Anda di halaman 1dari 5

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. SKN menjadi acuan dalam
penyusunan dan pelaksanaan pembangunan kesehatan yang dimulai dari kegiatan perencanaan
sampai dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. Penyusunan SKN ini dimaksudkan agar dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam pengelolaan kesehatan baik oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta. Tujuan
SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan
lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

(1) SKN dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.


(2) SKN dilaksanakan secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap
terhadap perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan nasional.
(3) Pelaksanaan SKN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berdasarkan standar
persyaratan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Landasan SKN meliputi:


a. landasan idiil;
b. landasan konstitusional; dan
c. landasan operasional.

Untuk menjamin efektifitas SKN, maka setiap pelaku pembangunan kesehatan harus taat pada asas
yang menjadi landasan bagi setiap program dan kegiatan pembangunan kesehatan.
1. DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN
Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengacu pada dasar:
a. perikemanusiaan;
b. pemberdayaan dan kemandirian;
c. adil dan merata; dan
d. pengutamaan dan manfaat.
2. DASAR SKN
a. perikemanusiaan;
b. keseimbangan;
c. manfaat;
d. perlindungan;
e. keadilan;
f. penghormatan hak asasi manusia;
g. sinergisme dan kemitraan yang dinamis;
h. komitmen dan tata pemerintahan yang baik (good governance);
i. legalitas;
j. antisipatif dan proaktif;
k. gender dan nondiskriminatif; dan
l. kearifan lokal.

SUBSISTEM SKN
Pendekatan pengelolaan kesehatan dewasa ini dan kecenderungannya di masa depan adalah
kombinasi dari pendekatan sistem, kontingensi, dan sinergi yang dinamis. Mengacu pada
perkembangan komponen pengelolaan kesehatan dewasa ini serta pendekatan pengelolaan
kesehatan tersebut di atas, maka subsistem SKN dikelompokkan sebagai berikut:
a. subsistem upaya kesehatan;
b. subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan;
c. subsistem pembiayaan kesehatan;
d. subsistem sumber daya manusia kesehatan;
e. subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
f. subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan;
g. subsistem pemberdayaan masyarakat.

Pengelolaan kesehatan mencakup kegiatan perencanaan, pengaturan, pembinaan dan pengawasan


serta evaluasi penyelenggaraan upaya kesehatan dan sumber dayanya secara serasi dan seimbang
dengan melibatkan masyarakat. Penyelenggaraan SKN dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat
pusat sampai daerah. Pemerintah membuat kebijakan yang dapat dilaksanakan di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota.

KEBIJAKAN OBAT NASIONAL

Kebijakan Obat Nasional (KONAS) dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan dan


keterjangkauan obat secara berkelanjutan, agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Dengan demikian tujuan KONAS adalah menjamin :
1. Ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial.
2. Keamanan, khasiat dan mutu semua obat yang beredar serta melindungi masyarakat dari
penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.
3. Penggunaan obat yang rasional.

KONAS mencakup pembiayaan, ketersediaan dan pemerataan, keterjangkauan obat, seleksi obat
esensial , penggunaan obat rasional, pengawasan, penelitian dan peng'embangan, pengembangan
sumber daya manusia dan pemantauan serta evaluasi.

LANDASAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI


A. LANDASAN KEBIJAKAN
Untuk mencapai tujuan KONAS ditetapkan landasan kebijakan yang merupakan penjabaran dari
prinsip dasar SKN, yaitu :
1. Obat harus diperlakukan sebagai komponen yang tidak tergantikan dalam pemberian pelayanan
kesehatan. Dalam kaitan ini aspek 'teknologi dan ekonomi harus diselaraskan dengan aspek
sosial dan ekonomi.
2. Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan, keterjangkauan dan pemerataan obat esensial
yang dibutuhkan masyarakat.
3. Pemerintah dan sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab untuk menjamin agar pasien
mendapat pengobatan yang rasional.
4. Pemerintah melaksanakan pembinaan; pengawasan dan pengendalian obat, sedangkan pelaku
usaha di bidang obat bertanggung jawab atas mutu obat sesuai dengan fungsi usahanya. Tugas
pengawasan dan pengendalian yang menjadi tanggung jawab pemerintah dilakukan secara
profesional, bertanggung jawab, independen dan transparan.
5. Masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi obat yang benar, lengkap dan tidak
menyesatkan. Pemerintah memberdayakan masyarakat untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan pengobatan.

B. STRATEGI
1. Ketersediaan, Pemerataan dan Keterjangkauan Obat Esensial
2. Jaminan keamanan, khasiat dan mutu obat beredar, serta perlindungan masyarakat dari
penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.
3. Penggunaan obat yang rasional

POKOK POKOK KEBIJAKAN


A. PEMBIAYAAN OBAT
Sasaran : Masyarakat, terutama masyarakat miskin dapat memperoleh obat esensial setiap saat
diperlukan.
B, KETERSEDIAAN DAN PEMERATAAN OBAT
Sasaran : Obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, terutama obat esensial senantiasa
tersedia.
C. KETERJANGKAUAN
Sasaran : Harga obat terutama obat esensial terjangkau oleh masyarakat.
D. SELEKSI OBAT ESENSIAL
Sasaran : Tersedianya Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) sesuai perkembangan ilmu
pengetahuan yang dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan secara luas.
E. PENGGUNAAN OBAT YANG RASIONAL
Sasaran : Penggunaan obat dalam jenis, bentuk sediaan, dosis dan jumlah yang tepat dan disertai
informasi yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan
F. PENGAWASAN OBAT
Sasaran :
1 . Obat yang beredar harus memenuhi syarat keamanan, khasiat, dan mutu.
2. Masyarakat terhindar dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.
G. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Sasaran : Peningkatan penelitian dibidang obat untuk menunjang penerapan KONAS,
H. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Sasaran : Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang menunjang pencapaian tujuan KONAS.
I. PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Sasaran : Menunjang penerapan KONAS melalui pembentukan mekanisme pemantauan dan
evaluasi kinerja serta dampak kebijakan, guna mengetahui hambatan dan penetapan strategi yang
efektif.
Kebijakan Obat Tradisional Nasional

Kebijakan Obat Tradisional Nasional (KOTRANAS) adalah dokumen resmi yang berisi
pernyataan komitmen semua pihak yang menetapkan tujuan dan sasaran nasional di bidang obat
tradisional beserta prioritas, strategi dan peran berbagai pihak dalam penerapan komponen-
komponen pokok kebijakan untuk pencapaian tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang
kesehatan. KOTRANAS merupakan kebijakan tentang obat tradisional secara menyeluruh,
meliputi budidaya dan konservasi sumber daya obat, keamanan dan khasiat obat tradisional, mutu,
aksesibilitas, penggunaan yang tepat, pengawasan, penelitian dan pengembangan, industrialisasi
dan komersialisasi, dokumentasi dan database, pengembangan sumber daya manusia serta
pemantauan dan evaluasi.

Tujuan KOTRANAS adalah :


1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam dan ramuan tradisional secara berkelanjutan
(sustainable use) untuk digunakan sebagai obat tradisional dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan
2. Menjamin pengelolaan potensi alam Indonesia secara lintas sektor agar mempunyai daya saing
tinggi sebagai sumber ekonomi masyarakat dan devisa negara yang berkelanjutan
3. Tersedianya obat tradisional yang terjamin mutu, khasiat dan keamanannya, teruji secara ilmiah
dan dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam pelayanan
kesehatan formal.
4. Menjadikan obat tradisional sebagai komoditi unggul yang memberikan multi manfaat yaitu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, memberikan peluang kesempatan kerja dan
mengurangi kemiskinan

Obat tradisional pada KOTRANAS mencakup bahan atau ramuan bahan tumbuhan, hewan,
mineral termasuk biota laut atau sediaan galenik yang telah digunakan secara turun temurun
maupun yang telah melalui uji pra-klinik/klinik seperti obat herbal terstandar dan fitofarmaka,
untuk menjembatani pengembangan obat tradisional ke arah pemanfaatannya dalam pelayanan
kesehatan formal dan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia.

STRATEGI
1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam Indonesia secara berkelanjutan untuk digunakan
sebagai obat tradisional demi peningkatan pelayanan kesehatan dan ekonomi
2. Menjamin obat tradisional yang aman, bermutu tinggi dan bermanfaat serta melindungi
masyarakat dari penggunaan obat tradisional yang tidak tepat
3. Tersedianya obat tradisional yang memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah, dan
dimanfaatkan secara luas baik untuk pengobatan sendiri maupun dalam pelayanan kesehatan
formal
4. Mendorong perkembangan dunia usaha di bidang obat tradisional yang bertanggung jawab agar
mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan diterima di negara lain

POKOK POKOK KEBIJAKAN:


A. BUDIDAYA DAN KONSERVASI SUMBER DAYA OBAT TRADISIONAL
Sasaran : Tersedianya secara berkesinambungan bahan baku obat tradisional yang memenuhi
standar mutu yang dapat dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
B. KEAMANAN DAN KHASIAT OBAT TRADISIONAL
Sasaran : Obat tradisional yang beredar memenuhi persyaratan keamanan dan khasiat
C. MUTU OBAT TRADISIONAL
Sasaran : Obat tradisional dan bahan obat tradisional yang beredar memenuhi persyaratan mutu
D. AKSESIBILITAS
Sasaran : Sarana pelayanan kesehatan dan masyarakat dapat memperoleh obat tradisional yang
telah memenuhi persyaratan keamanan dan mutu serta terbukti khasiatnya sesuai kebutuhan
dengan harga yang terjangkau.
E. PENGGUNAAN YANG TEPAT
Sasaran : Penggunaan obat tradisional dalam jumlah, jenis, bentuk sediaan, dosis, indikasi dan
komposisi yang tepat disertai informasi yang benar, lengkap dan tidak menyesatkan.
F. PENGAWASAN
Sasaran : Masyarakat terlindungi dari obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan
G. PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Sasaran : Peningkatan penelitian dibidang obat tradisonal untuk menunjang penerapan kotranas

Anda mungkin juga menyukai