BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Luka PDF
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Luka PDF
TINJAUAN PUSTAKA
oksigen dan juga oleh faktor eksternal seperti suhu yang ekstrim, injury,
alergen, radiasi, zat-zat kimia (Gitaraja, 2008; Potter & Perry, 2009)
menjadi 2, yaitu:
2.1.1 Luka akut yaitu luka yang proses penyembuhannya sesuai dengan
2.1.2 Luka kronik yaitu luka yang proses penyembuhannya gagal dan tidak
membersihkan area luka dari benda asing, mikroba, dan sel-sel mati. Fase
penyembuhan berikutnya.
perpindahan sel leukosit ke area luka. Netrofil yang merupakan agen sel
leukosit akan melakukan fagositosis benda asing dan bakteri selama 3 hari
klinis, tanda dan gejala terjadinya fase inflamasi ini adalah eritema, hangat
pada kulit, edema, dan rasa sakit yang berlangsung 3 sampai 5 hari.
baru.
Sejumlah sel dan pembuluh darah baru yang berada di jaringan baru
(growth factor).
dalam merangsang mitosis sel epidermis. Proses ini dimulai dari pinggir
Selanjutnya fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan
Fase ini dimulai dari minggu ke 3 sejak luka dan akan berakhir
sampai kurang lebih 1 tahun. Fase ini bertujuan agar dihasilkan jaringan
baru yang kuat dan menyerupai jaringan yang dulu telah rusak.
kemerahan yang ada pada jaringan akan mulai berkurang karena pembuluh
darah mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk
penebalan jaringan parut, namun bila pemecahan yang lebih banyak maka
kekuatan jaringan parut melemah dan luka akan selalu terbuka. Luka
parut yang kuat dan tidak mengganggu aktifitas yang normal (Gitaraja,
diabetes ini berakhir pada kecacatan dan bahkan kematian. Maka, tidak
heran luka kaki diabetes ini merupakan komplikasi yang paling ditakuti
oleh penderita DM
neuroiskemia.
diabetik yang memberikan efek pada sensori, motorik dan syaraf otonom.
terhadap trauma fisik, kimia dan termal. Motor neuropati dapat menjadi
pada kaki. Syaraf otonom secara tipikal berhubungan dengan kulit kering
perifer. Periperal arterial disease adalah salah satu contoh dari iskemia ini.
fruktosa. Semakin banyak glukosa maka akan semakin banyak sorbitol dan
fruktosa.
perifer.
dimana kedua kondisi ini adalah etiologi dari luka kaki diabetik (Clayton
1. Superficial ulcer
2. Deep ulcer
(dengan goa)
penderita DM. Hal ini terjadi akibat dari neuropati dan penyakit pembuluh
darah perifer yang menghambat aliran darah ke perifer seperti pada kaki.
pada kaki karena penurunan sensasi dan respon terhadap nyeri. Sehingga
3. Kontrol infeksi
4. Revaskularisasi.
5. Debridement
maksimal.
1. Pencucian luka
serta sisa metabolik tubuh pada cairan luka. Pencucian luka ini
digunakan sebagai cairan pencuci luka pada semua jenis luka. Hal
2. Debridement
rusak.
luka
kejadian infeksi dan juga melindungi luka dari trauma dan invansi
produk perawatan luka lanjut saat ini. Secara sederhana diartikan bahwa
kita tidak bisa mengobati luka yang persiapan dasar lukanya buruk dengan
proses penyembuhan yang semestinya. Hal ini akan memandu kita untuk
komponen yaitu
T: Tissue (jaringan)
TIME ini terdiri dari berbagai strategi yang dapat dilakukan pada
penyembuhan luka.
fisik dari dasar luka. Tampilan dasar luka bisa berwarna hitam
atau jaringan nekrotik, warna kuning atau slough dan juga warna
(Fletcher, 2005)
Saad, 2012).
waktu lama, aliran darah yang buruk dan juga karena proses
infeksi invasif.
dan tidak sehat, bau yang tidak enak, peningkatan eksudat dan
pada luka. Pada luka operasi produksi eksudat adalah hal normal
sembuhnya.
basah.
Saad, 2012).
Benbow, 2011; Mcintosh, 2009; Falanga et.al, 2008). Selain itu menurut
Jika dan ketika jaringan nekrotik melunak maka akan mengubah warnanya
menjadi coklat atau kuning atau abu-abu dan menjadi bersabut serta basah.
1. Surgical debridement
dalam prosedurnya.
3. Chemical debridement.
mahal.
5. Mekanikal debridement.
slough atau jaringan nekrotik baik itu luka akut atau kronik.
2006).
1. Defenisi
dari sel darah putih serta enzim ini akan memecahkan jaringan
Young, 2012; ).
fotografi.
1 = tidak terlihat
1 = tidak ada
2 = putih/abu-abu
3 = slough kuning
4 = eskar lunak
5 = eskar keras
ke dasar luka dan semua tepi luka. Akibat dari debridement ini,
Bates-Jensen, 2012).
2.5 Madu.
yang dihasilkan oleh lebah madu dari nektar sari bunga tanaman atau juga
bagian lain selain bunga tanaman yang secara umum berasa manis. Madu
berkuasa sudah menggunakan madu sebagai antiseptik pada luka. Hal ini
sebagai enzim saliva lebah (Cray, 2010). Madu terdiri dari 20 % air dan
sebagian besar terdiri dari fruktosa dan glukosa, sedangkan sebagian kecil
Panitia Teknis 93S, Makanan dan Minuman. Adapun maksud dan tujuan
2004).
pembengkakan luka dan juga dari bakteri. Akibatnya aktifitas bakteri akan
luka (Sharp, 2009; Hampton, 2007; Eddy, Gideonsen dan Mack, 2008;
Song dan Salcido, 2010; Lee, Sinno dan Khachemoune, 2011). Selain
penggunaan madu lainnya terhadap luka. Fungsi ini merupakan efek dari
gula. Konsentrasi gula yang tinggi tersebut akan memberi sifat osmosis
Madu memberikan efek yang baik pada kondisi kulit pasca sembuh
merupakan fungsi lain dari penggunaan madu pada luka. Hal ini
khususnya terjadi pada luka bakar, dimana scar dan kontraktur sering
terjadi. Efek lain adalah persepsi pasien dan klinisi positif terhadap
madu (Gheldof, Wang dan Engeseth, 2002; Gheldof dan Engeseth, 2002).
Pada saat ini salah satu madu yang cukup dikenal luas dalam perawatan
luka adalah Manuka Honey. Madu lebih efektif digunakan sebagai terapi
1. Osmolaritas tinggi
madu, sehingga luka menjadi lembap dan hal ini dianggap baik
2. Hidrogen peroksida
kerusakan pada jaringan luka dan juga akan mengurangi bau yang
yang digunakan.
pada luka.
luka kronis (ulkus vena/arteri dan luka dekubitus) dalam waktu dua
Menurut Belcher (2012) madu memiliki lima cara kerja inti, yaitu:
rendah, membuat bakteri yang ada dalam luka kekurangan air untuk
madu mampu menarik getah bening dari sel dan menurunkan edema
5. Menurunkan bau tak sedap: Substansi dari bau tak sedap ini terdiri
Lagi pula, lebih dari 2000 laporan kasus penggunaan madu secara
ada juga madu yang memiliki efek toksik jika dimakan, namun
dan harganya yang murah membuat madu ini terlihat lebih efektif.
permukaan luka dengan lapisan yang tebal pada sebuah kassa dan
Ada beberapa tips yang dapat dipakai saat merawat luka dengan
pada 10 cm x 10 cm dressing
madu terlarut dengan eksudat luka. Jika tidak ada cairan luka,
penyembuhan luka.
area luka.
dengan madu. Ease dalam penelitian ini tercapai ketika seseorang telah
berhubungan dengan kesadaran diri internal, seperti harga diri, konsep diri,
seksualitas dan arti dari kehidupan, hubungan dengan kekuatan yang lebih
Autolytic Kondisi
debridement transcendence
Konteks kenyamanan
(Kolcaba,1991; Kolcaba,1994)
1. Fisik Healing
2. Psikospritual process
3. Lingkungan
4. Sosial
Gambar 2.2 Aplikasi comfort theory pada perawatan luka dengan madu
Skala Skala
kenyamanan kenyamanan
sebelum setelah
tindakan tindakan
Stimulasi
kolagenase
Keterangan: