Anda di halaman 1dari 23

Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu :

Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya
pembentukan minyak dan gas bumi.

Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir”
(reservoir rock), umumnyasandstone ataulimestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup
untuk menampung hidrokarbon tersebut.

Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya,
akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan
angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan
hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yangimpermeable, maka hidrokarbon tadi akan
diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi. Temperatur bawah tanah, yang semakin
dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon
jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65°C dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 °C.
Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ° ke 177 °C.

Apa saja Komponen Pembentuk Minyak Bumi?

Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas
85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan
mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N). Apakah ada perbedaan dari jenis-jenis minyak
bumi ?. Ya, ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu:young-
shallow,old-shallow,young-deep danold-deep. Minyak bumiyoung-shallow biasanya bersifat masam
(sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi. Minyakold-
shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai paraffin yang lebih pendek.Old-
deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga
viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas,
sehinggaold-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling “sweet”. Minyak semacam inilah yang
paling diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.

Berapa Lama Waktu yang Diperlukan untuk Membuat Minyak Bumi?

Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50%
dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan
lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian,
diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu. Para geologis umumnya sependapat
bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran
sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar
lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan
menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan
sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah
tempat. Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk
mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul,
menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari
lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan
mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua
diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara
umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.

Bagaimana Caranya Menemukan Minyak Bumi?

Ada berbagai macam cara : observasi geologi, survei gravitasi, survei magnetik, survei seismik, membor
sumur uji, atau dengan educated guess dan faktor keberuntungan.

Survei gravitasi : metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan perbedaan densitas
material di struktur geologi kulit bumi. Survei magnetik : metode ini mengukur variasi medan magnetik
bumi yang disebabkan perbedaan properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan. Kedua survei
ini biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan (basin). Dari hasil pemetaan
ini, baru metode seismik umumnya dilakukan. Survei seismik menggunakan gelombang kejut (shock-
wave) buatan yang diarahkan untuk melalui bebatuan menuju target reservoir dan daerah sekitarnya.
Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah, gelombang kejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan
ditangkap oleh alatreceivers sebagai pulsa tekanan (olehhy dr ophone di daerah perairan) atau sebagai
percepatan (olehgeophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu diproses secara digital menjadi sebuah peta
akustik bawah permukaan untuk kemudian dapat diinterpretasikan.

Aplikasi Metode Seismik:

Tahap eksplorasi : untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur nanti akan digali.

Tahap penilaian dan pengembangan : untuk mengestimasi volume cadangan hidrokarbon dan untuk
menyusun rencana pengembangan yang paling baik.

Pada fase produksi : untuk memonitor kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak antar fluida
reservoir (gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservoir.

Setelah mengevaluasi reservoir, selanjutnya tahap mengembangkan reservoir. Yang pertama dilakukan
adalah membangun sumur (well-construction) meliputi pemboran (drilling), memasang tubular sumur
(casing) dan penyemenan (cementing). Lalu prosescompletion untuk membuat sumur siap digunakan.
Proses ini meliputi perforasi yaitu pelubangan dinding sumur; pemasangan seluruh pipa-pipa dan katup
produksi beserta asesorinya untuk mengalirkan minyak dan gas ke permukaan; pemasangan kepala
sumur (wellhead atau chrismast tree) di permukaan; pemasangan berbagai peralatan keselamatan,
pemasangan pompa kalau diperlukan, dsb. Jika dibutuhkan, metode stimulasi juga dilakukan dalam fase
ini. Selanjutnyawell-evaluation untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di dalam sumur. Teknik
yang paling umum dinamakanlogging yang dapat dilakukan pada saat sumur masih dibor ataupun
sumurnya sudah jadi.

Beberapa Macam Jenis Sumur:


Di dunia perminyakan umumnya dikenal tiga macam jenis sumur : Pertama, sumur eksplorasi (sering
disebut jugawildcat) yaitu sumur yang dibor untuk menentukan apakah terdapat minyak atau gas di
suatu tempat yang sama sekali baru. Jika sumur eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa
sumur konfirmasi (confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya untuk
memastikan apakah kandungan hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan. Ketiga, sumur
pengembangan (development well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan minyak yang telah eksis.
Tujuannya untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut

Istilah persumuran lainnya :

Sumur produksi : sumur yang menghasilkan hidrokarbon, baik minyak, gas ataupun keduanya. Aliran
fluida dari bawah ke atas.

Sumur injeksi : sumur untuk menginjeksikan fluida tertentu ke dalam formasi (lihat Enhanced Oil
Recovery di bagian akhir). Aliran fluida dari atas ke bawah.

Sumur vertikal : sumur yang bentuknya lurus dan vertikal.

Sumur berarah (deviated well, directional well) : sumur yang bentuk geometrinya tidak lurus vertikal,
bisa berbentuk huruf S, J atau L.

Sumur horisontal : sumur dimana ada bagiannya yang berbentuk horisontal. Merupakan bagian dari
sumur berarah

Apa yang dimaksud dengan Rig? Apasaja Jenis2nya?

Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor sumur atau mengakses sumur.
Ciri utama rig adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menaik- turunkan
pipa-pipa tubular sumur.

Umumnya, rig dikategorikan menjadi dua macam menurut tempat beroperasinya :

Rig darat (land-rig) : beroperasi di darat.

Rig laut (offshore-rig) : beroperasi di atas permukaan air (laut, sungai, rawa-rawa, danau atau delta
sungai).

Sumber: kaskus.us , sapa tau suatu saat link yang di kaskus udah ga ada, jd di tulis disini. :D

Diposting oleh Odjie Gas and Oil Library

di 19.37 0 komentar Reservoir

Reservoir merupakan suatu wadah ataupun tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon (minyak dan gas)
serta air dibawah permukaan tanah. Proses akumulasi fluida hidrokarbon dibawah permukaan tanah
haruslah memenuhi beberapa syarat, yang merupakan komponen suatu reservoir minyak dan gas bumi.
4 komponen menyususn reservoir adalah sebagai berikut :
Batuan reservoir, sebagai wadah yang diisi dan dijenuhi oleh minyak bumi, gas bumi, atau keduanya.
Biasanya batuan reservoir berupa lapisan batuan yangporous dan permeable .

Lapisan penutup ( cap rock ), yaitu suatu lapisan batuan yang bersifat impermeable, yang terdapat pada
bagian atas suatu reservoir sehingga berfungsi sebagai penyekat fluida reservoir.

Perangkap reservoir ( reservoir trap ), merupakan suatu unsur pembentuk reservoir yang mempunyai
bentuk sedemikian rupa sehingga lapisan beserta penutupnya merupakan bentuk konkav kebawah dan
menyebabkan minyak dan/atau gas bumi berada dibagian teratas reservoir.

Kondisi reservoir ( pressure and temperature ), tekanan dan temperatur sangat berpengaruh terhadap
sifat-sifat fisik minyak dan gas serta kemampuan minyak dan gas tersebut untuk dapat diproduksikan ke
permukaan.

Karakteristik suatu reservoir sangat dipengaruhi oleh karakteristik batuan penyusunnya, fluida reservoir
yang menempatinya dan kondisi reservoir itu sendiri.

Diposting oleh Odjie Gas and Oil Library

di 19.31 0 komentar Dalam Sistem Perminyakan, memiliki konsep dasar berupa distribusi hidrokarbon
didalam kerak bumi dari batuan sumber (source rock) ke batuan reservoar. Salah satu elemen dari Sistem
Perminyakan ini adalah adanya batuan reservoar, dalam batuan reservoar ini, terdapat beberapa faktor
penting diantaranya adalah adanya perangkap minyak bumi.

Perangkap minyak bumi sendiri merupakan tempat terkumpulnya minyak bumi yang berupa perangkap
dan mempunyai bentuk konkav ke bawah sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya.

Perangkap minyak bumi ini sendiri terbagi menjadi Perangkap Stratigrafi, Perangkap Struktural,
Perangkap Kombinasi Stratigrafi-Struktur dan perangkap hidrodinamik.

* Perangkap Stratigrafi

Jenis perangkap stratigrafi dipengaruhi oleh variasi perlapisan secara vertikal dan lateral, perubahan
facies batuan dan ketidakselarasan dan variasi lateral dalam litologi pada suatu lapisan reservoar dalam
perpindahan minyak bumi. Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi terperangkap
dalam perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan pinggir, hal
ini dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah fasies menjadi batu lain sehingga
merupakan penghalang permeabilitas (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya). Dan jebakan
stratigrafi tidak berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Channels, Barrier Bar, dan Reef, namun
berasosiasi dengan ketidakselarasan seperti Onlap Pinchouts, dan Truncations.

Pada perangkap stratigrafi ini, berasal dari lapisan reservoar tersebut, atau ketika terjadi perubahan
permeabilitas pada lapisan reservoar itu sendiri. Pada salah satu tipe jebakan stratigrafi, pada horizontal,
lapisan impermeabel memotong lapisan yang bengkok pada batuan yang memiliki kandungan minyak.
Terkadang terpotong pada lapisan yang tidak dapat ditembus, atau Pinches, pada formasi yang memiliki
kandungan minyak. Pada perangkap stratigrafi yang lain berupa Lens-shaped. Pada perangkap ini, lapisan
yang tidak dapat ditembus ini mengelilingi batuan yang memiliki kandungan hidrokarbon. Pada tipe yang
lain, terjadi perubahan permeabilitas dan porositas pada reservoar itu sendiri. Pada reservoar yang telah
mencapai puncaknya yang tidak sarang dan impermeabel, yang dimana pada bagian bawahnya sarang
dan permeabel serta terdapat hidrokarbon.

Pada bagian yang lain menerangkan bahwa minyak bumi terperangkap pada reservoar itu sendiri yang
Cut Off up-dip, dan mencegah migrasi lanjutan, sehingga tidak adanya pengatur struktur yang
dibutuhkan. Variasi ukuran dan bentuk perangkap yang demikian mahabesar, untuk memperpanjang
pantulan lingkungan pembatas pada batuan reservoar terendapkan.

* Perangkap Struktural

Jenis perangkap selanjutnya adalah perangkap struktural, perangkap ini Jebakan tipe struktural ini
banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan terbentuknya struktur lipatan dan
patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik dan merupakan perangkap yang paling asli dan
perangkap yang paling penting, pada bagian ini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan
penyekat dan lapisan reservoar sehingga dapat menangkap minyak, disebabkan oleh gejala tektonik atau
struktur seperti pelipatan dan patahan (Koesoemadinata, 1980, dengan modifikasinya).

* Jebakan Patahan

Jebakan patahan merupakan patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Jebakan ini terjadi bersama
dalam sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada formasi ini berhenti
dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi dan terjebak pada daerah patahan
tersebut, lalu sering kali pada formasi yang impermeabel yang pada satu sisinya berhadapan dengan
pergerakan patahan yang bersifat sarang dan formasi yang permeabel pada sisi yang lain. Kemudian,
minyak bumi bermigrasi pada formasi yang sarang dan permeabel. Minyak dan gas disini sudah
terperangkap karena lapisan tidak dapat ditembus pada daerah jebakan patahan ini.

* Jebakan Antiklin

Kemudian, pada jebakan struktural selanjutnya, yaitu jebakan antiklin, jebakan yang antiklinnya melipat
ke atas pada lapisan batuan, yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Minyak dan gas
bumi bermigrasi pada lipatan yang sarang dan pada lapisan yang permeabel, serta naik pada puncak
lipatan. Disini, minyak dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan
impermeabel.

* Jebakan Struktural lainnya

Contoh dari perangkap struktur yang lain adalah Tilted fault blocks in an extensional regime, marupakan
jebakan yang bearasal dari Seal yang berada diatas Mudstone dan memotong patahan yang sejajar
Mudstone. Kemudian, Rollover anticline on thrust, adalah jebakan yang minyak bumi berada pada
Hanging Wall dan Footwall. Lalu, Seal yang posisinya lateral pada diapir dan menutup rapat jebakan yang
berada diatasnya.
* Perangkap Kombinasi

Kemudian perangkap yang selanjutnya adalah perangkap kombinasi antara struktural dan stratigrafi.
Dimana pada perangkap jenis ini merupakan faktor bersama dalam membatasi bergeraknya atau
menjebak minyak bumi. Dan, pada jenis perangkap ini, terdapat leboh dari satu jenis perangkap yang
membenuk reservoar. Sebagai contohnya antiklin patahan, terbentuk ketika patahan memotong tegak
lurus pada antiklin. Dan, pada perangkap ini kedua perangkapnya tidak saling mengendalikan perangkap
itu sendiri.

* Perangkap Hidrodinamik

Kemudian perangkap yang terakhir adalah perangkap hidrodinamik. Perangkap ini sangta jarang karena
dipengaruhi oleh pergerakan air. Pergerakan air ini yang mampu merubah ukuran pada akumulasi minyak
bumi atau dimana jebakan minyak bumi yang pada lokasi tersebut dapat menyebabkan perpindahan.
Kemudian perangkap ini digambarkan pergerakan air yang biasanya dari iar hujan, masuk kedalam
reservoar formasi, dan minyak bumi bermigrasi ke reservoar dan bertemu untuk migrasi ke atas menuju
permukaan melalui permukaan air. Kemudian tergantung pada keseimbangan berat jenis minyak, dan
dapat menemukan sendiri, dan tidak dapat bergerak ke reservoar permukaan karena tidak ada jebakan
minyak yang konvensional

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:58 0 komentar

Eksplorasi Minyak Bumi

Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa
bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu
orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas
pencarian hidrokarbon tersebut.

Perlu diketahui bahwa minyak di dalam bumi bukan berupa wadah yang menyerupai danau, namum
berada di dalam pori-pori batuan bercampur bersama air. Ilustrasinya seperti gambar di bawah ini

Kajian Geologi

Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada
beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut
tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:

Batuan Sumber (Source Rock)

Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai
batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat
dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur
utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.

Tekanan dan Temperatur


Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi di perlukan.
Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada dibatuan menjadi rantai
hidrokarbon.

Migrasi

Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana
hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan
tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat
mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon
tersebut.

Reservoar

Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya.
Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori
yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah
minyak bumi di produksi.

Perangkap (Trap)

Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon yang ada
di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat
mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali.
Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.

Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat
hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka
daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk
menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik
batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.

Kajian Geofisika

setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan hasilnya
mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada
tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna
memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang
dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam
bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan
sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian
hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan sebagai aplikasi
engineering.

Metoda tersebut adalah:


Eksplorasi seismik

Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. kajiannya meliputi daerah yang luas. dari hasil
kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan didalam bumi.

Data resistiviti

Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan di isi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air,
minyak atau gas. Membedakan kandungan fluida didalam batuan salah satunya dengan menggunakan
sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan
minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. dari data log kita hanya bisa
membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda
beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida didalam batuan daerah
tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki.

Data porositas

Data berat jenis

Data berat jenis

Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang memancarkan
sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila
pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:53 0 komentar

Destilasi

Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini
adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace
(tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk
kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah
kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan
steam (uap air panas dan bertekanan tinggi).

Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya
terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap
berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik
ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang
terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik
didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian
yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen
yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian
dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin,
dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.

Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :

1. Gas

Rentang rantai karbon : C1 sampai C5

Trayek didih : 0 sampai 50°C

2. Gasolin (Bensin)

Rentang rantai karbon : C6 sampai C11

Trayek didih : 50 sampai 85°C

3. Kerosin (Minyak Tanah)

Rentang rantai karbon : C12 sampai C20

Trayek didih : 85 sampai 105°C

4. Solar

Rentang rantai karbon : C21 sampai C30

Trayek didih : 105 sampai 135°C

5. Minyak Berat

Rentang ranai karbon : C31 sampai C40

Trayek didih : 135 sampai 300°C

6. Residu

Rentang rantai karbon : di atas C40

Trayek didih : di atas 300°C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming,
polimerisasi, treating, dan blending

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:50 0 komentar

Cracking
Setelah melalui tahap destilasi, masing-masing fraksi yang dihasilkan dimurnikan (refinery), seperti
terlihat dibawah ini:

Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul
senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah
menjadi bensin.

Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas
gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan
oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang
istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk.
Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan
dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :

a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.

Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :

b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya
SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion
karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkna proton ke molekul olevin atau
menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :

c. Hidrocracking

Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa
yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah
bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian
dipisahkan.

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:48 0 komentar

Reforming

Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus)
menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki
rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut
isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.

Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi
senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida
dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:45 0 komentar


Blowout

Blowout adalah suatu peristiwa mengalirnya minyak, gas atau cairan lain dari dalam sumur minyak dan
gas ke permukaan atau di bawah tanah yang tidak bisa dikontrol. Peristiwa ini bisa terjadi ketika tekanan
hidrostatis lumpur pemboran lebih kecil dari tekanan formasi.

Blowout umumnya terjadi pada saat pemboran sumur eksplorasi minyak dan gas. Untuk mencegah
terjadinya blowout digunakan peralatan pemboran yang disebut alat pencegah sembur liar (blowout
preventer).

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:43 0 komentar

Cementing

Mengapa sumur harus disemen ?

Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian :

Pertama, primary cementing, yaitu penyemenan pada saat sumur sedang dibuat. Sebelum penyemenan
ini dilakukan, casing dipasang dulu sepanjang lubang sumur. Campuran semen (semen + air + aditif)
dipompakan ke dalam annulus (ruang/celah antara dua tubular yang berbeda ukuran, bisa casing dengan
lubang sumur, bisa casing dengan casing). Fungsi utamanya untuk pengisolasian berbagai macam lapisan
formasi sepanjang sumur agar tidak saling berkomunikasi. Fungsi lainnya menahan beban aksial casing
dengan casing berikutnya, menyokong casing dan menyokong lubang sumur (borehole).

Kedua, remedial cementing, yaitu penyemenan pada saat sumurnya sudah jadi. Tujuannya bermacam-
macam, bisa untuk mereparasi primary cementing yang kurang sempurna, bisa untuk menutup berbagai
macam lubang di dinding sumur yang tidak dikehendaki (misalnya lubang perforasi yang akan disumbat,
kebocoran di casing, dsb.), dapat juga untuk menyumbat lubang sumur seluruhnya.

Semen yang digunakan adalah semen jenis Portland biasa. Dengan mencampurkannya dengan air, jadilah
bubur semen (cement slurry). Ditambah dengan berbagai macam aditif, properti semen dapat
divariasikan dan dikontrol sesuai yang dikehendaki.

Semen, air dan bahan aditif dicampur di permukaan dengan memakai peralatan khusus. Sesudah
menjadi bubur semen, lalu dipompakan ke dalam sumur melewati casing. Kemudian bubur semen ini
didorong dengan cara memompakan fluida lainnya, seringnya lumpur atau air, terus sampai ke dasar
sumur, keluar dari ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali ke permukaan. Diharapkan
seluruh atau sebagian dari annulus ini akan terisi oleh bubur semen. Setelah beberapa waktu dan semen
sudah mengeras, pemboran bagian sumur yang lebih dalam dapat dilanjutkan.

Untuk apa directional drilling dilakukan ? Secara konvensional sumur dibor berbentuk lurus mendekati
arah vertikal. Directional drilling (pemboran berarah) adalah pemboran sumur dimana lubang sumur
tidak lurus vertikal, melainkan terarah untuk mencapai target yang diinginkan.

Tujuannya dapat bermacam-macam :


Sidetracking : jika ada rintangan di depan lubang sumur yang akan dibor, maka lubang sumur dapat
dielakkan atau dibelokan untuk menghindari rintangan tersebut.

Jikalau reservoir yang diinginkan terletak tepat di bawah suatu daerah yang tidak mungkin dilakukan
pemboran, misalnya kota, pemukiman penduduk, suaka alam atau suatu tempat yang lingkungannya
sangat sensitif. Sumur dapat mulai digali dari tempat lain dan diarahkan menuju reservoir yang
bersangkutan.

Untuk menghindari salt-dome (formasi garam yang secara kontinyu terus bergerak) yang dapat merusak
lubang sumur. Sering hidrokarbon ditemui dibawah atau di sekitar salt-dome. Pemboran berarah
dilakukan untuk dapat mencapai reservoir tersebut dan menghindari salt-dome.

Untuk menghindari fault (patahan geologis).

Untuk membuat cabang beberapa sumur dari satu lubung sumur saja di permukaan.

Untuk mengakses reservoir yang terletak di bawah laut tetapi rignya terletak didarat sehingga dapat
lebih murah.

Umumnya di offshore, beberapa sumur dapat dibor dari satu platform yang sama sehingga lebih mudah,
cepat dan lebih murah.

Untuk relief well ke sumur yang sedang tak terkontrol (blow-out).

Untuk membuat sumur horizontal dengan tujuan menaikkan produksi hidrokarbon.

Extended reach : sumur yg mempunyai bagian horizontal yang panjangnya lebih dari 5000m.

Sumur multilateral : satu lubang sumur di permukaan tetapi mempunyai beberapa cabang secara lateral
di bawah, untuk dapat mengakses beberapa formasi hidrokarbon yang terpisah.

Pemboran berarah dapat dikerjakan dengan peralatan membor konvensional, dimana pipa bor diputar
dari permukaan untuk memutar mata bor di bawah. Kelemahannya, sudut yang dapat dibentuk sangat
terbatas. Pemboran berarah sekarang lebih umum dilakukan dengan memakai motor berpenggerak
lumpur (mud motor) yang akan memutar mata bor dan dipasang di ujung pipa pemboran. Seluruh pipa
pemboran dari permukaan tidak perlu diputar, pipa pemboran lebih dapat “dilengkungkan” sehingga
lubang sumur dapat lebih fleksibel untuk diarahkan.

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:40 0 komentar

Geotermal

Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal

Air panas alam (hot spring) dapat juga dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga listrik. Apabila air panas
alam mengalami kontak dengan udara karena fraktur atau retakan, maka semburan akan keluar melalui
retakan tersebut dalam bentuk air panas dan uap panas (steam). Air panas dan steam inilah yang
kemudian dimanfaatkan sebagai sumber pembangkit tenaga listrik. Agar energi geotermal dapat
dikonversi menjadi energi listrik, tentunya diperlukan sebuah sistem pembangkitan listrik (power plants).
Berikut ini merupakan teknologi-teknologi yang digunakan dalam pembangkit listrik geotermal:

Dry steam power plant

Pembangkit tipe ini adalah yang pembangkit listrik geotermal yang pertama kali ada. Pada tipe ini, uap
panas (steam) langsung diarahkan ke turbin serta mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan
listrik. Sisa panas yang datang dari production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection
well.

Flash steam power plant

Panas bumi yang berupa fluida, misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 175°C, dapat digunakan
sebagai sumber pembangkit flash steam power plant. Fluida panas tersebut dialirkan kedalam tangki
flash yang tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap panas dengan laju alir yang tinggi. Uap panas
yang disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk mengaktifkan generator yang
kemudian menghasilkan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai masuk kembali ke reservoir melalui
injection well.

Binary-cycle power plant (BCPP)

BCPP menggunakan prinsip teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi yang sebelumnya sudah ada
(dry steam dan flash steam). Pada BCPP, air panas atau uap panas yang berasal dari sumur produksi
(production well) tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa
yang disebut dengan working fluid pada heat exchanger. Temperatur working fluid kemudian akan
meningkat dan menghasilkan uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger dialirkan untuk
memutar turbin yang selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap
panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary cycle
power plant merupakan sistem aliran tertutup karena tidak ada materi yang dilepas ke atmosfer.
Keunggulan dari BCPP ialah pengoperasiannya yang dapat dilakukan pada suhu rendah, yaitu sekitar 90-
175°C.

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:39 0 komentar

Energi Geothermal

Anda sering mendengar geothermal? Istilah geotermal berasal dari bahasa Yunani, geo yang berarti bumi
dan therme berarti panas. Energi geotermal merupakan energi yang dibangkitkan dari panas yang
tersimpan di bawah permukaan bumi. Sumber energi ini merupakan salah satu alternatif yang
diharapkan dapat menyelesaikan ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil.

Energi di dalam Bumi


Bumi terbagi menjadi beberapa lapisan yaitu: perut bumi, mantel bumi, dan kulit bumi sebagai lapisan
terluar. Setiap 100 meter kita turun ke dalam perut bumi, temperatur bebatuan cair yang ada di dalam
bumi lebih tinggi sekitar 3°C dari bebatuan di atasnya. Semakin jauh ke dalam perut bumi, temperatur
batu-batuan maupun lumpur akan semakin tinggi. Bila suhu di permukaan bumi adalah 27°C maka pada
kedalaman 100 meter suhu bebatuan mencapai sekitar 30°C. Untuk kedalaman 1 kilometer suhu batu-
batuan dan lumpur mencapai 57-60°C, dan bila kita ukur pada kedalaman 2 kilometer, suhu batuan dan
lumpur bisa mencapai 120°C atau lebih.

Di dalam kulit bumi, ada kalanya aliran air berada dekat dengan batu-batuan panas yang temperaturnya
bisa mencapai 148°C. Air tersebut tidak menjadi uap (steam) karena tidak ada kontak dengan udara. Bila
air panas tersebut keluar ke permukaan bumi melalui celah atau retakan di kulit bumi, maka akan timbul
air panas yang biasa disebut dengan hot spring. Air panas alam (hot spring) ini biasa dimanfaatkan untuk
kolam air panas dan banyak pula yang sekaligus dijadikan tempat wisata. Di Indonesia, banyak sumber
air panas alami yang dimanfaatkan sebagai sarana pemandian dan tempat wisata seperti Ciater, Cipanas-
Garut, Sipoholon dan Desa Hutabarat di Tarutung, Lau Debuk-debuk di Tanah Karo, dan beberapa tempat
lainnya di penjuru tanah air.

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:37 0 komentar

Underbalanced drilling

Underbalanced drilling (UbD) adalah metode drilling dengan menggunakan mud weight yang SGnya
lebih kecil daripada tekanan formasi. Adapun fungsinya adalah untuk mencegah atau mengurangi
infiltrasi mud ke formasi yang dapat merusak formasi atau pembentukan skin pada formasi.

Underbalanced Drilling pada dasarnya mengebor sumur dengan menggunakan fluida, dimana
densitasnya menghasilkan tekanan hidrostatis di dalam sumur yg lebih kecil daripada tekanan di formasi.
Tujuan utamanya adalah meminimalkan “skin” atau formation damage, sehingga diharapkan produksi
hidrokarbon akan lebih baik. Fluida yg umum digunakan bisa yang incompressible (air) atau yang
compressible (angin, foam, aerated diesel, dsb). Aplikasi umumnya adalah re-entry drilling di reservoir yg
mempunyai karakter:

1. Sensitif, mudah damage.

2. Depleted

3. Highly fractured

Tekanan formasi harus bisa diketahui seakurat mungkin sehingga fluida pengeboran dapat diprogram
untuk mencegah kick dan juga mencegah loss circulation. densitas lumpur harus pas berada di celah
antara tekanan formasi dan tekanan fracture. Pemboran underbalanced merupakan metoda pemboran
dimana tekanan hidrodinamik dasar sumur didesain agar lebih kecil dibandingkan tekanan formasi. Pada
kondisi itu fluida reservoir masuk ke sumur dan ikut tersirkulasi ke permukaan. Ini tentu saja akan
mempengaruhi sifat fisik fluida di annulus. Sifat fisik fluida di sumur pada pemboran underbalanced
tidaklah mudah untuk ditentukan. Ini dikarenakan sifat fisik fluida dipengaruhi oleh tekanan
hidrodinamik dan komposisi fluida, sementara tekanan hidrodinamik juga bergantung pada sifat fisik
fluida. Selain itu komposisi fluida di annulus juga bergantung pada laju influks yang juga bergantung pada
tekanan. Jadi kesemuanya itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga membuat
penentuan parameter transportasi cutting menjadi rumit. Untuk memecahkan masalah ini kemudian
dilakukan filterasi antara tekanan, laju alir influks dan sifat fisik influks sampai didapat harga yang sesuai.

Pada studi ini, pemodelan aliran underbalanced digunakan fluida foam, emulsi, oil base mud dan aerated
mud sebagai fluida pemboran dengan tiga macam fluida influks, yaitu minyak, air dan gas. Kombinasi dari
tipe fluida pemboran dan influks membuahkan hasil perhitungan parameter transportasi cutting dan
tekanan yang bervariasi. Pada tugas akhir ini dilakukan penentuan tekanan hidrodinamik pada operasi
horizontal coiled tubing underbalanced drilling, sifat fisik fluida campuran, dan parameter transportasi
cuttingnya. Selain itu dilakukan juga penentuan pengaruh beberapa faktor seperti ukuran coiled tubing,
ukuran lubang, jenis fluida pemboran, dan Jenis influks terhadap pengangkatan cutting.

Salah satu contoh di daerah jatibarang, Berdasarkan data-data geologi dan reservoir, dapat disimpulkan
bahwa tekanan formasi dilapisan Vulkanik Jatibarang telah mengalami penuruan gradien tekanan yang
mana telah berada dibawah gradien tekanan abnormal. Dalam melakukan pemboran dengan air saja
sudah akan menghasilkan tekanan hidridinamik diatas tekanan formasi, inilah penyebab hilangnya
sirkulasi saat pemboran berlangsung. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut
menggunakan pemboran underbalanced, dengan prinsip kerja yaitu tekanan kolom hidrodinamik lebih
kecil Dibandingkan tekanan formasi. Untuk mengatasi hilang sirkulasi yang terjadi pada pemboran
menembus lapisan Vulkanik yang mengandung rekahan-rekahan alam dipergunakanlah gas untuk
menurunkan berat dari sistim fluida pemboran. Dilakukan dengan cara menginjeksikan gas kedalam
fluida dasar (fres water).

Pemboran underbalanced menggunakan fluida dengan sistim dua fasa (air dan gas ) atau dikenal dengan
gasfield system. Analisa yang dilakukan terhadap sistim fluida pemboran ini untuk mengetahui
keberhasilan dalam sistim pengangkatan terhadap cutting yang dipengaruhi oleh beberapa parameter
yang berhubungan erat dengan tekanan dan temperatur dan supaya memperoleh laju Pemboran yang
sangat baik. Hasil analisa pengangkatan cutting pada pemboran underbalanced berguna untuk
mengindentifikasi baik atau tidaknya pengangkatan cutting dan juga untuk merencanakan operasi
pengangkatan cutting pada masa yang akan datang, supaya dapat memperoleh laju alir fluida yang
optimal.

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:36 0 komentar

Parafin Crash

Parafin : Komposisi hidrokarbon berat, dengan kandungan lilin didalamnya.

Terjadinya paraffin disebabkan menurunnya teemperatur dan tekanan. Sehingga menimbulkan


pengendapan pada oil, dimana viskositas oil semakin meningkat. Terutama bila temperature lingkungan
lebih rendah dari temperature crude oil. Titik tuang adalah titik temperature terendah dimana oil masih
bisa mengalir.
Tempat2 terjadinya paraffin:

a.Di zona perforasi,

b.tubing

c.flowline,

d.Separator.

Salah satu contoh parafin (CnH2n+2), iso-butana

Penyebab terjadinya paraffin:

a.Turunnya tekanan,

b.Turunnya temperature,

c.Hilangnya fraksi ringan oil

d.Aliran yg tdk tetap dan merata,

e.Permukaan dalam pipa yg tdk merata.

Cara mengatasi paraffin:

a.Secara mekanik:

a.Formasi: Hidraulic fracturing

b.Tubing: scrapper, cutter

c.Flowline: Pigging

b.Kimiawi: calcium carbide atau acethylene

c.Kombinasi solvent (kerosene, solar, condensate) dengan dipanaskan (steam stimulation, thermal
recovery, heater treater).

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:34 0 komentar

Eksplorasi seismik

Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisika untuk menerangkan aktivitas
pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan
gelombang seismik. Hasil rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut dengan penampang seismik.

Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak dipakai oleh
perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur di bawah permukaan bumi untuk
bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang
seismiknya.

Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:

Metode seismik pantul

Metode seismik bias

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:33 0 komentar

Rig pengeboran

Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk melakukan pengeboran ke dalam
reservoir bawah tanah untuk memperoleh air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah.
Rig pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas pantai (off shore) tergantung
kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepas pantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut
untuk mencari mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum dapat dilakukan
secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk
melakukan pengeboran pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau mineral.

Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya untuk mengidentifikasi sifat geologis
dari reservoir tetapi juga untuk membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak
atau gas bumi dari reservoir tersebut.

Rig pengeboran dapat berukuran:

Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran eksplorasi mineral

Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam kerak Bumi. Pompa lumpur yang
besar digunakan untuk melakukan sirkulasi lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung),
untuk mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama sumur dibor.

Katrol di rig dapat mengangkat ratusan ton pipa. Peralatan lain dapat mendorong asam atau pasir ke
dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral; akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah
ratusan. Rig lepas pantai dapat beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggir pantai

Rig Onshore

Rig Offshore

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:29 0 komentar

casing

TEORI DASAR PEMBORAN DENGAN CASING


Perkembangan teknologi pemboran di dunia telah membuat pembaharuan dalam segi operasi
pemboran, salah satunya adalah pemboran dengan Casing. Pemboran dengan casing adalah
penyempurnaan dan pengembangan dari Casing While Drilling. Faktor yang membawa operator untuk
menggunakan teknologi ini adalah pengurangan waktu dalam kurva pemboran dan pengurangan biaya
peralatan yang berdampak akan mengurangi biaya pemboran.

pemasangan casing

Ada dua metode dasar atau sistem penggunaan dari pemboran dengan casing yaitu :

1. Dengan memasukkan retrievable bottom hole assembly ke dalam casing dan menggunakan motor
untuk menggerakan pahat konvensional dan reamer, yang selanjutnya disebut dengan casing drilling.

2. Dengan sistem memutar casing dari permukaan dan menggunakan sistem penyambungan casing
internal dan pahat yang dapat dibor kembali dengan peralatan BHA penyemenan di tempat, yang
selanjutnya disebut dengan drilling with casing.

Penggunaan kedua metode atau sistem ini tergantung dari kegunaan dan fungsi pemakaian di lapangan,
karena pemboran dengan casing ditawarkan sebagai solusi bagi masalah-masalah yang mungkin terjadi
pada saat pemboran.

Konsep Dasar Casing Drilling

Sistem casing drilling adalah sistem atau metode pemboran dengan menggunakan casing sebagai
rangkaian pipa pemboran. Dalam hal ini fungsi dari rangkaian pipa pemboran sebagai media untuk
melewatkan energi mekanik dan hidrolik kepada pahat bor digantikan oleh casing sehingga dalam
pengoperasiannya sistem ini memerlukan peralatan khusus atau beberapa bentuk modifikasi dari
peralatan konvensional yang sudah ada.

Pada dasarnya, suatu rangkaian casing drilling terbagi menjadi dua rangkaian utama yaitu :

1. Rangkaian Bottom Hole Assembely (BHA)

Rangkaian BHA casing drilling terdiri dari :

a. Pilot Bit.

b. Underreamer.

c. Motor untuk Dirrectional Control (jika diperlukan).

d. Rangkaian peralatan LWD dan MWD (jika diperlukan).

2. Rangkaian Pipa Casing

Rangkaian pipa casing pada casing drilling telah didesain khusus untuk menahan beban putaran dan
tekanan, yang telah dilengkapi pula dengan parameter khusus seperti :
a. Casing Lock Collar

b. Casing Torque Collar

c. Centralizer Khusus

d. Sistem pengunci pada bagian akhir rangkain

Pada aplikasinya rangkaian BHA diturunkan dan dipasang pada bagian akhir casing dengan sutu sistem
pengunci khusus, kemudian kedua rangkaian tersebut diturunkan secara bersamaan ke dalam lubang bor
dan melakukan pekerjaan pemboran sampai menembus formasi yang dituju. Sedangkan untuk
mengoperasikan sistem BHA serta untuk mencabut rangkaian BHA apabila kedalaman yang sudah
tercapai atau diperlukan untuk mengganti bit atau motor digunakan powerfull wireline unit.

Rangkaian Downhole Tools Casing Drilling

Sistem penyemenan yang digunakan pada casing drilling tidak jauh berbeda dengan sistem penyemenan
yang digunakan pada operasi pemboran konvensional. Operasi penyemenan pada sistem ini dilakukan
dengan menurunkan bottom plug terlebih dahulu sehingga bottom plug terkunci pada landing collar
setelah itu barulah dipompakan semen dan didorong dengan menggunakan cementing plug hingga
cementing plug terkunci pada bottom plug dengan suatu mekanisme pengunci khusus yang selanjutnya
berfungsi untuk menahan tekanan balik dari semen yang dipengaruhui oleh tekanan formasi. Setelah itu
barulah dilakukan pemboran untuk fase selanjutnya.

2. Tujuan Penggunaan Casing Drilling

Casing drilling terutama didesain untuk suatu kondisi yang mengharuskan operator segera memasang
casing setelah membor, sehingga kemungkinan terjadinya masalah formasi dapat dikurangi. Dengan
segera menurunkan dan memasang casing pada lubang bor, masalah formasi yang disebabkan oleh
runtuhnya formasi shale pada saat memasang casing dapat dicegah. Sistem ini juga dapat mengurangi
time spent waiting maupun unscheduled event, yang terutama penting untuk operasi pemboran lepas
pantai, di mana arus pasang surut sangat berpengaruh pada saat harus dilakukan pencabutan BHA dan
menurunkan casing dengan segera. Selain dapat diperoleh efisiensi biaya operasional dan efisiensi waktu
operasi yang berarti, dengan digunakannya metode casing drilling ini faktor keselamatan dapat
ditingkatkan pula (dengan mengurangi tenaga kerja yang diperlukan).

3. Keuntungan Penggunaan Casing Drilling

Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan sistem casing drilling pada suatu operasi
pemboran antara lain adalah sebagai berikut :

Keuntungan yang dapat diperoleh dengan menggunakan sistem casing drilling pada suatu operasi
pemboran antara lain adalah sebagai berikut :

> Efisiensi Rig


Keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan rig khusus pada operasi casing drilling adalah :

• Desain rig lebih kecil dan ringan sehingga transportasinya lebih mudah.

• Mengurangi biaya sewa rig.

• Membutuhkan horse power dan perawatan yang lebih sedikit.

• Mengurangi pengulanggan kerja pada drawwork (pada saat triping time).

Dalam mengoperasikannya sistem casing drilling dapat juga digunakan rig konvensional dengan
memodifikasi beberapa sistemnya.

> Efisiensi Operasional

Dalam segi operasional, keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan sistem casing drilling adalah :

• Diperlukan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit (dengan digunakannya diameter rangkaian
pemboran yang lebih besar pada casing drilling, maka pressure loss pada rangkaian pemboran dapat
diminimalkan sehingga tenaga pompa yang diperlukan tidak terlalu besar dan penggunaan bahan bakar
dapat dihemat).

• Mengurangi biaya lumpur dan semen.

• Mengurangi waktu tripping (pada saat penggantian BHA).

• Mengurangi masalah deviasi dan dogleg.

>Efisiensi Unscheduled event

Untuk meminimalkan unscheduled event pada s>uatu operasi pemboran keuntungan bisa diperoleh dari
penggunaan sistem casing driling adalah :

• Dapat mengatasi timbulnya masalah pada lubang sumur yang disebabkan oleh tekanan swab dan
surge.

• Dapat mengaatasi timbulnya masalah pada zona waterflow, shear dan fluid loss pada saat
menempatkan casing.

• Dapat mengatasi timbulnya rongga pada lubang bor saat dilakukan reaming back dari rangkaian pipa
pemboran.

4. Keterbatasan Penggunaan Casing Drilling.

Pada sistem ini terdapat beberapa keterbatasan yang disebabkan oleh penggunaan casing sebagai
rangkaian pemboran. Keterbatasan tersebut antara lain adalah :

• Kecepatan putaran casing string tidak terlalu tinggi.


• Keterbatasan beban torsi yang mampu ditahan oleh casing pada saat rangkaian casing diputar.

• Hanya efektif digunakan pada sumur-sumur pengembangan (development well).

• Timbulnya masalah fatigue.

3.5 Konsep Dasar Drilling With Casing (DWC)

Drilling with casing adalah suatu metode atau sistem dengan menggunakan rangkaian casing sebagai
rangkaian pipa pemboran. Dalam hal ini rangkaian pipa pemboran sebagai media untuk melewatkan
energi mekanik atau hidrolik kepada pahat bor, digantikan oleh casing. Berbeda dengan konsep
pemboran casing drilling yang telah diterangkan sebelumnya, Drilling With Casing menggunakan pahat
bor khusus yang dinamakan Drillshoe, yang akan diletakkan pada sambungan casing pertama.

Dengan sistem ini, setelah lubang yang dibor dengan casing mencapai kedalaman casing setting depth,
“penyemenan ditempat” dapat langsung dilaksanakan tanpa harus diangkat dulu dari lubang (tanpa
memerlukan tripping) dan tidak membutuhkan alat lain dalam casing untuk penyemenan. Karena float
valve sudah diletakkan pada rangkaian casing selama operasi pemboran. Setelah CSD (casing setting
depth) dicapai dan lubang bor dibersihkan dengan mensirkulasikan lumpur di dalam lubang, lalu bottom
plug diturunkan sampai duduk pada float collar kemudian pompakan bubur semen dan didorong dengan
top plug, maka membrane pada bottom plug akan pecah dan semen akan masuk mengisi annulus
sampai posisi top plug berhimpit dengan bottom plug, dan setelah pekerjaan penyemenan selesai
Drillshoe dapat langsung dibor dengan pahat PDC konvensional untuk fase pemboran selanjutnya.

Sistem pemboran dengan casing ini tidak membutuhkan modifikasi untuk rig pemboran konvensional.
Peralatan yang dibutuhkan untuk operasi ini adalah sistem top drive. Karena tidak ada yang dihilangkan
dari casing, tidak ada persyaratan khusus untuk kabel bor atau peralatan penanganan pipa khusus untuk
operasi ini. Sampai saat ini, tidak ada operasi DWC yang menggunakan rig penggerak kelly

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:27 0 komentar

Progressive Cavity Pump (PC Pump)

Sejarah Progressive Cavity Pump

Progressive Cavity Pump atau biasa disebut pompa PCP merupakan salah satu alat dari artificial lift untuk
meningkatkan laju produksi dalam industri perminyakan. Sejarah PCP dimulai pada akhir tahun 1920-an
dimana Seorang warga Perancis Rene Moineau mendesain rotary compresor dengan sistem mekanisme
rotasi baru yang digunakan untuk penggunaan tekanan fluida yang bervariasi. Dia menamakan alatnya
sebagai “Capsulism”. Di pertengahan tahun 1950-an, prinsip PCP diaplikasikan untuk aplikasi motor
hidrolik yang berbanding terbalik dengan penggunaan PCP.

Kemudian pada tahun 1980-an, PC pump digunakan sebagai metode artificial lift, lebih dikenal sebagai
pompa alternatif dari metode pengangkatan konvensional yang umumnya dipakai dalam industri
perminyakan. Sekarang PC pump digunakan untuk pengangkatan fluida dengan kedalaman lebih dari
2000 meter. Alat ini menawarkan banyak keuntungan dibandingkan peralatan pengangkatan traditional.
Tentunya, yang lebih penting adalah biaya produksi yang lebih rendah per barrelnya.

Elemen Utama & Desain PCP

Pompa ini memiliki 2 elemen utama yaitu rotor dan stator (Lihat gambar 3, dibawah). Rotor sebagai
penggerak PCP, berbentuk batang spiral yang terbuat dari alloy steel atau stainless steel yang dibalut
dengan chrome. Ada juga yang terbuat dari chrome seara keseluruhan. Biasanya memiliki panjang 1.5 –
14 meter dengan diameter ¾ – 1 inch. Sedangkan stator sebagai seal rotor (wadahnya) yang berbentuk
spiral, terbuat dari steel tube diluarnya dan elastomer berbahan nitrile rubber atau viton rubber
didalamnya (merupakan co-polymer acrylonitrile & butadine). Stator dengan desain khusus memiliki
elastomer yang terbuat dari teflon. Biasanya memiliki panjang yang kurang lebih sama dengan rotor
yaitu sekitar 1.5-14 meter namun dengan ukuran diameter yang lebih besar antara 2.5-4.5 inch.

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:25 0 komentar

Chemical Flooding (Chemical Injection-EOR)

Chemical Flooding adalah suatu metode EOR dengan menginjeksikan cairan yang akan bereaksi secara
kimiawi (chemical liquid) di dalam reservoir. Jenis-jenis Chemical yang diinjeksikan adalah:

a. SurfactantSurfactant yang dipakai umumnya Commercial Petroleum Sulfonate, Sodium Dodecyl


Sulfate. Tujuan digunakannya surfactant adalah menurunkan tegangan permukaan (interfacial tension)
minyak-air di dalam reservoir. Dengan menurunnya tegangan permukaan, maka akan menurunkan
tekanan kapiler yang berpengaruh terhadap wettabilitas batuan. Sehingga akan meningkatkan effisiensi
pendesakan (Displacement efficiency).

Proses surfactant flooding:

 Preflush.

System pengkondisian reservoir. Biasanya diinjeksikan dalam volume sedikit dengan chemical surfactant.

 Surfactant slug

Ini merupakan tahap injeksi selanjutnya dengan memasukkan chemical surfactant dengan besaran 25-
100% pore volume reservoir. Tujuannya untuk mendapatkan mobility ratio yang baik (M<1)>

Diposkan oleh migasnet01_novi715 di 23:22 0 komentar

SCALE

1. Scale

Air formasi mengandung bermacam-macam bahan kimia dalam bentuk ion-ion yang larut berupa anion
dan kation yang bergabung satu sama lain membentuk suatu senyawa yang tidak dapat larut dalam air.
Apabila jumlah senyawa organik tersebut cukup banyak hingga melampaui batas kelarutannya, maka
senyawa tersebut akan mengendap dalam bentuk padatan yang disebut scale. Scale yang berupa
endapan kimiawi ini dapat terbentuk di tanki, water treatment, separator, flowline, tubing, dan perforasi.
Setiap sumur migas selalu terbentuk scale, sehingga akan menurunkan laju produksi akibat tubing dan
flowline tersumbat atau juga pori-pori formasi tersumbat oleh pasir yang jatuh kembali selama proses
produksi. Keberadaan scale ini harus dapat diminimalisir agar laju produksi tetap dapat dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai