Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PANGAN KUIS TERAKHIR

1. A. Jelaskan metode-metode analsisi kualitatif untuk penentuan keberadaan zat formalin dan
boraks dalam pangan!

- metode analisis kualitatif untuk boraks adalah uji nyala dan kertas turmerik. Pada uji nyala
apabila suatu bahan mengandung boraks, maka nyala api akan berwarna hijau. Uji boraks
dengan menggunakan kertas turmerik dengan cara sampel ditetskan oada kertas saring yang
telah direndam dalam larutan kunyit. Apabila warnanya sama dengan warna pada kertas
tumerik kontrol positif, maka sampel tersebut mengandung boraks.

-metode analisis kualitatif formalin adalah dengan uji fehling. Pada uji ini sampel dihancurkan
kemudian diberi larutan fehling. Sampel yang positif mengandung formalin akan membentuk
warna hijau kekuningan pada larutan, jika bereaksi dengan fehling melalui pemanasan.

B. Sebutkan dan jelaskan metode kuantitatif untuk uji formalin dan boraks!

metode analisis kuantitatif boraks dan formalin adalah metode spektrofotometri yaitu, dengan
mengukur panjang gelombang dari larutan sampel sehingga dapat diketahui jumlah boraks yang
terkandung dalam sampel secara akurat. Selain itu dengan metode titrasi alkalimetri dan
asidimetri menggunakan peniter HCl dan NaOH.

C. Jelaskan mengapa formalin dapat diuji kuantitatif dengan metode spektrofotometri?

Sampel formalin dapat diuji dengan metode spektrofotometri karena sampel tersebut dapat
dibuat menjadi larutan yang dapat dilalui oleh gelombang cahaya dan terbaca oleh
spektrofotometer.

D. Asam sorbat dan benzoat dapat diuji secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri dan
kromatografi. Mengapa kedua metode tersebut dapat digunakan untuk menguji pengawet?

Karena sampel yang digunakan dapat dibuat menjadi larutan yang dapat dilalui oleh gelombang
cahaya serta kedua sampel memiliki kromofor yang dapat menyerap cahaya.

2. Dik : W sampel= 2,85 g. Dit: kadar protein


Fp = 200/25
N NaCl = 0,1098 N
V titrasi = 21,15 ml
Jawab:

Reaksi yang terjadi:

- Destruksi: dimana sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi
menjadi unsur-unsurnya. Untuk memoercepat reaksi ditambahkan Na2SO4.
- Destilasi: amonium sulfat dipecah menjadi amonia dengan penambahan NaOH sampai
alkalis dan dipanaskan. Agar destilasi tidak menimbulkan super heating maka ditambahkan
logam seng.
- Titrasi: apabila penampung destilat yang digunakan adalah asam klorida maka sisa HCl yang
tidak bereaksi dengan amonia dititrasi dengan larutan baku NaOH 0,1 N dengan indikator
pp dan TAT warna merah muda.

3. Bagimana tahapan analisis dengan metode HPLC? Mengapa sampel sakarin, siklamat, dan
benzoat dapat menggunakan HPLC?

Tahapan analisis HPLC yaitu:


- Pembuatan larutan baku sebagai standard alam pengujian
- Deret konsentrasi dibuat untuk mendapatkan koreksi data berupa regresi linier
- Pembuatan larutan uji yang digunakan untuk analisis kontrol chart
- Proses pelarutan misalnya menggunakan metanol 60%
- Penghilangan gas pada sampel dan pelarut untuk memperoleh aliran yang kontinu dalam
kolom sehingga kromatogram yang dihasilkan tepat
- Sampel disaring untuk menghilangkan kotoran yang ada di dalamnya
- Sampel dimasukan ke dalam botol vial untuk selanjutnya diuji dengan alat HPLC. Data yang
didapat dari analisis HPLC dapat berupa kromatogram, waktu retensi, dan peak area dari
senyawa
Sampel dapat dianalisis menggunakan HPLC karena sampel bersifat cair dan tidak dapat diuapkan,
sehingga metode HPLC tepat digunakan.

4. Dik :

5. Dik: w sampel= 4,055 g


FP = 100/10
A sampel = 0,189
a = 0,945
b = -0,105
r= -0,973

Anda mungkin juga menyukai