11 (2013)
ABSTRACT
This research is meant to find out the influence of participation in budgetary and responsibility
accounting to the managerial performance. This research is conducted in Health Department of Surabaya by
using quantitative research. The multiple linear regressions are applied as the data analysis model. The
examination of data quality is carried out by using validity test and reliability test and then the classic
assumption test which is applied in this research is the normality test, heteroscedaticity test, multicolinearity
test and autocorelation test. The result of this research indicates that the participation in the budgetary has no
influence to the managerial performance, while the accounting responsibility has an influence to the managerial
performance.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan
akuntansi pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial. Penelitihan ini dilakukan di Dinas
Kesehatan Surabaya dengan menggunakan penelitihan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan
dengan penyebaran kuisioner. Model analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda.
Pengujian kualitas data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas kemudian uji asumsi
klasik yang digunakan adalah uji mormalitas, uji heterokedastisitas, uji multikolinearitas dan uji
autokerelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak
berpengaruh terhadap kinerja manajerial, sedangkan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.
PENDAHULUAN
Setiap perusahaan berupanya seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan yang telah
mereka rencanakan, baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan
akan merencanakan dan mengendalikan hal-hal apa saja yang dianggap penting dalam
proses pencapaian tujuan. Untuk mengkoordinasikan kegiatan perusahaan dalam mencapai
tujuannya, dibutuhkan strategi-strategi sebagai petunjuk dalam pencapaian tujuan tersebut.
Salah satu elemen penting perencanaan dan pengendalian perusahaan adalah anggaran.
Anggaran adalah suatu rencana atau rangkaian yang disusun secara sistematis dan meliputi
seluruh kegiatan lembaga yang dinyatakan dalam satuan (unit) moneter dan untuk jangka
waktu tertentu yang akan datang.
Anggaran disusun untuk membantu manajemen mengkomunikasikan tujuan
organisasi semua manajer pada unit organisasi dibawahnya. Kren dalam Ernawati (2009)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)
komitmen bahwa anggaran sebagai basis dalam mengevaluasi kinerja yang sesunggunya
dicapai oleh seorang manajer.
Akuntansi Pertanggungjawaban
Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban menurut Mulyadi (1997:188) merupakan
suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sihingga pengumpulan dan pelaporan biaya
dan penghasilan dilakukan dengan bidang pertanggungjawaban dalam organisasi dan
tujuan agar dapat ditunjuk oarang atau kelompok yang bertanggungjawab terhadap
penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang dianggarkan.
Adapun karakteristik akuntansi pertanggungjawaban menurut Muliyadi (1997:186)
sebagai berikut. Pertama, adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban yaitu akuntansi
pertanggungjawaban mengidentifikasikan pusat pertanggungjawaban sebagai unit
organisasi seperti departemen, keluarga produk, tim kerja, atau individu. Adapun satuan
pusat pertanggungjawaban yang dibentu, sistem akuntansi pertanggungjawaban
membebankan tanggungjawab kepada individu yang diberi wewenang. Tanggungjawab
dibatasi dalam satuan keuangan (seperti biaya). Kedua, standar ditetapkan sebagai tolak
ukur kinerja manajer yang bertanggung jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu yaitu
setelah pusat pertanggungjawaban diidentifikasi dan ditetapkan, sistem akuntansi
bertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar sebagai dasar untuk
menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar yang diperlukan untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Biaya standar dan anggaran merupakam ukuran kinerja
manajer pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam
anggaran. Ketiga, kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran yaitu pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sunber daya oleh manajer
pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi akuntansi pertangggungjawaban,
yang mencerminkan ukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai
sasaran anggaran. Keempat, manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman
berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi yaitu sistem penghargaan dan
hukuman dirancang untuk memacu para manajer dalam mengelolah biaya untuk mencapai
target standar biaya yang dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evaluasi penyebab
terjadinya penyimpangan biaya yang dianggarkan, para manajer secara individual diberi
penghargaan atau hukuman menurut sistem penghargaan dan hukuman yang ditetapkan.
Hansen dan Mowen (1999) mendefinisikan bahwa akuntansi pertanggungjawaban
merupakan alat fundamental untuk pengendalian manajemen dan ditemukan melalui empat
elemen penting, yaitu pemberian tanggung jawab, pembuatan ukuran kinerja atau
benchmarking, pengevaluasian kinerja, dan pemberian penghargaan. Akuntansi
pertanggungjawaban bertujuan mempengaruhi penilaian dalam cara tertentu sehingga
seseorang atau kegiatan perusahaan akan disesuaikan untuk mencapai tujuan bersama.
Pusat pertanggungjawaban merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang
manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan. Menurut Mulyadi
(1997:422), Pusat Pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertanggungjawab.
Tujuan dibuat pusat pertanggungjawaban seperti yang dikemukakan oleh Mardiasmo
(2002:46) sebagai berikut. Pertama, sebagai basis perencanaan, pengendalian dan penilaian
kinerja manajer dan unit organisasi yang dipimpinnya. Kedua, untuk memudahkan
mencapau tujuan organisasi. Ketiga, mamfasilitasi terbentuknya goal congruence. Keempat,
mendeligasi tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi sehingga
mengurangi beban tugas manajer pusat. Kelima, mendorong kreatifitas dan daya inovasi
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)
bawahan. Keenam, sebagai alat untuk melakukan strategi organisasi secara efektif dan
efisien. Ketujuh, sebagai alat pengendalian anggaran.
Dari pengertian pusat pertanggungjawaban yang diuraikan diatas, pusat
pertanggungjawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggungjawab terhadap kegiatan dan untuk menciptakn hubungan yang optimal antara
sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target
kerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan otput diukur
dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
Kinerja Manajerial
kinerja manajerial dikemukan Munawir (2002:393) menyatakan bahwa tujuan utama
dari para manajer adalah untuk memberikan kualitas dan kuntitas barang atau jasa yang
terbaik dengan biaya sekecil mungkin. Pada saat yang bersamaan mereka harus mengejar
tujuan yang lebih bersifat personal, yaitu untuk bertahan hidup, memperoleh laba yang
maksimal, meningkatkan prestise, atau membangun kekuatan dibagiannya masing-masing.
Lubis (2010) mendefinisikan bahwa kinerja manajerial merupakan kegiatan yang
penting dalam perusahaan atau organisasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk
mencapai tingkat efektif dan efisien untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam
pencapaian tujuan organisasi. Sementara itu, Riyadi (2001:145) mendefinisikan kinerja
manajerial adalah kinerja manajer dalam kegiatan-kegiatan yang meliputi perencanaan,
investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, perwakilan,
dan kinerja secara menyeluruh.
Tingkat kinerja manajerial tersebut merupakan faktor-faktor terpenting untuk
mengetahui seberapa efektif dan efisien suatu kinerja keuangan pemerintah berdasarkan
tolak ukur kinerja manajerial. Tingkat manajerial tersebut merupakan perhitungan
partisipasi anggaran yang berbasis kinerja dan memiliki suatu bentuk yang dapat
disimpulkan bahwa tingkat kinerja manajerial merupakan faktor penting dalam pengukuran
kinerja keuangan.
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Ernawati (2009) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Partisipasi Penyusunan
Anggaran Berbasis Kinerja (ABK) terhadap Kinerja Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Pemerintah Daerah dengan Komitmen Organisasi dan Gaya kepemimpinan Sebagai
Variabel moderating mengungkapkan bahwa ada pengaruh positif antara pengaruh
partisipasi penyusunan angaran berbasis kinerja terhadap kepala SKPD PEMDA maka akan
semakin meningkatkan kinerja kepala SKPD pemerintah daerah. Semakin tinggi tingkat
ketelibatan para aparatur dalam proses partisipasi penyusunan anggaran, maka semakin
baik pula hasil kinerjanya.
Menurut Octavia (2009) yang melakukan penelitian tentang Pengaruh Partisipasi
Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial
Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Medan secara parsial ditemukan bahwa partisipasi
anggaran tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja manajerial. Dan dalam penilitihan
Octavia sejalan dengan J. Sumarno dan penelitihan Yan Saputra Saragih bahwa penelitihan
ini tidak sejalan dengan penelitihan Deliana yang menemukan bahwa partisipasi anggaran
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Anggaran adalah fungsi dari perencanaan dan sebagai kriteria kinerja, bila anggaran
dipakai sebagai suatu sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Sikap dan
perilaku anggota organisai dalam penyusunan anggaran perlu melibatkan manajemen pada
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)
level yang lebih rendah sehingga dapat dinilai anggaran partisipatif sebagai pendekatan
majerial yang dapat menguatkan kinerja setiap organisasi sebagai individual karena dengan
adanya partisipati dalam penyusunan anggaran diharapkan setiap individu mampuh
meningkatkan kinerjanya sesuai dengan target yang telah ditentukan (Bambang Sardjitu dan
Osmad Mutaher dalam Arifin, 2012). Anggaran juga mempunyai hubungan yang positif
terhadap kinerja menurut (Brownell dalam Ernawati, 2009). Jadi rumusan hipotesisnya
adalah:
H1: Partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Jenis penelitian yang diambil adalah penelitian deskriptif analisis dengan pendekatan
kuantitatif merupakan hasil penelitihan yang kemudian diolah dan dianalisis kemudian
diambil kesimpulannya, artinya penelitihan yang dilakukan mematok analisinya pada data-
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)
data numeric (angka). Data yang di ambil objek penelitihan ini adalah pihak-pihak yang
terkait dalam penyusunan anggaran pada Dinas Kesehatan Surabaya.
Kinerja Manajerial
Variabel kinerja manajerial dalam penelitian ini merupakan hasil adopsi dari
Mahoney, 1963 (dalam Lubis, 2010). Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
kinerja manajerial antara lain perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,
pengawasan, pemilihan staff, negosiasi, perwakilan, kinerja secara keseluruhan.
e : Eror
10
Dari hasil pada tabel diatas dapat diperoleh bahwa indikator pada variabel dependen
memiliki validitas yang baik yaitu karena nilai signifikasinya < 0,05, dapat dipakai untuk
melaksanakan penelitian selanjutnya.
Uji reliabilitas ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana data dapat memberikan
hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama.
(Ghozali, 2005) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Croncbach Alpha > 0,60. Adapaun hasil pengujian reliabilitas tersebut
disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Hasil Uji Reliabilitas
No Atribut Korelasi
1 Partisipasi Penyusunan Anggaran 0,780
2 Akuntansi Pertanggungjawaban 0,824
3 Kinerja Manajerial 0,859
Sumber : olah data
Kesimpulannya berdasarkan hasil uji reliabilitas indikator pada tabel diatas, diperoleh nilai
Croncbach Alpha > 0,60 sehingga dapat dipakai untuk melaksanakan penelitian atau menguji
hipotesis.
11
Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.082 .653 -.126 .901
partisipasi penyusunan -.020 .024 -.136 -.809 .423
anggaran
akuntansi .039 .022 .293 1.738 .089
pertanggungjawaban
a. Dependent Variable: abs
Sumber: Olah data
Dari tabel diatas kita dapat melihat nilai signifikasi untuk variabel partisipasi anggaran
adalah 0,423 > 0,05, nilai signifikansi untuk variabel akuntansi pertanggungjawaban adalah
0,089 > 0,05 dari hasil ini maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas.
pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi di antara variabel independen. Adapun dasar pengambilan keputusan VIF
tinggi (karena VIF = 1/tolerance) dan menunjukan adanya kolinearitas yang tinggi. Dasar
pengambilan keputusan adalah apabila nilai tolerance > 0,1 atau sama dengan nilai VIF < 10
berarti tidak ada multikolinearitas antar variabel dalam model regresi (Ghozali, 2005). Hasil
pengujian multikolinearitas sebagai berikut:
Tabel 7
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
partisipasi penyusunan anggaran .702 1.425
akuntansi pertanggungjawaban .702 1.425
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
Sumber: Olah data
Berdasarkan tabel diatas bahwa tidak ada satupun variabel dependen yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerace value lebih kecil dari 0,1. Jadi
dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari multikolinearitas.
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah adanya gejala terjadinya
korelasi antara data pengamatan, karena dipengaruhi oleh data sebelumnya. Uji ini
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Namun demikian secara umum bisa
diambil patokan (Ghozali, 2005). Pertama, angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi
positif. Kedua, angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Ketiga,
angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Hasil pengujian autokorelasi sebagai
berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)
12
Tabel 8
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1(Constant) 3.514 6.857 .513 .611
partisipasi penyusunan anggaran .228 .257 .133 .888 .379
akuntansi pertanggungjawaban .671 .236 .426 2.842 .007
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
Sumber: Olah data
Pada tabel Coefficients dapat diketahui pada partisipasi penyusunan anggaran nilai P-
value > 0,05 yaitu 0,379 > 0,05 maka H0 gagal ditolak jadi kesimpulannya partisipasi
anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial sedangkan pada akuntansi
pertanggungjawaban dapat diketahui P-value < 0,05 yaitu 0,007 < 0,05 maka tolak H0 jadi
kesimpulannya akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
Dari tabel 18 dapat diperoleh model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 3,514 + 0,228 PPA + 0,671 AP
Keterangan :
Nilai konstanta adalah 3,514 yaitu apabila Partisipasi Penyusunan Anggaran dan
Akuntansi Pertanggungjawaban bernilai nol (tidak ada) maka nilai kinerja manajerial 3,514.
Nilai koefisiensi Partisipasi Penyusunan Anggaran adalah 0,228 artinya setiap bertambahnya
satu satuan Partisipasi Penyusunan Anggaran akan meningkatkan nilai Kinerja Manajerial
sebesar 0,228 dengan asumsi akuntansi pertanggungjawaban tetap. Nilai koefisien
Akuntansi Pertanggungjawaban adalah 0,671 artinya setiap bertambahnya satu satuan
Akuntansi Pertanggungjawaban akan mengkatkan nilai Kinerja Manajerial sebesar 0,671
dengan asumsi partisipasi penyusunan anggaran tetap.
Pembahasan
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Berdasarkan penilitian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi penyusunan
anggaran secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial maka dari hasil
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)
13
14
mempengaruhi penilaian dalam cara tertentu sehingga seseorang atau kegiatan perusahaan
akan disesuaikan untuk mencapai tujuan bersama.
Viyanti (2010) menyatakan bahwa ada pengaruh positif antara akuntansi
pertanggungjawaban terhadap kinerja manajerial karena akuntansi pertanggungjawaban
didalam perusahaan ini bertujan sebagai sasaran pengendalian manajemen terhadap
penilaian kerja perusahaan. Manajer pusat pertanggungjawaban dinilai prestasinya dengan
membandingkan anggaran yang disusun oleh manajer dengan pelaksanannya. Tiap - tiap
manajer pusat pertanggungjawaban hanya diminta pertanggungjawaban atas hal-hal yang
dapat dikendalikan olehnya.
Sistem akuntansi memainkan peran yang penting dalam mengukur kegiatan dan
hasilnya. Peran ini sering disebut akuntansi pertanggungjawaban dari alat uatama dalam
pengendalian manajerial. Menurut Hansen dan Mowen (1999) model pengendalian
pertanggungjawaban didefinisikan oleh empat unsur utama yaitu memberikan
tanggungjawab, menetapkan ukuran kinerja, mengevaluasi kinerja, memberikan imbalan.
Suatu sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan bagian dari informasi yang
disediakan bagi para manajer.
Saran
Diharapkan untuk penelitihan selanjutnya dapat memperluas variabel yang
digunakan dalam mengukur pengaruhnya terhadap kinerja manajerial. Misalnya gaya
kepemimpinan, komitmen organisasi, motivasi, juga bisa sebagai variabel intervening dan
sebagainya. Pada Dinas Kesehatan dapat menjadi masukan tentang pentingnya sistem
akuntansi pertanggungjawaban dalam rangka meningkatkan kinerja manjerial. Pengamatan
langsung kepada objek penelitihan juga disarankan untuk menghindari respon bias akibat
penggunaan kuisioner. Penelitihan ini juga diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi
untuk penelitihan lebih lanjut, terutama bagi penelitihan yang melakukan penelitihan
berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial yang lebih
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, S. 2012. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat
Pemerintah Daerah: Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, dan Gaya
Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi Akuntansi. Universitas Diponegoro
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 11 (2013)
15
●●●