Anda di halaman 1dari 33

KELAS X

HAKIKAT BANGSA

Beberapa sejarah asal mula terjadinya Negara adalah: Pendudukan, Peleburan, Penyerahan, Penaikan,
Penguasaan, Proklamasi (ex: Indonesia), Pembentukan baru, dan Pemisahan.
Beberapa teori terbentuknya Negara yang penting serta penganutnya:
1. Ketuhanan (Friedrich Julius, Thomas Aquinos, Lodwig Haller, dan Agustinus)
2. Perjanjian (Hobbes, Rousseau, Montesquie, John Locke)
3. Kekuasaan (Duquit, Karl Marx, Openheimer)
4. Hukum Alam (Plato dan Aristoteles)
Terjadinya Negara secara primer diawali suku, kerajaan, Negara, demokrasi, dan diktator, dilanjutkan
secara sekunder dengan pengakuan secara deklaratif(semata-mata mengakui) atau konstitutif.
Semangat kebangsaan (nasionalisme dan patriotisme):
a) Pro Patria = mencintai tanah air dan Primus patrialis = mendahulukan kepentingan tanah air
b) Mampu menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi
c) Siap mengorbankan harta, nyawa, dan diri sendiri untuk mempertahankan kemerdekaan
d) Memelihara ketertiban dunia
Contoh perilaku yang menerapkan semangat kebangsaan:
a) Mengibarkan bendera pada saat peringatan hari nasional
b) Menyediakan buku perjuangan untuk memberi semangat kepahlawanan
c) Upacara bendera
d) Menghayati lagu-lagu nasional
e) Menghayati pelajaran PKN
f) Kegiatan ekstrakurikuler yg berkaitan dg pendidikan keteladanan ex: Paskibra, Pramuka
g) Merayakan hari nasional
h) Setiakawan dengan teman
i) Saling tolong menolong dan mencintai sesama

HUKUM
Hukum adalah peraturan yang mengatur tingkah laku masyarakat yang dibuat oleh badan resmi,
bersifat mengatur, memaksa, tegas, dan memiliki sanksi tertentu. Cirinya memiliki perintah dan
larangan yang harus ditaati dan tujuannya untuk menjaga ketertiban, ketentraman, dan tidak terjadi
main hakim sendiri. Sementara, Sistem = perangkat unsur yang saling berkaitan membentuk totalitas,
Sistem Hukum = seperangkat unsur yang berfungsi mengatur masyarakat.
Penggolongan Hukum:
A. ISI
1. Hukum Publik mengatur hubungan Negara dan warga Negara:
Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, Hukum Pidana
2. Hukum Privat mengatur hubungan antar warga:
Hukum Perdata, Hukum Acara Perdata, Hukum Adat, Hukum Dagang

B. BENTUK
1. Hukum tertulis (dapat dikodifikasikan dalam buku atau tidak)
2. Hukum tak tertulis

C. TEMPAT
1. Hukum nasional berlaku dalam Negara
2. Hukum Internasional berlaku di dunia
3. Hukum asing berlaku di Negara lain

D. WAKTU
1. Ius constitutum berlaku sekarang di suatu Negara
2. Ius constituendum berlaku di masa datang
3. Hukum asasi berlaku kapan saja dan di seluruh Negara

E. SUMBER
1. Hukum kebiasaan berasal dari adat masyarakat
2. Hukum Yurisprudensi berasal dari keputusan hakim
3. Hukum UU
4. Hukum Traktat berasal dari perjanjian antar negara

F. FUNGSI
1. Hukum Material berfungsi mengatur (berisi perintah dan larangan)
2. Hukum Formal berfungsi menyelesaikan masalah atau pelanggaran

G. SIFAT
1. Memaksa (imperatif)
2. Mengatur (fakultatif)

Ada hukum pasti ada lembaga peradilan nasional yang di NKRI diatur dalam UU No. 4 Tahun 2004.
KKN semakin menjadi-jadi dalam kehidupan bangsa Indonesia. Entah dalam bentuk korupsi
perseorangan berdasar kekuasaan yang dimiliki, kolusi secara bergrup atau persekongkolan, maupun
penggunaan jalur kekerabatan atau nepotisme untuk mendapatkan sesuatu secara lebih yang bukan
merupakan milik kita namun milik Negara maupun masyarakat banyak. Upaya Pemberantasan KKN di
Indonesia telah dilakukan dengan UU No. 30 Th. 2002 tentang KPK, kontrol sosial masyarakat, dan
sistem pendidikan moral.

HAM

Perlindungan HAM di Indonesia:


1. UUD 1945 pasal 27A ayat 1, pasal 28A-28J.
2. UU No. 39 Th.1999 tentang HAM
3. UU No. 26 th. 2000 tentang Peradilan HAM

Jenis HAM:
a) Personal rights: hak perseorangan seperti menyatakan pendapat, memeluk agama, dan
kebebasan berorganisasi.
b) Property rights: kebebasan memiliki, membeli, menjual sesuatu dan mengadakan perjanjian atau
kontrak.
c) Rights of legal equality yaitu mendapatkan perlakuan yang sama di hadapan hukum.
d) Political rights: mempunyai hak dipilih, memilih, mendirikan partai, mengadakan petisi, kritik atau
saran.
e) Social and Culture rights.
f) Procedural rights: mendapatkan perlakuan yang adil dalam proses penegakan hukum.
Pelanggaran HAM dapat diproses di Peradilan Umum atau Peradilan Internasional HAM.

KONSTITUSI
Konstitusi berarti Undang Undang Dasar. Di Indonesia kita sebut dengan UUD 1945. Kedudukannya
merupakan puncak dari segala peraturan maupun putusan peradilan namun dibawah norma dasar
atau di Indonesia disebut Pancasila.
Pembukaan UUD 1945 bersifat fundamental dan tidak dapat diganggu gugat karena mengubah
pembukaan sama dengan membubarkan Negara kesatuan RI. Hal ini disebabkan pembukaan
merupakan sumber motivasi dan aspirasi perjuangan bangsa Indonesia, sumber cita-cita hukum dan
moral bangsa, serta mengandung nilai yang universal dan lestari. Pembukaan ini terdiri dari 4 alinea
dengan maknanya masing-masing yaitu Persatuan yang sesuai sila 3, keadilan sosial sesuai sila 5,
kedaulatan rakyat sesuai sila 4 , serta keTuhanan dan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab sesuai sila 1
dan 2 Pancasila.
WARGA NEGARA
Kewarganegaraan Indonesia diatur dalam UU no. 12 th. 2006. Cara pewarganegaraan dapat diajukan
kepada Menteri Kehakiman dan HAM. Ada juga pewarganegaraan istimewa untuk mereka yang
berjasa pada Negara.
- Indonesia pernah menyelesaikan masalah dwi kewarganegaraan dengan RRC pada 22 April 1955
dalam UU no. 62 th. 1958.

SISTEM POLITIK INDONESIA


Suprastruktur politik merupakan lembaga Negara, sementara infrastruktur politik merupakan lembaga
masyarakat. Suprastruktur negara adalah: MPR, Presiden, DPR, DPD, BPK, MA, MK, KY.
1. MPR : diatur dalam pasal 2 dan 3 UUD 1945 dan susduknya diatur UU No. 22 Tahun 2003 yang
merupakan gabungan DPR dan DPD
2. Presiden : diatur dalam pasal 5, 6, 7 UUD 1945
3. DPR : berjumlah 550 orang
4. BPK : diatur UU No. 5 Tahun 1973
5. MA diatur pasal 24A yang bertugas menguji peraturan dibawah UU dan permohonan kasasi
6. MK diatur pasal 24C yang bertugas memutus pembubaran parpol, hasil pemilu, dan UU dibawah
UUD.
7. DPD : terdiri atas 4 orang dari tiap daerah
8. KY diatur dalam pasal 24B yang bertugas mengawasi presiden.
Infrastruktur Politik Indonesia contohnya: organisasi pemuda, organisasi profesi, organisasi
keagamaan.
Sistem Politik Indonesia menganut Demokrasi Pancasila yang mengandung prinsip: pemerintah
berdasar hukum, perlindungan HAM, pengambilan keputusan berdasar musyawarah, peradilan
yang merdeka, memiliki partai politik dan organisasi sosial politik, melaksanakan pemilu (UU No.10
Tahun 2008).
Setiap Negara bisa saja memiliki sistem politik yang berbeda tergantung sejarah, filsafat, adat,
ideologi, dan situasi masyarakatnya. Cara bekerja system politik dilakukan dengan sosialisasi,
rekruitmen, dan pendidikan politik.
Pelaksanaan demokrasi Pancasila mengangkat hal-hal sebagai berikut: semangat kebersamaan,
kekeluargaan, serta keterbukaan yang bertanggung jawab. Dalam pengambilan keputusan sesuai
Demokrasi Pancasila kita harus menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, persamaan, kebebasan
yang bertanggung jawab, dan pengutamaan persatuan kesatuan.

KELAS XI

BUDAYA POLITIK

Tipe-tipe budaya politik di Indonesia:


1. Budaya Politik Parokial merupakan budaya politik yang menonjolkan kesadaran warga akan adanya
pusat kewenangan atau kekuasaan politik dalam masyarakatnya. Masyarakat dalam budaya politik ini
cenderung peduli terhadap politik di dalam suku atau kelompok masyarakatnya namun kurang peduli
terhadap politik Negara. Contoh: suku pedalaman.
2. Budaya Politik Kaula merupakan budaya politik yang menonjolkan sifat warga yang bersifat pasif
dan hanya menunggu turunnya kebijakan tanpa peduli terhadap prosesnya atau hanya terima jadi saja.
Struktur budaya politik ini bersifat hierarki.
3. Budaya politik Partisipan berarti rakyat bersifat aktif dalam sistem politik di negaranya dan tentu
saja budaya politik inilah yang diharapkan dimiliki Indonesia.

Sosialisasi pengembangan budaya politik dapat dilakukan dengan pendidikan politik (berlangsung 2
arah) atau indoktrinasi politik (satu arah).
Piramida tingkat partisipasi masyarakat dari bawah adalah apatis, pengamat, partisipan, aktivis, dan
paling atas adalah menyimpang. Semakin ke atas intensitasnya semakin tinggi namun jumlahnya
semakin sedikit.
Tindakan partisipasi politik dapat berupa lobbying atau demonstrasi, kegiatan organisasi, pemilu,
mencari koneksi, atau tindakan violence.

BUDAYA DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI

Budaya demokrasi menekankan segala sesuatu dari, oleh, dan untuk rakyat. Ada yang
mengelompokkan demokrasi menjadi demokrasi barat atau liberal dan demokrasi timur, ada juga yang
mengelompokkan demokrasi sistem Presidensial, parlementer, referendum, ala Negara komunis, dan
ala Negara berkembang.
2 asas pokok demokrasi adalah:
1. pengakuan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan.
2. pengakuan harkat dan martabat manusia.
Ciri Negara demokrasi antara lain:
1. adanya pemilu untuk menentukan majelis rakyat.
2. adanya lembaga perwakilan rakyat yang mewakili aspirasi rakyat.
3. ada lembaga yang memiliki kekuasaan mengawasi pemerintah.
4. adanya susunan kekuasaan lembaga Negara dalam UU.
Masyarakat Madani kerap disebut masyarakat beradab, yaitu masyarakat yang memiliki tata cara dan
kehidupan yang baik lahir dan batin. Ciri masyarakat madani adalah: 1) konstitusional yaitu segala
sesuatu diatur konstitusi, 2) perwakilan yaitu aspirasinya dalam pemerintah diwakili lembaga yang
dipilih langsung, 3) pemilu, 4) kepartaian, 5)terdapat pembagian kekuasaan, 6) terdapat
pertanggungjawaban tiap lembaga pada pemerintah. Dengan demikian pada masyarakat madani atau
civil society ini harus diterapkan asas demokrasi sejelas mungkin.

KETERBUKAAN DAN JAMINAN KEADILAN

Pelaksanaan pemerintahan harus bersifat terbuka, adil, dan transparan sehingga bener-benar
mengaplikasikan konsep demokrasi. Untuk mencegah terciptanya pemerintahan yang tak transparan
salah satunya adalah memberantas KKN di Indonesia. Salah satunya adalah dengan UU No. 28 tahun
1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN.

Konsep KEADILAN:
1. Aristoteles
a) Keadilan komutatif: adil tanpa melihat jasa-jasa yang pernah dilakukan
b) Keadilan distributif: adil dengan melihat jasa-jasanya.
c) Keadilan Kodrat Alam: memberi apa yang diberi orang pada kita
d) Keadilan Konvensional: taat pada peraturan
e) Keadilan Perbaikan: berusaha memulihkan nama baik orang lain yg telah tercemar

2. Plato
a) K. Moral: member perlakuan seimbang antara hak dan kewajiban
b) K. Prosedural: mempu mengikuti tata cara

3. Thomas Hobbes: perbuatan disebut adil jika berdasar perjanjian terdahulu

4. Prof. Notonegoro: Keadilan Legalitas adalah keadilan yg telah sesuai dengan hukum yg berlaku.
Terdapat berbagai asas dan etika yang sepatutnya dijunjung aparat pemerintahan dalam menjalankan
tugasnya untuk menjamin keterbukaan dan keadilan pada masyarakat.

HUBUNGAN INTERNASIONAL

Kerjasama internasional sangat diperlukan untuk memacu ekonomi tiap Negara serta mewujudkan
perdamaian dunia. Asas yang dianut RI dalam melakukan HI adalah asas teritorial, kebangsaan, dan
kepentingan umum.
Sarana HI Indonesia di antaranaya duta Negara, perwakilan diplomatik, dan perwakilan konsuler.
Perbedaannya adalah: perwakilan diplomatik dipimpin duta besar dan kuasa usaha, mengatur
hubungan antar Negara dan hal yang bersifat politik, gedungnya satu terletak di ibukota Negara
bersangkutan, dan memiliki hak ekstrateritorial atas gedungnya. Sedangkan perwakilan konsuler
dipimpin konsulat jenderal, mengatur hubungan Negara yang bersifat perekonomian maupun
persahabatan, memiliki gedung pada kota-kota tergantung dimana dibutuhkan, serta tidak memiliki
hak ekstrateritorial.
Perjanjian Internasional (International treaty) merupakan kesepakatan antar 2 negara atau lebih yang
memiliki sifat pacta sunt servanda yang berarti tiap kesepakatan antar Negara harus dihormati. Di
Indonesia UU perjanjian Internasional adalah UU no. 24 tahun 2000.

Beberapa Perjanjian Internasional yang kerap kita dengar adalah:


1. Traktat: perjanjian antar 2 negara yang sifatnya lebih formal.
2. Konvensi: perjanjian yang lebih khusus dibanding traktat namun bersifat multilateral. -> protocol
adalah naskah tambahan konvensi
3. Pakta : traktat dalam arti sempit (perlu diratifikasi)
4. Perikatan: perjanjian untuk transaksi yang bersifat sementara
5. Persetujuan: kesepakatan yang bersifat administratif sehingga perlu ditandatangani wakil Negara
saja.
6. Modus Vivendi: perjanjian yang bersifat sementara sampai dibentuk kesepakatan yang lebih rinci.
Tahap Perjanjian Internasional adalah: Negosiasi, Penandatanganan, Pengesahan, dan Pengumuman.
- Persona non grata merupakan penolakan Negara terhadap duta besar dari Negara lain karena
alasan tertentu.
Peran Organisai Internasional dalam Perjanjian Internasional:
1. ASEAN (Association of South East Asia Nation)
ASEAN memiliki peran penting bagi NKRI di antaranya: TANAS (menjaga ketahanan nasional),
BANGNAS (memperlancar pembangunan nasional), STANAS (mengusahakan stabilitas nasional).

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL


Hukum Internasional adalah peraturan hukum yang mengatur hubungan antar dan lintas Negara
secara universal. Subjek Hukum adalah: Negara, Takhta Suci Vatikan, Palang Merah Internasional,
Organisasi Internasional, Individu, Pemberontak serta Pihak bersengketa. Sumber Hukum adalah
treaty, kebiasaan, keputasan badan arbitrase atau lembaga internasional.
Hukum dapat bersifat Hukum Damai yang mengatur hubungan Negara yang baik baik saja maupun
hukum perang yang mengatur 2 negara yang sedang berperang. Penyebab terjadinya suatu sengketa
internasional dapat berupa masalah politik, sosial, maupun ekonomi.
Penyelesaian masalah internasional dapat dilakukan di Mahkamah Internasional atau International
Court of Justice. Untuk mempelajari wewenang mahkamah kita harus mengetahui ratione personae
dan ratione materiae yang berarti harus mengetahui siapa saja dan materi apa saja yang dapat
diajukan ke Mahkamah Internasional. Wewenang Mahkamah Internasional biasanya bersifat fakultatif
yang berarti harus ada persetujuan dulu baru bisa dibawa ke Mahkamah Internasional.
Keputusan Mahkamah Internasional biasnya bersifat ex aqueo et buno artinya sesuai dengan apa yang
dianggap adil apabila pihak yang bersangkutan setuju.

Sebagai warga internasional kita patut menghargai putusan MI dengan:


1. menaati hasil putusan terutama warga Negara bersengketa.
2. yakin bahwa hasil keputusan Mahkamah Internasional merupakan suatu keadilan internasional
3. menjalin hubungan persahabatan dan perdamaian dalam Hukum Internasional sehingga
meminimalisir terjadinya sengketa.

Kelas XII

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

Panca berarti lima dan sila berarti sendi atau dasar. Pancasila merupakan 5 dasar Negara kesatuan
republik Indonesia yang merupakan landasaan idiil bangsa, sementara landasan konstitusional UUD
1945. Proses lahirnya Pancasila dimulai dari sidang BPUPKI pertama yang merapatkan tentang dasar
Negara. Tepat pada 1 Juni 1945, Ir. Soekarno yang dibisiki oleh Muh. Yamin membacakan istilah
Pancasila untuk dasar Negara. Rumusan Pancasila yang sah adalah yang kita dengar dan hayati selama
ini, bukan yang tercantum dalam Piagam Jakarta atau Pembukaan UUD 1945 karena terdapat
perubahan pada sila pertamanya.
1. Fungsi utama Pancasila adalah sebagai dasar Negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar Negara merupakan pedoman dalam penyelenggaraan Negara. Sedangkan
sebagai pandangan hidup bangsa, pancasila menjadi pedoman dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2. Pancasila memiliki fungsi sebagai ideologi atau dasar falsafah Indonesia dimana disini pancasila
berperan sebagai ideology terbuka yang berarti mampu mengikuti perkembangan zaman dan dinamika
internal. Implementasi pancasila sebagai ideologi terbuka adalah mampu menerima nilai-nilai asing
secara selektif.
3. Pancasila memiliki fungsi sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan karena pancasila
menganfung nilai-nilai yang luhur dan digali dari zaman nenek moyang serta pancasila mampu menjadi
acuan atau kerangka dasar bernegara.
4. Pancasila juga memiliki fungsi sebagai perjanjian luhur rakyat Indonesia karena memiliki sifat luhur
dan bersifat satu kali dan satu-satunya oleh para wakil rakyat Indonesia.
5. Pancasila juga menjadi kepribadian hidup bangsa Indonesia karena mencirikan sesuatu yang khas
dan mampu membedakan Indonesia dengan Negara lain dalam kancah internasional.
6. Pancasila juga merupakan Jiwa bangsa Indonesia karena nilai-nilainya ada bersamaan dengan
adanya Negara Indonesia itu sendiri.
7. Pancasila juga sebagai sumber dari segala sumber hukum nasional, dan sebagai dasar falsafah
Negara kesatuan republik Indonesia karena merupakan perwujudan nilai-nilai yang paling baik, adil,
dan benar.
Jalur-jalur yang dapat dilakukan dalam rangka pemasyarakatan Pancasila di antaranya: 1) jalur
pendidikan: formal, informal, dan nonformal, 2) jalur media massa: cetak dan elektronik, serta 3)
organisasi: organisasi politik atau organisasi masyarakat.

SISTEM PEMERINTAHAN

Sitem berarti suatu hubungan fungsional antara bagian-bagian yang bersifat struktural hingga
menimbulkan suatu kebergantungan. Sedangkan pemerintahan berarti segala sesuatu yang menjadi
urusan Negara dalam menyelenggarakan kepentingan Negara tersebut. Secara horizontal sistem
menjelaskan hubungan antar lembaga setingkat sedangkan secara vertical dapat berupa desentralisasi
dan dekonsentrasi.
1. Sispem PRESIDENSIAL
Sistem ini mengakui presiden sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan dimana presiden dan
parlemen dipilih langsung oleh rakyat sehingga keduanya memiliki kedudukan yang setara dan tidak
dapat saling menjatuhkan, namun parlemen tetap memiliki fungsi untuk mengawasi presiden.
Presiden juga harus berunding dengan parlemen untuk menghasilkan keputusan tertentu sementara
yang bertugas mengangkat menteri adalah presiden (hak prerogatif) sehingga menteri bertanggung
jawab terhadap presiden. Dalam sistem ini kedudukan antar lembaga diatur seperti konsep trias
politika sehingga terdapat pembagian kekuasaan yang jelas antara lembaga eksekutif, legislatif, dan
yudikatif. Amerika Serikat dan Indonesia adalah contoh Negara yang menganut sistem ini.
2. Sistem PARLEMENTER
Sistem ini mengakui Raja atau kaisar atau presiden sebagai kepala Negara, sementara kepala
pemerintahan adalah seorang perdana menteri. Kedudukan kepala Negara umumnya hanyalah
sebuah simbol sementara urusan pemerintahan diatur perdana menteri (PM). Dalam sistem ini,
kabinet dan parlemen memiliki hubungan yang sangat terkait dan dapat saling menjatuhkan. Hal ini
dikarenakan kabinet bertanggung jawab pada legislatif dan harus memberi pertanggungjawabannya
kepada parlemen sehingga parlemen dapat mengajukan mosi tidak percaya kepada kabinet.
Sementara perdana menteri dapat meminta kepala Negara untuk membubarkan parlemen jika
dianggap melakukan pelanggaran yang kuat buktinya. Begitu pula jika terjadi perselisihan antara
kabinet dan parlemen, kepala Negara akan mengambil tindakan membubarkan parlemen. Inggris
merupakan Negara yang paling terkenal menggunakan sistem ini, Negara lainnya adalah India dan
Perancis.
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Negara Indonesia
1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949) menganut sistem pemerintahan presidensial
dengan bentuk Negara kesatuan. Karena Negara baru terbentuk, belum terdapat pembagiaan lembaga
kekuasaan yang jelas. Akibat adanya masalah kembala dengan Belanda, Indonesia megubah UU dan
bentuk negaranya di tahun 1949.
2. Konstitusi RIS (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950) menganut sistem parlementer dengan bentuk
Negara federasi atau serikat. Titik balik perubahan dari presidensial ke parlementer ini adalah
Maklumat Pemerintah 14 November 1945. Pada masa ini mulai dilakukan pembagian kekuasaan antar
lembaga Negara dan RIS telah memiliki 6 lembaga yaitu presiden, menteri, senat, DPR, MA, DPK.
3. UUDS 1950 (18 Agustus 1950 - 5 Juli 1959) menganut sistem parlementer dan bentuk Negara
kesatuan. Pada masa ini pemerintahan kurang stabil karena sering terjadi jatuh bangun kabinet.
Namun pada masa ini juga pertama kali dilaksanakan pemilu untuk memilih DPR dan konstituante.
Karena gagalnya konstituante dalam membentuk UU baru, presiden akhirnya mengeluarkan dekrit
yang berisi: pembubaran konstiuante, pemberlakuan kembali UUD 1945, membentuk MPRS dan DPAS.
4. Orde Lama (5 Juli 1959 – 11 Maret 1966) menggunakan UUD 1945 kembali sehingga kita menganut
sistem presidensial dalam demokrasi terpimpin. Pada masa ini kerap terjadi pelanggaran yang
dilakukan oleh presiden dan menyalahi peraturan perundang-undangan. Hal ini mengakibat kekuasaan
presiden menjadi tak terbatas. Tindakan G30S PKI menjadi penutup orde lama.
5. Orde Baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998) juga menggunakan UUD 1945 dengan sistem demokrasi
pancasila. Awalnya pada masa orde baru benar-benar dilaksanakan pengukuhan pancasila sebagai
sumber dan dasar falsafah Negara. Pada masa ini juga terjadi berbagai terobosan seperti dwifungsi
ABRI dan swasembada pangan yang dilakukan Indonesia. Sayangnya pada masa ini kebebasan
masyarakat dan PERS menjadi amat sangat terbatas dan pada akhirnya malah terjadi kebobrokan
pemerintah dengan merebaknya kasus KKN dimana-mana. Terbunuhnya 3 mahasiswa trisakti menjadi
penutup orba, rakyat memberi tritura dan muncul reformasi.
6. Orde Reformasi (21 Mei 1998 - sekarang) sesuai namnya bertujuan melakukan perbaikan-perbaikan
utamanya konsolidasi sistem demokrasi. Hal ini diawali dengan mulai diberinya kebebasan pada
masyarakat, agama dan ras tertentu, serta Pers. Sampai akhirnya dilaksanakan Amandemen UUD 1945
untuk menyempurnakan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. NKRI pada
masa kini juga telah memiliki pembagian kekuasaan yang jelas antara 3 lembaga Negara. Tidak hanya
itu upaya demokratisasi sangat kental dalam orde ini dengan adanya pemilu presiden secara luber
pada tahun 2004 dan luberjurdil pada tahun 2010. Kebebasan, demokrasi, serta pelaksanaan sistem
presidensial semakin dibenahi pada masa ini.

Identifikasi pemilu Orde baru dan masa kini


Pada masa Orde baru dilaksanakan pemilu bagi para pegawai untuk memilih kabinet. Namun, pada
masa tersebut, kekuasaan presiden malah disalahgunakan untuk menghasut pegawai untuk selalu
memilih partai, tidak hanya itu, program P4 juga disisipi upaya untuk selalu memenangkan partai
golkar sehingga pada akhirnya kita dipimpin oleh presiden yang sama selama 32 tahun.

Sistem pemerintahan sebelum dan setelah amandemen:


- MPR bukan lagi lembaga tertinggi Negara
- Jabatan presiden dibatasi 5 tahun 1 periode, dapat dipilih 2 kali
- Kekuasaan presiden diberi batas yang jelas
- Terbentuknya badan kehakiman baru seperti KY

PERS

Pers disebut juga media massa yang di Indonesia diatur dalam UU No. 40 Tahun 1999. Pers mengalami
perkembangan sesuai filosofi politik yang dianut Indonesia. Namun pada masa yang manapun, pers
selalu memiliki peran penting. Semula pers merupakan alat untuk mempertahankan nasionalisme dan
patriotisme nasional, kemudian sesuai UUDS 1950 pers dikembangkan sebagai pranata sosial,
sayangnya pers kemudian dijadikan alat politik untuk mendapat dukungan masyarakat untuk pihak
tertentu, sedangkan pada masa orba, pers dikekang sedemikian rupa sehingga tidak dapat
menjalankan tugas yang seharusnya. Tapi sekarang pers telah berkembang dengan pesat dan baik.
Meski begitu tetap ada kelemahan seperti pers yang tidak bertanggungjawab dan terlalu mengorek
privasi perseorangan.
Misi Pers Indonesia adalah ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadilan, dan memberantas
kebatilan.
Pers di Indonesia merupakan Pers Pancasila yang diatur UU. No 40 Tahun 1999 dan juga Kode Etik
Jurnalistik Wartawan Indonesia yang bersumber pada kesadaran moral atau baik buruk. Pers Pancasila
hendaknya bersifat bebas dan bertanggungjawab, 2 hal ini tak dapat dipisahkan satu sama lain. Pers
harus mampu menyampaikan suatu berita kepada masyarakat secara aktual, faktual, dan terpercaya.
Sayangnya ada beberapa oknum yang berusaha menyalahgunakan kebebasan media massa untuk
kepentingan pribadi atau golongan tertentu, maupun menyebarkan hal yang kurang baik sehingga
mengakibatkan dampak buruk bagi masyarakat maupun nilai dari pers itu sendiri.
Dengan demikian pemerintah Indonesia selain memiliki UU yang mengatur Pers juga memiliki Lembaga
sensor dan Komisi Penyiaran Indonesia yang juga bertugas mengawasi berlangsungnya kegiatan Pers
Indonesia.
GLOBALISASI
Proses menduniakan atau trendnya disebut globalisasi Ini telah membuat dunia kita tak kenal batas
lagi. Sebagai suatu trend, globalisasi membawa aspek positif dan negatif.
Aspek positif globalisasi adalah:
1. pola hidup serba cepat
2. pesatnya perkembangan Iptek
3. pemanfaatan SDA melimpah
4. pasar bebas
5. peluang dan tantangan bisnis semakin terbuka
6. memperkaya wawasan dan nilai bangsa
7. meningkatkan kemampuan untuk bersaing dalam kancah internasional
8. menggalang kerjasama internasional untuk menyelamatkan bumi maupun membantu Negara itu
sendiri

Aspek negatif:
1. bergesernya masyarakat agraris menjadi modern
2. perubahan sifat gotong royong menjadi individualistis
3. pola hidup konsumerisme
4. masuknya pola hidup budaya Barat yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Timur
5. penyalahgunaan teknologi
6. bergesernya nilai budaya
7. muncul ketimpangan, keguncangan, dan anomi budaya

Sikap terhadap pengaruh globalisasi:


a) meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME
b) meningkatkan penghayatan Pancasila
c) menghayati pembelajaran budaya tradisional
d) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta penguasaan teknologi
e) meningkatkan pendidikan, kualitas produk negeri
f) tanggap terhadap dinamika perubahan

Positif Sistem Pemilu:


1. Sistem distrik merupakan sistem pemilihan dimana suatu negara dibagi menjadi beberapa daerah
pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah wakil rakyat yang akan dipilih dalam sebuah lembaga
perwakilan.
2. Sistem proporsional merupakan sistem pemilihan yang memperhatikan proporsi atau perimbangan
antara jumlah penduduk dengan jumlah kursi di suatu daerah pemilihan.
3. Sistem gabungan antara distrik dan proporsional dan setengah dari anggota Parlemen dipilih melalui
sistem distrik dan setengahnya lagi dipilih melalui sistem proporsional.
http://ruditayasa.blogspot.co.id/2013/03/ringkasan-pkn-untuk-uas_329.html

https://dewimaulidah.wordpress.com/2012/03/12/rangkuman-materi-pkn-sma-2/
Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu
dimuka bumi.

Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang sama–sama
mendiami satu wilayah tertentu dan mengetahui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib
serta keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut.

Unsur unsur Negara


1.Rakyat
orang yang diam dan berkumpul disuatu negara
2. Wilayah
bagian/tempat yang merupakan bagian tak terpisahkan dari negara
– darat – udara
– laut – wilayah ekstra teritorial
3. Pemerintah yang berdaulat
arti sempit : lembaga eksekutif (Pres dan kabinet)
arti luas : semua badan yang berwenang mengelola negara, terdiri:
– legislatif : DPR
– eksekutif : Presiden
– yudikatif : MA
– eksaminatif(kontrol): BPK
– konstitutif : MPR

4. Pengakuan negara lain


a. De facto (fakta/fisik)
kenyataan berdirinya suatu negara.
Bersifat :lemah, mudah berubah
b. De jure (hukum)
pengakuan secara tertulis dan resmi.
Bersifat: kuat, permanen
Terjadinya negara dapat dipelajari melalui 3 pendekatan, yakni secara teoritis, faktual, dan melalui
proses pertumbuhan primer dan sekunder.
1. Pendekatan Teoritis

Terdiri atas :
o Teori Ketuhanan :

Negara ada karena kehendak Tuhan. Teori ini dipelopori oleh Agustinus, Friedrich Julius Stahl, dan
Kraneburg.
o Teori Perjanjian Masyarakat :
o Teori Kekuasaan :
2. Pendekatan Faktual

Pendekatan ini didasarkan pada kenyataan yang benar – benar terjadi. Menurut fakta sejarah, suatu
negara terbentuk, antara lain karena :
o Pendudukan ( Occopatie )

Terjadi ketka suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai kemudian diduduki dan dikuasai
oleh suku / kelompok tertentu. Contoh: Liberia yang diduduki oleh kaum Negro yang dimerdekakan
pada tahun 1847.
o Proklamasi ( Proclamation )

Suatu wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan perjuangan sehingga berhasil merebut
wilayahnya dan menyatakan kemerdekaan. Contohnya: Indonesia pada 17 Agustus 1945 mampu
merdeka lepas dari penjajahan Jepang dan Belanda.
o Penarikan ( Accesie )
Mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau timbul dari dasar laut ( delta ).
Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang hingga akhirnya membentuk negara.
Contoh: Negara Mesir terbentuk dari delta sungai Nil.
o Penyerahan ( Cessie )

Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan pada negara lain atas dasar perjanjian tertentu. Contoh:
Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria pada Prussia ( Jerman ).
o Pencaplokan / Penguasaan ( Anexatie )

Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain tanpa reaksi berarti.
Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak mencaplok daerah Palestina, Suriah,
Yordania dan Mesir.
o Pemisahan ( Separatise )

Suatu wilayah yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya kemudian menyatakan
kemerdekaan. Contoh: Belgia memisahkan diri dari Belanda dan menyatakan merdeka.
o Peleburan ( Fusi )

Terjadi ketika negara – negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk
melebur menjadi satu negara baru. Contoh: terbentuknya federasi kerajaan Jerman tahun 1871.
o Pembentukan baru

Wilayah negara yang berdiri di wilayah negara yang sudah pecah. Contoh: Uni Soviet pecah kemudian
muncul negara – negara baru.
3. Pertumbuhan Primer dan Sekunder

1. Pertumbuhan primer

Terjadinya negara berdasarkan pendekatan ini melalui beberapa fase, sebagai berikut:
 Fase suku, kehidupan diawali dari sebuah keluarga, kemudian menjadi
kelompok masyarakat hukum tertentu atau disebut suku yang akhirnya berkembang menjadi lebih
besar dan dipimpin oleh kepala suku yang merupakan primus interpares.
 Fase kerajaan, pada fase ini kepala suku sebagai primus interpares kemudian
menjadi raja dengan cakupan wilayah yang lebih luas akibat fakta alamiah maupun karena penaklukan
– penaklukan wilayah lain.
 Fase negara nasional, awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut
dengan pemerintahan yang tersentralisasi semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan diperintah
raja. Hanya ada satu identitas kebangsaan, maka fase ini disebut fase nasional.
 Fase negara demokrasi, setelah rakyat memiliki kesadaran kebangsaan,
kemudian tidak ingin diperintah oleh raja yang absolut. Rakyat ingin mengendalikan pemerintahan dan
memilih pemimpinnya sendiri yang dianggap dapat mewujudkan aspirasi mereka yang lebih dikenal
dengan “kedaulatan rakyat” maka lahirlah negara demokrasi
2. Pertumbuhan sekunder

Kenyataan terbentuknya negara secara sekunder tidak dapat dipungkiri, meskipun cara terbentuknya
kadang – kadang tidak sah menurut hukum. Menurut pendekatan ini, negara sebelumnya sudah ada,
namun karena adanya revolusi, intervensi, dan penaklukan muncullah negara yang menggantikan
negara yang sudah ada tersebut. Contoh: lahirnya negara Indonesia setelah melewati revolusi yang
panjang.
Fungsi dan Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
3. Fungsi dan Tujuan Negara Secara Universal
Secara umum fungsi Negara yaitu sewbagai pengatur kehidupan dalam Negara demi tercapainya
tujuan Negara.

Fungsi umum Negara antara lain :


a. melaksanakan ketertiban
b. mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
c. pertahanan dan keamanan
d. menegakkan keadilan bagi setiap warga Negara

pengertian konstitusi – Konstitusi berasal dari bahasa Latin “constitutio” konstitusi memuat aturan
dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan
konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam
bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya,
Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya

hukum adalah peraturan tingkah laku manusia, yang diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib,
yang bersifat memaksa, harus dipatuhi, dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggar peraturan
tersebut (sanksi itu pasti dan dapat dirasakan nyata bagi yang bersangkutan).

sumber hukum dalam arti Formal, yaitu: bentuk atau kenyataan dimana kita dapat menemukan hukum
yang berlaku. Jadi karena bentuknya itulah yang menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui, dan
ditaati.
Adapun yang termasuk sumber hukum dalam arti formal adalah :
1) Undang-undang: peraturan negara yang dibentuk oleh alat perlengkapan negara yang berwenang
untuk itu dan mengikat masyarakat umum.
2) Kebiasaan atau hukum tak tertulis : semua aturan yang walaupun tidak ditetapkan oleh pemerintah,
tetapi ditaati oleh rakyat, karena mereka yakin bahwa aturan itu berlaku sebagai hukum
3) Yurisprudensi: keputusan hakim terdahulu yang kemudian diikuti dan dijadikan pedoman oleh
hakim-hakim lain dalam memutuskan suatu perkara yang sama.
4) Traktat : perjanjian yang dilakukan oleh kedua negara atau lebih.
5) Doktrin: pendapat pakar senior yang biasanya merupakan sumber hukum, terutama pandangan
hakim selalu berpedoman pada pakar tersebut

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap pribadi manusia secara kodrati sebagai
anugerah dari tuhan, mencangkup hak hidup, hak kemerdekaan/kebebasan dan hak memiliki sesuatu.

Macam-Macam HAM

1.Hak asasi pribadi(personal right) Contohnya :


Hak mengemukakan pendapat
Hak memeluk agama
Hak beribadah
Hak kebebasan berorganisasi/berserikat

2. Hak asasi ekonomi (property right) Contohnya :


Hak memiliki sesuatu
Hak membeli dan menjual
Hak mengadakn suatu perjanjian/kontrak
Hak memilih pekerjaan

3.Hak asasi untuk mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama dalam keadilan hukum
dan pemerintahan(right of legal equality) Contohnya :
Hak persamaan hukum
Hak asas praduga tak bersalah

Hak untuk diakui sebagai WNI


Hak ikut serta dalam pemerintahan
Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilu
Hak mendirikan partai politik

4. Hak asasi politik(political right)


Hak untuk diakui sebagai WNI
Hak ikut serta dalam pemerintahan
Hak untuk dipilih dan memilih dalam pemilu
Hak mendirikan partai politik

5.Hak asasi sosial dan budaya(social and cultural right)


Hak untuk memilih pendidikan
Hak mendapat pelayana kesehatan
Hak mengembangkan kebudayaan

6. Hak asasi untuk mendapat perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum
(procedural right)
Hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam penggeledahan,penangkapan,peradilan dan
pembelaan hokum

a. Hak asasi pribadi


1) Setiap orang bebas memlih agama dan menjalankan ajarannya
2) Hak berbicara dan mengemukakan pendapat
3) Hak untuk hidup
b. Hak asasi manusia di bidang politik (political rights)
1) Hak pilih dan dipilih dalam pemilu
2) Hak mendirikan partai politik dan anggota partai politik
3) Hak dalam pemerintahan
c. Hak asasi dalam bidang ekonomi (economical right, properti right)
1) Hak memperoleh bpekerjaan layak da penghasilan
2) Hak jaminan keselamatan kerja, kesehatan, keamanan, dan ketenangan
3) Hak jaminan hari tua, jaminan sosial yang sah, dan kesejahteraan
4) Hak cuti tanpa pengurangan upah
d. Hak sosial budaya (social and cultural right)
1) Hak memperoleh pendidikan/pengajaran
2) Hak untuk pengakuan dan perlindungan di bidang keilmuan dan teknologi
3) Hak cipta untuk disebarluaskan melalui media
4) Hak untuk memajukan dan mengembangkan ilmu, teknologi dan seni
e. Hak asasi budaya (right of legal equality)
1) Hak persamaan hukum dan pemerintahan
f. Hak mendapat perlakuan yang adil (procedur rights)
g. Hak asasi di bidang kemanusiaan (humanity rights)
1) Tidak seorangpun bleh diperbudak
2) Hak untuk tidak diperlakukan sewenang-wenang
3) Hak untuk diperlakukan secara manusiawi
4) Hak untuk hidup dan melangsungkan kehidupannya selaras dengan martabatnya sebagai manusia
h. Hak asasi di bidang hankam (defence and security rights)
1) Hak dan kewajiban pembelaan negara
2) Hak untuk kehidupan yang aman dan tertib
3) Hak meminta perlindungan pada yang berwajib apabila dalam keadaan terancam
4) Hak untuk meminta suaka negara manapun

Untuk menegakkan HAM di Indonesia ada beberapa langkah yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut.
1. Penegasan penyelidikan hanya dapat dilakukan oleh Komisi Nasonal Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM) sehingga semua pengaduan atau laporan yang didasarkan KUHP tidak dapat diterima oleh jaksa
2. proses peradilannya dilaksanakan oleh peradilan HAM ad hoc atau peradilan khusus. Hal ini
sebagai pertanda dari diselenggarakan atau diadakan hanya unutk maksud tertentu yang sifatnya
khusus atau spesial atau dalam bahasa lain ad hoc. Secara khusus sifat ad hoc berarti pula hanya
berlaku untuk satu kasus tertentu saja
3. Tenggang waktu dibutuhkan hukum acara peradilan HAM dalam hal penyelidikan. Penuntutan
dan pemerksaan di pengadilan. Untuk perkara prinsip tidak terdapat keadaan kadaluarsa bagi
pelanggar berat terhadap HAM. Namun untuk kepentingan praktis harus ada pedoman atau pegangan
waktu. Misalnya dalam UU pengadilan HAM tenggang waktu untuk suatu perkara adalah sebagai
berikut.
a. Pemeriksaan dibatasi sampai 180 hari pada tingkat Satu
b. Tingkat banding 90 hari
4. Perlindungan para korban dan saksi karena proses peradilan ini berkaitan dengan masalah-
masalah pelanggaran berat, sehingga korban dan saksi sangat penting artinya jangan sampai instansi
atau orang yang di duga melanggar HAM scara serius justru mengntimidasi korban, saksi, jaksa, dan
hakim.
5. Para korban semestinya mendapat kompensasi hanya ini belum secara tegas diatur dalam UU No
26 Tahun 2000. Bagi bangsa Indonesia melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan
dengan sebebas-bebasnya melaikan harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung
dalam pandangan hidup bangsa Indonesia
berdasarkan penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, pokok-pokok pikiran tersebut adalah
1. Pokok pikiran pertama:
Negara begitu bunyinya ‘melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’
dalam pengertian ini diterima pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi
segenap bangsa seluruhnya.
Jadi negaa mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Negara
menurut pengertian ini menghendaki persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia, seluruhnya. Inilah
suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan. Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran ‘persatuan’
dengan pengertian yang lazim, negara, penyelenggara negara dan setiap warganegara wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan ataupun perseorangan.

2. Pokok pikiran kedua,


negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, ini merupakan pokok pikiran ‘keadilan
sosial’ yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang
sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.

3. Pokok pikiran ketiga,


yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Oleh karena itu sistem negara yang termasuk dalam
Undang-Undang Dasar harus berdasarkan kedaulatan rakat dan berdasar asas pemusyawaratan
perwakilan. Aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia, pokok pikiran ‘kedaulatan rakyat’ yang
menyatakan kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
Namun hasil amandemen UUD 1945 yang tercantum dalam Pasal 6A ‘Presiden dan Wakil Presiden
dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat’. Hal ini membuktikan bahwa ada perubahan
kedaulatan rakyat yang tadinya dilakukan sepenuhnya oleh MPR, khusus untuk memilih Presiden dan
Wakil Presiden dilakukan sendiri oleh seluruh rakyat Indonesia.

4. Pokok pikiran keempat


yang terkandung dalam “Pembukaan “ negara berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa menurut dasar
Kemanusia yang adil dan beradab. Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar harus mengandung isi
mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara yang lain untuk memlihara budi pekerti kemanusia
yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran “Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Dasar Kemanusiaan
yang Adil dan Beradab”, ini membuktikan bahwa pokok pikiran ini merupakan dasar falsafat negara
Pancasila.
Pasal 26
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
(2) Syarat-syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

 Ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran.
 Ius soli (law of the soil) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
negara tempat kelahiran.
 Kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap
orang.
 Kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi
anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam undang-undang.

Persamaan kedudukan warga negara

1. hakikat persamaan kedudukan warga negara indonesia

Sepanjang kebudayaan manusia diakui bahwa,manusia memilki kedudukan sebagai subjek, manusia
memiliki martabat,derajat, hak dan kewajibanyg sama. Kesadaran atas martabat manuisa itu
bersumber dari manusia sejak lahir. Artinya, seitiap manusia selalu menyadari dirinya sendiri bahwa
kesadaran terhadap dirinya itu akan semakin berkembang sejalan dengan kepribadiannya.dengan
demikian dapat kita pahami hakikat persamaan kedudukan warga negara indonesia sebagai berikut:

a) Persamaan sebagai subjek dalam suatu negara.

b) Persamaan sebagai manusia yg memiliki harkat,martabat, derajat, dan kewajiban yang sama.

c) Persamaan sebagai manusia yg memiliki harga diri.

2. landasan yg menjamin kedudukan warga negara

1. Makna persamaan
Di indonesia terdapat berbagai macam ras,suku,bangsa, dan agamaatau disebut. Meskipun demikian di
Indonesia masih banyak di jumpai rasa persamaan khusus nya didesa-desa, hal ini karena penduduk
pedesaan masih memegang teguh adat istiadat dan budaya mereka. Namun di wilayah perkotaan pada
umum nya yg masyarakat nnya lbh kompleks dam multikultural, dan tentu tdk bnyk yg di harap kan.

2. Jaminaan persamaan hidup (pendekatan kultural)


Jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bangsa indonesia secara kultural telah tertanam melalui
adat istiadat dan budaya yang relatif memiliki nilai-nilai yang hampir sama.

Beberapa nilai kultural bangsa indonesia yang patut dilestarikan:


a. Nilai religius
b. Nilai gotong royong
c. Nilai ramah tamah
d. Nilai kerelaan berkorban dan cinta Tanah Air.

2. Jaminan persamaan hidup dalam konstitusi negara


Oleh karena konstruksi yg d bgn oleh bangsa Indonesia bersumber dari keberagaman suku,agama,ras,
dan antar golongan dgn smbyn “Bhineka Tunggal Ika”, maka sudah menjadi kewajiban negara untuk
mampu memberikan jaminan persamaan hidup dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan
bernegara.

3. Jaminan Persamaan Hidup Warga Negara di dalam Konstitusi Negaraadalah :1.Pembukaan UUD
1945 Alinea 1 2.Sila-sila Pancasila 3.UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya
4.
5. 1. Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah
6. Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaankedudukannya
didalam hukum danpemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
adakecualinya.” Pasal ini jugamemperlihatkan kepada kita adanya kepedulian adanya hak asasi
dalam bidang hukumdan politik.2. Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan(ekonomi)Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak
ataspekerjaan dan penghidupan yang layakbagi kemanusiaan.” Pasal ini memencarkan
persamaan akan keadilan sosialdan kerakyatan. Ini berarti hak asasiekonomi warga negara dijamin dan
diatur pelaksanaanya.3. Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul (politik)Pasal 28
E ayat (3) menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat,berkumpul, dan
mengeluarkanpendapat. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokratis
danmemberi kebebasan yangbertanggung jawab bagi setiap warga negaranya untuk melaksanakan hak
dankewajibannya dalam bidang politik.4. Persamaan dalam HAMDalam Bab X A tentang hak asai
manusia dijelaskan secara tertulis bahwa negaramemberikan dan mengakuipersamaan setiap warga
negara dalam menjalankan HAM. Mekanisme pelaksanaanHAM secara jelas ditetapkanmelalui pasal 28
A sampai dengan pasal 28 J.5. Persamaan dalam agamaPasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa
“negara menjaminkemerdekaan tiap-tiap penduduk untukmemeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dankepercayaannya itu.” Berdasar pasal ini tersurat jelas
bahwa begara menjamin persamaan setiap penduduk untukmemeluk agama sesuai dengankeinginannya.
Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME dijalankan tanpa adapaksaan dari pihak manapun.6.
Persamaan dalam upaya pembelaan negaraPasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa
“setiap warga negara berhakdan wajib ikut serta dalam upayapembelaan negara.” Lebih
lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuanpertahanan dan keamanan negara.Kedua pasal tersebut
secara jelas dapat kita ketahui bahwa negara memberikankesempatan yang sama kepada setiapwarga
negara yang ingin membela Indonesia.7. Pesamaan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan Pasal 31
dan 32 UUD1945 menyatakan bahwa setiap warganegara mempunyai hak dan kedudukan yang sama
dalam masalah pendidikan dankebudayaan. Kedua pasal ini
7. menunjukan bahwa begitu konsen dan peduli terhadap pendidikan dan kebudayaanwarga negara
Indonesia. Setiapwarga negara mendapat porsi yang sama dalam kedua masalah ini.8. Persamaan dalam
perekonomian dan kesejahteraan sosialPersamaan kedudukan warga negara dalam perekonomian dan
kesejahteraan diatur dalam Bab XIV pasal 33 dan 34.pasal 33 mengatur masalah perekonomian nasional
yang diselenggarakan berdasar atas asas kekeluargaan denganprinsip demokrasi ekonomi untuk
kemakmuran rakyat secara keseluruhan. Selanjutnyapasal 34 memuat ketentuantentang kesejahteraan
sosial dan jaminan sosial diman fakir miskin dan anak-anakterlantar dipelihara oleh negara (pasal1) dan
negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan danfasilitas pelayanan umum
yanglayak (pasal 3).Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara di IndonesiaDalam NKRI,
semua warga negar mempunyai kedudukan yang sama dalam bidangekonomi, politik, hukum,
sosial,budaya, agama dan pertahanan keamanan.

Factor penyebab berkembangnya pudaya politik


-tingkat pendidikan warga negara (factor kunci)
– tingkat ekonomi(semakin sejahtera rakyat maka semakin tinggi partisipasi politiknya)
– reformasi politik(semangat merevisi dan mengadopsi system politik yang lebih baik)
– supermasi hokum(adanya penegakan hukun yang adil,independent dan bebas)
– media komunikasi independent(berfungsi sebagai control social,bebas dan mandiri)

a. Budaya politik parokial (parochial political culture)

Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu bahkan masyarakat belum
memiliki kesadaran berpolitik, sekalipun ada menyerahkannya kepada pemimpin lokal seperti suku.

Pada budaya politik parokial umumnya tingkat partisipasi dan kesadaran politik masyrakatnya masih
sangat rendah. Hal tersebut disebabkan oleh poleh faktor kognitif, yaitu rendahnya tingkat
pendidikan/pengetahuan seseorang sehingga pemahaman dan kesadaran mereka terhadap politik
masih sangat kecil. Pada budaya politik ini, kesadaran obyek politiknya kecil atau tidak ada sama sekali
terhadap sistem politik. Kelompok ini akan ditemukan di berbagai lapisan masyarakat.

Budaya politik parokial biasanya terdapat dalam sistem politik tradisional dan sederhana, dengan ciri
khas spesialisasi masih sangat kecil, sehingga pelaku-pelaku politik belumlah memiliki tugas. Tetapi
peranan yang satu dilakukan secara bersamaan dengan peranan lain aktivitas dan peranan pelaku
politik dilakukan bersamaan dengan perannya baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun keagamaan.

Disebabkan sistem politik yang relatif sederhana dan terbatasnya areal wilayah dan diferensiasinya,
tidak terdapat peranan politik yang bersifat khas dan berdiri sendiri-sendiri. Masyarakat secara umum
tidak menaruh minat begitu besar terhadap objek politik yang lebih luas tetapi hanya dalam batas
tertentu, yakni keterikatan pada obyek yang relatif sempit seperti keterikatan pada profesi.

Orientasi parokial menyatakan ketiadaannya harapan-harapan terhadap perubahan yang dibandingkan


dengan sistem politik lainnya. Dengan kata lain bahwa masyarkat dengan budaya politik parokhial
tidak mengharapkan apa pun dari sistem poltik termasuk bagian-bagian tehadap perubahan sekalipun.
Dengan demikina parokialisme dalam sistem politik yang diferensiatif lebih bersifat afektif dan
orientatif dari pada kognitifnya.

Dalam masyarakat tradisional di indonesia unsur-unsur budaya parokial masih terdapat, terutama
dalam masyarakat pedalaman. Paranata, tata nilai serta unsur-unsur adat lebih banyak di pegang
teguh daripada persoalan pembagian peran poltik. Pemimpin adat atau kepala suku dapat dikatakan
sebagai pimpinan politik sekaligus dapat berfungsi sebagai pimpinan agama, pemimpin sosial
masyarakat bagi kepentingan-kepentingan ekonomi. Dengan demikian nyata-nyata menonjol dalam
budaya politik parokial ialah kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan /
kekuasaan politik dalam masyarakat.

b. Budaya politik kaula/subjek (subject political culture)

Budaya Kaula artinya masyarakat sudah memiliki kesadaran terhadap sistem politik namun tidak
berdaya dan tidak mampu berpartisipasi sehingga hanya melihat outputnya saja tanpa bisa
memberikan input. Pada budaya politik ini, masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik
sosial maupun ekonominya, tetapi masih bersifat pasif. Budaya politik kaula adalah mereka yang
berorientasi terhadap sistem politik dan pengaruhnya terhadap outputs yang mempengaruhi
kehidupan mereka seperti tunjangan sosial dan hukum. Namun mereka tidak berorientasi terhadap
partisipasi dalam struktur input.

Tipe ini memliki frekuensi yang tinggi terhadap sistem politiknya, yang perhatian dan frekuensi
orientasi terhadap aspek masukan (input) dan partisipasinya dalam aspek keluaran sangat rendah.

Hal ini berarti bahwa masyarkat dengan tipe budaya subjek menyadari telah adanya otoritas
pemerintah.

Orientasi pemerintah yang nyata terlihat dari kebanggaan ungkapan saling , baik mendukung atau
permusuhan terhadap sistem. Namun demikian, posisinya sebagai subjek (kaula) mereka pandang
sebagai posisi pasif. Diyakini bahwa posisinya tidak akan menentukan apa-apa terhadap perubahan
politik. Mereka beranggapan bahwa dirinya adalah subjek yang tidak berdaya untuk mempengaruhi
ataupun mengubah sistem. Dengan demikian scara umum mereka menerima segala keputusan yang
diambil dari segala kebijaksanaan pejabat bersifat mutlak, tidak dapat diubah-ubah. Dikoreksi, apalagi
ditentang. Bagi mereka yang prinsip adalah mematuhi perintahnya, menerima, loyal, dan setia
terhadap anjuran, perintah, serta kebijaksanaan pimpinannya.

Orientasi budaya politik kaula/subjek yang murni sering terwujud dalam masyarakat yang tidak dapat
struktur masukan yang deferensiasi. Demikian pula orientasi dalam sistem politik lebih bersifat
normatif dan afektif daripada kognitif. Oleh karena itu, dapat dipahami bila mereka memiliki sikap
yang demikian.

Masyarakat yang memiliki budaya politik seperti itu, bila tidak menyukai terhadap sistem politik yang
berlaku hanyalah diam dan menyimpannya saja di dalam hati. Sikap itu tidak direalisasi kedalam
bentuk perilaku konkret karena diyakini tidak ada sarana untuk memanifstasikannya. Lebih-lebih
dalam masyarakat yang berbudaya subjek terdapat pandangan bahwa masyarakat terbentuk dari
struktur hierarkis (vertikal). Sebagai akibatnya individu atau kelompok digariskan untuk sesuai dengan
garis hidupnya sehingga harus puas dan pasrah pada keadaannya.Biasanya siap-sikap seperti itu timbul
karena diakibatkan oleh faktor-faktor tertentu seperti proses kolonisasi dan kidiktatoran.

c. Budaya politik partisipan (participant political culture)

Adalah masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berorientasi terhadap struktur inputs dan
proses dan terlibat didalamnya atau melihat dirinya sebagai potensial terlibat, mengartikulasikan
tuntutan dan membuat keputusan. Pada budaya poltik ini ditandai dengan kesadaran politik yang
tinggi.

Budaya partisipan adalah budaya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik. Masyarakat
dengan budaya politik partisipasi, memiliki orientasi yang secara eksplisit ditujukan kepada sistem
secara keseluruhan, bahkan terhadap struktur, proses politik dan administratif. Tegasnya terhadap
input maupun output dari sistem politik itu. Dalam budaya politik itu seseorang atau orang lain
dianggap sebagai anggota aktif dalam kehidupan politik, masyarakat juga merealisasi dan
mempergunakan hak-hak politiknya. Dengan demikian, masyarakat dalam budaya politik partsipan
tidaklah menerima begitu saja keputusan politik. Hal itu karena masyarakat telah sadar bahwa betapa
kecilnya mereka dalam sistem politik, meskipun tetap memiliki arti bagi berlangsungnya sistem itu.
Dengan keadaan ini masyarakat memiliki kesadaran sebagai totalitas, masukan, keluaran dalam
konstelasi sistem politik yang ada. Anggota-anggota masyarakat partisipatif diarahkan pada peranan
pribadi sebagai aktivitas masyarakat, meskipun sebenarnya dimungkinkan mereka menolak atau
menerima.

d. Budaya politik campuran (mixed political cultures)

Pada umumnya kebudayaan dalam politik parokial, subjek, dan partisipasi hampir sama dan sebangun
dengan struktur politik tradisional, struktur otoritarian, dan sentralistis. Disamping itu mengingat
bahwa dalam perubahan sistem politik antara kultur dan struktur seringkali tidak selaras, dalam
pembahasan sistem politik yang cepat dewasa ini terjadi perubahan format politik karena gagal
mencapai harmoni.

Budaya politik campuran, maksudnya disetiap bangsa budaya politik itu tidak terpaku kepada satu
budaya, sekalipun sekarang banyak negara sudah maju, namun ternyata tidak semuanya berbudaya
partisipan, masih ada yang kaula dan parokial. Inilah yang kemudian disebut sebagai budaya politik
campuran.

1. DEMOKRASI LIBERAL
Demokrasi Liberal adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi
dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana
menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam
demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.
Demokrasi Liberal sering disebut sebagai demokrasi parlementer. Di indonesia demokrasi ini
dilaksanakan setelah keluarnya Maklumat Pemerintah NO.14 Nov. 1945. Menteri bertanggung jawab
kepada parlemen.
2. 2. DEMOKRASI KOMUNIS
Demokrasi Komunis adalah demokrasi yang sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip
agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran yang rasional dan nyata.
Demokrasi komunis muncul karena adanya komunisme
3. DEMOKRASI PANCASILA
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan filsafat bangsa
Indonesia yang perwujudannya seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep “civil society”.
Orang yang pertama kali mengungkapkan istilah ini adalah Anwar Ibrahim dan dikembangkan di
Indonesia oleh Nurcholish Madjid. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada
konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi Muhammad. Masyarakat Madinah
dianggap sebagai legitimasi historis ketidakbersalahan pembentukan civil society dalam masyarakat
muslim modern.

Makna Civil Society “Masyarakat sipil” adalah terjemahan dari civil society. Konsep civil society lahir
dan berkembang dari sejarah pergumulan masyarakat. Cicero adalah orang Barat yang pertama kali
menggunakan kata “societies civilis” dalam filsafat politiknya. Konsep civil society pertama kali
dipahami sebagai negara (state). Secara historis, istilah civil society berakar dari pemikir Montesque, JJ.
Rousseau, John Locke, dan Hubbes. Ketiga orang ini mulai menata suatu bangunan masyarakat sipil
yang mampu mencairkan otoritarian kekuasaan monarchi-absolut dan ortodoksi gereja (Larry
Diamond, 2003: 278).

Antara Masyarakat Madani dan Civil Society sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, masyarakat
madani adalah istilah yang dilahirkan untuk menerjemahkan konsep di luar menjadi “Islami”. Menilik
dari subtansi civil society lalu membandingkannya dengan tatanan masyarakat Madinah yang dijadikan
pembenaran atas pembentukan civil society di masyarakat Muslim modern akan ditemukan
persamaan sekaligus perbedaan di antara keduanya.

Perbedaan lain antara civil society dan masyarakat madani adalah civil society merupakan buah
modernitas, sedangkan modernitas adalah buah dari gerakan Renaisans; gerakan masyarakat sekuler
yang meminggirkan Tuhan. Sehingga civil society mempunyai moral-transendental yang rapuh karena
meninggalkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan asuhan petunjuk
Tuhan. Dari alasan ini Maarif mendefinisikan masyarakat madani sebagai sebuah masyarakat yang
terbuka, egalitar, dan toleran atas landasan nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari
wahyu Allah (A. Syafii Maarif, 2004: 84).

Masyarakat madani merupakan konsep yang berwayuh wajah: memiliki banyak arti atau sering
diartikan dengan makna yang beda-beda. Bila merujuk kepada Bahasa Inggris, ia berasal dari kata civil
society atau masyarakat sipil, sebuah kontraposisi dari masyarakat militer. Menurut Blakeley dan
Suggate (1997), masyarakat madani sering digunakan untuk menjelaskan “the sphere of voluntary
activity which takes place outside of government and the market.” Merujuk pada Bahmueller (1997).

2.1.1 Pengertian Masyarakat Madani

Masyarakat madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang
maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara harfiah
berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada
keraguan. Dengan demikian Keterbukaan atau transparansi adalah tindakan yang memungkinkan
suatu persoalan menjadi jelas mudah dipahami dan tidak disangsikan lagi kebenarannya. Kaitannya
dengan penyelenggaraan pemerintahan, keterbukaan atau transparansi berarti kesediaan pemerintah
untuk senantiasa memberikan informasi faktual mengenai berbagai hal yang berkenaan dengan proses
penyelenggaraan pemerintahan.

Keadilan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berasal darai kata adil yang berarti kejujuran,
kelurusan dan keikhlasan dan tidak berat sebelah, tidak memihak, tidak sewenang-wenang.
John Rawls yang hidup pada awal abad 21 lebih menekankan pada keadilan sosial.[13] Hal ini terkait
dengan munculnya pertentangan antara kepentingan individu dan kepentingan negara pada saat itu.
Rawls melihat kepentingan utama keadilan adalah (1) jaminan stabilitas hidup manusia, dan (2)
keseimbangan antara kehidupan pribadi dan kehidupan bersama.

Rawls mempercayai bahwa struktur masyarakat ideal yang adil adalah struktur dasar masyarakat yang
asli dimana hak-hak dasar, kebebasan, kekuasaan, kewibawaan, kesempatan, pendapatan, dan
kesejahteraan terpenuhi. Kategori struktur masyarakat ideal ini digunakan untuk:

1. menilai apakah institusi-institusi sosial yang ada telah adil atau tidak
2. melakukan koreksi atas ketidakadilan sosial.

Rawls berpendapat bahwa yang menyebabkan ketidakadilan adalah situsi sosial sehingga perlu
diperiksa kembali mana prinsip-prinsip keadilan yang dapat digunakan untuk membentuk situasi
masyarakat yang baik. Koreksi atas ketidakadilan dilakukan dengan cara mengembalikan (call for
redress) masyarakat pada posisi asli (people on original position). Dalam posisi dasar inilah kemudian
dibuat persetujuan asli antar (original agreement) anggota masyarakat secara sederajat.
Hubungan antarnegara merupakan salah satu hubungan kerja sama yg mutlak diperlukan, karna tidak
ada satu negara pun di dunia yg tidak bergantung kepada negara lain.
Arti penting hubungan internasional bagi suatu negara antara lain karena faktor2 sebagai berikut :
a. Faktor Internal :
Yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik melalui kudeta maupun intervensi
dari negara lain.
b. Faktor Eksternal :
1) ketentuan hukum alam yg tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri.
2) untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara.
3) mewujudkan tatanan dunia baru.

Hubungan kerja sama antarnegara di dunia diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup dan
eksistensi keberadaan suatu negara dalam tata pergaulan internasional, dan demi terciptanya
perdamaian dan kesejahteraan hidup.

Kerja sama internasional bertujuan untuk :


a. Memacu pertumbuhan ekonomi
b. Menciptakan saling pengertian antarbangsa
c. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial.

tahap-tahap Perjanjian Internasional


Perjanjian internasional adalah suatu perjanjian yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat
secara tertulis dalam bentuk dan nama tertentu serta menimbulkan hak dan kewajiban bagi pihak-
pihak tertentu (negara atau organisasi). Dalam hukum internasional, tahapan pembuatan hukum
internasional diatur dalam Konvensi Wina tahun 1969 tentang Hukum (Perjanjian) Internasional.
Konvensi tersebut mengatur tahap-tahap pembuatan perjanjian baik bilateral (dua negara) mau pun
multilateral (banyak negara). Tahap-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
a. perundingan (negotiation),
b. penandatanganan (signature),
c. pengesahan (ratification).
Dalam melakukan perjanjian, suatu negara harus melakukan tahap-tahap pembuatan perjanjian.
Tahap-tahap tersebut dilakukan secara berurutan, yaitu mulai dari perundingan antarnegara yang
berkepentingan, penandatanganan MOU, agreement, atau pun treaty yang mengikat negara-negara
yang membuat perjanjian, mensahkan perjanjian tersebut melalui ratifikasi yang melibatkan dewan
perwakilan atau parlemen.
Mochtar Kusumaatmadja dalam bukunya Pengantar Hukum Internasional menyebutkan tiga tahap
dalam melakukan perjanjian internasional, yaitu

a. Perundingan (Negotiation)
Perundingan dilakukan oleh wakil-wakil negara yang diutus oleh negara-negara peserta berdasarkan
mandat tertentu. Wakil-wakil negara melakukan perundingan terhadap masalah yang harus
diselesaikan. Perundingan dilakukan oleh kepala negara, menteri luar negeri, atau duta besar.
Perundingan juga dapat diwakili oleh pejabat dengan membawa Surat Kuasa Penuh (full power).
Apabila perundingan mencapai kesepakatan maka perundingan tersebut meningkat pada tahap
penandatanganan.

b. Penandatanganan (Signature)
Penandatanganan perjanjian internasional yang telah disepakati oleh kedua negara biasanya
ditandatangani oleh kepala negara, kepala pemerintahan, atau menteri luar negeri. Setelah perjanjian
ditandatangani maka perjanjian memasuki tahap ratifikasi atau pengesahan oleh parlemen atau dewan
perwakilan rakyat di negara-negara yang menandatangani perjanjian.

c. Pengesahan (Ratification)
Ratifikasi dilakukan oleh DPR dan pemerintah. Pemerintah perlu mengajak DPR untuk mensahkan
perjanjian karena DPR merupakan perwakilan rakyat dan berhak untuk mengetahui isi dan
kepentingan yang diemban dalam perjanjian tersebut. Pasal 11 UUD 1945 menyatakan bahwa masalah
perjanjian internasional harus mendapatkan persetujuan dari DPR. Apabila perjanjian telah disahkan
atau diratifikasi dengan persetujuan DPR maka perjanjian tersebut harus dipatuhi dan dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab.

Di Indonesia, tahapan pembuatan perjanjian internasional dilakukan berdasarkan ketentuan Pasal 6


ayat (1) UU Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. Dalam Pasal 6 ayat (1) disebutkan
pembuatan perjanjian internasional dilakukan melalui tahap-tahap berikut ini.
a. Penjajakan, merupakan tahap awal yang dilakukan para pihak yang akan melakukan perundingan
mengenai kemungkinan dibuatnya suatu perjanjian internasional.
b. Perundingan, merupakan tahap setelah adanya kesepakatan yang dibuat dalam tahap penjajakan.
Perundingan merupakan tahap kedua yang membahas materi dan masalah-masalah teknis yang akan
disepakati dalam perjanjian internasional.
c. Perumusan naskah, merupakan tahap pembuatan perjanjian internasional yang tujuannya untuk
merumuskan rancangan suatu perjanjian internasional yang akan ditandatangani para pihak terkait.
d. Penerimaan, merupakan tahap penerimaan para pihak atas naskah perjanjian yang telah
dirumuskan dan disepakati.
e. Penandatanganan, yaitu tahap akhir dalam perundingan bilateral untuk melegalisasi suatu naskah
perjanjian internasional yang telah disepakati oleh kedua pihak.

Terdapat perbedaan kekuatan untuk mengikat dalam perjanjian bilateral (perjanjian dua negara)
dengan perjanjian multilateral (banyak negara). Dalam perundingan bilateral, kesepakatan atas naskah
awal hasil perundingan dapat disebut “penerimaan”. Penerimaan dilakukan dengan membubuhkan
inisial atau paraf pada naskah perjanjian internasional oleh ketua delegasi masing-masing. Dalam
perundingan multilateral, proses penerimaan (acceptance/approval) umumnya merupakan tindakan
pengesahan suatu negara atas perubahan perjanjian internasional.

Untuk perjanjian multilateral, penandatanganan perjanjian internasional bukan merupakan pengikatan


diri sebagai negara pihak yang tunduk pada ketentuan perjanjian internasional. Di Indonesia, sesuai
ketentuan Pasal 3 UU Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, proses mengikatkan diri
pada perjanjian internasional dilakukan melalui cara-cara berikut.
a. penandatanganan,
b. pengesahan,
c. pertukaran dokumen perjanjian/nota diplomatik,
d. cara-cara lain sebagaimana disepakati para pihak dalam perjanjian internasional.

Negara dapat dikatakan terikat pada perjanjian internasional setelah dilakukan pengesahan baik dalam
bentuk ratifikasi (ratification), aksesi (accession), penerimaan (acceptance), maupun penyetujuan
(approval). Pengesahan adalah perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian
internasional dalam bentuk

a) Ratifikasi (ratification),
Ratifikasi (ratification) dilakukan apabila negara yang akan mengesahkan suatu perjanjian internasional
turut menandatangani naskah perjanjian.

b) Aksesi (accession),
Aksesi (accesion) apabila negara yang akan mengesahkan suatu perjanjian internasional tidak turut
menandatangani naskah perjanjian.

c) Penerimaan (acceptance) dan Penyetujuan (approval).


Penerimaan (acceptance) dan penyetujuan (approval) adalah pernyataan menerima atau menyetujui
dari negara-negara pihak pada suatu perjanjian internasional atas perubahan perjanjian internasional
tersebut.

Bentuk-bentuk kerjasama antarnegara dapat digolongkan sebagai berikut;

1. Kerja Sama Bilateral

Kerja sama bilateral merupakan kerja sama antar dua negara. Misalnya, kerja sama ekonomi yang
terjalin antara Indonesia dengan Singapura atau Amerika dengan Arab Saudi. Kerja sama bilateral
bertujuan untuk membina hubungan yang telah ada serta menjalin hubungan kerja sama perdagangan
dengan negara mitra. Pemerintah Indonesia sendiri telah mentandatangani perjanjian perdagangan
dan ekonomi di Kawasan Asia Pasifik dengan 14 negara, di Afrika dan Timur Tengah dengan 10 negara,
di Eropa Timur dengan 9 negar, di Eropa Barat dengan 12 negara dan di Amerika Latin dengan 7
negara.

2. Kerja Sama Regional

Kerja sama regional merupakan kerja sama antara negara-negara sewilayah atau sekawasan.
Tujuannya tidak lain adalah untuk menciptakan perdagangan bebas antara negara di suatu kawasan
tertentu. Bentuk kerja sama regional sudah dijajaki oleh PBB melalui pembentukan komisi regional
yang dimulai dari Eropa, Asia Timur dan Amerika Latin. Komisi ini mengembangkan kebijakan bersama
untuk masalah pembangunan khususnya pada bidang ekonomi. Kerja sama secara regional biasanya
lebih pada hubungan dengan lokasi negara serta berdasarkan alasan historis, geografis, teknik, sumber
daya alam dan pemasaran. Contoh-contoh bentuk kerja sama semacam ini, antara lain

1.1.1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

PBB lahir secara resmi pada tanggal 24 Oktober 1945, yaitu hari pada saat Piagam PBB sudah
diratifikasi oleh 51 negara anggota pertamanya. Upaya mendirikan PBB sudah dilakukan pada saat
perang dunia kedua masih berlangsung yaitu melalui Atlantic Charter (Piagam Atlantik) oleh negara-
negara sekutu, disusul oleh Charter of Peace (Piagam Perdamaian) di San Fransisco pada tanggal 26
Juni 1945. Pada saat ini 185 negara sudah menjadi anggota PBB sehingga meliputi seluruh dunia,
kecuali beberapa negara kecil dan Swiss, Taiwan, dan Korea Utara.

Markas besar PBB ada di New York, Amerika Serikat, namun tanah dan bangunannya adalah wilayah
internasional. PBB memiliki bendera, kantor pos dan perangko sendiri. Enam bahasa resmi yaitu: Arab,
Cina, Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol digunakan dalam persidangan-persidangan PBB.

Tujuan PBB

PBB didirikan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:


1. Memelihara perdamaian dan keamanan dunia.
2. Mengembangkan hubungan persahabatan antarbangsa berdasarkan asas-asas persamaan derajat,
hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
3. Mengembangkan kerjasama internasional dalam memecahkan masalah-masalah ekonomi, sosial,
budaya, dan kemanusiaan.
4. Menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mencegah timbulnya peperangan.
5. Memajukan dan menghargai hak asasi manusia serta kebebasan atau kemerdekaan fundamental
tanpa membedakan warna, kulit, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
6. Menjadikan pusat kegiatan bangsa-bangsa dalam mencapai kerja sama yang harmonis untuk
mencapai tujuan PBB.

C. ASAS PBB

Asas Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut.

1. Persamaan derajat dan kedaulatan semua negara anggota.


2. Persamaan hak dan kewajiban semua negara anggota.
3. Penyelesaian sengketa dengan cara damai.
4. Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai ketentuan Piagam PBB.
5. PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota.

PERANAN PBB
Di mana peran PBB sebagai institusi internasional yang paling bertanggung jawab atas perdamaian dan
stabilitas percaturan politik internasional? Mengapa PBB tidak pernah mampu mengambil alih kasus
internasional yang melibatkan negara-negara kuat di dalamnya? Sebagai institusi internasional
terbesar, PBB bertugas menjaga stabilitas internasional yang terwujud dalam tiga hal: peningkatan
perdamaian; penciptaan perdamaian; dan pemeliharaan perdamaian. Kenyataannya, tugas itu kerap
menghadapi hambatan yang justru datang dari anggotanya sendiri. Dalam kasus yang berkait dengan
negara yang memiliki power relatif lemah, peran PBB terlihat amat menonjol dan kuat. Tetapi dalam
menghadapi aksi negara kuat, PBB justru sebaliknya, terlihat lemah tidak berdaya. Ini terjadi karena
dalam hubungan internasional, pembangunan dan pelaksanaan suatu hukum, kaidah, dan tata aturan
berbagai kesepakatan lembaga internasional, selalu mengalami aneka hambatan dan ketidak-efektivan
karena terhadang batasan kedaulatan setiap negara atau tidak adanya lembaga internasional otoritatif
yang berkompeten dalam pengaturan sistem internasional. Segala norma dan institusi internasional
seolah mandul tidak berdampak serius terhadap para defector, terutama negara-negara yang memiliki
power relatif besar. Hukum internasional dan berbagai norma organisasi internasional banyak ditaati,
tetapi negara-negara besar dapat melanggarnya jika mereka mau tanpa ada sanksi berarti dari negara-
negara lain atau PBB sekalipun. Dengan nada mengejek, Stalin menganalogkan PBB seperti Paus, tidak
memiliki pasukan militer sendiri serta perindustrian untuk menghasilkan berbagai komoditas yang
dapat digunakan guna mengubah kebijakan eksternal maupun internal suatu negara.

Sebab-sebab terjadinya Sengketa Internasional dan cara penyelesaiannya

Sengketa internasional (International despute), adalah perselisihan yang terjadi antara Negara dengan
Negara, Negara dengan individu-individu, atau Negara dengan lembaga internasional yang menjadi
subyek hukum internasional.
Sebab-sebab sengketa internasional :
1. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam mperjanjiann internasional.
2. Perbedaan penafsiran mengenai isi perjanjian internasional
3. Perebutan sumber-sumber ekonomi
4. Perebutan pengaruh ekonomi, politik, atau keamanan regional dan internasional.
5. Adanya intervensi terhadap kedayulatan Negara lain.
6. Penghinaan terhadap harga diri bangsa.
Cara penyelesaian Sengketa internasional
Ada dua cara penyelesaian segketa internasional, yaitu secara damai dan paksa, kekerasan atau
perang.
• Penyelesaian secara damai, meliputi :
Arbitrase, yaitu penyelesaian sengketa internasional dengan cara menyerahkannya kepada orang
tertentu atau Arbitrator, yang dipilih secara bebas oleh mereka yang bersengketa, namun
keputusannya harus sesuai dengan kepatutan dan keadilan ( ex aequo et bono).
Prosedur penyelesaiannya, adalah :
1. Masing-masing Negara yang bersengketa menunjuk dua arbitrator, satu boleh
berasal dari warga negaranya sendiri.
2. Para arbitrator tersebut memilih seorang wasit sebagai ketua dari pengadilan
Arbitrase tersebut.
3. Putusan melalui suara terbanyak.
Penyelesaian Yudisial, adalah penyelesaian sengketa internasional melalui suatu pengadilan
internasional dengan memberlakukan kaidah-kaidah hukum.
Negosiasi, tidak seformal arbitrase dan Yudisial. Terlebih dahulu dilakukan konsultasi dan komunikasi
agar negosiasi dapat berjalan semestinya.
Jasa-jasa baik atau mediasi, yaitu cara penyelesaian sengketa internasional dimana Negara mediator
bersahabat dengan para pihak yang bersengketa, dan membantu penyelesaian sengketanya secara
damai. Contoh Dewan Keamanan PBB dalam penyelesaian konplik Indonesia Belanda tahu 1947.
Dalam penyelesaina dengan Jasa baik pihak ketiga menawarkan penyelesaian, tapi dalam Penyelesaian
secara Mediasi, pihak mediator berperan lebih aktif dan mengarahkan pihak yang bersengketa agar
penyelesaian dapat tercapai.
Konsiliasi, dalam arti luas adalah penyelesaian sengketa denga bantuan Negara-negara lain atau
badan-badan penyelidik dan komite-komite penasehat yang tidak berpihak. Konsiliasi dalam arti
sempit, adalah suatu penyelesaian sengketa internasional melalui komisi atau komite dengan
membuat laporan atau ussul penyelesaian kepada pihak sengketa dan tidak mengikat.
Penyelidikan, adalah biasanya dipakai dalam perselisioshan batas wilayah suatu Negara dengan
menggunakan fakta-fakta untuk memperlancar perundingan.
Penyelesian PBB, Dididrikan pada tanggal 24 Oktober 1945 sebagai pengganti dari LBB (liga Bangsa-
Bangsa), tujuan PBB adalah menyelesaikan sengketa internasional secara damai dan menghindari
ancaman perang.
• Penyelesaian secara pakasa, kekerasan atau perang :
Perang dan tindakan bersenjata non perang, bertujuan untuk menaklukkan Negara lawan dan
membebankan syarat penyelesaian kepada Negara lawan.
Retorsi, adalah pembalasan dendam oleh suatu Negara terhadap tindakan – tindakan tidak pantas
yang dilakukan Negara lain. Contoh menurunkan status hubungan diplomatic, atau penarika diri dari
kesepakatan-kresepakatan fiscal dan bea masuk.
Tindakan-tindakan pembalasan, adalah cara penyelesaian sengketa internasional yang digunakan
suatu Negara untuk mengupayakan memperoleh ganti rugi dari Negara lain. Adanya pemaksaan
terhadap suatu Negara.
Blokade secara damai. Adalah tindakan yang dilakukan pada waktu damai, tapi merupakan suartu
pembalasan. Misalnya permintaan ganti rugi atas pelabuhan yang di blockade oleh Negara lain.
Intervensi (campur tangan),adalah campur tanagn terhadap kemerdekaan politik tertentu secara sah
dan tidak melanggar hukum internasional. Contohnya :
1. Intervensi kolektif sesuai dengan piagam PBB.
2. Intervesi untuk melindungi hak-hak dan kepentingan warga negaranya.
3. Pertahanan diri.
4. Negara yang menjadi obyek intervensi dipersalahkan melakukan pelanggaran
berat terhadap hukum internasional.
subjek-subjek hukum internasional yang diakui oleh masyarakat internasional, adalah:

1. Negara

Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai Hak dan Kewajiban Negara, kualifikasi suatu negara
untuk disebut sebagai pribadi dalam hukum internasional adalah:
penduduk yang tetap, mempunyai wilayah (teritorial) tertentu; pemerintahan yang sah dan
kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain.

2. Organisasi Internasional

Organisasi internasional mempunyai klasifikasi, yakni:

a. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan maksud dan tujuan yang
bersifat umum, contohnya adalah Perserikatan Bangsa Bangsa ;

b. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan maksud dan tujuan yang bersifat
spesifik, contohnya adalah World Bank, UNESCO, International Monetary Fund, International Labor
Organization, dan lain-lain;

c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud dan tujuan global, antara
lain: Association of South East Asian Nation (ASEAN), Europe Union.

3. Palang Merah Internasional

Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan organisasi dalam ruang lingkup nasional,
yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang berkewarganegaraan Swiss, yang dipimpin oleh Henry Dunant
dan bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan yang dilakukan oleh Palang Merah
Internasional mendapatkan simpati dan meluas di banyak negara, yang kemudian membentuk Palang
Merah Nasional di masing-masing wilayahnya. Palang Merah Nasional dari negar-negara itu kemudian
dihimpun menjadi Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) dan
berkedudukan di Jenewa, Swiss.

4. Tahta Suci Vatikan

Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional berdasarkan Traktat Lateran tanggal 11
Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci Vatikan mengenai penyerahan sebidang tanah
di Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat dipandang sebagai pengakuan Italia atas
eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan
kewenangannya, tidak seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada bidang
kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya memiliki kekuatan moral saja, namun wibawa Paus
sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci dan umat Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh
dunia.

5. Kelompok Pemberontak/Pembebasan

Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam negeri suatu negara
berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian sepenuhnya merupakan urusan negara yang bersangkutan.
Namun apabila pemberontakan tersebut bersenjata dan terus berkembang, seperti perang saudara
dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan meluas ke negara-negara lain, maka salah satu sikap
yang dapat diambil oleh adalah mengakui eksistensi atau menerima kaum pemberontak sebagai
pribadi yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat oleh
pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi. Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari
sudut pandang negara yang mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau
subyek hukum internasional

6. Individu

Lahirnya Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pada
tanggal 10 Desember 1948 diikuti dengan lahirnya beberapa konvensi-konvensi hak asasi manusia di
berbagai kawasan, menyatakan individu adalah sebagai subyek hukum internasional yang mandiri.

7. Perusahaan Multinasional (MNC)

Eksistensi MNC dewasa ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak bisa disangkal lagi. Di beberapa
tempat, negara-negara dan organisasi internasional mengadakan hubungan dengan perusahaan-
perusahaan multinasional yang kemudian melahirkan hak-hak dan kewajiban internasional, yang tentu
saja berpengaruh terhadap eksistensi, struktur substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu
sendiri.

Subyek hukum internasional juga dapat didefinisikan sebagai pihak yang dapat dibebani hak dan
kewajiban yang diatur oleh Hukum Internasional atau setiap negara, badan hokum (internasional) atau
manusia yang memiliki hak dan kewajiban dalam hubungan internasional.

dampak tidak mematuhinya keputusan mahkamaH INTERNASIONAL


Peran Mahkamah Internasional sangat menentukan kepada negara-negara yang sedang bersengketa.
Dalam hal ini, Mahkamah Internasional mempunyai kewenangan, dimana Mahkamah Internasional
berwenang untuk memeriksa, menyelesaikan sengketa hingga memberikan keputusan atas dasar
sengketa tersebut. Hal ini dinyatakan dalam pasal 94 ayat (1) Piagam PBB, yaitu : “Setiap anggota PBB
berusaha mematuhi keputusan Mahkamah Internasional dalam perkara apapun dimana anggota
tersebut menjadi suatu pihak.”
Sedangkan pada ayat (2) dinyatakan sebagai berikut: “Apabila sesuatu pihak dalam suatu perkara tidak
memenuhi kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepadanya oleh suatu keputusan Mahkamah, pihak
yang lain dapat meminta perhatian Dewan Keamanan, yang jika perlu, dapat memberikan
rekomendasi atau menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil untuk terlaksananya keputusan
itu
– Ideologi Terbuka

1. Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.


2. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri.
3. Hasil musyawarah dan konsensus masyarakat.
4. Bersifat dinamis dan reformis.
5. Ciri khas ideologi terbuka adalah cita-cita dasar yang ingin diwujudkan masyarakat bukan
berasal dar luar masyarakat atau dipaksakan dari elit penguasa tertentu.
6. Terbuka kepada perubahan-perubahan yang datang dari luar, tetapi memiliki kebebasan dan
integritas untuk menentukan manakah nilai-nilai dari luar yang mempengaruhi dan mengubah nilai-
nilai dasar yang selama ini sudah ada dan manakah yang tidak boleh berubah.

– Ideologi Tertutup

1. Bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat.


2. Bukan berupa nilai dan cita-cita.
3. Kepercayaan dan kesetiaan ideologis yang kaku.
4. Terdiri atas tuntutan konkret dan operasional yang diajukan secara mutlak.

Sebagai idedologi, Pancasila menjadi edoman dan acuan kita dalam menjalankan aktivitas di segala
bidang, sehingga sifatnya haurs terbuka, luwes dan fleksibel dan tidak tertutup, kaku yang akan
membuatnya ketinggalan jaman. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alfian, Pancasila telah
memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka. Hal ini dibuktikan dari adanya sifat-sifat yang melekat pada
Pancasila maupun kekuatan yang terkandung di dalamnya, yaitu pemenuhan persyaratan kualitas tiga
dimensi.

Yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah Pancasila merupakan ideologi yang
mampu menyesuaikan diri dengan perkembagan jaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. Ini bukan
berarti bahwa nilai dasar Pancasila dapat diubah dengan nilai dasar yang lain yang sama artnya dengan
meniadakan Pancasila atau meniadakan identitas/jati diri bangsa Indonesia (AL Marsudi, 2000:62).
Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar Pancasila itu dapat
dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan
zaman secara kreatif dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat
Indonesia sendiri.

Pertama, berkaitan dengan sila pertama yang semula berbunyi ”Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Kedua, Bab II UUD Pasal 6 yang semula berbunyi ”Presiden ialah orang Indonesia yang beragama
Islam” diubah menjadi ”Presiden ialah orang Indonesia asli”. Semua usulan itu diterima peserta sidang.
Hal itu menunjukkan mereka sangat memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa. Rancangan
hukum dasar yang diterima BPUPKI pada tanggal 17 Juli 1945 setelah disempurnakan oleh PPKI
disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Indonesia. UUD itu kemudian dikenal sebagai UUD
1945. Keberadaan UUD 1945 diumumkan dalam berita Republik Indonesia Tahun ke-2 No. 7 Tahun
1946 pada halaman 45–48.
Sistematika UUD 1945 itu terdiri atas hal sebagai berikut.

 Pembukaan (mukadimah) UUD 1945 terdiri atas empat alinea. Pada Alenia ke-4 UUD 1945
tercantum Pancasila sebagai dasar negara yang berbunyi sebagai berikut.

Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

 Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan 2 ayat
aturan tambahan
 Penjelasan UUD 1945 terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.

Susunan dan rumusan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan perjanjian
seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, mulai saat itu bangsa Indonesia membulatkan tekad
menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila. Hal ini berarti bahwa seluruh tatanan kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan tolok
ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah laku bangsa Indonesia.

Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber nilai, secara umum dapat dilihat dalam pendjelasan
berikut ini.

Sumber Nilai
No Uraian / Penjelasan Keterangan
Pancasila
1. Ketuhanan Yang  Merupakan bentuk keyakinan yang
Maha Esa berpangkal dari kesadaran manusia
sebagai mahluk Tuhan.
 Negara menjamin bagi setiap
penduduk untuk beribadat menurut
agama dan kepercayaan masing-masing.
 Tidak boleh melakukan perbuatan
yang anti ke-Tuhanan dan anti kehidupan
beragama.
 Mengembangkan kehidupan tole-
ransi baik antar, inter, maupun antara
umat beragama.
 Mengatur hubungan negara dan
agama, hubungan manusia dengan sang
pencipta, serta nilai yang menyangkut hak
asasi yang paling asasi.
 Dijamin dalam Pasal 29 UUD 1945.
 Program pembi-naan dan pelak-
sanaan selalu dicantumkan da-lam GBHN
 Regulasi UU atau Kepmen yang
menjamin kelangsungan hidup ber-
agama.

2. Kemanusiaan Yang  Merupakan bentuk kesadaran


Adil dan Beradab manusia terhadap potensi budi nurani
dalam hubungan dengan norma-norma
kebudayaan pada umumnya.
 Adanya konsep nilai kemanusiaan
yang lengkap, yang adil dan bermutu
tinggi karena kemampuan-nya berbudaya.
 Manusia Indonesia adalah bagian
dari warga dunia, meyakini adanya prinsip
persamaan harkat dan martabat sebagai
hamba Tuhan.
 Mengandung nilai cinta kasih dan
nilai etis yang menghargai kebera-nian
untuk membela kebenaran, santun dan
menghormati harkat kemanusiaan.
 Dijelmakan dalam Pasal 26, 27, 28,
28A-J, 30 dan 31 UUD 1945
 Regulasi dalam bentuk peratu-ran
perundang-undangan sudah banyak
dihasil-kan.

3. Persatuan  Persatuan dan kesatuan dalam arti


Indonesia ideologis, ekonomi, politik, sosial budaya
dan keamanan.
 Manifestasi paham kebangsaan
yang memberi tempat bagi keragaman
budaya atau etnis.
 Menghargai keseimbangan antara
kepentingan

pribadi dan masyarakat.

 Menjunjung tinggi tradisi


kejuangan dan kerelaan untuk berkorban
dan membela kehormatan bangsa dan
negara.
 Adanya nilai patriotik serta
penghargaan rasa kebangsaan sebagai
realitas yang dinamis.
 Dijelmakan dalam Pasal 1, 32, 35
dan 36, 36 A-C.
 Regulasi dalam bentuk peratu-ran
perundang-undangan sudah banyak
dihasil-kan.

4. Kerakyatan yang  Paham kedaulatan rakyat yang


dipimpin oleh bersumber kepada nilai kebersamaan,
hikmat kebijak- kekeluargaan dan kegotongroyongan.
sanaan dalam  Musyawarah merupakan cermin
permusyawa- sikap dan pandangan hidup bahwa
ratan/ perwa-kilan. kemauan rakyat adalah kebenaran dan
keabasahan yang tinggi.
 Mendahulukan kepentingan negara
dan masyarakat.
 Menghargai kesukarelaan dan
kesadaran daripada memaksakan sesuatu
kepada orang lain.
 Menghargai sikap etis berupa
tanggung jawab yang harus ditunaikan
sebagai amanat seluruh rakyat baik
kepada manusia maupun kepada
Tuhannya.
 Menegakkan nilai kebenaran dan
keadilan dalam kehidupan yang bebas,
aman, adil dan sejahtera.
 Dijelmakan dalam Pasal 1 (ayat2),
2, 3, 4, 5, 6, 7, 11, 16, 18, 19, 20, 21, 22,
22 A-B, dan 37.
 Regulasi dalam bentuk peraturan
perundang-undangan sudah banyak
dihasilkan.

5. Keadilan sosial bagi  Setiap rakyat Indonesia diperlaku-


seluruh rakyat kan dengan adil dalam bidang hukum,
Indonesia. ekonomi, kebudayaan, dan sosial.
 Tidak adanya golongan tirani
minoritas dan mayoritas.
 Adanya keselarasan, keseimbangan
dan keserasian hak dan kewajiban rakyat
Indonesia.
 Kedermawanan terhadap sesama,
sikap hidup hemat, sederhana dan kerja
keras.
 Menghargai hasil karya orang lain.
 Menolak adanya kesewenang-
wenangan serta pemerasan kepada
sesama.
 Menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia.
 Dijelmakan dalam Pasal 27, 33 dan
34 UUD 1945.
 Regulasi dalam bentuk peratu-ran
perundang-undangan sudah banyak
dihasil-kan.

Nilai-nilai Pancasila itu merupakan nilai instrinsik yang kebenarannya dapat dibuktikan secara obyektif,
serta mengandung kebenaran yang universal. Nilai-nilai Pancasila, merupakan kebenaran bagi bangsa
Indonesia karena telah teruji dalam sejarah dan dipersepsi sebagai nilai-nilai subyektif yang menjadi
sumber kekuatan dan pedoman hidup seirama dengan proses adanya bangsa Indonesia yang
dipengaruhi oleh dimensi waktu dan ruang.

Nilai-nilai tersebut tampil sebagai norma dan moral kehidupan yang ditempa dan dimatangkan oleh
pengalaman sejarah bangsa Indonesia untuk membentuk dirinya sebagai bangsa yang merdeka,
berdaulat dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus
1945. Nilai-nilai Pancasila itu menjadi sumber inspirasi dan cita-cita untuk diwujudkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

No Pancasila Uraian / Penjelasan Wujud Nilai 1. Sila Pertama Menunjukkan bahwa Tuhan adalah
sebab per-tama dari segala sesuatu, Yang Maha Esa, dan segala sesuatu bergan-tung kepada-Nya.
Tuhan ada secara mutlak. Oleh karena itu perlu dikembangkan nilai-nilai religius sebagai berikut;

 Keyakinan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifat-Nya Yang Maha Sempurna,
Mahakasih, Mahakuasa, Maha adil, Maha bijaksana dan sifat suci lainnya.
 Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan menjalankan semua perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya.

2. Sila Kedua Manusia memiliki haki-kat pribadi yang mono-pluralis terdiri atas susu-nan kodrat jiwa
raga, serta berkedudukan se-bagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
Nilai-nilai kemanusiaan meliputi sebagai berikut :

 Pengakuan terhadap martabat manusia.


 Pengakuan yang adil terhadap sesama manusia.
 Pengertian manusia yang beradab yang memiliki daya cipta, rasa karsa, dan keyakinan sehingga
jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.

3. Sila Ketiga Berupa pengakuan ter-hadap hakikat satu yang secara mutlak tidak dapat dibagi sehingga
seluruhnya merupakan suatu keseluruhan dan keutuhan.
Nilai-nilai persatuan bangsa adalah sebagai berikut :

 Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.


 Bangsa Indonesia adalah persatuan suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia.
 Pengakuan terhadap perbedaan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa dan kebudayaan
bangsa yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa.

4. Sila Keempat Menjunjung dan menga-kui adanya rakyat yang meliputi keseluruhan jumlah semua
orang warga dalam lingkungan daerah atau negara ter-tentu yang segala sesua-tunya berasal dari
rakyat dilaksnakan oleh ra-kyat dan diperuntukkan untuk rakyat.
Nilai kerakyatan adalah sebagai berikut:

 Kedaulatan negara adalah ditangan rakyat.


 Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang dilandasi akal sehat.
 Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
 Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat.

5. Sila Kelima Mengakui hakikat adil berupa pemenuhan se-gala sesuatu yang berhu-bungan dengan
hak dalam hubungan hidup kemanusiaan.
Nilai keadilan sosial adalah sebagai berikut;

 Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakatan meliputi seluruh
rakyat Indonesia.
 Keadilan dalam kehidupan sosial teru-tama meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial,
kebudayaan, dan pertahanan keamanan nasional.
 Cita-cita masyarakat adil dan makmur, material dan spiritual yang merata bagi seluruh rakyat
Indonesia.
 Keseimbangan antara hak dan kewaji-ban, serta menghormati orang lain.
 Cinta akan kemajua

dapatlah dikemukakan bahwa ideologi mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Struktur kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk
memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya.
2. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan
dalam kehidupan manusia.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk melangkah dan
bertindak.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya.
5. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan
dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta melakukan
tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.

Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu :

 Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
 Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih langsung oleh
mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
 Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan eksekutif (bukan kepada
kekuasaan legislatif).
 Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Kelebihan dan kelemahan sistem presidensial

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:

 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan
Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden
Indonesia adalah lima tahun.
 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.
 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang
luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:

 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan


kekuasaan mutlak.
 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara eksekutif
dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas
 Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama.

Ciri-ciri sistem parlementer

Ciri-ciri pemerintahan parlemen yaitu:

 Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala negara
dikepalai oleh presiden/raja.
 Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan
undang-undang.
 Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
 Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
 Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Kelebihan dan kelemahan sistem parlementer

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:

 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat
antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai
atau koalisi partai.
 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas.
 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi
barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer:

 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen


sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
 Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai
dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah
anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen
dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman mereka
menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk menjadi menteri atau
jabatan eksekutif lainnya..

Sikap positif dalam mengamalkan nilai-nilai pancasila.

1. Menghormati anggota keluarga


2. Menghormati orang yang lebih tua
3. Membiasakan hidup hemat
4. Tidak membeda-bedakan teman
5. Membiasakan musyawarah untuk mufakat
6. Menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing
7. Membantu orang lain yang kesusahan sesuai dengan kemampuan sendiri.
Unsur-Unsur Konstitusi Negara

Konstitusi atau UU adalah instrumen of goverment yaitu seperangkat kebijakan yang digunakan
sebagai pegangan untuk memerintah dalam suatu negara.
Negara yang berdasarkan konstitusi adalah negara yang kekuasaan pemerintahannya, hak-hak
rakyatnya, dan hubungan antara kekuasaan pemerintah serta hak-hak warga negaranya diatur oleh
hukum.
Substansi konstitusi suatu negara secara umum meliputi:
a) Bentuk negara,
b) Bentuk pemerintahan,
c) Alat-alat kelengkapan negara,
d) Tugas alat kelengkapan negara,
e) Hubungan tata kerja alat perlengkapan negara,
f) Hak dan kewajiban warga negara,
g) Pembagian kekuasaan negara,
h) Sistem pemerintahan negara,
Globalisasi adalah proses berbagai peristiwa, keputusan, dan kegiatan di belahan dunia yang satu
dapat memberi konsekkuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia lain.
Istilah globalisasi Istilah globalisasi pertama kali digunakan oleh Theodore Levit tahun 1985. Istilah itu
semula digunakan untuk menunjuk pada politik-ekonomi,khususnya politik perdagangan bebas dan
transaksi keuangan.

Ada 4 aspek globalisasi yang dikemukakan yaitu :

1. Seluruh kegiatan politik, sosial, ekonomi melintasi negara- negara.


2. Globalisasi menguntungkan kita satu sama lain dengan meningkatnya arus perdagangan,
investasi, keuangan, migrasi dan kebudayaan.
3. Sistem-sistem transportasi,informasi,dan komunikasi yang baru dan serba canggih berarti bahwa
ide, barang, modal, dan orang bergerak dapat lebih cepat.
4. Itu berarti bahwa peristiwa-peristiwa secara geografis jauh memiliki dampak dan pengaruh yang
besar bagi hidup kita. Bahkan, perkembangan-perkembangan lokal membawa dampak dan pengaruh
yang besar bagi hidup kita. Bahkan, perkembangan- perkembangan lokal membawa dampak global
yang luar biasa. Batas antara persoalan dalam negeri dan global menjadi kabur.

Dampak globalisasi

Dampak positif globalisasi antara lain:

 Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan


 Mudah melakukan komunikasi
 Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
 Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
 Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
 Mudah memenuhi kebutuhan

Dampak negatif globalisasi antara lain:

 Informasi yang tidak tersaring


 Perilaku konsumtif
 Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
 Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
 Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana
negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa
rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh
batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa.
Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan
antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi
perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke
dalam pasar domestik.

Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-
bentuk berikut:

 Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar
biaya produksi menjadi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea
masuk yang murah, infrastruktur yang memadai atau pun karena iklim usaha dan politik yang kondusif.
Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global. Kehadiran tenaga kerja asing merupakan gejala
terjadinya globalisasi tenaga kerja

 Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman


atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio atau pun langsung) di semua negara di dunia.
Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga
dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-
operate-transfer) bersama mitrausaha dari manca negara.

 Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari
seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah
memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang.
Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.

 Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat
mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui:
TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya
pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi’s,
atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang
berdomisili di kota ataupun di desa- menuju pada selera global.

 Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif
serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan
persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair.

Dalam bidang politik, contoh globalisasi adalah seperti kerjasama bilateral anatara dua negara dan
multilateral antara banyak negara. Dampak positif globalisasi dalam bidang politik adalah
pemerintahan dilakukan secara demokratis dan terbuka. Dan dampak negatifnya adalah
terpengaruhnya pemerintahan Indonesia oleh negara lain. Pemerintah sebagai pelaku ekonomi, sangat
berpengaruh dalam hal ini.

Dalam bidang sosial-budaya, contoh globalisasi adalah pertukaran pelajar ke luar negeri dan
pertukaran budaya. Dampak positif globalisasi dalam bidang sosial-budaya adalah perilaku baik yang
dapat ditiru dan dijadikan sebagai acuan bagi negara Indonesia. Sedangkan dampak negatifnya adalah
masuknya budaya barat ke Indonesia sehingga membuat para generasi muda lupa akan identitas
bangsa mereka sendiri. Dalam menyikapi hal ini, saya sebagai generasi muda akan berusaha tetap
melestarikan budaya asli Indonesia dan sebisa mungkin tidak terpengaruh oleh budaya asing yang
dianggap lebih ‘up-to-date’ daripada budaya Indonesia yang cenderung kuno.

Dalam bidang pertahanan dan keamanan, contoh globalisasi adalah adanya kerjasama antara
beberapa negara dalam upaya meningkatkan keamanan negara sendiri dan negara-negara lain.
Dampak positif globalisasi dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah terciptanya kerjasama yang
saling menguntungkan dari kedua belah pihak. Dampak negatifnya adalah tidak semua negara dapat
beradaptasi dengan sistem baru dan teknologi yang digunakan. Saya sebagai pelajar hanya dapat
berperan sebagai pengamat karena hal ini merupakan tanggung jawab pemerintah sebagai pemimpin
negara yang bertanggungjawab atas segala hal yang berhubungan dengan keamanan negara.

Anda mungkin juga menyukai