pedagang);
administratiekantoren van publieke fondsen, zo ten laste van Nederlands-Indie en van het
koninkrijk der Nederlanden als van vreemde mogenheden, allen in hunne betrekking als
bendahara makelar, pemimpin kantor administrasi dan umum, yang menjadi tanggung jawab
Hindia Belanda dan Kerajaan Belanda dan juga mengenai negara-negara asing, semuanya
4. alles wat betrekking heft tot aanneming, tot het bouwen, herstellen en uitrusten van schepen,
alsmede het kopen en verkopenvan schepen voor de vaart, zo binnen als buiten Nederlands
memperlengkapi kapal-kapal begitu juga jual beli kapal untuk pelayaran, demikianpun di
barang-barang dagangan);
6. het kopen en verkopen van scheepstuigagie en scheeps-mondbehoeften (jual beli tali temali
perdagangan laut).
Pasal 5 (lama) KUHD mengatur tentang kewajiban-kewajiban yang timbul karena kerusakan
- Kitab kedua berjudul: tentang Hak-Hak dan Kewajiban-Kewajiban yang Terbit dari
Bab VII : Tentang pecahnya kapal, pendamparan dan ditemukan-nya barang di laut
Bab VIII : Dihapuskan (menurut Stb. 1993 No. 47 jo. Stb. 1938 No. 2 yang mulai
berlaku 1 April 1938, Bab VIII yang berjudul: Tentang persetujuan utang uang
kapal atau muatannya atau dua-duanya, yang meliputi Pasal 569-591 telah
dicabut
Bab IX : Tentang pertanggungan terhadap segala bahaya Laut dan terhadap bahaya
pembudakan
Bab XIII : Tentang kapal-kapal dan perahu-perahu yang melalui sungai dan perairan darat
Berdasarkan Asas konkordansi, pada 1 Mei 1948 di Indonesia diadakan KUHS. Adapun KUHS
Indonesia ini berasal dari KUHS Nederland yang dikodifikasikan pada 5 Juli 1830 dan mulai
KUHS Belanda ini berasal/bersumber pada KUHS Prancis (Code Civil) dan Code Civil ini
bersumber pula pada kodofikasi Hukum Romawi Corpus Iuris Civilis dari Kaisar Justinianus
(527-565).
Kitab I berjudul: perihal orang (van personen), yang memuat hukum tentang diri seseorang
Kitab II berjudul: hal benda (van zaken), yang memuat hukum perbendaan serta hukum
warisan
Kitab III berjudul: hal perikatan (van verbintenis), yang memuat hukum kekayaan yang
hubungan-hubungan hukum.
Bagian-bagian dari KUHS yang mengatur tentang Hukum Dagang ialah sebagian terbesar dari
Kitab III dan sebagian kecil dari Kitab II. Hal-hal yang diatur dalam KUHS ialah mengenai
perikatan-perikatan pada umumnya dan perikatan-perikatan yang dilahirkan dari persetujuan dan
undang-undang seperti:
Hukum perikatan ialah hukum yang mengatur akibat hukum yang disebut perikatan, yakni suatu
hubungan hukum, yang terletak dalam bidang hukum harta kekayaan, antardua pihak yang
masing-masing berdiri sendiri, yang menyebabkan pihak yang satu terhadap pihak menjadi
Jadi perikatan adalah hubungan hukum, dan hukum adalah salah satu dari akibat hukum.
Akibat hukum ini timbul karena adalah suatu kenyataan hukum (rechtsfeit) kenyataan hukum ini
terdiri atas:
1. Kenyataan belaka, misalnya gila, jatuh pailit, adanya dua buah pekarangan yang letaknya
2. Tindakan manusia, misalnya membuat tertamen menerima, menerima atau menolak warisan
undang. Akan tetapi, ada peristiwa yang dapat menimbulkan perikatan, misalnya surat
wasiat yang mengandung legal, putusan hakim yang mengandung uang paksa, kenyataan
hukum yang terakhir ini dianggap menimbulkan perikatan atas dasar keadilan atau kepatutan
dalam masyarakat.
rumusan Pasal 1233 KUH Perdata tersebut atau belum. Jika belum, perlu dicari apa yang
menjadi sumber dari perikatan yang timbul dari kenyataan hukum tersebut.
Menurut Pasal 1352 KUH Perdata perikatan yang timbul karena undang-undang dapat
timbul langsung atas dasar kekuatan undang-undang (Pasal 625 KUH Perdata) dan perbuatan
melawan hukum (Pasal 1365 KUH Perdata) dan perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUH
Perdata).
Menurut pasal 1352 KUH Perdata ada dua macam perjanjian, yaitu bernama (benoemde)
Perjanjian yang tidak ternama diatur dalam bab 1,2,3,4 buku III KUH Perdata, sedang
perjanjian yang bernama diatur dalam bab 5 sampai dengan 18 buku III KUH Perdata, dalam
KUHD dan dalam peraturan perundangan lainnya. Hukum perikatan diatur di dalam buku III
KUH Perdata, terdiri atas 18 bab dan 631 pasal. Dimulai dari Pasal 1233 KUH Perdata sampai
1) Perikatan pada umumnya (Pasal 1233 s.d. Pasal 1312 KUH Perdata)
Hal-hal yang diatur dalam Pasal 1233 sampai dengan 1312 KUH Perdata meliputi
sumber perikatan, prestasi, penggantian biaya, rugi, dan bunga karena tidak dipenuhinya
2) Perikatan yang dilahirkan dari perjanjian (Pasal 1313 KUH Perdata s.d. Pasal 1351
KUH Perdata).
3) Perikatan yang dilahirkan dari UU (Pasal 1352 KUH Perdata s.d.Pasal 1380 KUH
Perdata).
5) Jual beli (Pasal 1457 KUH Perdata s.d Pasal 1540 KUH Perdata).
6) Tukar menukar (Pasal 1541 KUH Perdata s.d. Pasal 1546 KUH Perdata).
7) Sewa-menyewa (Pasal 1548 KUH Perdata s.d. Pasal 1600 KUH Perdata).
8) Persetujuan untuk melakukan pekerjaan (Pasal 1601 KUH Perdata s.d. Pasal 1617 KUH
Perdata).
9) Persekutuan (Pasal 1618 KUH Perdata s.d. Pasal 1652 KUH Perdata).
Hal-hal yang diatur dalam ketentuan ini meliputi ketentuan umum, perikatan antara para
sekutu; perikatan para sekutu terhadap pihak ketiga, dan macam-macam cara
berakhirnya persekutuan.
10) Hibah (Pasal 1666 KUH Perdata s.d. Pasal 1693 KUH Perdata).
11) Penitipan barang (Pasal 1694 s.d. Pasal 1739 KUH Perdata).
12) Pinjam pakai (Pasal 1740 s.d. Pasal 1753 KUH Perdata).
Yang diatur dalam ketentuan ini meliputi ketentuan umum, kewajiban orang yang
13) Pinjam-meminjam (Pasal 1754 sampai dengan Pasal 1769 KUH Perdata).
Hal-hal yang diatur dalam ketentuan pinjam-meminjam ini meliputi pengertian pinjam-
14) Bunga tetap atau abadi (Pasal 1770 s.d 1773 KUH Perdata).
15) Perjanjian untung-untungan (Pasal 1774 s.d. Pasal 1791 KUH Perdata).
16) Pemberi kuasa (Pasal 1792 s.d Pasal 1819 KUH Perdata).
Hal-hal yang diatur dalam pemberian kuasa meliputi sifat pemberian kuasa, kewajiban
pemberian kuasa.
17) Penanggung Utang (Pasal 1820 s.d. Pasal 1850 KUH Perdata).
Hal-hal yang diatur dalam ketentuan penanggung utang ini meliputi sifat penanggungan,
Perjanjian perdamaian ini merupakan perjanjian yang dibuat oleh para pihak sengketa,
dimana kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri suatu konflik yang timbul diantara
mereka. Perjanjian perdamaian baru dikatakan sah apabila perjanjian ini dibuat dalam
bentuk tertulis.
kedua peraturan ini sekarang tidak berlaku lagi karena telah digantikan oleh Undang-
Undang No. 79 Tahun 1958 dan UU No. 14 Tahun 1965 tentang Koperasi.
2) Peraturan Pailisemen (Staatsblad 1905 No. 217 yo.staatsblad 1906 No. 348)
No.1 Tahun 1961) dan UU No. 9 Tahun 1969 tentang bentuk-bentuk Usaha Negara
9) Undang-Undang Hak Cipta (UU No.5 Tahun 1982 – LN.1982 No. 15)
11) Peraturan tentang pabrik dan merk dagang (S 1912 No. 545)
12) Peraturan tentang pertanggungan hasil bumi (oogstverband) (S.1886 – No. 57)
Untuk melindungi hak cipta, pada tanggal 12 April 1982 melalui Lembaran Negara No. 15
Tahun 1982, Pemerintah Republik Indonesia telah mengundangkan Undang-Undang No.6 Tahun
1982 tentang Hak Cipta yang menggantikan Auteurswet 1912 diubah dengan Undang-Undang
pembangunan hukum yang bertujuan antara lain untuk mendorong dan melindungi penciptaan,
penyebarluasan hasil karya bidang ilmu, seni, dan sastra serta mempercepat pertumbuhan
kecerdasan bangsa.
Hak Cipta bersifat dapat dibagi (divisible). Sifat ini dapat diketahui dari ketentuan Pasal 2 ayat
(1) UUHC yang menentukan , hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi izin untuk itu dengan
Berdasarkan ketentuan tersebut, pengalihan hak ciptaan secara tertulis dapat meliputi
pengumuman atau perbanyakan saja atau kedua-duanya pengumuman dan perbanyakan ciptaan,
atau memberi izin untuk mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaan. Dengan demikian, hak
cipta dapat dialihkan sebagian demi sebagian, dengan kata lain dapat dibagi. Namun, ciptaan
Sebagai contoh, penulis buku adalah pemilik hak cipta. Dengan perjanjian lisensi hak cipta
untuk memperbanyak dan mengumumkan buku ciptaan dialihkan kepada penerbit. Dalam hal ini
penerbit selaku pemegang hak cipta berhak untuk memperbanyak dan mengumumkan buku
ciptaan dalam jumlah tertentu sesuai dengan isi perjanjian lisensi. Penerbit juga berhak
Walaupun hak cipta itu adalah benda bergerak, ia tidak dapat disita (Pasal 4 UUHC). Alasannya
adalah ciptaan bersifat pribadi dan menunggal dengan diri pencipta. Apabila pencipta sebagai
pemilik hak cipta atau pemegang hak cipta sebagai yang berwenang menguasai hak cipta, dengan
hak cipta itu melakukan pelanggaran hukum, atau mengganggu ketertiban umum, maka yang
dapat dilarang oleh hukum adalah perbuatan pemilik atau pemegang hak cipta yang
penghukuman itu tidak mengenai hak cipta, artinya hak cipta tidak dapat disita, dirampas atau
dilenyapkan. Yang dapat disita, dirampas, atau dilenyapkan itu adalah ciptaannya.
RINGKASAN
Hukum dagang timbul karena adanya kaum pedagang. Hukum dagang adalah hukum perdata
khusus bagi kaum pedagang. Jadi, hukum dagang bagi pedagang. Siapa pedagang itu?
Pertanyaan ini akan dijawab oleh Pasal 2 (lama) KUHD yang berbunyi: Pedagang adalah
mereka yang melakukan perbuatan perniagaan (daden van koophandel) sebagai pekerjaannya
sehari-hari.
Selanjutnya apabila dihubungkan dengan isi dari pengertian perdagangan dalam hukum
2. Pemberian perantaraan antara mereka yang terdapat dalam tugas-tugas makelar, komisioner,
b. Pengangkutan didarat, laut, dan udara serta pertanggungan atau asuransi yang
berhubungan dengan pengangkutan dan jaminan keamanan dan risiko pada umumnya.
c. Penggunaan surat-surat niaga seperti wesel, cheque, aksep, dan sebagainya untuk
2. Hukum Perserikatan.
3. Hukum Transportasi/angkutan.
SOAL LATIHAN
kejayaan!