Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No.

11 (2013)

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN AKUNTANSI


PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

Nisrinah Laila Qadriyanti


Nisrinah92@gmail.com
Kurnia
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT
This research is meant to find out the influence of participation in budgetary and responsibility
accounting to the managerial performance. This research is conducted in Health Department of Surabaya by
using quantitative research. The multiple linear regressions are applied as the data analysis model. The
examination of data quality is carried out by using validity test and reliability test and then the classic
assumption test which is applied in this research is the normality test, heteroscedaticity test, multicolinearity
test and autocorelation test. The result of this research indicates that the participation in the budgetary has no
influence to the managerial performance, while the accounting responsibility has an influence to the managerial
performance.

Keywords: Participation in the Budgetary, Accounting Responsibility, Managerial Performance.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan
akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial. Penelitihan ini dilakukan di Dinas
Kesehatan Surabaya dengan menggunakan penelitihan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan penyebaran kuisioner. Model analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Pengujian kualitas data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas kemudian uji asumsi
klasik yang digunakan adalah uji mormalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinearitas dan uji
autokerelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak
berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sedangkan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.

Kata Kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Akuntansi Pertanggungjawaban, Kinerja Manajerial

PENDAHULUAN
Setiap perusahaan berupanya seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah
mereka rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan
akan merencanakan dan mengendalikan hal-hal apa saja yang dianggap penting dalam
proses pencapaian tujuan. Untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam mencapai
tujuannya, dibutuhkan strategi-strategi sebagai petunjuk dalam pencapaian tujuan tersebut.
Salah satu elemen penting perencanaan dan pengendalian perusahaan adalah anggaran.
Anggaran adalah suatu rencana atau rangkaian yang disusun secara sistematis dan meliputi
seluruh kegiatan lembaga yang dinyatakan dalam satuan (unit) moneter dan untuk jangka
waktu tertentu yang akan datang.
Anggaran disusun untuk membantu manajemen mengkomunikasikan tujuan
organisasi semua manajer pada unit organisasi dibawahnya. Kren dalam Ernawati (2009)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

menunjukkan bahwa proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan penting dan


melibatkan barbagai pihak bagi manajer tingkat atas maupun manajer tingkat bawah yang
memainkan peranan dalam mempersiapkan dan mengevaluasi berbagai alternatif dan
tujuan anggaran. Anggaran senantiasa digunakan sebagai tolak ukur terbaik kinerja
manajemen. Agar tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif maka perlu memperhatikan
Budgetary Participation (partisipasi dalam penyusunan anggaran).
Partisipasi penyusunan anggaran adalah suatu proses yang didalamnya terdapat
individu yang terlibat dan mempunyai pengaruh terhadap penyusunan target anggaran
yang akan dievaluasi dan perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut.
Partisipasi penyusunan anggaran dilakukan dengan tujuan agar anggaran yang ditetapkan
nantinya bisa sesuai dengan keadaan yang terjadi. Partisipasi menekankan adanya
partisipasi antar manajemen untuk mempertanggungjawabkan proses penyusunan
anggaran. Dengan demikian penyusunan anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja
para manajer akan meningkat hal ini didasrkan pada pemikiran bahwa ketika suatu tujuan
yang akan dirancang secara partisipatif disetujui, maka memiliki rasa tanggung jawab
pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam proses penyusunan
anggaran yang akan berpengaruh pula pada tingkat kinerja.
Anggaran yang telah disusun secara partisipatif kemudian disahkan oleh manajer dari
setiap devisi dan pusat pertanggungjawaban. Akuntansi pertanggungjawaban memainkan
peran dalam mengukur pelaksanaan anggaran yang telah disusun dari setiap pusat
pertanggung jawaban. Menurut Hansen dan Mowen (1999) akuntansi pertanggungjawaban
(responsibility accounting) adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap
pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manjer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Jika diterapkan dengan baik, akan
membantu manajemen perusahaan dalam memberikan kontribusi penyusunan anggaran
dan menilai kinerja dari setiap pusat peetanggungjawaban dalam rangka pengambilan
keputusan dan mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Kinerja manajerial merupakan salah faktor yang dapat menjaga eksitensi atau
kelangsungan operasional organisasi. Pabundu dalam Lubis (2010) menyatakan bahwa
kinerja merupakan hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang maupun kelompok
dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan
orgsnisasi dalam periode waktu tertentu. Sementara itu, Stoner dan Ritonga dalam Oktavia
(2009) menyatakan bahwa kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien manajer
telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, kinerja manajerial
merupakan hasil kerja dari individu dalam organisasi yang melaksanakan tugas-tugas
manajerial.
Penilaian kinerja pada organisasi sektor publik sangatlah penting untuk dilakukan,
agar dapat meningkatakan kualitas pelanyanan publik. Penilaian ini digunakan untuk
menilai keberasilan kinerja sebuah organisasi publik dalam memberikan pelayanan bagi
masyarakat. Selain itu penilaian kinerja pada organisasi publik digunakan sebagai alat untuk
mengevaluasi kinerja pada periode yang lalu, utuk digunkan sebagai dasar penyusunan
strategi perusahaan selanjutnya.
Oleh karena itu, haruslah disusun anggaran serta laporan anggaran dan realisasinya
agar dapat menentukan prestasi dari masing-masing tingkatan manajemen melalui sistem
akuntansi pertanggungjawaban.
Berdasarkan fenomena diatas maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
partisipasi penyusunan anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja
manajerial.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS


Anggaran
Anggaran pada dasarnya merupakan suatu rencana kerja yang ditetapkan sebagai
standar yang diharapkan dapat dicapai dimasa yang akan datang, dan juga sebagai
pedoman dalam mnentukan dan melakukan kegiatan dimasa yang akan datang (Oktavia,
2009 ). Bastian (2001:79) menunjukkan bahwa anggaran dapat diinterprestasikan sebagai
paket pernyataan perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi
dalam satu atau beberapa periode mendatang. Di dalam tampilan anggaran selalu
disertakan data penerimaan dan pengeluran yang terjadi dimasa lalu. Munawir (2002:391)
menyatakan bahwa anggaran atau budget adalah perencanaan keuangan (perencanaan yang
dinyatakan dalam satuan uang) secara menyeluruh untuk periode mendatang (biasanya
untuk jangka satu waktu satu tahun), yang mengidentifikasikan tujuan dan tindakan-
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan terssebut. Anggaran biasanya disusun
pada awal aktivitas operasi dimulai, yang menyajikan pendapatan dan biaya yang
direncanakan untuk tahun tersebut.
Partisipasi adalah suatau perilaku, pekerjaan, dan aktifitas yang dilakukan oleh aparat
pemerintah selama aktivitas penyusunan anggaran berlangsung, hal ini dikemukakan oleh
Brownel (dalam Arifin:2012). Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program
(Mulyadi, 1993:501).
Adapaun fungsi anggaran menurut Mulyadi (1997:502) menyatakan sebagai berikut.
Pertama, anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja. Kedua,
anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang
akan datang. Ketiga, anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang
menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan
manajer bawah dengan manajer atas. Keempat, anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang
dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesunggunya. Kelima, anggaran berfungsi sebagai
alat pengendalian yang memungkinkan manajemen untuk bidang yang kuat dan lemah bagi
perusahaan. Keenam, anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan
memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien
sesuai dengan tujuan organisasi.
Klasifikasi anggaran menurut Mardiasmo (2002:66) anggaran sektor publik dibagi
menjadi dua. Pertama, anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan
sehari-hari dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat
dikategorikan dalam anggaran operasional adalah “Belanja Rutin”. Kedua, anggaran modal
menunjukan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung,
kendaraan, perabot, dan sebagainya. Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan
dengan mengunakan pinjaman. Belanja Investasi/Modal adalah pengeluaran yang
manfaatnya cenderung malebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau
kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya
operasinal dan pemeliharaan.
Adapun tujuan anggaran menurut Munawir (2002:393) penyajian anggaran
operasional mempunyai empat tujuan utama. Pertama, untuk menyatakan secara formal
harapan atau tujuan yang dicapai, serta menyelaraskan (fine tune) dengan perencanaan
strategik. Kedua, untuk mengkomunikasikan atau menginformasikan tujuan dan metode
yang dipilih atau ditentukan top manajemen sehingga semua manajer tahu dan mendukung
anggaran tersebut, atau membantu koordinasi aktivitas semua bagian dalam perusahaan
sehingga tujuannya dapat dicapai. Ketiga, untuk menentukan tanggung jawab para manajer,
mengotorisasi jumlah pengeluaran yang diperkenankan. Keempat, untuk memperoleh
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

komitmen bahwa anggaran sebagai basis dalam mengevaluasi kinerja yang sesunggunya
dicapai oleh seorang manajer.

Akuntansi Pertanggungjawaban
Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban menurut Mulyadi (1997:188) merupakan
suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sihingga pengumpulan dan pelaporan biaya
dan penghasilan dilakukan dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi dan
tujuan agar dapat ditunjuk oarang atau kelompok yang bertanggungjawab terhadap
penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan.
Adapun karakteristik akuntansi pertanggungjawaban menurut Muliyadi (1997:186)
sebagai berikut. Pertama, adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban yaitu akuntansi
pertanggungjawaban mengidentifikasikan pusat pertanggungjawaban sebagai unit
organisasi seperti departemen, keluarga produk, tim kerja, atau individu. Adapun satuan
pusat pertanggungjawaban yang dibentu, sistem akuntansi pertanggungjawaban
membebankan tanggungjawab kepada individu yang diberi wewenang. Tanggungjawab
dibatasi dalam satuan keuangan (seperti biaya). Kedua, standar ditetapkan sebagai tolak
ukur kinerja manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu yaitu
setelah pusat pertanggungjawaban diidentifikasi dan ditetapkan, sistem akuntansi
bertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar sebagai dasar untuk
menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar yang diperlukan untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran merupakam ukuran kinerja
manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam
anggaran. Ketiga, kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran yaitu pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sunber daya oleh manajer
pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi akuntansi pertangggungjawaban,
yang mencerminkan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai
sasaran anggaran. Keempat, manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman
berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi yaitu sistem penghargaan dan
hukuman dirancang untuk memacu para manajer dalam mengelolah biaya untuk mencapai
target standar biaya yang dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evaluasi penyebab
terjadinya penyimpangan biaya yang dianggarkan, para manajer secara individual diberi
penghargaan atau hukuman menurut sistem penghargaan dan hukuman yang ditetapkan.
Hansen dan Mowen (1999) mendefinisikan bahwa akuntansi pertanggungjawaban
merupakan alat fundamental untuk pengendalian manajemen dan ditemukan melalui empat
elemen penting, yaitu pemberian tanggung jawab, pembuatan ukuran kinerja atau
benchmarking, pengevaluasian kinerja, dan pemberian penghargaan. Akuntansi
pertanggungjawaban bertujuan mempengaruhi penilaian dalam cara tertentu sehingga
seseorang atau kegiatan perusahaan akan disesuaikan untuk mencapai tujuan bersama.
Pusat pertanggungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Menurut Mulyadi
(1997:422), Pusat Pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertanggungjawab.
Tujuan dibuat pusat pertanggungjawaban seperti yang dikemukakan oleh Mardiasmo
(2002:46) sebagai berikut. Pertama, sebagai basis perencanaan, pengendalian dan penilaian
kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. Kedua, untuk memudahkan
mencapau tujuan organisasi. Ketiga, mamfasilitasi terbentuknya goal congruence. Keempat,
mendeligasi tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat. Kelima, mendorong kreatifitas dan daya inovasi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

bawahan. Keenam, sebagai alat untuk melakukan strategi organisasi secara efektif dan
efisien. Ketujuh, sebagai alat pengendalian anggaran.
Dari pengertian pusat pertanggungjawaban yang diuraikan diatas, pusat
pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab terhadap kegiatan dan untuk menciptakn hubungan yang optimal antara
sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target
kerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan otput diukur
dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.

Kinerja Manajerial
kinerja manajerial dikemukan Munawir (2002:393) menyatakan bahwa tujuan utama
dari para manajer adalah untuk memberikan kualitas dan kuntitas barang atau jasa yang
terbaik dengan biaya sekecil mungkin. Pada saat yang bersamaan mereka harus mengejar
tujuan yang lebih bersifat personal, yaitu untuk bertahan hidup, memperoleh laba yang
maksimal, meningkatkan prestise, atau membangun kekuatan dibagiannya masing-masing.
Lubis (2010) mendefinisikan bahwa kinerja manajerial merupakan kegiatan yang
penting dalam perusahaan atau organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk
mencapai tingkat efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam
pencapaian tujuan organisasi. Sementara itu, Riyadi (2001:145) mendefinisikan kinerja
manajerial adalah kinerja manajer dalam kegiatan-kegiatan yang meliputi perencanaan,
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, perwakilan,
dan kinerja secara menyeluruh.
Tingkat kinerja manajerial tersebut merupakan faktor-faktor terpenting untuk
mengetahui seberapa efektif dan efisien suatu kinerja keuangan pemerintah berdasarkan
tolak ukur kinerja manajerial. Tingkat manajerial tersebut merupakan perhitungan
partisipasi anggaran yang berbasis kinerja dan memiliki suatu bentuk yang dapat
disimpulkan bahwa tingkat kinerja manajerial merupakan faktor penting dalam pengukuran
kinerja keuangan.

Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Ernawati (2009) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) terhadap Kinerja Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Pemerintah Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Gaya kepemimpinan Sebagai
Variabel moderating mengungkapkan bahwa ada pengaruh positif antara pengaruh
partisipasi penyusunan angaran berbasis kinerja terhadap kepala SKPD PEMDA maka akan
semakin meningkatkan kinerja kepala SKPD pemerintah daerah. Semakin tinggi tingkat
ketelibatan para aparatur dalam proses partisipasi penyusunan anggaran, maka semakin
baik pula hasil kinerjanya.
Menurut Octavia (2009) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Partisipasi
Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial
Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan secara parsial ditemukan bahwa partisipasi
anggaran tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja manajerial. Dan dalam penilitihan
Octavia sejalan dengan J. Sumarno dan penelitihan Yan Saputra Saragih bahwa penelitihan
ini tidak sejalan dengan penelitihan Deliana yang menemukan bahwa partisipasi anggaran
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Anggaran adalah fungsi dari perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, bila anggaran
dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Sikap dan
perilaku anggota organisai dalam penyusunan anggaran perlu melibatkan manajemen pada
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

level yang lebih rendah sehingga dapat dinilai anggaran partisipatif sebagai pendekatan
majerial yang dapat menguatkan kinerja setiap organisasi sebagai individual karena dengan
adanya partisipati dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap individu mampuh
meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target yang telah ditentukan (Bambang Sardjitu dan
Osmad Mutaher dalam Arifin, 2012). Anggaran juga mempunyai hubungan yang positif
terhadap kinerja menurut (Brownell dalam Ernawati, 2009). Jadi rumusan hipotesisnya
adalah:
H1: Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial


Dalam Viyanti (2010) yang melakukan penelitian tentang Akuntansi
Pertanggungjawaban Sebagai Alat pengendalian Manajemen Terhadap Penilaian Prestasi
Kerja menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara akuntansi pertanggungjawaban
terhadap kinerja manajerial karena akuntansi pertanggungjawaban didalam perusahaan ini
bertujan sebagai sasaran pengendalian manajemen terhadap penilaian kerja perusahaan.
Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai prestasinya dengan membandingkan anggaran
yang disusun oleh manajer dengan pelaksanannya. Tiap - tiap manajer pusat
pertanggungjawaban hanya diminta pertanggungjawaban atas hal-hal yang dapat
dikendalikan olehnya.
Menurut Harriyanto (2011) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Anggaran
Partisipatif dan Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Fast
Food Indonesia,TBK di Surabaya mengatakan bahwa ada pengaruh positif akuntansi
pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial karena akuntansi pertanggungjawaban
memainkan peran dalam mengukur kegiatan dan hasilnya termasuk dalam pelaksanaan
anggaran yang telah disusun dengan pusat pertanggungjawaban lainnya. Dan jika
diterapkan dengan baik, akan membantu manajemen perusahaan dalam memberikan
kontribusi penyusunan anggaran dan memiliki kinerja dari setiap pusat
pertanggungjawaban.
Sistem akuntansi memainkan peran yang penting dalam mengukur kegiatan dan
hasilnya. Peran ini sering disebut akuntansi pertanggungjawaban dari alat uatama dalam
pengendalian manajerial. Suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan bagian
dari informasi yang disediakan bagi para manajer. Sistem ini merupakan sistem pengukuran
kinerja yang mencatat rencana-rencana dan kinerja menurut variabel-variabel keuangan
terhadapnya manajer bertanggungjawab. Akuntansi pertanggungjawaban adalah bentuk
akuntansi khusus yang dipakai untuk mengevaluasi kinerja keuangan. Pada intinya, sistem
akuntansi pertanggungjawaban merupakan syarat setiap manjer dalam berpartisipasi untuk
penyusunan rencana-rencan finansial segmennya dan menyediakan laporan kinerja tepat
waktu yang membandingkan hasil aktual dengan yang direncanakan.
Dalam rangka untuk memastikan apakah manajer hanya meneriam informasi yang
dibutuhkan saja, akuntan manajemen sudah sepantasnya memahami tanggung jawab setiap
manajer karena akuntan manajemen haruslah mengetahui jenis keputusan apa yang diambil
oleh manajer. Jadi rumusan hipotesisnya adalah:
H2: Akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan
kuantitatif merupakan hasil penelitihan yang kemudian diolah dan dianalisis kemudian
diambil kesimpulannya, artinya penelitihan yang dilakukan mematok analisinya pada data-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

data numeric (angka). Data yang di ambil objek penelitihan ini adalah pihak-pihak yang
terkait dalam penyusunan anggaran pada Dinas Kesehatan Surabaya.

Teknik Pengambilan Sampel


Sampel adalah bagian dari populasi (Nazir, 1999:325). Teknik Sampel yang digunakan
dalam metode ini adalah metode purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan
menggunakan pertimbangan pada kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2007:78). Yang
menjadi kriteria sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
sampel oleh populasi.
Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitihan ini adalah Data Subjek yaitu merupakan
jenis data penelitihan berupa opini, sikap, pengalaman, atau karakteristik seseorang atau
sekelompok orang yang menjadi subjek penelitihan (responden). Jenis data yang digunakan
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diterima secara
langsung dari sumbernya, dicatat dan diamati untuk pertama kalinya. Data primer dalam
penelitihan ini adalah berupa jawaban dari responden - responden atas pertanyaan dalam
kisioner tentang partisipasi penyusunan anggaran, akuntansi pertanganggungjawaban dan
kinerja manajerial. Data sekunder data yang dikumpulkan dari pihak Manajemen Dinas
Kesehatan Surabaya berupa Sejarah Perusahaan.
Teknik pengumpulan data pada dasarnya disesuaikan dengan sumber datanya dari
sumber data primer dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Pertama, wawancara
adalah untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit
atau kecil (Sugiyono, 2007:130). Kedua, kuisioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2007:135).

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan maka variabel – variabel penelitian ini
dapat dikemukakan sebagai berikut:
Partisipasi Penyusunan Anggaran
Dalam penilitihan ini untuk mengukur variabel partisipasi anggaran menggunakan
istrumen yang dikembangkan oleh Melani (1975) yang kemudian dimodifikasi oleh
Nurcahyani (2010) dalam (Arifin, 2012) yang dibagi menjadi 6 instrumen yaitu seberapa
besar keterlibatan para manajer dalam proses penyusunan anggaran, tingkat kelogisan
alasan atasan untuk merivisi usulan anggaran yang dibuat manajer, intensitas manajer
mengajak diskusi tentang anggaran, besarnya pengaruh manajer dalam anggaran, seberapa
besar manajer mempunyai kontribusi penting terhadap anggaran, frekuensi atasan meminta
pendapat manajer dalam penyusunan anggaran.
Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban yaitu suatu sistem yang disusun sedemikian rupa
sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan penghasilan dilakukan dengan bidang
pertanggungjawaban dalam organisasi dan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok
yang bertanggungjawab terhadap penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang
dianggarkan (Mulyadi:1997). Indikator yang digunakan ada empat yaitu adanya identifikasi
pusat-pusat pertanggungjawaban, standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer
yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban, kinerja manajer diukur dengan
membandingkan realisasi dan anggaran, manajer secara individual diberikan penghargaan
atau hukuman.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

Kinerja Manajerial
Variabel kinerja manajerial dalam penelitian ini merupakan hasil adopsi dari
Mahoney, 1963 (dalam Lubis, 2010). Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
kinerja manajerial antara lain perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,
pengawasan, pemilihan staff, negosiasi, perwakilan, kinerja secara keseluruhan.

Teknik Analisis Data


Pertama, uji validitas digunakan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuisioner.
Kuisioner ini dikatakan valid apabila instrumen tersebut instrument tersebut mengukur apa
yang seharusnya diukur dan jika korelasi signifikan pada level 5% (0,05) (Ghozali, 2005). Uji
realibilitas berguna untuk menempatkan apakah instrumen dalam hal ini kuisioner, dapat
digunakan lebih dari satu kali, paling tidak boleh responden yang sama. Suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6 (Ghozali,2005).
Kedua, uji asumsi ini dibutuhkan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu model regresi
yang akan dipakai sebagai model penjelas bagi pengaruh antar variabel. Uji syarat klasik
dilakukan untuk menjawab pertanyaan bahwa apakah model analisis regresi tersebut sudah
memenuhi syarat-syarat yang berlaku.
Syarat-syarat yang dikehendaki dalam analisis regresi adalah sebagai berikut. Pertama,
uji normalitas adalah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak.
Pengujian normalitas distribusi data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal jika koefisien Asymp.sig (2-tailed) lebih besar
dari α= 0,05. Kedua, heteroskedastisitas adalah suatu pengujian untuk mengetahui apakah
variabel-variabel yang dioperasikan telah memiliki varian yang sama (homogen) atau
sebaliknya (heterogen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan
metode Glejser. Metode ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap
variabel bebas. Model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas apabila nilai
signifikansi variabel bebasnya terhadap nilai absolute residual lebih besar dari α=0,005.
Ketiga, multikolinieritas uji ini digunakan untuk menguji apakah terjadi korelasi yang kuat
diantara variabel independen yang diikutsertakan dalam pembentukan model. Untuk
mendeteksi apakah model regresi linear mengalami multikolinearitas dapat diperiksa
menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel independen,
yaitu jika variabel tersebut mempunyai nilai VIF > 10 berarti telah terjadi multikolinearitas.
Keempat, autokorelasi merupakan gejala terjadinya korelasi antara data pengamatan, karena
dipengaruhi oleh data sebelumnya. Uji ini dilakukan dengan menggunakan Uji Durbin
Watson. Persamaan regresi dikatakan memenuhi syarat autokorelasi jika nilai Durbin
Watson bernilai antara 1,59 – 1,76 (Table D-W dengan n=100; = 5%; k=4).
Model analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel bebas (Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Akuntansi
Pertanggungjawaban) terhadap variabel terikat (Kinerja Manajerial). Adapun persamaan
bentuk regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1 PYA + b2 AP + e
Keterangan :
Y : Kinerja Manajerial
A : Konstanta
PYA : Partisipasi Penyusunan Anggaran
AP : Akuntansi Pertanggungjawaban
b1 : Koefisien Partisipasi Penyusunan Anggaran
b2 : Koefisien Akuntansi Pertanggungjawaban
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

e : Eror

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah tidaknya suatu kuisioner. Suatu
kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Kuisioner ini dikatakan valid apabila instrumen
tersebut instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur dan jika korelasi
signifikan pada level 5% (0,05) (Ghozali, 2005).
Untuk mengetahui valid atau tidaknya data dari tanggapan 50 responden tentang
partisipasi penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja
manajerial pada Dinas Kesehatan Surabaya, maka digunakan uji validitas.
Uji validitas ditunjukan pada 6 pertanyaan yang terdapat di variabel partisipasi
penyusunan anggaran, 8 pertanyaan yang terdapat di variabel akuntansi
pertanggungjawaban dan 9 pertanyaan yang terdapat di variabel kinerja manajerial dengan
menggunakan software SPPS 17. Adapaun hasil pengujian validitas tersebut disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 1
Hasil Uji Validitas Partisipasi Penyusunan Penyusunan Anggaran (PPA)

Variabel Koefisien Korelasi Signifikasi Keterangan


1 0,668 0,000 Valid
2 0,375 0,007 Valid
3 0,671 0,000 Valid
4 0,785 0,000 Valid
5 0,869 0,000 Valid
6 0,682 0,000 Valid
Sumber: Olah data
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Akuntansi Pertanggujawaban (AP)
Variabel Koefisien Korelasi Signifikan Keterangan
1 0,702 0,000 Valid
2 0,766 0,000 Valid
3 0,625 0,000 Valid
4 0,765 0,000 Valid
5 0,719 0,000 Valid
6 0,697 0,000 Valid
7 0,510 0,000 Valid
8 0,635 0,000 Valid
Sumber: Olah data
Tabel 3
Hasil Uji Validitas Kinerja Manajerial (KM)
Variabel Koefisien Korelasi Signifikasi Keterangan
1 0,753 0,000 Valid
2 0,787 0,000 Valid
3 0,779 0,000 Valid
4 0,769 0,000 Valid
5 0,776 0,000 Valid
6 0,627 0,000 Valid
7 0,577 0,000 Valid
8 0,512 0,000 Valid
9 0,676 0,000 Valid
Sumber: Olah data
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

10

Dari hasil pada tabel diatas dapat diperoleh bahwa indikator pada variabel dependen
memiliki validitas yang baik yaitu karena nilai signifikasinya < 0,05, dapat dipakai untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya.
Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana data dapat memberikan
hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama.
(Ghozali, 2005) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Croncbach Alpha > 0,60. Adapaun hasil pengujian reliabilitas tersebut
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas
No Atribut Korelasi
1 Partisipasi Penyusunan Anggaran 0,780
2 Akuntansi Pertanggungjawaban 0,824
3 Kinerja Manajerial 0,859
Sumber : olah data
Kesimpulannya berdasarkan hasil uji reliabilitas indikator pada tabel diatas, diperoleh nilai
Croncbach Alpha > 0,60 sehingga dapat dipakai untuk melaksanakan penelitian atau menguji
hipotesis.

Uji Asumsi Klasik


Pengujian normalitas distribusi data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Data dikatakan berdistribusi normal jika koefisien Asymp.sig (2-tailed) lebih besar
dari α = 0,05. Adapun pengujian normalitas sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .97937923
Most Extreme Differences Absolute .090
Positive .049
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .633
Asymp. Sig. (2-tailed) .817
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Olah data
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat signifikasi > 0,05 dengan
nilai signifikasi 0,817 maka nilai residual berdistribusi normal terpenuhi.
Pengujianjian heteroskedastisitas digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas digunakan metode Glejser. Metode Glejeser dilakukan dengan
meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel bebas (independen). Model
regresi tidak mengandung heterokedastisitas apabila nilai signifikansi variabel
bebasnya terhadap nilai absolut residual lebih besar dari α = 0,05 (Ghozali, 2005).
Perumusan hipotesis adalah H0: tidak ada heteroskedastisitas (gagal tolak) dan Ha:
ada heteroskedastisitas. Adapun hasil pengujian heteroskedastisitas sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

11

Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.082 .653 -.126 .901
partisipasi penyusunan -.020 .024 -.136 -.809 .423
anggaran
akuntansi .039 .022 .293 1.738 .089
pertanggungjawaban
a. Dependent Variable: abs
Sumber: Olah data
Dari tabel diatas kita dapat melihat nilai signifikasi untuk variabel partisipasi anggaran
adalah 0,423 > 0,05, nilai signifikansi untuk variabel akuntansi pertanggungjawaban adalah
0,089 > 0,05 dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas.
pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi di antara variabel independen. Adapun dasar pengambilan keputusan VIF
tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukan adanya kolinearitas yang tinggi. Dasar
pengambilan keputusan adalah apabila nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10
berarti tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2005). Hasil
pengujian multikolinearitas sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
partisipasi penyusunan anggaran .702 1.425
akuntansi pertanggungjawaban .702 1.425
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
Sumber: Olah data
Berdasarkan tabel diatas bahwa tidak ada satupun variabel dependen yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerace value lebih kecil dari 0,1. Jadi
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari multikolinearitas.
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah adanya gejala terjadinya
korelasi antara data pengamatan, karena dipengaruhi oleh data sebelumnya. Uji ini
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Namun demikian secara umum bisa
diambil patokan (Ghozali, 2005). Pertama, angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi
positif. Kedua, angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Ketiga,
angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Hasil pengujian autokorelasi sebagai
berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

12

Tabel 8
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .511a .261 .229 6.26801 2.159
a. Predictors: (Constant), akuntansi pertanggungjawaban, partisipasi anggaran
b. Dependent Variable: kinerja manajerial
Sumber: Olah data
Pada tabel diatas memperlihatkan nilai D-W sebesar 2,159 angka ini terletak di atas +2
berarti ada auto korelasi negatif dalam penelitian ini.

Regresi Linier Berganda


Untuk mengetahui pengaruh terhadap variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Jika P-value > 0,05 maka H0 ditolak dan jika P-value < 0,005 maka Ha
diterima. Hasil pengujian tersebut disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 9
Uji t
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 3.514 6.857 .513 .611
partisipasi penyusunan anggaran .228 .257 .133 .888 .379
akuntansi pertanggungjawaban .671 .236 .426 2.842 .007
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
Sumber: Olah data
Pada tabel Coefficients dapat diketahui pada partisipasi penyusunan anggaran nilai P-
value > 0,05 yaitu 0,379 > 0,05 maka H0 gagal ditolak jadi kesimpulannya partisipasi
anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial sedangkan pada akuntansi
pertanggungjawaban dapat diketahui P-value < 0,05 yaitu 0,007 < 0,05 maka tolak H0 jadi
kesimpulannya akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Dari tabel 18 dapat diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 3,514 + 0,228 PPA + 0,671 AP
Keterangan :
Nilai konstanta adalah 3,514 yaitu apabila Partisipasi Penyusunan Anggaran dan
Akuntansi Pertanggungjawaban bernilai nol (tidak ada) maka nilai kinerja manajerial 3,514.
Nilai koefisiensi Partisipasi Penyusunan Anggaran adalah 0,228 artinya setiap bertambahnya
satu satuan Partisipasi Penyusunan Anggaran akan meningkatkan nilai Kinerja Manajerial
sebesar 0,228 dengan asumsi akuntansi pertanggungjawaban tetap. Nilai koefisien
Akuntansi Pertanggungjawaban adalah 0,671 artinya setiap bertambahnya satu satuan
Akuntansi Pertanggungjawaban akan mengkatkan nilai Kinerja Manajerial sebesar 0,671
dengan asumsi partisipasi penyusunan anggaran tetap.

Pembahasan
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Berdasarkan penilitian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan
anggaran secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial maka dari hasil
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

13

statistika diatas menunjukan bahwa nilai koefisiensi Partisipasi Penyusunan Anggaran


adalah 0,228 artinya setiap bertambahnya satu satuan Partisipasi Penyusunan Anggaran
akan meningkatkan nilai Kinerja Manajerial sebesar 0,228 dan sebaliknya apabila variabel
pertisipasi penyusunan anggaran turun satuan maka kinerja manajerial akan turun 0,228.
Berdasarkan penelitian diatas penelitian ini sejalan dengan Octavia (2009) yang
menyatakan secara parsial ditemukan bahwa partisipasi anggaran tidak memberikan
pengaruh terhadap kinerja manajerial. Karena partisipasi dalam penyusunan anggran pada
awalnya dilakukan dengan tujuan untuk menghindari perilaku disfungsional yang mungkin
timbul dari beban anggaran yang harus dipertanggungjawabkan oleh manajer. Oleh sebab
itu, anggaran partisipatif diharapkan dapat mencegah perilaku disfungsional tersebut,
sehingga seharusnya anggaran partisipatif dapat memberikan pengaruh baik terhadap
kinerja manajer. Namun ternyata, anggaran pertisipatif juga memiliki kelemahan. Becker
dan Green menemukan bahwa jika partisipasi tidak diterapkan secara benar, partisipasi
dapat merusak motivasi dan menurunkan kemampuan untuk mencapai sasaran organisasi
(Siegel dan Marconi dalam Djalil, 2006) dalam Oktavia 2009.
Berbeda dengan penelotihan Arifin (2012) yang menyatakan bahwa partisipasi
penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja aparat, dengan turut
serta para pegawai dalam proses penyusunan anggaran, maka mereka juga merasa
bertanggungj awab atas keberhasilan program yang sebelumnya telah dibahas bersama
tersbut.
Bahwa anggaran yang telah ditetapkan berfungsi sebagai perencanaan dan sebagai
kriteria kinerja, yaitu anggaran dipakai sebagai suatau sistem pengendalian untuk
mengukur kinerja manajerial. Anggaran adalah fungsi dari perencanaan dan sebagai kriteria
kinerja, bila anggaran dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja
manajerial. Sikap dan perilaku anggota organisai dalam penyusunan anggaran perlu
melibatkan manajemen pada level yang lebih rendah sehingga dapat dinilai anggaran
partisipatif sebagai pendekatan majerial yang dapat menguatkan kinerja setiap organisasi
sebagai individual karena dengan adanya partisipati dalam penyusunan anggaran
diharapkan setiap individu mampuh meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target yang
telah ditentukan (Bambang Sardjitu dan Osmad Mutaher dalam Arifin, 2012). Anggaran juga
mempunyai hubungan yang positif terhadap kinerja (Brownell dalam Ernawati, 2009).

Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban Terhadap Kinerja Manajerial


Berdasarkan penilitian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial maka dari hasil
statistika diatas menunjukan bahwa nilai koefisien Akuntansi Pertanggungjawaban adalah
0,671 artinya setiap bertambahnya satu satuan Akuntansi Pertanggungjawaban akan
meningkatkan nilai Kinerja Manajerial sebesar 0,671 dengan asumsi partisipasi penyusunan
anggaran tetap.
Berdasarkan penelitian diatas penelitihan ini sejalan dengan penelitihan Harriyanto
(2011) yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif akuntansi pertanggungjawaban
terhadap kinerja manajerial karena akuntansi pertanggungjawaban memainkan peran dalam
mengukur kegiatan dan hasilnya termasuk dalam pelaksanaan anggaran yang telah disusun
dengan pusat pertanggungjawaban lainnya. Selain itu penelitihan juga sesuai dengan teori
Hansen dan Mowen (1999) akuntansi pertanggungjawaban merupakan alat fundamental
untuk pengendalian manajemen dan ditemukan melalui empat elemen penting, yaitu
pemberian tanggung jawab, pembuatan ukuran kinerja atau benchmarking, pengevaluasian
kinerja, dan pemberian penghargaan. Akuntansi pertanggungjawaban bertujuan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

14

mempengaruhi penilaian dalam cara tertentu sehingga seseorang atau kegiatan perusahaan
akan disesuaikan untuk mencapai tujuan bersama.
Viyanti (2010) menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara akuntansi
pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial karena akuntansi pertanggungjawaban
didalam perusahaan ini bertujan sebagai sasaran pengendalian manajemen terhadap
penilaian kerja perusahaan. Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai prestasinya dengan
membandingkan anggaran yang disusun oleh manajer dengan pelaksanannya. Tiap - tiap
manajer pusat pertanggungjawaban hanya diminta pertanggungjawaban atas hal-hal yang
dapat dikendalikan olehnya.
Sistem akuntansi memainkan peran yang penting dalam mengukur kegiatan dan
hasilnya. Peran ini sering disebut akuntansi pertanggungjawaban dari alat uatama dalam
pengendalian manajerial. Menurut Hansen dan Mowen (1999) model pengendalian
pertanggungjawaban didefinisikan oleh empat unsur utama yaitu memberikan
tanggungjawab, menetapkan ukuran kinerja, mengevaluasi kinerja, memberikan imbalan.
Suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan bagian dari informasi yang
disediakan bagi para manajer.

Simpulan dan Saran


Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah partisipasi penyusunan anggaran dan
akuntansi pertanggungjawaban memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial pada Dinas
Kesehatan Surabaya. Hasil penelitihan yang diungkapkan sebagai berikut. Pertama,
partisipasi penyusunan anggaran dan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh secara
simultan terhadap konerja manajerial. Kedua, akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja manajerial. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
akuntansi pertanggungjawaban yang ada pada masing-masing individu dalam lingkungan
pertanggungjawaban, maka dapat menyebabkan kinerja manajerial semakin meningkat.
Ketiga, partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
manajerial. Hal ini menunjukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak
meningkatkan kinerja manajerial tetapi jika partisipasi tidak diterapkan secara benar,
partisipasi dapat merusak motivasi dan menurunkan kemampuan untuk mencapai sasaran
organisasi.

Saran
Diharapkan untuk penelitihan selanjutnya dapat memperluas variabel yang
digunakan dalam mengukur pengaruhnya terhadap kinerja manajerial. Misalnya gaya
kepemimpinan, komitmen organisasi, motivasi, juga bisa sebagai variabel intervening dan
sebagainya. Pada Dinas Kesehatan dapat menjadi masukan tentang pentingnya sistem
akuntansi pertanggungjawaban dalam rangka meningkatkan kinerja manjerial. Pengamatan
langsung kepada objek penelitihan juga disarankan untuk menghindari respon bias akibat
penggunaan kuisioner. Penelitihan ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi
untuk penelitihan lebih lanjut, terutama bagi penelitihan yang melakukan penelitihan
berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial yang lebih
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, S. 2012. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah: Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Gaya
Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi Akuntansi. Universitas Diponegoro
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)

15

Bastian, I. 2001. Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta


Ernawati, M. 2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK)
Terhadap Kinerja Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Daerah
dengan Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan sebagai Variabel Moderating
(Survey Pada Aparatur Pemerintah Kota Jambi). ISSN: 0854-8986. Vol.102 Edisi Juli.
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang: Badan Peneliti
Universitas Diponegoro
Hansen, D. R dan M, M. Mowen. 1999. Akuntansi Manajemen. Jilid Satu. Edisi ke4. Erlangga.
Jakarta
Hariyanto, H. 2011. Pengaruh Anggaran Partisipatif dan Akuntansi Pertanggungjawaban
terhadap Kinerja Manajerial pada PT. Fast Food Indonesia,TBK di Surabaya. Skripsi
Akuntansi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Lubis, H. P. 2010. Analisis Pengaruh Pemberlakuan Anggaran Berbasis Kinerja Keuangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Deli Serdang. Skripsi Akuntansi. Uneversitas Sumatra
Utara
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Edisi II. Andi. Yogyakarta
Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi Kedua. Bagian
Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta
Mulyadi dan Johny. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Salemba Empat.
Jakarta
Munawir, S. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Cetakan Pertama. BPEF-Yogyakarta.
Yogyakarta
Nazir, M. 1999. Metode Penelitihan. Cetakan Keempat. Ghalia Indonesia. Jakarta
Oktavia, D. 2009. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Manajerial PT. Pos Indonesia (Persero) Medan. Skripsi Akuntansi. Universitas
Sumatra Utara
Sugiyono. 2006. Metode Penelitihan Bisnis. Alfabeta. Bandung
Viyanti. 2010. Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat pengendalian Manajemen
Terhadap Penilaian Prestasi Kerja. Jurnal Ilmiah Akuntansi No.3 Tahun 1 September –
Desember

●●●

Anda mungkin juga menyukai