Anda di halaman 1dari 9

Pencegahan Kecelakaan Kerja

Oleh :

Irvan Karamy

(03101003116)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2010/2011
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat
mengakibatkan kerugian harta benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pencemaran.
Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan yang terjadi akibat adanya hubungan kerja,
(terjadi karena suatu pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan ). Oleh karena itu untuk
menghindarinya maka diadakan tindakan PENCEGAHAN. Pencegahan kecelakaan kerja ini
ialah segala upaya yang dilakukan demi terhindarnya baik pekerja maupun alat industry dari
hal-hal yang tidak diinginkan.

KONSEPSI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA


 Sebelum Revolusi Industri :

Kecelakaan itu terjadi karena nasib semata-mata, sehingga pada waktu itu belum ada
usaha secara rasional yang diarahkan untuk mencegah kecelakaan.
 Zaman Revolusi Industri tahun 1931 :

Herbert W Heinrich memprakarsai teori dasar penyebab dan pencegahan kecelakaan


atau yang dikenal dengan teori “Domino Kecelakaan”. Dia mengatakan bahwa
sebagian besar kecelakaan ( ± 80% ) disebabkan karena faktor manusia atau dengan
perkataan lain tindakan tidak aman dari manusia.

SEBAB SEBAB KECELAKAAN


Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut keselamatan
kerja unsur-unsur penyebab kecelakaan kerja mencakup 5 M yaitu :
1. Manusia.
2. Manajemen ( unsur pengatur ).

3. Material ( bahan-bahan ).

4. Mesin ( peralatan ).

5. Medan ( tempat kerja / lingkungan kerja ).

Semua unsur tersebut saling berhubungan dan membentuk suatu sistem tersendiri.
Ketimpangan pada salah satu atau lebih unsur tersebut akan menimbulkan kecelakaan /
kerugian. Berikut contoh bentuk-bentuk ketimpangan unsur 5M tersebut.:
1. Unsur Manusia, antara lain :

» Tidak adanya unsur keharmonisan antar tenaga kerja maupun dengan pimpinan.
» Kurangya pengetahuan / keterampilan.
» ketidakmampuan fisik / mental.
» Kurangnya motivasi.
1. Unsur Manajemen, antara lain :

» Kurang pengawasan.
» Struktur organisasi yang tidak jelas dan kurang tepat.
» Kesalahan prosedur operasi.
» Kesalahan pembinaan pekerja.
1. Unsur Material, antara lain :

» Adanya bahan beracun / mudah terbakar.


» Adanya bahan yang mengandung korosif.
1. Unsur Mesin, antara lain :

» Cacat pada waktu proses pembuatan.


» Kerusakan karena pengolahan.
» Kesalahan perencanaan.
1. Unsur Medan, antara lain :

» Penerangan tidak tepat ( silau atau gelap ).


» Ventilasi buruk dan housekeeping yang jelek.

PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

Sebenarnya upaya pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan sederhana yaitu


dengan menghilangkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Akan tetapi, kenyataan yang
dihadapi di lapangan tidak semudah seperti yang dibayangkan. Karena ini berkaitan dengan
perubahan budaya dan perilaku. Banyak faktor yang menghambat, seperti kurangnya
pengetahuan dan kesadaran pekerja, kurangnya sarana dan prasarana, belum adanya budaya
tentang K3, komitmen dari pihak manajemen yang kurang dan lain-lain.

Oleh karena itulah banyak berkembang pendekatan-pendekatan yang membahas tentang


pencegahan kecelakaan. Beberapa pendekatan yang disampaikan oleh para ahli antara lain:

a. Pendekatan Energi
Sesuai denga konsep energy, bahwa kecelakaan bermula dari sumber energy. Oleh karena itu,
pendekatan pencegahan kecelakaan dapat dilakukan pada 3 titik sumber terjadinya
kecelakaan yaitu pada sumbernya, sepanjang aliran energy dan pada penerima.
1. Pendekatan pada sumber bahaya
Salah satu contoh pengendalian pada sumber bahaya misalnya memakai peredam suara pada
mesin, mengganti mesin dengan mesin yang lebih rendah tingkat kebisingannya
2. Pendekatan di sepanjang aliran energy
Pendekatan berikutnya adalah di sepanjang aliran energy. Misalnya untuk mengurangi
kebisingan dengan jalan memasang dinding kedap suara atau memindahkan area kerja.
3. Pendekatan pada penerima
Pendekatan pada penerima misalnya, untuk mengurangi kebisingan dengan menggunakan
alat penutup telinga.

b. Pendekatan Manusia
Data menyebutkan bahwa sebanyak 85% kecelakaan kerja pada manusia disebabkan oleh
unsafe action. Oleh karena itu pendekatan pencegahan kecelakaan dari sisi manusia adalah
dengan menghilangkan atau unsafe action dengan jalan:
 Pembinaan dan pelatihan

 Promosi K3 dan kampanye K3

 Pembinaan perilaku aman

 Pengawasan dan inspeksi K3

 Audit K3

 Komunikasi K3

 Pengembangan prosedur kerja aman

c. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis menyangkut kondisi fisik, peralatan, lingkungan kerja maupun proses
produksi. Pendekatan teknis untuk mencegah kecelakaan misalnya:
 Pembuatan rancang bangun yang sesuai dengan standard dan ketentuan yang berlaku.

 Memasang system pengamanan pada alat kerja atau instalasi untuk mencegah
kecelakaan dalam pengoperasian alat, misalnya tutup pengaman mesin, system inter lock,
system alarm, dan sebagainya
d. Pendekatan Administratif
Pendekatan secara administratif dapat dilakukan dengan cara:
 Penyediaan alat keselamatan kerja

 Mengatur pola kerja

 Membuat Standar Operating Procedure pengoperasian mesin

 Pengaturan waktu dan jam kerja untuk menghindari kelelahan pekerja

e. Pendekatan Manajemen
Upaya pencegahan kecelakaan dari sisi manajemen antara lain:
 Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Mengembangkan organisasi K3

 Mengembangkan komitmen dan kepemimpinan K3, khususnya untuk manajemen


tingkat atas

Namun selain cara pendekatan diatas, terdapat juga beberapa pendekatan yang lebih
spesifik, Berdasarkan uraian diatas, maka kecelakaan terjadi karena adanya ketimpangan
dalam unsur 5M, yang dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yang saling terkait, yaitu :
Manusia, Perangkat keras dan Perangkat lunak. Oleh karena itu dalam melaksanakan
pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah dengan pendekatan kepada ketiga unsur
kelompok tersebut, yaitu :

1. Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia, antara lain :

a. Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh keserasian


antara bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan tugasnya.
b. Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training yang relevan dengan
pekerjaannya.
c. Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak sesuai dengan
keperluan perusahaan.
d. Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan jelas.
e. Pengawasan dan disiplin yang wajar.
1. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat keras, antara lain :
a. Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi, peralatan kilang,
mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja.

b. Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyaluran, pengangkutan,


penyusunan, penyimpanan dan penggunaan bahan produksi secara tepat sesuai
dengan standar keselamatan kerja yang berlaku.

c. Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman untuk pekerja.

d. Pembuangan sisa produksi dengan memperhitungkan kelestarian lingkungan.

e. Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan manusia.

2. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak, harus melibatkan seluruh level
manajemen, antara lain :

a. Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari safety policy.


b. Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan pembagian tanggung jawab.
c. Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan mengawasi
sistem/prosedur kerja yang benar.
d. Pembuatan sistem pengendalian bahaya.
e. Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan dan pembinaan pekerja yang
terpadu.
f. Penggunaan standard/code yang dapat diandalkan.
g. Pembuatan sistem pemantauan untuk mengetahui ketimpangan yang ada.

Selain itu terdapat juga beberapa pencegahan alternative diantaranya :

1. Kaji resiko dari setiap pekerjaan yang akan dilakukan. Hal ini bisa dilakukan dengan
membuat JSA (Job Safety Analisys) atau analisa keselamatan kerja. Yang membuat JSA tentu
saja adalah orang yang terlibat langsung pada pekerjaan tersebut(misal supervisor ). Setelah
JSA dibuat, dan disetujui oleh orang yang berwenang, tentu saja harus disosialisasikan
kepada semua orang yeng terlibat pada pekerjaan tersebut, agar mereka benar2 paham akan
resiko dari pekerjaan tadi dan juga tahu cara untuk menghilangkan/mengurangi resiko
pekerjaan tersebut.
2. Stop pekerjaan yang berbahaya. Maksud stop disini bukan berarti berhenti total bekerja,
akan tetapi jika JSA sudah dilakukan dengan baik, masih ada bahaya yang timbul karena
perkembangan kerja, dan tidak terdeteksi pada JSA, maka sebaiknya stop sejenak pekerjaan,
diskusikan hal tersebut hingga didapat solusi agar pekerjaan dapat tetap berjalan dengan
aman.

3. Laporkan setiap kecelakaan yang terjadi, kejadian hampir celaka(near miss) sekecil apapun
kepada orang yang berwenang( misal safety officer, supervisor). Dengan melaporkan setiap
kejadian walaupun itu kecil, maka kita bisa mengurangi/menghilangkan potensi bahaya yang
timbul sebelum itu menjadi kecelakaan yang fatal. (By Agus Joko - K3_LH)

Selain itu :

1. Harus ada management system. Management system adalah pendekatan standar untuk
secara sistematik mengidentifikasi dan menutup performance gaps. dengan management
system kita bisa mengintegrasikan tujuan, rencana, proses dan perilaku dalam operasi sehari-
hari. Di management system juga berisi apa requirement dari masing-masing element dan
menjelaskan bagaimana cara mencapainya. Contohnya JSA, risk assessment adalah salah satu
cara yang digunakan untuk memenuhi requirement bahwa setiap pekerjaan harus diasses
potential hazards/risknya. Management system juga memastikan bahwa procedure, program
atau process yang dijalankan untuk mencegah kecelakaan akan sustain.

2. Harus ada aligned and committed leadership yang bertanggungjawab dan akuntabel
terhadap safety. Harus ada penjelasan untuk setiap level apa tanggungjawab, dan bagaimana
cara mencapainya. Leder lah yang men-direct process dalam management system untuk men-
drive improvement dalam safety results

3. Harus ada culture yang percaya bahwa insiden bisa dicegah

4. Harus ada standard procedure yang memastikan alignment dengan business plan. Kalau
tidak aligned bagaimana bisa dapat funding dan menjadi business objective tahun/tahun-
tahun bersangkutan.
Akhirnya dapat disimpulkan, melakukan pencegahan kecelakaan kerja perlu
diperhatikan unsur-unsur yang terlibat dalam pekerjaan tersebut, baik manusia, perangkat
keras maupun perangkat lunak merupakan suatu kesatuan yang saling terkait dalam
pencegahan kecelakaan kerja, dengan kata lain “ PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB KITA BERSAMA “

Daftar Pustaka
Berita LNG BADAK- edisi 21 September 2006 ke 8/XXVII

http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/1822345-usaha-usaha-pencegahan-
terjadinya-kecelakaan/ diakses tanggal 20 oktober 2011

http://dinsosnakertrans.tulungagung.go.id/index.php/artikel/k3/265-pencegahan-kecelakaan diakses
tanggal 20 oktober 2011

Ramli, Soehatman, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001, Dian Rakyat, 2009

Anda mungkin juga menyukai