Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mand
(instalasi di bawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan
perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi
pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang
mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia.
ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus untuk
menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan staf medik,
perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaankeadaan
tersebut.
Dokter spesialis anestesiologi dipelopori oleh Bjørn Ibsen pada waktu itu,
melakukan intubasi dan memberikan bantuan napas secara manual mp yang
dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan
sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan nyawa pasien poliomyelitis
bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, dibandingkan
dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang mortalitasnya sebesar
90%. Pada tahun 1852 Engstrom membuat ventilasi mekanik bertekanan positif
yang ternyata sangat efektif untuk memberi pernapasan jangka panjang. Sejak saat
itulah ICU dengan perawatan pernapasan mulai terbentuk dan tersebar luas.
Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah
atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu send yaitu intensive
care medicine. Ruang lingkup pelayanannya meliputi dukungan fungsi organ-
organ vital seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, ginjal dan
lain-lainnya, baik pada pasien dewasa atau pasien anak.
I.2. TUJUAN
1. Pelayanan ICU
a. Tenaga Medis.
Seorang dokter intensivis adalah seorang dokter yang memenuhi standar
kompetensi berikut :
1) Pengelolaan pasien
2) Manajemen Unit.
ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian besar
terlatih. (diganti) menjadi : jumlah perawat di ICU ditentukan berdasarkan jumlah
tempat tidur dan ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat : pasien
1:1, sedangkan perbandingan perawat : pasien yang tidak menggunakan ventilasi
mekanik adalah 1:2.
2.4. Distribusi Ketenagaan
Melakukan
10 tahun ) keperawatan
Penanggung jawab
&bertanggung 4
shift
Bantuan hidup dasar dan bantuan jawab terhadap
hidup lanjut kelancaran tugas
dalam shift
Melakukan tindakan-
D3 keperawatan Bantuan hidup
Perawat Pelaksana tindakan keperawatan 4
dasar dan bantuan hidup lanjut
sesuai SPO
Jam dinas:
Pada keadaan sarana dan prasarana ICU yang terbatas pada suatu Rumah
Sakit, diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas apabila kebutuhan atau
permintaan akan pelayanan ICU lebih tinggi dari kemampuan pelayanan yang
dapat diberikan. Kepala ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi
perawatan pasien di ICU . Bila kebutuhan pasien masuk ICU melebihi tempat
tidur yang tersedia, kepala ICU menetukan kondisi berdasarkan prioritas kondisi
medik, pasien mana yang akandirawat di ICU.
PRIORITAS 1
a. Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif
dan monitoring yang tidak bias dilakukan di ruang rawat ianap yang lain
1. Pasien yang memerlukan bantuan ventilator, obat vasoactive
kontinu, terapi tidak
2. ARDS, Syok, hemodinamik tidak stabil PRIORITAS 2
b. Pasien yang memerlukan monitoring ketat dan berpotensi memerlukan
1. Chronic comorbid disease eksaserbasi akut yang berat secara medis
atau bedah.
PRIORITAS 3
PRIORITAS 4
1. Cardiac System
a. Acute myocard infarction with complications
b. Cardiogenic shock
c. Complex arrhythmia
d. Acute congestive heart failure with respiratory failure
e. Hypertensi emergensi
f. Unstable angina, dysrhytmia, hemodinamik instability,
persistent chest pain
g. Cardiac arrest
h. Cardiac tamponade or constriction with hemodynamic
instability
i. Dissecting aortic aneurysms
j. Complete heart block
2. Pulmonary System
a. Acute respiratory failure requ ICU ng ventilator support
b. Pulmonary emboli with hemodynamic instability
c. Patient inan intermediate care unit who are demonstrating
respiratory deterioration
d. Massive hemoptysis
e. Respiratory failure with imminent intubation
3. Neurologic Disorders
a. Acute stroke with altered mental status
b. Coma metabolic, toxic or antoxic
c. Intracranial hemorrhage with potential for herniation
d. Acute subarachnoid hemorrhage
e. Meningitis with altered mental satatus or respiratory compromise
f. Central nervous system or neuromuscular disorder with
deteriorating pulmonary function
g. Status epilepticus
h. Brain dead or potentially brain dead, managed while determining
organ donation status
i. Vasospasm
j. Severe head injury
4. Drug Ingestion and drug overdose
a. Hemodinamically unstable drug ingestion
b. Drug ingestion with significantlyaltered mental status with
inadequate airway protection
c. Seizures following drug ingestion
5. Gastrointestinal Disorder
a. Life threatening gastrointestinal bleeding
b. Fulminant hepatic failure
c. Severe pancreatitis
d. Esophageal perforation
6. Endocrine
a. Diabestic ketoacidosis complicated by hemodynamic instability,
altered mental status, respiratory insufficiency, or severe acidosis
b. Thyroid storm. Mix oedem with hemodynamic instability
c. Coma hyperosmolar state
d. Hypo or hypernatremia with seizure
e. Hypo or hyperkalemia with dysrhytmia or muscular weakness
f. Hypo
or hypermagnesemia with hemodynamic compromise or
dysrhytmias
g. Hypophosphatemia with muscular weakness
7. Surgical
a. Post operative patients requ ICU ng hemodynamic
monitoring/ventilator support or extensive nursing care
8. Miscellaneous
a. Septic shock with hemodynamic instability
b. Hemodinamic monitoring
c. Environment injuries
d. New/ experiment therapies with potensial complication
a. Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu monitoring ketat lebih
lama
b. Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencana intervensi
aktif.
4.3. Persiapan Penerimaan Pasien.
a. Pemasangan CVP
b. Intubasi dan perawatannya
c. Ekstubasi
d. Balance cairan
e. Penilaian kematian batang otak
f. Indikasi penggunaan dan penghentian ventilator mekanik
g. Penggunaan ventilator mekanik
a. Syringe pump
b. Infusion pump
c. Suction
d. Defibrilator
Pelaporan pelayanan ICU terd ICU dari jenis indikasi pasien masuk serta
jumlahnya, system skor prognosis, penggunaan alat bantu (ventilasi mek
anis, hemodialisis, dan sebagainya), lama rawat dan keluaran (hidup atau
meninggal) dari ICU.
BAB V
LOGISTIK
6.1. Definisi
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu system dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
6.2. Tujuan.
1. Ketepatan
a. Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak terpasang,
salah pasang, salah penulisan nama, salah penulisan gelar
(Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah
b. Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap: Pasien
yang masuk ke rawat inap terpasang gelang identitas
2. Komunikasi SBAR
a. Target 100%. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode
SBAR
3. Medikasi
a. Ketepatan pemberian : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat
apabila : salah obat, salah dosis, salah jenis, salah rute pemberian,
salah identitas pada etiket, salah pasien.
b. Ketepatan Transfusi : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat
apabila : salah identitas pada permintaan, salah tulis jenis produk
darah, salah pasien
7.1. Pengertian
7.2. Tujuan
Cuci tangan
Pemberi pelayanan intensif adalah dokter spesialis, dokter umum dan perawat
Definisi Operasional yang mempunyai kompetensi sesuai yang dipersyaratkan dalam persyaratan
kelas rumah sakit
Frekuensi
Tiga bulan sekali
Pengumpulan Data
Penanggung jawab
Kepala Instalasi ICU
pengumpul data