuka dan mau
mengakui adanya berbagai macam perbedaan, baik dari sisi suku bangsa, warna
kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama. Ini semua merupakan fitrah
dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan. Landasan dasar pemikiran ini
adalah firman Allah dalam QS. Al-Hujurat ayat 13:

“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki


dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama adalah terciptanya


kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong,
dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia
yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara
menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah
dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di dalamnya membahas
tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu ada beberapa cara
menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama antara lain:
a) Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama
lain
b) Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi
salahkan orangnya.
c) Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain
yang sedang beribadah.
d) Hindari diskriminasi terhadap agama lain.
e) Tidak membeda-bedakan suku, ras, golongan atau agama

3.2 SARAN

Saran yang dapat diberikan untuk masyarakat di Indonesia supaya


menanamkan sejak dini pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama agar
terciptanya hidup rukun antar sesama sehingga masyarakat merasa aman, nyaman
dan sejahtera. Dengan kita semua hidup nyama akan menciptakan persatuan dan
kesatuan yang dapat berpengaruh positif pada diri kita sendiri serta Negara
Indonesia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi.


Jakarta; PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.
Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan
berbangsa: butir-butir pemikiran
Natsir, Mohamad. Keragaman Hidup Antar Agama (Jakarta: Penerbit Hudaya,
1970),cet.II.
Al-Baihaqi, Syu’ab al-Imam (Beirut: t.t), ed. Abu Hajir Muhamad b. Basyuni
Zaghlul,

14

Anda mungkin juga menyukai