Anda di halaman 1dari 22

INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Indikator Sasaran Keselamatan Pasien terdiri dari 6 (enam) indicator yang terdiri dari :

NO JENIS INDIKATOR JUDUL INDIKATOR STANDARD


1 Ketepatan Identifikasi Persentase terpasangnya gelang 100 %
pasien identitaspasien di Rumah Sakit

2 Peningkatan Komunikasi Kepatuhan penandatanagan read back oleh 100 %


yang efektif DPJP

3 Peningkatan Keamanan Keamanan penyimpanan dan pelabelan 100 %


Obat yang perlu diwaspadai obat high alert

4 Kepastian Tepat Lokasi, Kepatuhan pelaksanaan prosedur site 100 %


Tepat Prosedur, Tepat marking pada pasien yang akan dilakukan
Pasien Operasi tindakan operasi

5 Pengurangan Risiko Infeksi Kepatuhan petugas Kesehatan dalam 100 %


terkait Pelayanan Kesehatan melakukan kebersihan tangan dengan
metode 6 (enam) langkah dan 5 (lima)
momen

6 Pengurangan Risiko Jatuh Kepatuhan memasang gelang risiko jatuh 100 %


1. Persentase Terpasangnya Gelang Identitas Pasien di Rumah Sakit
A. KAMUS INDIKATOR ( SKP 1 )
JUDUL INDIKATOR Persentase terpasangnya gelang identitas pasien di Rumah
Sakit
TIPE INDIKATOR Input Proses √ Output Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan
pasien.
DEFENISI OPERASIONAL Gelang identitas pasien adalah gelang yang dipakai pasien,
berisi minimal dua identitas yaitu nama dan tanggal lahir atau
Nomor MR, yang dapat dibaca di tangan pada pasien dewasa,
di kaki dan tangan untuk bayi atau tempat lain yang
memungkinkan sesuai ketentuan sebagai data identifikasi
pasien.
Warna gelang identitas :
Biru : untuk pasien laki- laki
Merah muda (Pink) : untuk pasien perempuan

ALASAN IMPLIKASI Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang


terbesar di dalam pelayanan kesehatan. Kesalahan
mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling
serius terhadap keselamatan pasien.
Gelang identitas pasien merupakan hal prinsip yang harus
dimiliki ketika melaksanakan identifikasi.
FORMULA ( A /B) X 100%
NUMERATOR Jumlah pasien di Rawat Inap, Rawat Jalan dan Gawat Darurat
(A) yang terpasang gelang identitas pasien yang dapat terbaca
dengan tepat dan benar dalam satu bulan.
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasiendi Rawat Inap, Rawat Jalan dan Gawat
(B) Darurat yang harus memakai gelang identitas sesuai kebijakan
rumah sakit dalam bulan yang sama.
SUMBER DATA Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Gawat
Darurat.
STANDAR 100%
KRITERIA INKLUSI  Seluruh pasien Rawat inap
 Seluruh pasien Rawat jalan yang akan mendapat tindakan
(prosedur), Pemeriksaan Diagnostik dan akan di rawat
inapkan.
 Seluruh pasien Instalasi Gawat Darurat yang di observasi
dan akan di rawat inapkan.
KRITERIA EKSKLUSI -
PENGUMPULAN DATA Data di kumpulkan setiap hari pada saat petugas (Unit terkait)
yang melakukan identifikasi pasien untuk di laporkan setiap
bulan oleh penanggung jawab mutu unit ke Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien.
FREKUENSI PENGUMPULAN 1 Bulan
DATA
ANALISA Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh
penanggung jawab mutu unit bersama dengan Kepala Unit.
Secara umum data akan di evaluasi dan dianalisa lebih lanjut
oleh oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dengan
Kepala Instalasi Unit terkait. Hasil evaluasi dilaporkan kepada
Direktur serta disebarluaskan kepada seluruh unit kerja terkait
setiap tiga bulan oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
PERIODE ANALISA 3 bulan
AREA Rawat inap, Rawat Jalan, IGD, Laboratorium, radiologi dan
seluruh pelayanan yang melakukan tindakan invasif, Instalasi
Jenazah.
PENANGGUNG JAWAB Seluruh Unit Pelayanan yang Terkait.
B. FORMAT PENCATATAN
JUDUL INDIKATOR : ( SKP 1 ) Persentase Terpasangnya gelang identitas pasien di Rumah Sakit
RUANGAN :
BULAN :
GELANG IDENTITAS PASIEN TERPASANG MINIMAL 2 IDENTITAS DAN SESUAI DENGAN JENIS KELAMIN
TANGGAL
NO NAMA PASIEN No. MR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T Y T

VALIDASI : VALID / TIDAK VALID


2. Kepatuhan DPJP untuk Menandatangani Stempel Konfirmasi Read Back dalam 1 x 24
Jam
A. KAMUS INDIKATOR ( SKP 2 )
JUDUL INDIKATOR Kepatuhan DPJP untuk Menandatangani Stempel Konfirmasi
Read Back dalam 1 x 24 Jam

TIPE INDIKATOR Input √ Proses Output Outcome


TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien
dengan prosedur TBAK dalam proses instruksi verbal atau via
telepon di tandatangani oleh pemberi instruksi dalam waktu 1 X 24
jam.
DEFENISI Prosedur read backadalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi
OPERASIONAL verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi melalui
kegiatan membacakan kembali instruksi dan mengkonfirmasi bahwa
apa yang sudah dituliskan dengan dibaca ulang dan / atau dengan
ejaan huruf alfabet instruksi obat Look Alike Sound Alike (LASA).
Pemberi instruksi adalah Dokter DPJP yang memberikan instruksi
melalui telepon. Bukti dilakukan konfirmasi TBAKdilakukan dengan
menandatangani stempel konfirmasi TBAKoleh DPJP setelah
dilaporkan perawat dalam waktu 1 X 24 jam.
ALASAN DAN Instruksi verbal merupakan tindakan yang sering dilakukan dalam
IMPLIKASI pelayanan di rumah sakit. Kegiatan ini memiliki risiko tinggi untuk
terjadinya kesalahan instruksi yang diterima sehingga tindakan dapat
membahayakan pasien. Prosedur read back adalah kegiatan untuk
memastikan setiap instruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan
sesuai instruksi.
Problem: belum semua petugas paham melakukan prosedur read
back. Terjadi kondisi bahwa kegiatan instruksi verbal yang belum ada
proses read backnya.
FORMULA (A / B) x 100%
NUMERATOR Jumlah stempel konfirmasi TBAK yang ditandatangani oleh DPJP
(A) dalam waktu 1 X 24 jam dalam 1 bulan.
DENOMINATOR Jumlah stempel konfirmasi TBAKyang seharusnya ditanda tangani
(B) dalam bulan yang sama.
SUMBER DATA Rekam Medik
STANDAR 100%
KRITERIA INKLUSI Seluruh stempel konfirmasi TBAK.
KRITERIA EKSLUSI -
PENGUMPULAN DATA Data dikumpulkan setiap hari oleh Kepala Ruangan / Perawat dengan
memeriksa bukti konfirmasi read back dalam waktu 1 x 24
jam,dengan melakukan pengecekan pada catatan terintegrasi untuk
dilaporkan setiap bulan oleh penanggung jawab mutu unit ke Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien.
FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
ANALISA Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh penanggung
jawab mutu unit dan Kepala Unit kerja terkait. Secara umum data
akan di evaluasi dan dianalisa lebih lanjut oleh oleh Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien dengan Kepala Unit Kerja terkait. Hasil evaluasi
dilaporkan kepada Direktur serta disebarluaskan kepada seluruh unit
kerja terkait setiap tiga bulan oleh Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien
PERIODE ANALISA 3 bulan
AREA Semua area perawatan pasien.
PENANGGUNG JAWAB Bidang Keperawatan
B. FORMAT PENCATATAN
JUDUL INDIKATOR : ( SKP 2 ) Kepatuhan DPJP Untuk Menandatangani Stempel Konfirmasi Read Back dalam 1 x 24 Jam
RUANGAN :
BULAN :
TGL DAN JAM TGL DAN JAM KESESUAIAN CATATAN TERINTEGRASI
TANDA TANGAN DOKTER DENGAN TANDA TANGAN
NO NAMA PASIEN NO. MR MELAPOR KE DPJP TANDATANGAN
DPJP KONFIRMASI READ BACK< 24 JAM
DAN STEMPEL
ADA TIDAK ADA TIDAK SESUAI TIDAK SESUAI
1 2 3 4 5 6 7 8 10 11

VALIDASI : VALID / TIDAK VALID


3. Keamanan Penyimpanan Dan Pelabelan Obat High Alert
A. KAMUS INDIKATOR ( SKP 3 )
JUDUL INDIKATOR Keamanan Penyimpanan Dan Pelabelan Obat High Alert
TIPE INDIKATOR √ Input Proses Output Outcome
TUJUAN Meningkatkan aspek keamanan pada obat- obatan yang perlu
mendapatkan perhatian tinggi.

DEFENISI Keamanan penyimpanan obat high alert adalah tersimpannya dan


OPERASIONAL terpasangnya label obat high alert sesuai standar yang telah
ditetapkan. Obat- obatan yang perlu di waspadai (high alert
medication) adalah obat yang menyebabkan terjadinya kesalahan
serius ( sentinel event) dan obat yang beresiko tinggi yang
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event).
Yang termasuk obat high alert adalah sebagai berikut :
1. Obat yangmemiliki presentase error/ kejadian sentinel : obat anti
neoplastik oral dan parenteral (obat khemoterapi). Obat yang
mempengaruhi darah (heparin natrium, streptokinase), obat anti
diabetik parenteral (Insulin).
2. Obat LASA (Look Alike Sound Alike) : Carboplastin – Cisplatin ;
Ephedrine – Ephineprin ; Vincristin – Vinblastin.
3. Elektrolit pekat : Kalium Klorida 7,46% ; Natrium Klorida 3% ;
Natrium Bicarbonas.
Label harus di tempel pada obat- obat diatas dan tidak menutupi
identitas obat. Apabila obat diatas tidak diberikan label high alert
sesuai dengan standar, maka harus dilaporkan sebagai KNC (kejadian
nyaris cidera).
Standar penyimpanan obat high alert adalah sebagai berikut :
1. Lokasi penyimpanan
Lokasi penyimpanan obat yang perlu diwaspadai berada di Depo
farmasi dan pelayanan farmasi, khusus untuk elektrolit kosentrasi
tinggi terdapat juga di unit pelayanan, yaitu ICU dan Kamar
bersalin (VK) dalam jumlah terbatas. Obat disimpan sesuai
dengan kriteria penyimpanan perbekalan farmasi, utamakan
dengan memperhatikan jenis sediaan obat (rak/ kotak
penyimpanan, lemari pendingin) sistem FIFO dan FEFO serta
ditempatkan sesuai ketentuan obat high alert.
2. Penyimpanan obat high alert :
a. Obat high alert (obat dengan kewaspadaan tinggi) disimpan
dalam lemari dan diberi garis merah.
b. Obat high alert (obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi)
harus di simpan di tempat terpisah dan diberi label khusus
mengikuti SPO penyimpanan obat high alert.
3. Penyimpanan elektrolit konsentrasi tinggi
a. Asisten apoteker (logistik farmasi / pelayanan farmasi) yang
menerima obat segera memisahkan obat yang termasuk
kelompok obat yang high alert sesuai daftar obat high alert
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
b. Tempelkan stiker merah bertuliskan high alert padasetiap
kemasan obat high alert.
c. Berikan selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan obat
high alert yang terpisah dari obat lain.
4. Penyimpanan obat LASA ( Look Alike Sound Alike)
a. LASA ( Look Alike Sound Alike) merupakan sebuah peringatan
(warning) untuk keselamatan pasien (patient safety): obat-
obatan yang bentuk/ rupanya mirip dan pengucapannya /
namanya mirip TIDAK BOLEH di letakkan berdekatan dan
harus di beri label LASA.
b. Walaupun terletak pada kelompok abjad yang sama harus
diselingi dengan minimal 2 (dua) obat dengan kategori LASA
diantara atau ditengahnya.
c. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat
memberi / menerima instruksi.

ALASAN DAN Obat high alert memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan insiden
IMPLIKASI ketika tidak dilakukan manajemen yang benar. Pemberian label
adalah langkah pertama mengidentifikasi obat high alert agar
diperlakukan sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
FORMULA (A / B) X 100%
NUMERATOR Jumlah tempat penyimpanan obat high alertdan pelabelan sesuai
(A) dengan standar dalam satu bulan.
DENOMINATOR Jumlah seluruh tempat penyimpanan obat high alertdan pelabelan
(B) obat high alertdalam bulan yang sama.
SUMBER DATA Instalasi Farmasi
STANDAR 100%
KRITERIA INKLUSI Seluruh tempat penyimpanan obat high alertdan pelabelannya sesuai
standar.
KRITERIA EKSKLUSI -
PENGUMPULAN DATA Data dikumpulkan setiap hari oleh kepala ruangan rawat inap atau
unit terkait untuk dilaporkan setiap bulan oleh penanggung jawab
mutu unit ke Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
ANALISA Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh penanggung
jawab mutu unit dan Kepala Instalasi Farmasi kemudian akan
dilaporkan setiap bulan kepada Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien. Secara umum data akan dievaluasi dan dianalisa lebih lanjut
oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien bersama dengan Kepala
Instalasi Farmasi. Hasil Evaluasi dilaporkan kepada Direktur serta
disebarluaskan kepada seluruh unit kerja terkait setiap tiga bulan oleh
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
PERIODE ANALISA 3 bulan
AREA Semua area perawatan pasien.
PENANGGUNG JAWAB Seluruh Unit Pelayanan yang Terkait
B. FORMAT PENCATATAN
JUDUL INDIKATOR : ( SKP 3 ) Keamanan Penyimpanan dan Pelabelan Obat High Alert Oleh Farmasi
RUANGAN :
BULAN :
KATEGORI PENYIMPANANDAN PELABELAN
NO TGL NAMA OBAT OBAT HIGH ALERT SESUAI STANDAR KETERANGAN
AMAN TIDAK AMAN
1 2 3 4 5 6

VALIDASI : VALID / TIDAK VALID


4. Kepatuhan Pelaksanaan Prosedur Site Marking Pada Pasien yang Akan Dilakukan
Tindakan Operasi
A. KAMUS INDIKATOR ( SKP 4 )
JUDUL INDIKATOR Kepatuhan Pelaksanaan Prosedur Site Marking Pada Pasien yang
Akan Dilakukan Tindakan Operasi
TIPE INDIKATOR Input √ Proses Output Outcome
TUJUAN Tergambarnya kepedulian dan ketelitian operator bedah terdapat
keselamatan pasien sebelum tindakan operasi.
DEFENISI Site Markingyang dimaksud adalah tindakan pemberian tanda
OPERASIONAL identifikasi khusus pada area yang memiliki dua sisi untuk penandaan
sisi kanan atau kiri dan beruas pada pasien yang akan dilakukan
tindakan operasi dengan prosedur yang tepat dan benar.
Prosedur Site Markingharus dilakuakan oleh dokter operator 1 hari
sebelum operasi dengan penandaan sebagai berikut :
 Dewasa :
 Perinatologi dan Bayi : menuliskan tindakan dan lokasi sisi
operasi pada operasi pada gelang identitas.
ALASAN DAN Surgical site marking yang tepat dan benar akan :
IMPLIKASI 1. Meminimalkan risiko insiden salah tempat operasi.
2. Meminimalkan risiko insiden prosedur yang salah yang
dilakukan.
3. Menginformasikan ahli bedah untuk melaksanakan operasi
dengan tepat dan benar sesuai rencana.
Problem : belum semua dokter operator mengetahui prosedur site
marking pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
FORMULA (A / B) X 100%
NUMERATOR Jumlah pasien yang dilakukan prosedur Site Marking dengan tepat
(A) dan benar dalam satu bulan.
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan
(B) Site Marking dalam bulan yang sama.
SUMBER DATA Lembar check list site marking.
STANDAR 100%
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi dengan sisi
kanan dan kiri dan ber-ruas.
KRITERIA EKSKLUSI -
PENGUMPULAN DATA Data dikumpulkan setiap hari di ruang penerimaan pasien ( sign in)
oleh perawat bedah / perawat anestesidi ruangan kamar bedah
Instalasi Bedah Sentral (IBS), KBE IGD untuk dilaporkan oleh
penanggung jawab mutu unit setiap bulan ke Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien.
FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
ANALISA Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh penanggung
jawab unit dan Kepala Instalasi Bedah Sentral (IBS). Secara umum
data akan di evaluasi dan dianalisa lebih lanjut oleh oleh Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien dengan Kepala Instalasi Bedah
Sentral. Hasil evaluasi dilaporkan kepada Direktur serta
disebarluaskan kepada seluruh unit kerja terkait setiap tiga bulan oleh
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
PERIODE ANALISA 3 bulan
AREA Semua area perawatan pasien.
PENANGGUNG JAWAB Instalasi Bedah Sentral (IBS).
B. FORMAT PENCATATAN
JUDUL INDIKATOR : ( SKP 4 ) Kepatuhan pelaksanaan prosedur site marking pada pasien yang akan dilakukan tindakan operasi
BULAN :
DILAKSANAKAN
SITE MARKING OLEH DOKTER
NO SITE MARKING TEPAT DAN OPERATOR DENGAN
TGL NAMA PASIEN NO MR TINDAKAN OPERASI KET
BENAR WAWANCARA
PASIEN
ADA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

VALIDASI : VALID / TIDAK VALID


5. Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam Melakukan Kebersihan Tangan dengan Metode
6 (Enam) Langkah dan 5 (Lima) Momen
A. KAMUS INDIKATOR ( SKP 5 )
JUDUL INDIKATOR Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam Melakukan Kebersihan
Tangan dengan Metode 6 (Enam) Langkah dan 5 (Lima) momen
TIPE INDIKATOR Input √ Proses Output Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien.
DEFENISI Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam melakukan
OPERASIONAL prosedur cuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan 5
momen.
Metode 6 langkah :
1. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak.
2. Telapak kanan diatas punggung kiri dengan jari-jari saling
menjalin dan sebaliknya.
3. Telapak tangan pada telapak dan jari-jari saling menjalin.
4. Punggung jari-jari pada telapak yang berlawanan dengan jari-jari
saling mengunci.
5. Gosok memutar dengan ibu jari kiri tangan kanan mengunci pada
telapak kiri dan sebaliknya.
6. Gosok memutar kearah belakang dan depan dengan jari-jari
tangan kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya.
5 Momen :
1. Sebelum kontak dengan pasien.
2. Sebelum melaksanakan tindakan aseptik.
3. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien.
ALASAN DAN Cuci tangan adalah salah satu prosedur yang paling penting dalam
IMPLIKASI mencegah infeksi nosokomial. Tangan adalah instrument yang
digunakan untuk menyentuh pasien, memegang alat, perabot rumah
sakit dan juga untuk keperluan pribadi seperti makan. Ignaz
Semmelweis adalah orang pertama yang menunjukkan pentingnya
penularan infeksi melalui tangan. Ketika ia menjadi staf dokter di
rumah sakit di Vienna pada tahun 1840-an, ia memperhatikan bahwa
cuci tangan ternyata dapat mencegah penularan infeksi. Sejak itu cuci
tangan jadi komponen paling penting dalam pencegahan infeksi.
FORMULA (A / B) X 100%
NUMERATOR Jumlah petugas yang melakukan kebersihan tangan dengan 5 momen
(A) dan metode 6 langkah dengan tepat dan benar dalam suatu periode
survey.
DENOMINATOR Jumlah seluruh petugas yang seharusnya melakukan kebersihan
(B) tangan sesuai dengan 5 momen dan 6 langkah pada periode survey
yang sama.
SUMBER DATA Laporan Kepatuhan cuci tangan.
STANDAR 100%
KRITERIA INKLUSI Seluruh petugas kesehatan yang memberikan pelayanan langsung
kepada pasien.
KRITERIA EKSLUSI -
PENGUMPULAN DATA Data dikumpulkan setiap hari kerja oleh perawat IPCN untuk
dilaporkan setiap bulan oleh penanggung jawab mutu unit ke Komite
Mutu dan Keselamatan Pasien .
FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
ANALISA Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh penanggung
jawab mutu unit dan Ketua Komite PPI kemudian akan dilaporkan
kepada Komite Mutu dan Keselamatan Pasien. Secara umum data
akan di evaluasi dan dianalisa lebih lanjut oleh Komite Mutu dan
Keselamatan Pasien bersama Ketua Komite PPI. Hasil evaluasi
dilaporkan kepada Direktur serta disebarluaskan kepada seluruh unit
kerja terkait setiap tiga bulan oleh Komite Mutu dan Keselamatan
Pasien
PERIODE ANALISA 3 Bulan
AREA Semua area perawatan pasien.
PENANGGUNG JAWAB Komite PPI
B. FORMAT PENCATATAN
JUDUL INDIKATOR :( SKP 5 ) Kepatuhan Petugas Kesehatan Dalam Melakukan Kebersihan Tangan Dengan Metode 6 (Enam) Langkah dan 5
(Lima) Momen
BULAN :
5 MOMEN JUMLAH
NO NAMA PETUGAS M1 M2 M3 M4 M5 SELURUH
PROFESI RUANGAN
YANG TIDAK PATUH Y T Y T Y T Y T Y T KEGIATAN
5 MOMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

VALIDASI : VALID / TIDAK VALID


6. Kepatuhan Memasang Gelang Risiko Jatuh
A. KAMUS INDIKATOR ( SKP 6 )
JUDUL INDIKATOR Kepatuhan Memasang Gelang Risiko Jatuh
TIPE INDIKATOR Input √ Proses Output Outcome
TUJUAN Pemasangan gelang risiko jatuh merupakan salah satu intervensi
untuk mengurangi risiko cedera akibat terjatuh yang dapat
menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan mengancam
keselamatan banyak pasien.
DEFENISI Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya
OPERASIONAL disebabkan oleh faktor lingkungan dan fisiologis yang dapat
berakibat cedera.
Kepatuhan memasang gelang risiko jatuh adalah patuh / tidaknya
Petugas memasang gelang risiko jatuh pada pasien yang telah dikaji
berisiko tinggi denganmenggunakan gelang warna kuning untuk
Rawat Inap dan pita warna kuning untuk pasien Rawat Jalan dan
dipasang di pergelangan tangan/ kaki atau anggota tubuh yang lain
sesuai dengan ketentuan.
ALASAN DAN Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien yang
IMPLIKASI berisiko jatuh dan membuat suatu rencana perawatan untuk
meminimalkan risiko. Kekurangan staf, perawat yang tidak
berpengalaman, serta tidak memiliki pengetahuan yang cukup dapat
membuat pasien berisiko untuk jatuh dan mengalami perlukaan.
Salah satu upaya untuk mengurangi risiko pasien jatuh adalah
dengan memasang gelang risiko jatuh pada pasien.

FORMULA (A / B) X 100%

NUMERATOR Jumlah pasien yang telah dipasang gelang/ pita risiko jatuh dalam 1
(A) bulan.
DENOMINATOR Jumlah seluruh pasien yang seharusnya dipasang gelang/pita risiko
(B) pasien jatuh dalam satu bulan yang sama.
SUMBER DATA Bidang Rekam Medik, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi Gawat Darurat.
STANDAR 100%
KRITERIA INKULSI Pasien risiko jatuhyang umumnya disebabkan oleh faktor
lingkungan dan fisiologis yang dapat berakibat cedera.

KRITERIA EKSLUSI -
PENGUMPULAN DATA Data dikumpulkan setiap hari oleh perawat ruangan Rawat Inap
untuk dilaporkan setiap bulan oleh penanggung jawab mutu unit ke
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien.
FREKUENSI 1 Bulan
PENGUMPULAN DATA
ANALISA Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh penanggung
jawab mutu unit dan Kepala unit masing-masing yang terkait.
Secara umum data akan di evaluasi dan dianalisa lebih lanjut oleh
oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dengan Kepala Unit
yang terkait. Hasil evaluasi dilaporkan kepada Direktur serta
disebarluaskan kepada seluruh unit kerja terkait setiap tiga bulan
oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
PERIODE ANALISA 3 bulan
AREA Ruang Rawat Inap
PENANGGUNG JAWAB Bidang Rekam Medik, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi Gawat Darurat.
B. FORMAT PENCATATAN
JUDUL INDIKATOR : ( SKP 6 ) Kepatuhan Memasang Gelang Dengan Stiker Jatuh
RUANGAN :
BULAN :
PEMASANGAN KET
ASSEMEN SKORING TINDAK LANJUT /
TGL NAMA PASIEN DENGAN GELANG RISIKO
NO NO MR RISIKO JATUH RISIKO JATUH INTERVENSI
MRS RISIKO JATUH JATUH BENAR
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

VALID / TIDAK VALID

Anda mungkin juga menyukai