Anda di halaman 1dari 14

ANALISA PEROSES INTERAKSI (API)

DI RUANG ELANG 1 RUMAH SAKIT JIWA


Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

Di Susun Oleh:
ISMAIL

5018031048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN

SERANG-BANTEN

2018
RENCANA TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI
SESI II : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MENGHARDIK

A. Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), masalah gangguan jiwa di dunia


ini sudah menjadi masalah yang semakin serius. Paling tidak, ada satu dari
empat orang di dunia ini mengalami gangguan jiwa. WHO memperkirakan ada
sekitar 450 juta orang di dunia ini ditemukan mengalami gangguan jiwa.
Berdasarkan data statistik, angka pasien gangguan jiwa memang sangat
mengkhawatirkan (Yosep, 2007).

Di Rumah Sakit Jiwa di Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa adalah halusinasi pendengaran, 20% halusinasi
penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu, pengecapan dan perabaan.
Angka terjadinya halusinasi cukup tinggi.

Provinsi Jawa Barat sendiri merupakan salah satu provinsi dengan angka
gangguan jiwa tertinggi di Indonesia mencapai 20 % dari 45 juta penduduk
atau sekitar 9 juta jiwa. Provinsi Jawa Barat sendiri tercatat sebanyak 1.065.000
jiwa penderita atau 2,37 % penduduk (Irmansyah, 2010)

Di Daerah Khusus ibu kota Jakarta menduduki peringkat tertinggi prevalensi


gangguan jiwa dengan aangka yang mengalami gangguan jiwa (24,3%),
berdasarkan data rumah sakit jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta menunjukan
mayoritas pasien-pasien yang berkunjung adalah gangguan jiwa berat
skizofrenia halusinasi berdasarkan data periode bulan September- oktober 2018
di ruang puri nurani tercatat sebanyak 86 pasien jiwa yang mengalami
gangguan jiwa, diantaranya 73 jiwa yang mengalami halusinasi, 1 diantaranya
mengalami gangguan isolasi social dan 12 resiko perilaku kekerasan.
Maka, kelompok melakukan Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi
halusinasi dengan sesi ke II yaitu mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik.

B. Topik
Terapi aktivitas kelompok halusinasi, yaitu:
Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan menghardik

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Kelompok dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik saat terjadi
halusinasi.
2. Tujuan khusus
a. Kelompok dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mengatasi halusinasinya
b. Kelompok dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

D. Tindakan Keperawatan
1. Menyebutkan cara yang selama ini digunakan mengatasi halusinasinya
2. Menyebutkan efektivitas cara
3. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
4. Menyebutkan perasaan saat halusinasi

E. Landasan Teori

1. Definisi Terapi Aktivitas Kelompok

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan


yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart &
Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif,
ketakutan, kebencian, berkompetitif, memiliki kesamaan, memiliki
ketidaksamaan, kesukaan, dan ketertarikan yang sama (Yalom, 1995 dalam
Stuart & Laraia, 2001). Semua kondisi ini akan memengaruhi dinamika
kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik
yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.

Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang


dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mengalami masalah
keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok
digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika
interaksi saling bergantung, saling membutuhkan, dan menjadi laboratorium
tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
lama yang maladaptif.

Terapi aktivitas kelompok (TAK) juga merupakan terapi modalitas


keperawatan yang ditujukan pada kelompok klien dengan masalah yang
sama. Terapi aktivitas kelompok yang dikembangkan adalah sosialisasi,
stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, dan orientasi realitas.

2. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok

Terapi aktivitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu :

a. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Kognitif/Persepsi TAK Stimulasi


Persepsi dilaksanakan dengan melatih klien mempersepsikan stimulus
yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan
persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses
ini, diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam
kehidupan menjadi adaptif.

Aktivitas yang dilaksanakan berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang


disediakan antara lain: membaca artikel/majalah/buku/puisi, menonton
acara TV (merupakan stimulus yang disediakan); stimulus dari
pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses petsepsi klien yang
maladaptif atau destruktif, misalnya kemarahan, kebencian, putus
hubungan, pandangan negatif pada orang lain, dan halusinasi. Kemudian
dilatih persepsi klien terhadap stimulus.
b. Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensoris
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang menggunakan aktivitas sebagai
stimulus pada sensoris klien. Tahap berikutnya adalah mengobservasi
reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang disediakan, berupa ekspresi
perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya
klien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan
terstimulasi emosi dan perasaannya, serta menampilkan respons.
Aktivitas yang digunakan sebagai stimulus adalah: mendengar musik,
melukis, menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya, dapat
dipakai sebagai stimulus, misalnya mendengar atau menyanyi lagu
kesukaan klien, dapat digunakan sebagai stimulus.

c. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realitas

Dalam TAK Orientasi Realitas klien diorientasikan pada kenyataan yang


ada di sekitar klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada di sekeliling
klien atau orang yang dekat dengan klien, dan lingkungan yang pernah
mempunyai hubungan dengan klien. Demikian pula dengan orientasi
waktu saat ini, waktu yang lalu_ dan rencana ke depan. Aktivitas dapat
berupa: orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada di sekitar, dan
semua kondisi nyata.

d. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi

TAK sosialisasi dilaksanakan dengan membantu klien melakukan


sosialisasi dengan individu yang ada di sekitar klien. Sosialisasi dapat
pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu),
kelompok, dan massa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam
kelompok.

F. Klien
a. Kriteria klien
1) Klien dengan gangguan persepsi sensori; halusinasi
2) Klien yang sudah dilakukan asuhan keperawatan halusinasi
3) Klien yang tidak mengalami gangguan pendengaran
4) Klien yang sudah dikelola dalam laporan kasus dan laporan resume
5) Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang
6) Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)

b. Proses seleksi
1) Klien yang mengalami halusinasi
2) Klien yang sudah dilakukan kontrak waktu 1 hari sebelumnya
3) Klien yang mengikuti kegiatan dari awal smpai akhir

G. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan terang

Setting

CO L
K1 O K8

K2 K7

K3 K6
F
K4 K5
0

Keterangan :
L : Leader K :Klien

C : Co Leader O : Observer
o

F : Fasilitator

H. Alat
1. Spidol dan white board atau flipchart
2. Jadwal kegiatan harian
3. Name tag
4. Bola
5. Musik

I. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/simulasi

J. Pengorganisasian
1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
a. Hari/Tanggal : Rabu, 21 November 2018
b. Jam : 13.50 – 14.35 WIB
c. Acara : 45 Menit
- Fase Orientasi : 5 menit
- Fase Kerja : 30 menit
- Fase terminasi : 10 menit
d. Tempat : Ruang Puri Nurani RS Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan
e. Jumlah pasien : 8 Orang

2. Tim Terapis
a. Leader : Sunaesih
Tugas :
1) Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok
2) Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi
3) Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
4) Memimpin diskusi kelompok

b. Co. Leader : Siti Nurlelah


Tugas :
1) Membuka acara
2) Mendampingi Leader
3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5) Menutup acara diskusi

c. Fasilitator : Shayna Gustien Montoya


Tugas :
1) Ikut serta dalam kegiatan kelompok
2) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya terapi
d. Observer : Sulistiawati
Tugas :
1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)
2) Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.

K. Langkah-langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai indikasi
b. Mengingatkan kontrak kepada klien yang akan mengikuti kegiatan TAK
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
 Salam dari terapis pada klien, klien dan terapis pakai papan nama
 Menanyakan nama dan panggilan semua klien
 Berdoa
b. Evaluasi atau validasi
Leader menanyakan perasaan klien saat ini.

3. Kontrak
a. Menjelaskan tujuan kegiatan: yaitu mengontrol halusinasi dengan
menghardik
b. Menjelaskan aturan main
- Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin
kepada leader.
- Lama kegiatan 45 menit.
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

4. Tahap kerja
a. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengontrol
Halusinasi.
b. Leader meminta klien menyebutkan cara yang selama ini digunakan
mengatasi halusinasinya
c. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: “PERGI
JANGAN GANGGU SAYA”, “ SAYA TIDAK MAU DENGAR”
KAMU SUARA PALSU ....
d. Leader meminta masing – masing klien untuk memperagakan cara
menghardik halusinasi
e. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

5. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
- Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
- Menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika
halusinasi muncu
- Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
- Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya
yaitu cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
- Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

L. Evaluasi
1. Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan TAK
untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan
adalah klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi II : TAK
Stimulasi persepsi: Halusinasi

Kemampuan menghardik halusinasi


Nama Klien
No. Tn Tn Tn Tn Tn Tn Tn Tn
Aspek Yang Dinilai
AS AR DS ERW KRD MUL TGH ZKR
1. Menyebutkan cara yang
selama ini digunakan
mengatasi halusinasinya

2. Menyebutkan efektivitas
cara

3. Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik

4. Menyebutkan perasaan
saat halusinasi

Total (%)

Keterangan:
1 kolom bernilai 25% jika klien mampu, dan bernilai 0% jika klien tidak mampu
Target penilaian : 70%

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Untuk setiap klien beri penilaian tentang kemampuan menghardik
halusinasi.
3. Beri tanda (√) jika klien mampu dan berikan tanda (-) jika klien
tidak mampu.
M. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Sesi II: Mengontrol
Halusinasi dengan Menghardik
1. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
 DS:
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang tidak nyata
yang sering menganggu dirinya
 DO:
- Klien tampak ketakutan
- Klien sering melamun
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar sesuatu
- Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan
sesuatu

b. Diagnosa Keperawatan
TAK Sesi II: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik

c. Tujuan umum
Kelompok dapat mengontrol halusinasi dengan menghardik saat terjadi
halusinasi.

d. Tujuan khusus
1) Kelompok dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk
mengatasi halusinasinya
2) Kelompok dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
3) Kelompok dapat memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

e. Tindakan Keperawatan
1) Evaluasi kemampuan kelompok dalam mengenal halusinasi
2) Latih kelompok dalam memperagakan cara menghardik halusinasi
3) Anjurkan kelompok memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2. Proses Pelaksanaan Tindakan
a. Fase Orientasi
1) Salam Terapeutik
“Selamat Pagi! Perkenalkan nama saya adalah perawat Sunaesih,
saya biasa dipanggil perawat Esih, saya disini sebagai leader,
disamping kanan saya ada perawat Siti Nurlelah biasa di panggil
perawat Ela sebagai co-leader. Disamping perawat Ela ada perawat
Shayna sebagai fasilitator, dan di depan saya ada perawat
Sulistiawati biasa dipanggil Tia sebagai observer”
Sebelum melakukan kegiatan hari ini alangkah baiknya kita berdoa
dulu ya.
2) Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan bapak-bapak saat ini? Apasaja tadi yang sudah
di diskusikan di sesi pertama?sudah dapat dipahami?”
3) Kontrak
a) Topik
“Sekarang kita akan melakukan TAK sesi 2 yakni mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik”
b) Waktu
“Kita akan melakukan TAK selama 45 menit ya”
c) Tempat
“Bagaimana kalau kita lakukan disini saja?”
d) Tujuan
“Agar bapak-bapak dapat mengetahui dan dapat mengontrol
halusinasi dengan cara menghardik pada saat halusinasi itu
terjadi”.
Sebelumnya saya akan bacakan tata tertib selama mengikuti
kegiatan TAK hari ini.
Tata Tertib
- Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
- Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
- Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
- Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama
kegiatan TAK
- Jika ingin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta
mengangkat tangan kanan dan berbicara setelah
dipersilahkan oleh leader
- Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
- Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun
TAK belum selesai, maka leader akan meminta persetujuan
anggota untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
b. Fase Kerja
Menjelaskan pada seluruh klien bahwa kegiatan ini akan diiringi musik
dari laptop/handphone, seluruh klien berkumpul didampingi fasilitator
dengan posisi duduk, kemudian akan diberikan satu bola kecil.
Kemudian, musik akan dinyalakan dan seluruh klien diminta untuk
memberikan atau mengoper bola tersebut ke tangan teman di sebelah
kanannya sampai musik dihentikan. Pada saat musik di matikan, klien
yang memegang bola kecil tersebut harus menyebutkan cara yang selama
ini digunakan mengatasi halusinasinya dan memperagakan cara
menghardik halusinasi.
“Sebelumnya kita contohkan terlebih dahulu ya pak…” (tim terapis
memberikan contoh) “nah.. jadi seperti itu permainannya pak, apakah
bapak-bapak sudah mengerti?” . “baik kita mulai permainannya ya pak
…”(permainan dimulai).

c. Fase Terminasi
1) Evaluasi Subyektif
”Bagaimana perasaan bapak-bapak setelah mengikuti TAK ini? Jadi
masing-masing bapak sudah bisa menghardik halusinasinya ya”
2) Evaluasi Objektif
“Coba salah satu dari bapak-bapak memperagakan cara menghardik
halusinasinya? Iya, bagus”
3) Rencana tindak lanjut
“Saya harap bapak-bapak dapat menghardik halusinasi yang dialami
jika halusinasi itu datang dan masukkan kejadwal kegiatan harian ya
pak?

d. Kontrak yang akan datang


1) Topik
“Jadi terapi aktifitas kelompok untuk sesi 2 kita sudahi sampai disini.
Besok kita akan lanjutkan lagi pada sesi ke 3 ya pak yakni mengontrol
halusinasi dengan cara bercakap-cakap yang akan dibawakan oleh
perawat Sulistiawati”
2) Waktu
“waktu untuk terapi aktivitas kelompok sesi 3 yaitu selama 45 menit
ya pak”
3) Tempat : “Bagaimana kalau tempatnya disini saja? Baiklah”..

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Maramis, W.F, 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press.
Stuart G.W, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
Stuart G.W, Sundeen S.J, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai