Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY. J DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI DI RUANG


CEMPAKA RSUD. Dr. R. SOETRASNO REMBANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase KDP

Di susun oleh :

Norkasih Murdiana
NIM :

PROGRAM STUDI PROFESI / NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
2018

1
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan Rasa Nyaman (Nyeri) dan Laporan Kasus ASUHAN


KEPERAWATAN PADA NY. J DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI) DI
RUANG CEMPAKA RSUD. Dr. R. SOETRASNO REMBANG di setujui oleh :

CI RSUD dr R Soetrasno Rembang Pembimbing Stase KDP

Ns. Eni Puji Astutik, S. Kep Sukesih, S. Kep. Ns. M. Kep


NIP : NIDN :

2
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN
(NYERI)

A. PENGERTIAN
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).

Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan
kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.

B. ETIOLOGI

Faktor penyebab Contoh


Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, Meningitis, orkitis, neuritis
dll).
Kimia Tersiram air keras
Tumor Ca mamae
Iskemi jaringan Jaringan miokard
Listrik Terkena sengatan listrik
Spasme Spasme otot
Obstruksi Batu ginjal, batu ureter, obstruksi usus
Panas Luka bakar
Fraktur Fraktur femur, fraktur cruris
Psikologis Berduka, konflik, dll.

C. KLASIFIKASI / MANIFESTASI KLINIS

Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis


Tujuan Memperingatkan klien Memberikan alasan pada
terhadap adanya klen untuk mencari informasi
cidera/masalah berkaitan dengn perawatan
dirinya.
Awitan Mendadak Terus menerus/intermittent
Durasi Durasi singkat (dari Durasi lebih dari 6 bulan

3
beberapa detik sampai 6
bulan
Intensitas Ringan samapi berat Ringan sampai berat
Respon otonom Frekuensi jantung meningkat Tidak terdapat respon
Volume sekuncup meningkat otonom
TD meningkat Vital sign dalam batas
Dilatasi pupil meningkat normal.
Tegangan otot meningkat
Motilitas gastrointestinal
menurun
Alira saliva menurun
Respon psikologis Ansietas Depresi
Keputus asaan
Mudah tersinggung/marah
Menarik diri
Respon fisik Menangis/mengerang Keterbatasan gerak
Waspada Kelesuan
Mengerutkan dahi Penurunan libido
Menyeringai Kelelahan/kelemahan
Mengeluh sakit Menegluh sakit hanya ketika
dikaji.ditanyakan

Faktor yang mempengaruhi respon nyeri

1) Usia
Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah
patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam
nyeri yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang
harus dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika
nyeri diperiksakan.
2) Jenis kelamin
Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara
signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak
pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).

4
3) Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri
adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi
mereka tidak mengeluh jika ada nyeri.
4) Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan
dan bagaimana mengatasinya.
5) Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi
persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat dihubungkan dengan
nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan dengan respon nyeri
yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan tehnik untuk mengatasi
nyeri.
6) Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan
seseorang cemas.
7) Pengalaman masa lalu
Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat
ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah
tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam
mengatasi nyeri.
8) Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi
nyeri.

9) Support keluarga dan sosial


Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung kepada anggota
keluarga atau teman dekat untuk memperoleh dukungan dan perlindungan.
10) Lokasi dan Tingkat Keparahan Nyeri
Nyeri yang dirasakan bervariasi dalam intensitas dan tingkat keparahan pada
masing-masing individu. Nyeri yang dirasakan mungkin terasa rinagn, sedang atau
bisa jadi merupakn nyeri yang hebat. Dalam kaitannya dengan kualitas nyeri,
masing-masing individu juga bervariasi, ada yang melaporkan nyeri seperti ditusuk-
tusk, nyeri tumpul, berdenyut, terbaka dan lain-lain, sebagai contoh individu yang

5
tersuk jarum akan melaporkan nyeri yang berbeda dengan individu yang terkena
luka bakar (Sigit Nian, 2010)

D. PATOFISIOLOGI / PATHWAY

Gangguan pola tidur

E. PATHOFLOW

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional
dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering

6
dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang
dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh
karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi hepar
normal.

Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu
badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman
pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan
nyeri di ulu hati.

Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena
adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.

Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis).
Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah
yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tindakan perawat yang perlu dilakuan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut
adalah :
a. Mengkaji perasaan pasien (respon psikologis yang muncul).
b. Menetapkan respon fisiologis pasien terhadap nyeri dan lokasi nyeri.
c. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri.
Untuk pasien yang mengalami nyeri kronis maka pengkajian yang lebih baik adalah
dengan memfokouskan pengkajian pada dimensi perilaku, afektif, kognitif.
Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat dalam
memulai mengkaji respon nyeri yang dialami pasien, diantaranya :
a. Penentuan ada tidaknya nyeri

7
Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai
ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat tidak
menemukan adanya cedera atau luka. Setiap nyeri yang dilaporkan oleh pasien
adalah nyata.
b. Karakterisktik nyeri
- Faktor Pencetus (P : Provocate)
Perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri
pada klien, dalam hal inin perawat juga dapat melakukan observasi bagian-
bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat mencurigai adanya
nyeri psikogenik maka perawat harus dapat mengeksplore perasaan klien dan
menanyakan perasaan apa yang mencetuskan nyeri.
- Kualitas (Q: quality)
Sering kali pasien mengungkapkan nyeri dengan kalimat-kalimat :
tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah seperti tertindih, perih, tertusuk,
dan lain-lain dimana tiap pasien mungkin berbeda dalam melaporkan kualitas
nyeri yang dirasakan.
- Lokasi (region)
Mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta pasien menunjukkan semu
bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh pasien.
- Keparahan (S: serve)
Tingkat keparahan pasien tentang nyeir merupakan karakteristik yang palin
subjektif. Pada pengkajian ini pasien diminta untuk menggambarkan nyeri yang
dirasakan sebagai nyeri ringan, sedang atau berat.

Skala deskriptif Verbal (VDS) merupakan salah satu alat ukur tingkat
keparahan yang lebih bersifat objetif. Skala inimerupakn sebuah garis yang
terdiri dari beberapa kalimat pendeskrispsi yang tersusun dalam jarak yang
sama sepanjang garis.

Skala Numerik (NRS) digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi


kata. Dalam hal ini pasien menilai eyri dengan skal 0 sampai 10. Skal ini efektif
digunakan untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi
terapeutik.

8
Skala Analog Visual (VAS) merupakan garis lurus yang mewakili alat
pendeskripsi kebebasan penuh pada pasien untuk mengidentifikasi tingkat
keparahan nyeri yang ia rasakan. VAS merupakn pengukur keparahan nyeri
yang lebih sensitif karena pasien dapat mengidentifikasi setiap ttik pada
rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satu angka.

- Durasi (Time)
Perawat menanyakan pada pasien untuk menentukan awitan, durasi,
dan rangkaian nyeri.
- Faktor yang memperberat/memperingan
Perlu mengkaji faktor-faktor yang mempererat nyeri pasien untuk
memberikan tindakan yang tepat untuk menghindari peningkatan respon nyeri
pada pasien.
c. Respon perilaku
d. Respon afektif
Respon asfektif jua perlu diperhatikan missalnya cemas, depresi, dll.
e. Pengaruh nyeri terhadap kehidupan klien
Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan pasien dalam
berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan sehari-hari, sehingga perawat juga
mengetahui sejau mana dia membantu dalam program aktivitas pasien.
f. Persepsi klien tentang nyeri
Perawat perlu mnegkaji persepsi pasien terhapada nyeri, bagaimana pasien
menghubungkan antara neyri yang dialami dengan proses penyakti atau hal lain
dalam diri atau lingkungan sekitarnya.
g. Mekanisme adaptasi klien terhadap nyeri
Perlu mnegkaji cara-cara yang biasa pasien gunakan untuk menurunkan
nyeri agar dapat memasukkannya dalam rencana keperawatan.
(Sigit Nian, 2010)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan gangguan rasa nyaman
nyeri :

9
a. Gangguan rasa nyaman Nyeri berhubungan dengan :
- Cedera fisik/trauma
- Penurunan splai darah ke jaringan
- Proses melahirkan
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual dan muntah
c. Gangguan pola tidur b.d nyeri yang dirasakan.
d. Gangguan mobilitas fisik b.d :
- Nyeri muskuloskeletal
- Nyeri insisi
e. Ansietas berhubungan dengan nyeri kronis

H. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


Keperawatan Keperawatan
(NIC )
(NANDA) ( NOC )

Gangguan rasa Setelah dilakukan Manajemen nyeri


nyaman b.d asuhan - Kaji tingkat nyeri yang komprehensif :
-gejala terkait keperawatan … x lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi,
penyakit 24 jam : intensitas, factor pencetus, sesuai dengan
-Kurang usia dan tingkat perkembangan.
pengendalian - Melaporkan - Monitor skala nyeri dan observasi tanda
lingkungan gejala nyeri non verbal dari ketidaknyamanan
-kurangnya privasi terkontrol - Gunakan tindakan pengendalian nyeri
-kurangnya kontrol - Melaporkan sebelum menjadi berat
situasional. kenyamanan fisik - Kelola nyeri pasca operasi dengan
dan psikologis pemberian analgesik tiap 4 jam, dan monitor
- Mengenali factor keefektifan tindakan mengontrol nyeri
yang - Kontrol faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan mempengaruhi respon klien terhadap
nyeri ketidaknyamanan : suhu ruangan, cahaya,
- Melaporkan nyeri kegaduhan.
terkontrol (skala - Ajarkan tehnik non farmakologis kepada klien
nyeri: <4) dan keluarga : relaksasi, distraksi, terapi
- Tidak musik, terapi bermain,terapi aktivitas,
menunjukkan akupresur, kompres panas/ dingin, masase.
respon non imajinasi terbimbing (guided
verbal adanya imagery),hipnosis ( hipnoterapy ) dan
nyeri pengaturan posisi.
- Menggunakan - Informasikan kepada klien tentang prosedur
terapi analgetik yang dapat meningkatkan nyeri : misal klien
dan non cemas, kurang tidur, posisi tidak rileks.
analgetik - Ajarkan pada klien dan keluarga tentang
- Tanda vital dalam penggunaan analgetik dan efek sampingnya
rentang yang - Kolaborasi medis untuk pemberian analgetik,
diharapkan fisioterapis/ akupungturis.
-

10
Nama Perawat

( ...........................................)

Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan


(NANDA) ( NOC ) (NIC )

- Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan Peningkatan Nutrisi


nutrisi, kurang dari ke perawatan selama ....x -Manajemen dan monitor nutrisi
kebutuhan tubuh b.d 24 jam : -Pantau nutrisi
- Faktor biologis -Motivasi klien dan keluarga
- Faktor ekonomi -Pemenuhan nutrisi terkait makanan bergizi
- Ketidakmampuan untuk adekuat - berikan makanan sedikit tapi
mengarsorbsi nutrien sering
- Ketidakmampuan
mencerna makanan - sesuaikan makanan dengan diit
- Ketidakmampuan dan kesukaan klien
menelan makanan
berikan
- Faktor psikologis
-lingkungan yang nyaman untuk
makan
-motivasi kluarga untuk
membawakan makanan yang
disukai klien
- pantau kandungan nutrisi,
elektrolit, dan kalori pada catatan
asupan
- timbang klien pada interval yang
tepat
- kolaborasi dengan tim ahli gizi
terkait diiet yang sesuai

Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan


(NANDA) ( NOC ) (NIC )
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan Peningkatan kualitas tidur
berhubungan dengan : ke perawatan selama ....x - Kaji pola tidur klien
24 jam : - Jelaskan pentingnya tidur yang
- Cemas / takut adekuat kepada klien dan
- Agen biokimia : obat 1. Klien dapat tidur sesuai keluarga

11
- Keletihan dengan kebutuhan - Identifikasi penyebab
- Suhu tubuh meningkat 2. Klien mengutarakan gangguan tidur, Fisik: nyeri,
/demam merasa segar dan puas sering Bak, sesak nafas,
- Depresi / berduka 3. Istirahat dan tidur cukup batuk, demam, mual dll.
- Perpisahan dgn orang yg - Psikis: cemas, stress,
terdekat/benda kesayangan lingkungan dll.
- Nausea - Fasilitasi klien untuk tidur yang
- Sesak nafas adekuat : rubah posisi tidur
- Nyeri sesuai kondisi, berikan benda-
- Lingkungan : pencahayaan, benda yang familier pada anak
bising, lingkungan baru Peningkatkan koping
- Diskusikan pilihan yang
realistis terhadap terapi/
tindakan yang akan dilakukan
- Dorong klien untuk memiliki
harapan yg realistis untuk
mengatasi perasaan putus asa
- Dorong klien untuk
mengidentifikasi kekuatan dan
kemampuan yang ada pada
diri klien.
- Libatkan dukungan dari
keluarga dan orang yang
terdekat.
- Ajurkan klien untuk berdoa
sesuai dengan kepercayaan
yang dianut.
Manajemen lingkungan:
kenyamanan
- Ciptakan lingkungan yang
tenang, bersih, nyaman dan
minimalkan gangguan
- Hindari suara keras dan
penggunaan lampu saat tidur
malam
- Hindari tindakan keperawatan
pada waktu klien tidur
- Batasi jumlah pengunjung

12
DAFTAR PUSTAKA

Nian SP, 2010. Konsep dan proses keperawatan Nyeri. Graha Ilmu. Surakarta

Kozier. Fundamental Of Nursing. Potter dan Perry.2006. Fundamental Keperawatan. Vol:2.


Jakarta: EGC.

Asmadi.2008. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika.

13
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. J DENGAN GANGGUAN
RASA NYAMAN NYERI DI RUANG CEMPAKA

RSUD. Dr. R. SOETRASNO REMBANG

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Norkasih Murdiana

NIM :

Tempat Praktik : Ruang Cempaka (Stase KDP)

Tanggal/jam : Hari Selasa, 27 Maret 2018 pukul 14.00

I. IDENTITAS

A. Identitas pasien

B. Nama : Ny. J

Alamat : Ngotet RT02/02 Kec. Rembang

Umur : 39 tahun 6bulan 21 hari

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Jenis kelamin : Perempuan

Tanggal masuk : Jumat, 22 Agustus 2017 pukul 08.00 WIB

Diagnosa medis : Abdominal Pain

Nomor CM : 390415

C. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. P

Umur : 45 Tahun

14
Alamat : Ngotet RT02/02 Kec. Rembang

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Hubungan dengan klien : Suami

II. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama

Nyeri Abdomen.

2. Riwayat Kesehatan Sekrang

Pasien datang ke RSUD Rembang langsung ke IGD pada hari


minggu, 25 pukul 08.00 dengan keluhan nyeri perut ± 1 minggu tak kunjung
sembuh

P : Nyeri Bertambah berat ketika klien bergerak dan ditekan

Q : Seperti ditusuk benda tajam

R : Abdomen Diregion kiri atas

T : Nyeri hilang timbul setiap detik dan bertambah berat ketika bergerak.

Mual (+) Muntah (+), BAB dan BAK Normal (+), Demam (-), makan minum
(+): TD :140/80 mmHg, N : 80X/mnt, S : 37 C, RR : 24X/ mnt, BB:
80 Kg. Sebelumnya pasien sudah rutin berobat jalan di Puskesmas Ketanggi
namun tidak ada perubahan, pasien mengatakan apabila setelah meminum
obat yang diberikan oleh pihak Puskesmas pasien mengeluh kepala pusing
dan badan melemah, sehingga keluarga meminta untuk dirujuk ke RSUD
Rembang untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Pasien dipindahkan
ke Bangsal Teratai pada pukul 09.30.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu

Klien mengatakan sebelumnya sering mengalami penyakit seperti


sekarang, namun hanya rutin melakukan pengobatan di Peskesmas. Baru
saat ini klien menjalani pengobatan di RSUD Rembang.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

15
Klien mengatakan keluarga klien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
seperti yang di alami klien.

III. Kebiasaan Sehari-hari (Menurut Gordon)

1. Pola persepsi kesehstan

Paseien mengatakan apabila klien merasakan sakit klien langsung berobat di


Puskesmas. Klien mengatakan tidak nyaman dengan penyakit yang dialami.

2. Pola Nutrisi

Sebelum di RS : Klien mengatakan sebelum di RS nabsu makan baik, sehari


rutin makan 3x dengan porsi sedang, minum rutin ± 8 gelas
sehari. BB : 80 kg.

Selama di RS : Klien mengatakan selama di RS Nabsu makan menurun,


sehari hanya makan 4 sendok/porsi. Mual (+), Muntah (-),
minum air putih hanya sedikit.

3. Pola Aktifitas

Sebelum di RS : klien mengatakan melakukan aktifitas dan berkerja sebagai


petani.

Selama di RS : klien mengatakan segala aktifitas dibantu oleh keluarga.

4. Pola Eliminasi

Sebelum di RS : klien mengatakan BAB 1X dan BAK 4X dalam sehari BAB


dan BAK berwarna kuning.

Selama di RS : klien mengatakan BAB dan BAK hanya sedikit, Mencret (-)
BAB dan BAK berwarna kuning.

5. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum di RS : Klien mengatakan istirahat dan tidur selama ± 8 jam

Selama di RS : Klien mengatakan selama sakit susah untuk tidur


dikarenakan menahan nyeri pada abdomen, Skala nyeri : 4,
istirahat tidur ± 4 jam dan sering terbangun.

6. Pola Peran

16
Sebelum di RS : Klien mengatakan sebelum sakit berperan sebagai ibu rumah
tangga, dan berkerja sebagai petani.

Selama di RS : Klien mengatakan selama sakit hanya bisa terbaring di atas


BAD pasien.

7. Pola Kognitif dan Persepsi

Klien mengatakan tidak nyaman dengan nyeri yang dialami.

P : Nyeri Bertambah berat ketika klien bergerak dan ditekan

Q : Seperti ditusuk benda tajam

R : Abdomen Diregion kiri atas

S:4

T : Nyeri hilang timbul setiap detik dan bertambah berat ketika bergerak.

8. Pola Keberihan Diri

Sebelum di RS : Klien mengatakan mandi minimal 2x dalam sehari.

Selama di RS : Klien mengatakan kebersihan diri hanya bisa dibantu oleh


keluarga, terkadang badan hanya di lap menggunkan tysu
basah.

9. Pola Koping Terhadap Stress

Sebelum di RS : Klien mengatakan sebelum dirawat di RS dan rutin Rawat


jalan di Puskesmas klien tidak merasakan beban.

Selama di RS : Klien mengatakan selama di RSUD Rembang banyak beban


dan stress terkait dengan penyakitnya.

10. Pola Seksualitas dan Reproduksi

Sebelum di RS : Klien mengatakan memiliki anak 2 laki-laki. Menstruasi (-).

Selama di RS : Klien mengatakan hanya terbaring di atas BAD pasien.

11. Kepercayaan dan keyakinan

17
Sebelum di RS : klien beragama islam, dan melakukan sholat 5 waktu setiap
hari.

Selama di RS : Klien mengatakan selama di RS ibadah hanya bisa dilakukan


diatas BAD pasien.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Lemah

2. Kesadaran : Composmetis GCS

3. TTV : TD :140/80 mmHg

N : 80X/mnt

S : 37 C

RR : 24X/ mnt

BB : 80 Kg

4. Kepala : Inspeksi : Kepala Simetris, Bersih, tidak ada lesi,

Konstribusi Rambut : lebat.

Palpasi : tidak ada penonjolan/


pembengkakan.

rambut lembab,lebat, kuat dan tidak


mudah rapuh.

5. Mata : Inspeksi : Area mata bersih, Bentuk mata, alis

mata, bulu mata, kelopak mata, dan bola


mata simetris.

Warna konjungtiva pink, ada sclera


berwarna putih.

Pergerakan bola mata mengikuti


cahaya.

6. Hidung : Inspeksi : Hidung Simetris antara kiri dan kanan,

Bersih, tidak ada lesi, tidak ada


pembengkakan pada area hidung,
warna kulit hidung sama dengn kulit lain,

18
tidak ada sumbatan, tidak ada
perdarahan dan tanda-tanda infeksi.

Palpasi dan Perkusi : Tidak ada bengkak dan nyeri tekan.

7. Telinga : Inspeksi : Telinga Simetris antara kiri dan kanan,

Bersih, tidak ada lesi, tidak ada


pembengkakan pada area telinga,
warna kulit telinga sama dengn kulit lain,
tidak ada sumbatan, tidak ada
perdarahan dan tanda-tanda infeksi di
telinga.

Ketika Klien diperiksa menggunakan

garputala, klien mengatakan mendegar


jelas bunyi getaran.

Fungsi pendengaran baik.

8. Bibir dan Mulut : Inspeksi :Bibir kering, lidah kotor, tidak ada lesi.

Gigi lengkap 36 buah (16 rahang atas,


dan 16 rahang bawah), tidak ada tanda-
tanda gigi berlobang, atau kerusakan
gigi, tidak ada perdarahan atau radang
gusi, lidah simetris, warna lidah putih,
langit-langit utuh.

Tidak ada pembengkakan pada area


mulut dan bibir, tidak ada
pembengkakan dan tanda-tanda infeksi
di mulut dan bibir.

9. Leher : Inspeksi : kulit leher tampak bersih, kering.warna

kulit sama dengan kulit yang lain, Tidak


ada pembesaran kelenjar tiroid.

: Palpasi : Teraba nadi karotis, Tidak ada


pembesaran kelenjar gondok, tidak ada
nyeri tekan.

19
10. Payudara : Inspeksi :Payudara Simetris antara kiri dan
kanan,

Bersih, tidak ada lesi, tidak ada


pembengkakan pada area payudara,
warna kulit payudara sama dengn kulit
lain, tampak areola mamae dan puting
susu simetris. tidak ada perdarahan dan
tanda-tanda infeksi di payudara.

: Palpasi : Payudara Simetris antara kiri dan


kanan,

Ukuran areola mamae Simetris antara


kiri dan kanan, puting susu simetris,
tidak ada nyeri tekan di area mamae
dan aksilla.

11. - Dada : Inspeksi : Pergerakan dan pengembangan dada

simetris, tidak ada retraksi dada.

:Auskultasi : terdengar bunyi jantung lubdub dan

tidak ada bunyi jantung tambahan.

: Palpasi : teraba denyutan di aorta

: Perkusi : batas jantung tidak lebih dari 4, 7,


10cm

ke arah kiri dari garis mid sterna pada


RIC 4, 5, dan 8 terdengar bunyi
hipersonor .

- Paru : Inspeksi : Pergerakan dan pengembangan dada

simetris, tidak ada retraksi dada, bentuk


dan postur normal, tidak ada tanda-
tanda distress pernafasan, warna kulit
sama dengan warna kulit lain, tidak
ikterik/ sianosis, tidak ada
pembengkakan, penonjolan atau
edema. RR : 24X/ menit.

20
:Auskultasi : Terdengar bunyi sonor.

: Palpasi :integritas kulit baik, tidak ada nyeri

tekan, massa dan tanda-tanda


peradangan. Ekspansi simetris, Ketika
klien diminta untuk mengucap tujuh-
tujuh-tujuh teraba fremitus taktil. Taktil
fremitus cenderung jelas teraba di
sebelah kanan.

: Perkusi : Resonan (dug dug dug), batas jantung


= bunyi resonan hilang > redup.

12. Abdomen :Auskultasi : terdengar Suara peristaltic 32x/ menit,

Normalnya peristaltic : 5- 30x/menit.

: Inspeksi : kuadran 1, 2, 3, 4 simetris, warna kulit

sama dengan kulit lain, tidak ada


pelebaran vena, perkembangan
pernafasan dada dan abdomen simetris,
tidak ada retraksi dan penonjolan perut,
kulit bersih.

: Perkusi : Terdengar Timpani (udara)

: Palpasi : tidak teraba penonjolan, nyeri tekan di

kuadran kiri atas.

P : Nyeri Bertambah berat ketika klien


bergerak dan ditekan

Q : Seperti ditusuk benda tajam

R: Abdomen Diregion kiri atas

S:4

T: Nyeri hilang timbul setiap detik dan


bertambah berat ketika bergerak.

13. Punggung : Inspeksi : Punggung Simetris antara kiri dan

21
kanan, Bersih, tidak ada lesi, tidak ada
pembengkakan pada area punggung,
warna kulit punggung sama dengn kulit
lain, tidak ada perdarahan dan tanda-
tanda infeksi di punggung.

: palpasi : tidak ada nyeri tekan di area


punggung.

14. Genetalia dan Anus : Inspeksi : genetalia dan anus tampak bersih,
tidak

ada lesi, tidak ada perdarahan , tidak


ada pembengkakan dan tanda-tanda
infeksi.

Pada bagian anus tidak tampak adanya


hemoroid. Tidak terpasang alat bantu
kateter.

15. Extermitas

- Atas : Inspeksi : simetris, bisa digerakkan, kulit tampak

bersih tidak ada lesi, tidak ada


perdarahan , tidak ada pembengkakan
dan tanda-tanda infeksi, terpasang
selang infus di ekstermitas atas kanan.

- Bawah : Inspeksi : simetris, bisa digerakkan, kulit tampak

bersih tidak ada lesi, tidak ada


perdarahan , tidak ada pembengkakan
dan tanda-tanda infeksi.

: palpasi : Tidak ada nyeri tekan di area


Extermitas

atas dan bawah.

16. Kulit : Inspeksi : kulit Bersih, tidak ada lesi, tidak ada

Pembengkakan, turgor kulit tampak


kering

22
V. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

Nama pasien : Ny. J

No RM : 390415

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 39 tahun 6bulan

Alamat : Ngotet RT02/02 Kec. Rembang

Dr. PJ : Dr. Sutami, Sp, Pk

HASIL PEMERIKSAAN LABORAT

Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan Metode Keterangan


Rujukan
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 14,3 11,7-15,5 g/dl Fotometer
3
Leokosit 5,26 3,6-11,0 Ribu/ mm E Impadence
Eritrosit 4,83 4,0-5,2 Juta/ mm3 E Impadence
Hematrokit 41,8 35-47 % E Impadence
Trombosit 220 150-400 Ribu/ mm3 E Impadence
3
MCV 86,5 80-100 Micro m E Impadence
MCH 29,6 26-34 Pg E Impadence
MCHC 34,2 32-36 g/dl E Impadence
RDW 12,8 11,5-14,5 % Impadence &
L Absobar
MPV 10,4 7,2-11,1 Micro m3 Impadence &
L Absobar
Limposit % 31,6 25-40 % Impadence &
L Absobar
Monosit % 6,3 2-8 % Impadence &
L Absobar
Eosinofit % 12,4H 1-3 % Impadence &
L Impadence

23
Basofil % 0,2 0-1 % & L Absobar
Absobar
Neutrofit segmen 49,5L 50-70 % Impadence &
L Absobar
Lain-lain
Golongan darah RH B+
Kimia Klinik 70-115 Mg/dl GOD/POD
Glukosa Sewaktu 117

TERAPI : INFUS RL 20 tpm

Inj Ranitidin 50g/ 12 jam

Inj Ondancentron/ 8 jam

VI. ANALISA DATA

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM


1. DS : Klien mengatakan nyeri Agen-agen Gangguan rasa
pada bagian perut sebelah kiri. penyebab cidera : nyaman nyeri
-Klien mengatakan Nyeri nyeri abdomen
semakin memberat ketika
bergerak.
DO: pasien tampak meringis
kesakitan menahan sakit
-pada saat dipalpasi plien
mengeluh sakit pada bagian kiri
atas
- P : Nyeri Bertambah berat

24
ketika klien bergerak dan ditekan
Q : Seperti ditusuk benda tajam
R: Abdomen Diregion kiri atas
S:4
T: Nyeri hilang timbul setiap
detik dan bertambah berat ketika
bergerak.
TTV :
TD :140/80 mmHg
N : 80X/mnt
S : 37 C
RR : 24X/ mnt
2. DS : Klien mengatakan tidak Mual muntah Ketidakseimbangan
nabsu makan nutrisi, kurang dari
-Klien mengatakan selama di RS kebutuhan tubuh.
Nabsu makan menurun, sehari
hanya makan 4 sendok/porsi.
- Klien mengatakan setiap
makan perut terasa penuh.
DO: klien tampak tidak nabsu
makan.
Mual muntah (+), minum air
putih sedikit
-sehari hanya makan 4
sendok/porsi.

3. Ds : klien mengatakan tidak Kurang kontrol Gngguan pola tidur


nyaman dengan sakit yang di tidur
alami sehingga sulit untuk tidur
Skala nyeri : 4, istirahat tidur ± 4
jam dan sering terbangun.

Do : pada bagian mata klien


tampak anemis.

25
VII. PRIORITAS DIAGNOSA

1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d Agen-agen penyebab cidera : nyeri abdomen
ditandai dengan Klien mengatakan nyeri pada bagian perut sebelah kiri dan pasien
tampak meringis kesakitan menahan sakit.

2. Ketidakseimbangan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual munta ditandai
dengan Klien mengatakan tidak nabsu makan Klien mengatakan selama di RS
Nabsu makan menurun mual muntah, sehari hanya makan 4 sendok/porsi dan mual
muntah.

3. Gngguan pola tidur b.d kurangnya kontrol tidur ditandai dengan klien mengatakan
tidak nyaman dengan sakit yang di alami sehingga sulit untuk tidur Skala nyeri : 4,
istirahat tidur ± 4 jam dan sering terbangun dan pada bagian kelopak mata klien
tampak sayu.

VIII. RENCANA KEPERAWATAN

No DX Tujuan Intervensi Rasional Ttd


Setelah dilakukan Kaji penyebab Mengetahui daerah Mira
1. tindakan nyeri nyeri kualitas, kapan
keperawatan P nyeri dirasakan, faktor
selama 3x 24 jam Q pencetus, berat
Gangguan rasa R ringannya nyeri yang
nyaman nyeri S dirasakan.
teratasi dengan T
KH :
1. Pasien
menunjukan
rasa
nyaman dan
rileks.
2. Pasien
menunjukan
penurunan
rasa nyeri

Pantau TTV Untuk mengetahu


batas TTV dalam

26
batas normal
Ajarkan teknik Untuk mengurangi
relaksasi nafas dan memandirikan
dalam rasa nyeri pada
pasien pada saat
nyeri timbul
Pantau Keadaan Untuk mengetahui KU
Umum pasien dalam
keadaan baik.
Berikan posisi Posisi nyaman
nyaman kepada bertujuan untuk
pasien mengurangi rasa
nyeri yang dirasan
klien
Berikan penkes Untuk menambah
terkait dengan pengetahuan kepada
penyakit klien terkait dengan
sakit yang dialami
Kolaborasi Untuk mengurangi
pemberian rasa nyeri pada
analgetik pasien
Kolaborasi Untuk memberikan
dengan im ahli nutrisi yang sesui
gizi dengan pasien dan
diit yang sesuai
Setelah dilakukan Manajemen dan Membantu atau Mira
2 tindakan monitor nutrisi menyediakan asupan
keperawatan makanan dan cairan
selama 3x 24 jam diit seimbang
Ketidakseimbangan
nutrisi, kurang dari
kebutuhan tubuh Pantau nutrisi Mengumpulkan dan
teratasi dengan menganalisis data
KH : klien untuk mencegah
Pemenuhan dan meminimalkan
nutrisi kurang gizi

27
adekuat

Motivasi klien dan Untuk mendukung


keluarga terkait proses metabolik
makanan bergizi

tawarkan Untuk meningkatkan


makanan yang nabsu makan klien
disukai klien

berikan makanan Mencegah muntah


sedikit tapi sering berlebih dan sedikit
demi sedikit asupan
makanan bisa diserap
oleh tubuh

sesuaikan Untuk meningkatkan


makanan dengan nabsu makan klien
diit dan kesukaan dan tercukupinya gizi
klien

berikan Dengan posisi yang


lingkungan yang nyaman bertujuan
nyaman untuk untuk meningkatkan
makan nabsu makan

28
motivasi kluarga Untuk menaambah
untuk pemenuhan gizi pada
membawakan klien
makanan yang
disukai klien

pantau
kandungan Mencegah terjadinya
nutrisi, elektrolit, penurunan BB
dan kalori pada
catatan asupan

timbang klien Memantau BB


pada interval
yang tepat

kolaborasi Mencegah terjadinya


dengan tim ahli kekurangan gizi dan
gizi terkait diiet komplikasi.
yang sesuai

Setelah dilakukan Pantau KU dan Mengetahui Mira


3 tindakan TTV kesadaran dan
keperawatan keadaan tubuh dalam
selama 3x 24 jam keadaan normal atau
Gangguan pola tidak.
tidur teratasi
dengan KH : Kaji pola tidur Untuk mengetahui
4. Klien dapat kemudahan dalam
tidur sesuai
tidur
dengan
kebutuhan

29
5. Klien Kaji faktor Untuk
mengutarakan penyebab mengidentifikasi
merasa segar
dan puas gangguan pola penyebab aktual dari
6. Istirahat dan tidur gangguan tidur
tidur cukup

1.
Ciptakan suasana Untuk membantu
nyaman relaksasi saat tidur

Batasi Memudahkan dalam


pengunjung mendapatkan tidur
selama periode yang optimal
istirahat

Ajarkan relaksasi Untuk menenangkan


distraksi pikiran dari
kegelisahan dan
mengurangi
ketegangangan otot

Kolaborasi Pemberian obat


dengan tim medis sesuai jadwalnya.
lain untuk
pemberian
analgetik

IX. IMPLEMENTASI ATAU CATATAN PERKEMBANGAN

NO HARI/TGL IMPLEMENTASI RESPON TTD


1 Sabtu 23 Mengkaji penyebab nyeri Ds : Klien mengatakan Mira
Sept PQRST nyeri pada daerah perut
2017B sebelah kiri, nyeri
07.15 semakin mmberat ketika
klien bergerak.

30
DO :
P : Nyeri Bertambah berat
ketika klien bergerak dan
ditekan
Q : Seperti ditusuk benda
tajam
R: Abdomen Diregion kiri
atas S:4
T: Nyeri hilang timbul
setiap detik dan
bertambah berat ketika
bergerak.
07.30 Monitor TTV Ds : klien mengatakan Mira
kepalanya pusing
Do : Klien tampak
badress di atas bad
pasien
TTV :
TD :140/80 mmHg
N : 80X/mnt
S : 37 C
RR : 24X/ mnt
08.00 Mengajarkan teknik relaksasi DS : klien mengatakan Mira
nafas dalam setiap rasa nyeri muncul,
klien selalu mandiri
relaksasi nafas dalam
DO : klien tampak rileks
dan mandiri
menggunakan cara
relaksasi nafas dalam.
08.15 Memantau Keadaan Umum DS : klien mengatakan Mira
klien masih pusing dan lemas
DO : klien tampak
Badress dia atas BAD
pasien
Memberikan posisi nyaman DS : klien mengatakan Mira

31
kepada pasien nyaman dengan posisi
kepala ditinggikan
DO : klien tampak
istirahat dengan posisi
semifolwer.
09.40 Memberikan penkes terkait Ds : Klien mengatakan Mira
dengan penyakit sudah mengerti dengan
penyakit yang di alami
DO : Klien tampak
menganggukan kepala
saat diberikan penkes
terkait penyakit yang
dialami.
10.00 Berkolaborasi pemberian DS : klien mengatakan Mira
analgetik mau diberikan obat
DO : injeksi masuk
melalui IV
Ranitidin 50mg/ 8Jam

12.00 Berkolaborasi dengan tim ahli DS : klien mengatakan Mira


gizi tidak nabsu makan, mual
dan muntah
DO : klien tampak tidak
nabsu makan, dan hanya
makan 4 sedok
Diit lembek .
2 12.30 Memonitor nutrisi DS : klien mengatakan Mira
tidak nabsu makan dan
mual
DO : 1 porsi makan tidak
habis
2 12.35 Motivasi klien dan keluarga DS : Klien dan keluarga
terkait makanan bergizi mengatakan paham
dengan apa yang
disampaikan terkait
makanan bergizi.

32
DO : klien tampak
menganggukan kepala

2 12.40 Memberikan DS : klien mengatakan Mira


lingkungan yang nyaman nyaman makan dengan
untuk makan duduk di atas BAD.
DO : klien tampak makan
dengan rileks pada posisi
duduk di atas BAD.
2 13.00 Memotivasi kluarga untuk DS : klien mengatakan
membawakan makanan yang nabsu makan bertambah
disukai klien apabila memakan
makanan yang disukai.
DO : klien tampak
mendiskusikan makanan
setelah di beri motivasi
terkait makanan yang
disukai.
3. 13.10 Mengkaji faktor penyebab DS : klien mengatakan Mira
gangguan pola tidur sulit tidur karena
menahan sakit
DO : konjungtiva tampak
anemis
Klien tampak meringis
menahan sakit
3 13.15 Menciptakan suasana nyaman DS: klien mengatakan Mira
bisa tidur apabila malam
hari, namun sering
terbangun karena tidak
nyaman dengan rasa
sakit
DO : klien tampak gelisah
1 13.20 Mengajarkan relaksasi DS : klien mengatakan Mira
distraksi ketika nyeri memberat,
melakukan relaksasi
nafas dalam

33
DO :klien tampak sedikit
rileks ketika selesai
relaksasi nafas dalam
3 14.00 Berkolaborasi dengan tim DS : klien mengatakan Mira
medis lain untuk pemberian mau diberkan obat
analgetik DO : injeksi melalui IV
Ondan 3x1/ 8 jam pukul
14.00
Minggu, 24 September 2017

1 07.00 Mengkaji TTV dan KU DS : KU : lemah, Mira


klien mengatakan sudah
tidak pusing
DO :
TTV :
TD :140/80 mmHg
N : 80X/mnt
S : 37 C
RR : 24X/ mnt

1 07.20 Monitor Nyeri DS : klien mengatakan Mira


rasa nyeri tidak seberat
hari kemarin
Do : P : Nyeri Bertambah
berat ketika klien
bergerak dan ditekan
Q : Seperti ditusuk benda
tajam
R: Abdomen Diregion kiri
atas
S:4 jadi 2
T: Nyeri hilang timbul
setiap detik dan
bertambah berat ketika
bergerak.

34
1 08.00 Mengajarkan teknik relaksasi DS : klien mengatakan Mira
nafas dalam setiap nyeri timbul selalu
melakukan relaksasi
nafas dalam.
DO : klien tampak
kooperatif.
2 08.15 Memantau nutrisi DS : klien mengatakan Mira
sudah tidak mual muntah
dan makan ½ porsi
DS : nabsu makan klien
membaik
2 08.30 Menawarkan makanan yang DS : klien mengatakan Mira
disukai klien lebih menyukai makanan
lembek dan bersayur

2 12.00 Memberikan makanan sedikit DS : klien mengatakan Mira


tapi sering apabila makan sedikit-
demi sedikit tidak mual
dan muntah
DO : diit lembek. Klien
tampak makan ½ porsi
habis.
2 10.45 Menyesuaikan makanan DS : klien mengatakan Mira
dengan diit dan kesukaan mendapat makan bubur.
klien DO : diit lembek.
2 11.00 Memantau kandungan nutrisi, DS : Klien mengatakan Mira
elektrolit, dan kalori pada sudah tidak mual dan
catatan asupan mau makan sedikit demi
sedikit.
DO : Minum (+)
Mual Muntah (-)
Diit lembek.
2 11.05 Menimbang klien pada interval DS : Klien mengatakan Mira
yang tepat BB sebelum masuk RS
yaitu 80kg
DO : BB :78 kg.

35
2 11.10 Berkolaborasi dengan tim ahli DS : klien mengatakan Mira
gizi terkait diiet yang sesuai nabsu makan meningkat
apabila jatah makan yang
diberikan tim ahli gizi
adalah makanan yang
disukai.
DO : klien tampak makan
½ porsi habis.
Diit lembek.
Makan pada pukul 12.00
WIB.
3 12.30 Mengkaji pola tidur DS : Klien mengatakan Mira
sudah bisa tidur dan tidak
sering bangun pada
malam hari.
DO : klien tampak
kooperatif.
3 13.00 Membatasi pengunjung DS : klien mengatakan Mira
selama periode istirahat lebih nyaman ketika tidak
banyak pengunjung dan
tidak ramai
DO : klien tampak sering
tidur pada siang hari
ketika sepi pengunjung.
Pukul 13.00-14.00.

X. EVALUASI

TGL/JAM DP EVALUASI TTD


Minggu, 23 1 S : Klien mengatakan masih nyeri apabila bergerak. Mira
Sep 2017 O : klien tampak lemah dan hanya berbaring di atas
13.45 BAD pasien
TTV :
P : Nyeri Bertambah berat ketika klien bergerak dan
ditekan
Q : Seperti ditusuk benda tajam

36
R: Abdomen Diregion kiri atas
S:4 menjadi 2
T: Nyeri hilang timbul setiap detik dan bertambah berat
ketika bergerak.
A: masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
Pantau TTV
Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Pantau Keadaan Umum
Berikan posisi nyaman kepada pasien
Berikan penkes terkait dengan penyakit
Kolaborasi pemberian analgetik.
(RANITIDIN 50g/ 8JAM)
13.55 2 S : klien mengatakan sudah mau makan sedikit demi Mira
sedikit dan tidak mual muntah
O : Diit Lembek
Klien makan ½ porsi habis
Mual muntah (-)
BB :
A : Masalah teratasi
P : Optimalkan Intervensi
- Manajemen dan monitor nutrisi
- Pantau nutrisi
- Manajemen dan monitor nutrisi
- tawarkan makanan yang disukai klien
- berikan makanan sedikit tapi sering
- sesuaikan makanan dengan diit dan kesukaan
klien
- berikan lingkungan yang nyaman untuk makan
- motivasi kluarga untuk membawakan makanan
yang disukai klien
- kolaborasi dengan tim ahli gizi terkait diiet yang
sesuai

14.00 3 S : klien mengatakan sudah bisa tidur dan tidak sring Mira
bangun pada malam hari.

37
O : klien tampak rileks
- Konjungtiva tidak anemis
- Klien tampak kooperatif
A : masalah teratasi
P : Optimalkan intervensi
Kaji pola tidur

Ajarkan relaksasi distraksi


Batasi pengunjung selama periode istirahat
Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian
analgetik.

38

Anda mungkin juga menyukai