Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan uraian tersebut, maka kelompok tertarik mengelola kasus dengan
judul “Asuhan Keperawatan An. N dengan Diare akut di ruangan Lili RSUD Arifin
Ahmad Kota Pekanbaru”.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan anak pada An. N dengan
diagnosa medis diare akut diruangan Lili RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami pengertian diare akut
b. Mampu memahami etiologi diare akut
c. Mampu memahami manifestasi klinis diare akut
d. Mampu memahami penatalaksanaan medis dan keperawatan pada pasien yang
mengalami diare akut
e. Mampu melakukan pegkajian pada pasien dengan diare akut
f. Mampu memahami diagnosa pada pasien dengan diare akut
g. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan diare akut
h. Mampu menerapkan implementasi keperawatan pada pasien dengan diare akut
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil asuhan keperawatan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan menambah pengetahuan dan wawasan terutama tentang penanganan
keperawatan anak dengan diare akut.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Makalah ini dapat digunakan sebagai sumber dalam melakukan intervensi
keperawatan dalam kasus keperawatan anak khususnya pada pasien yang
mengalami diare akut.

1
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Pertumbuhan janin terhambat merupakan suati bentuk deviasi atau reduksi
pola pertumbuhan janin. Yang terjadi pada IUGR adalah proses patologi yang
menghambat janin mencapai potensi pertumbuhannya. Intra Uterine Growth
Restriction (IUGR) merupakan suatu keadaan dimana janin tidak mampu
berkembang sesuai dengan ukuran normal akibat adanya gangguan nutrisi dan
oksigenase, atau dengan kata lain suatu keadaan yang dialami bayi dengan berat
badan lahir dibawah batasan tertentu dari umur kehamilannya (Hasibuan, 2009).
Definisi IUGR yang sering digunakan adalah bayi yang mempunyai berat badan lahir
dibawah persentil ke-10 dari kurva berat badan normal yang disesuaikan dengan usia
kehamilan (Saifuddin, Rachimhadhi, Wikojosastro, 2010).

B. Etiologi
Menurut Harper,T (2004) penyebab terjadinya IUGR terbagi pada tiga
kategori mayor yaitu pengaruh dari maternal, janin dan plasenta
1. Faktor maternal
a. Hipertensi dan penyakit vaskuler (hipertensi gestasional, autoimun).
b. Diabetes Militus
c. Infeksi HIV, TORCH dan Syphilis
d. Hipoksemia maternal (penyakit pulmonal, penyakit janantung sianotil, anemia
berat)
e. Malformasi uterine atau fibroid
f. Thrombofilia (sindrom antifosfolipid)
g. Malnutrisi
h. Variasi sosiodemografi
i. Merokok dan narkotika
j. Wanita dengan pertumbuhan terhambat, mempunyai riwayat kehamilan IUGR
2. Faktor janin
a. Kelainan bawaan (termasuk mereka dengan infeksi maternal)
b. Kelainan kromosom (contoh Sindrom Turner dan Sindrom Down), kelainan
genetik lainnya yang tidak disebabkan oleh masalah kromosom adalah seperti
Sindrom Russell-Silver, pertumbuhan tulang skeletal abnormal dan beberapa
sindromlain.
c. Sindrom transfusi kembar ke kembar
d. Gestasi multiple.
3. Faktor plasenta

2
a. Plasenta infark
b. Trombosis pada pembuluh darah janin
c. Gangguan kronis prematur
d. Vili plasenta oedema
e. Anomali cord

3
C. Patofisiologi

Kuman masuk Toksin dalam Hipersekresi air Perubahan pola


Infeksi dan berkembang dinding usus elektrolit (isi rongga) eliminasi BAB
biak halus usus meningkat (Diare)

Pergeseran air Isi rongga usus Kekurangan


Malabsor Tekanan osmotik
dan elektrolit ke meningkat volume
psi meningkat
rongga usus cairan

D.
Faktor Toksin tidak Kemampuan absorpsi
Makanan dapat diabsorpsi Hiperperistaltik
menurun
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Psikologi Hiperperistaltik Kemampuan absorpsi
s menurun

Ansietas

(Sumber: Ardiansyah, 2012)

8
E. Manifestasi Klinis
F. Klasifikasi
Menurut Hasibuan (2009) Terjadinya IUGR dapat diklasifikasikan kedalam
tiga kelompok:
1. IUGR tipe-1 (simetris atau proporsional)
Pada IUGR tipe-1 dijumpai tubuh janin secara keseluruhan berukuran kecil akibat
berkurangnya potensi pertumbuhan janin dan berkurangnya proliferasi seluler
semua organ janin. IUGR tipe-1 ditandai dengan berat badan, lingkar kepala dan
panjang badan berada dibawah persentil 10. IUGR simetris ini terjadi selama
kehamilan trimester ke-1 dan trimester ke-2 dan angka kejadian kira- kira 20-30
% dari seluruh bari IUGR.
2. IUGR tipe-2 (asimetris, diproporsional)
IUGR tipe-2 terjadi karena janin kurang mendapat nutrisi dan energi, sehingga
sebagian besar energi digunakan langsung untuk mempertahankan pertumbuhan
organ vital (seperti otak dan jantung). Hal ini umumnya terjadi akibat insufisiensi
plasenta. IUGR asimetris mempunyai ukuran kepala normal tetapi lingkar perut
kecil. IUGR tipe-2 memiliki berat badan yang kurang dari persentil ke-10,
sedangkan ukuran kepala dan panjang badan normal. IUGR asimetris terjadi pada
terakhir, yang disebabkan karena terjadinya penurunan kecepatan pertumbuhan.
3. IUGR Kombinasi
Bayi mungkin mengalami pemendekan skeletal, sedikit pengurangan jaringan
lunak. Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu lama dan parah, janin mungkin
akan mengalami kemampuan untuk kompensasi sehingga terjadi peralihan dari
IUGR kombinasi menjadi IUGR tipe simetris.

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan tinggi fundus (rahim)
Dokter dapat mengetahui keadaan PJT dari pertambahan ukuran rahim ibu
(tingginya rahim yang diukur dari puncak rahim sampai batastulang kemaluan).
Dalam 2 kali pemeriksaan apabila tidak terjadi kenaikan,dapat di curigai adanya
hambatan.
2. Pemeriksaan USG (ultrasonografi)
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) diperlukan untuk mengukus pertumbuhan
janin. Selain itu USG juga dapat digunakan untuk melihat kelainan organ yang

9
terjadi. Pengukuran lingkar kepela, panjang tulang paha, dan lingkar perut dapat
dilakukan untuk menilai pertumbuhan janin melalui USG. Penggunaan ultrasound
doppler dapat digunakan untuk melihat aliran dari pembuluh darah arteri
umbilikalis.
3. Pemeriksaan Rutin
Pada saat kehamilan, pemeriksaan rutin sangat penting dilakukan agar kondisi ibu
dan janin dapat selalu terpantau. Termasuk, jika ada kondisi PJT, dapat diketahui
sedini mngkin. Setiap ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 4
minggu sampai dengan usia kehamilan 28 minggu. Kemudian dari minggu 28-36
minggu, pemeriksaan dilakukan setidaknya 2 minggu sekali. Selanjutnya, lakukan
pemeriksaan setiap 1 minggu sampai dengan usia kelahiran atau 40 minggu.
Semakin besar usia kehamilan, semakin mungkin pula terjadi hambatan atau
gangguan. Jadi pemeriksaan harus dilakukan lebih sering seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan.
H. Komplikasi
1. Anomali janin
2. Asfiksia perinatal
3. Persalinan operatif
4. Kematian perinatal
5. Hipoglikemia dan hipokalsemia neonatal
6. Longterm handicap
I. Penatalaksanaan
Langkah pertama dalam menangani IUGR adalah mengenali pasien-pasien yang
mempunyai resiko tinggi untuk mengandung janin kecil. Langkah kedua adalah
membedakan janin IUGR atau malnutrisi dengan janin yang kecil tetapi sehat.
Langkah ketiga adalah menciptakan metode adekuat untuk pengawasan janin pada
pasien-pasien IUGR dan melakukan persalinan di bawah kondisi optimal.
Tatalaksana kehamilan dengan IUGR bertujuan, karena tidak ada terapi yang
paling efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam
kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu. Tatalaksana yang harus
dilakukan adalah:
1. Tatalaksana umum :
a. Istirahat

10
Mungkin merupakan satu-satunya terapi yang paling sering direkomendasikan.
Secara teori istirahat akan menurunkan aliran darah ke perifer dan
meningkatkan aliran darah ke sirkulasi uteroplasenta, yang diduga dapat
memperbaiki pertumbuhan janin. Pada penelitian yang dilakukan oleh Laurin
Dkk, menunjukkan bahwa rawat inap di rumah sakit tidak bermanfaat, tidak
terdapat perbedaan berat badan lahir antara pasien yang dirawat inap dengan
rawat jalan.
b. Suplementasi Nutrisi Ibu
Pada suatu penelitian ditemukan bahwa kurangnya nutrisi ibu memilki sedikit
efek pada berat lahir. Kekurangan kalori yang berat hingga lebih kecil 1500
kalori per hari dihubungkan dengan penurunan berat bayi lahir rata-rata
hampir 300 gram. Terdapat data yang menunjukkan bahwa suplementasi
nutrisi dalam bentuk asupan kalori oral dan atau suplemen protein memilki
sedikit efek dalam meningkatkan berat badan lahir. Defisiensi beberapa logam
pada asupan makanan ibu juga dihubungkan dengan IUGR. Walles Dkk.
membuktikan bahwa kadar seng pada leukosit perifer, yang merupakan
indikator sensitif keadaan seng jaringan, menurun pada ibu dengan janin
dengan IUGR.
2. Tatalaksana farmakologi
a. Aspirin dan Dipiridol
Aspirin atau asam asetilsalisilat, menghambat enzim siklooksigenase secara
ireversibel. Pemberian aspirin dosis rendah 1-2 mg/kg/hari menghambat
aktifitas siklooksigenase dan menghasilkan penurunan sintesis tromboksan.
Pemberian aspirin dosis rendah berkaitan dengan peningkatan berat lahir rata-
rata sebesar 516 gram. Juga ditemukan peningkatan yang bermakna pada
berat plasenta.
b. Dipiridamol, merupakan inhibitor enzim fosfodiesterase, dapat menghambat
penghancurancyclic adenosine monophosphate (cAMP). Ini akan
meningkatkan konsentrasi cAMP yang dapat menyebabkan trombosit lebih
sensitif terhadap efek prostasiklin dan juga merangsang sintesis prostasiklin
yang menghasilkan vasodilatasi.
c. Beta mimetik
Obat ini memilki berbagai efek pada aliran daerah uteroplasenta. Salah satunya
adalah merangsang adenilat siklase miometrium yang menyebabkan relaksasi

11
uterus. Relaksasi ini akan menurunkan resistensi aliran darah uterus dan
meningkatkan perfusi. Efek vasodilatasi langsung pada arteri uterina juga
meningkatkan perfusi uterus. Secara teori hal ini bermanfaat pada pengobatan
IUGR (Cunningham, Mac Donald. 2001).

J. Konsep Asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Identitas pasien, meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, No. RM, dan lain
sebagainya. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling
tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Status ekonomi juga berpengaruh
terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya.
b. Keluhan utama : BAB lebih dari 3 kali
c. Riwayat penyakit sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja.
Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare
akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
d. Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid
jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi
makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
e. Riwayat penyakit keluarga
Identifikasi penyakit yang pernah dialami dalam keluarga, riwayat penyakit diare.
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan
tempat tinggal.
g. Pemeriksaan fisik
1) B1 (Breathing)
Pada pasien dengan diare dehidrasi berat biasanya akan mengalami dispnea,
pernafasan cepat > 40 x/menit karena asidosis metabolic (kontraksi otot
pernafasan).
2) B2 (Blood)

12
Pada pasien dengan diare dehidrasi berat biasanya nadi cepat > 120 x/mnt dan
lemah, tensi menurun pada diare sedang . Hal ini akibat dari manifestasi pola
pernafasan . warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0
c, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2
dt, kemerahan pada daerah perianal..
3) B3 (Brain)
Pada pasien dengan diare dehidrasi berat dapat menyebabkan penurunnya
kesadaran akibat adanya syok hipovelemik
4) B4 (Bladder)
Pada pasien dengan diare dehidrasi berat urin produksi oliguria sampai anuria
(200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
5) B5 (Bowel)
Secara umum, paien megalami defisit kebutuhan nutrisi dan dehidrasi. Feses
berbentuk encer, terdapat darah, lendir, lemak serta berbuih/berbusa. Perut
terasa sakit, mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35
x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus,
minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
6) B6 (Bone)
Lemah karena pasien merasa lemas saat diare yang mengakibatkan terbatasnya
aktivitas yang ingin dan akan di lakukuan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat diangkat sesuai dengan pathway adalah sebagai
berikut (NANDA, 2015).
a. Diare berhubungan dengan faktor fisiologis yaitu inflamasi, malabsorbsi, proses
infeksi dan iritas
b. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi atau proses infeksi
c. Kekurangan volume cairan :kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kehilangan volume cairan aktif akibat diare
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual muntah
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi
f. Ansietas orang tua berhubungan dengan proses penyakit anaknya

13
3. Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
No Diagnosa Intervensi (NIC)
(NOC)
1. Diare berhubungan NOC NIC
dengan proses infeksi Setelah dilakukan tindakan Manajemen diare
keperawatan selama 3 x 24 1. Kaji frekuensi dan
jam, pasien tidak diare dengan konsistensi BAB setiap
kriteria hasil: harinya
a. Frekuensi BAB kurang dari 2. Ukur TTV pasien setiap 8
3x dalam 24 jam jam sekali
b. Konsistensi BAB lembek, 3. Jelaskan pada pasien tentang
tidak ada lendir dan darah penyebab dari diare
c. Peristaltik usus dalam batas 4. Kolaborasi dengan tim gizi
normal (5-35x/menit) untuk memberikan diit
d. TTV dalam batas normal sesuai kebutuhan
 Suhu tubuh (36,5-37,5 5. Laksanakan hasil kolaborasi
O terkait pemberian Antibiotik
C)
 Nadi (60-120x/menit) 6. Timbang BB pasien 2hari
 RR dalam rentang sekali
normal 30-60 x/menit)
2. Hipertermi berhubungan NOC NIC
dengan proses pera Setelah dilakukan asuhan Perawatan Demam
dangan atau infeksi keperawatan selama 1 x24 1. Ukur tanda-tanda vital
jam, suhu menjadi normal . setiap 8 jam
dengan kriteria hasil 2. Anjurkan kaluarga utuk
A. Suhu tubuh dalam rentang memberikan minum yang
normal (36,5-37,5 OC) banyak pada pasien
B. Nadi dalam rentang normal 3. Berikan kompres hangat
(60-120x/menit) pada pasien
C. RR dalam rentang normal 4. Ajarkan keluarga cara
30-60 x/menit) kompres yang baik dan benar
D. Kulit tidak teraba 5. Anjurkan keluarga untuk
hangat/panas memberikan kompres setiap
E. Tidak menggigil pasien panas.
6. Anjurkan keluarga untuk
tidak memakai selimut dari
pakaian yang tebal.
7. Berikan terapi cairan
intravena
8. Laksanakan hasil kolaborasi
obat-obatan sesuai dengan
hasil kolaborasi.
3. Kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan NOC
cairan : kurang dari keperawatan selama 1 x24 Fluid Management
kebutuhan tubuh jam, kebutuhan cairan adekuat 1. Kaji adanya tanda-tanda
berhubungan dengan dengan kriteria hasil: dehidrasi setiap 8 jam
diare 1. TTVdalam batas normal 2. Ukur TTV setiap 8 jam
- Suhu tubuh (36,5-37,5 3. Observasi intake dan output
O
C) cairan setiap 8 jam
- Nadi (60-120x/menit) 4. Anjurkan keluarga untuk

14
Tujuan dan Kriteria Hasil
No Diagnosa Intervensi (NIC)
(NOC)
- RR dalam rentang memberi pasien banyak
normal 30-60 x/menit) minum
2. Mukosa lembab 5. Jelaskan pada keluarga
3. Turgor kulit elastis tanda-tanda kekurangan
4. Kelopak mata tidak cekung cairan
6. Berikan terapi cairan sesuai
hasil kolaborasi
4. Ketidakseimbangan NIC NOC
nutrisi kurang dari Setelah dilakukan intervensi Nutriotion Management
keperawatan 3x24 jam nutrisi  Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh
seimbang dengan kriteria hasil:  Kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan dengan  Adanya peningkatan berat untuk menentukan jumlah
mual muntah badan sesuai dengan tujuan kalori dan nutrisi yang
 Berat badan ideal sesuai dibutuhkan pasien
dengan tinggi badan  Anjurkan pasien untuk
 Mampu mengidentifikasi meningkatkan intake Fe
kebutuhan nutrisi  Anjurkan pasien untuk
 Tidak ada tanda-tanda meningkatkan protein dan
malnutrisi vitamin C
 Menunjukkan peningkatan  Berikan substansi gula
fungsi pengecapan dari  Berikan makanan yang
menelan terpilih
 Tidak terjadi penurunan  BB pasien dalam batas
berat badan yang berarti normal
 Monitor adanya penurunan
berat badan
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
 Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
 Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan kadar
Ht
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva

15
Tujuan dan Kriteria Hasil
No Diagnosa Intervensi (NIC)
(NOC)
 Monitor kalori dan intake
nutrisi

5 Kerusakan integritas NOC NIC


Setelah dilakukan asuhan Pressure Management
kulit berhubungan
keperawatan selama 1 x24  Anjurkan pasien untuk
dengan dehidrasi jam, kulit menjadi normal .
mengenakan pakaian yang
dengan kriteria hasil:
1. Integritas kulit yang baik longgar
bisa dipertahankan (sensasi  Hindari kerutan pada tempat
elastisitas, temperatur, tidur
hidrasi, pigmentasi)  Jaga kebersihan kulit agar
2. Tidak ada luka atau lesi tetap kering
pada kulit  Mobilisasi pasien setiap 2
3. Perfusi jaringan baik
jam sekali
4. Menunjukkan pemahaman
dalam proses perbaikan  Monitor kulit akan adanya
kulit dan mencegah kemerahan
terjadinya cedera berulang  Oleskan lotion atau minyak
5. Mampu melindungi kulit ataubaby oil pada daerah
dan mampu yang tertekan
mempertahankan  Monitor status nutrisi pasien
kelembapan kulit dan
 Memandikan pasien dengan
perawatan alami
sabun dan air hangat

Insision Site Care


 Membersihkan, memantau
dan meningkatkan proses
penyembuhan pada luka
yang ditutup dengan jahitan,
klip atau straples
 Monitor proses kesembuhan
area insisi

6 Ansietas orang tua NOC NIC


Setelah dilakukan asuhan Anxiety Reduction (Penurunan
berhubungan dengan
keperawatan selama 1 x24 Kecemasan)
proses penyakit anaknya jam, ansietas teratasi, dengan
 Gunakan pendekatan yang
kriteria hasil:
 Klien mampu menenangkan
mengidentifikasi dan  Nyatakan dengan jelas
mengungkapkan gejala harapan terhadap perilaku
cemas pasien
 Mengidentifikasi,  Jelaskan semua prosedur dan
mengungkapkan, dan apa yang dirasakan selama
menunjukkan teknik untuk
prosedur
mengontrol cemas
 Vital sign dalam batas  Temani pasien untuk
normal memberikan keamanan dan
 Postur tubuh, ekspresi mengurangi ketakutan

16
Tujuan dan Kriteria Hasil
No Diagnosa Intervensi (NIC)
(NOC)
wajah, bahasa tubuh, dan  Dorong keluarga untuk
tingkat aktivitas menemani anak
menunjukkan  Dengarkan dengan penuh
berkurangnya kecemasan
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi
 Berikan obat untuk
mengurangi kecemasan

17
BAB III

TINJAUAN KASUS
F. Pengkajian keperawatan
1. Identitas pasien
a. Inisial klien : An.N
b. Tanggal lahir : 23 April 2018
c. Tanggal pengkajian : 15 Januari 2019
d. Usia : 8 bulan 23 hari
2. Riwayat masuk pasien
Pasien masuk pada tanggal 10 Januari 2019 jam 13.15 WIB. Ibu pasien
mengatakan bahwa An.N mengalami diare lebih kurang 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit, muntah 3 kali sehari, muntah setiap selesai menyusu, batuk berdahak,
pilek, demam 4 hari sebelum masuk rumah sakit, demamnya naik turun, ibu
pasien juga menyatakan bahwa berat badan anaknya tidak mau naik sejak umur
lebih kurang 3 bulan.
3. Riwayat penyakit : riwayat diare pernah dirawat 1 minggu yang lalu
selama 4 hari.
4. Riwayat keluarga : ibu pasien memiliki riwayat hipertensi
5. Pemeriksaan fisik
a. Panjang badan : 62 cm
b. BB : 4,2 Kg
Interpretasi : BB/PB = <-3 SD yaitu gizi buruk dengan komplikasi
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Lingkar Kepala : 38 cm
e. Tanda-tanda vital
N : 120 x/ menit RR : 40 x / menit
S : 36,8 0C
f. Lingkar lengan Atas : 10 cm (gizi buruk)
g. Lingkar perut : 36 cm (normal)
h. Kepala : rambut hitam, bersih, distribusi rambut merata dan
lurus, tidak ada pembengkakan, ubun-ubun cekung.
i. Mata : Simetris kanan dan kiri, Sklera tidak ikterik,
konjungtiva tidak anemis, mata cekung.

21
j. Telinga : Simetris, kondisi bersih, tidak ada pembengkakan pada
telinga, tidak ada gangguan pendengaran
k. Hidung : Simetris, hidung bersih, tidak ada sekret, tidak ada
radang, tidak ada pembengkakan.
l. Mulut : Tidak ada sianosis, gigi belum tumbuh, reflek
menghisap (+), mukosa bibir kering.
m. Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB
n. Dada : Simetris, retraksi dada (-), pembengkakan organ (-),
RR= 40 x/m
o. Perut : Lingkar perut= 36 cm, tidak ada pembengkakan,
Asites (-), bising usus=17x/menit
p. Punggung : Tidak ada kelainan
q. Ekstremitas : Simetris, tidak ada sianosis, teraba hangat, CRT 2
detik
r. Kulit dan kuku : Kuku bersih dan pendek, memar (-), lebam (-), turgor
kulit kembali dalam 1-2 detik, kulit kering dan tidak
elastis.
s. Anorektal : tidak ada kelainan
t. Neurologi : Tidak ada kelainan
6. Reflek Patologis
Reflex patella (+)
7. Pola tidur
Setelah masuk rumah sakit An. N tidur lebih kurang 8-9 jam/hari
8. Pola makan
An. N tidak mau makan dan hanya mau menyusu. Setelah menyusu An. N muntah
± 30 cc.
9. Pola eliminasi
An. N memakai popok dan mengalami diare lebih kurang 5 kali sehari dengan
konsistensi feses cair dengan ampas.
10. Perilaku
An.N kurang aktif dan suka menangis.
11. Pengakajian Nyeri
a. Lokasi :-
b. Efek nyeri :-

22
c. Skala nyeri :-
d. Skala yang dipakai :-
12. Nutrisi dan Cairan
Pengkajian pada tanggal 15 Januari 2019 jam 15.00 WIB
a. Intake / 8 jam :
Oral : minum ASI 3 kali/8 jam, setiap kali menyusui selama 30
menit lebih kurang sebanyak 50 cc setiap menyusui. Total 3 x
50 cc = 150 cc/8 jam
Infus : D5 ¼ NS 500 cc 6 tetes per menit. Jumlah cairan yang
didapat/8 jam = 48 cc
jumlah kebutuhan cairan X faktor tetes
Jumlah tetesan per menit =
waktu (jam)X 60 menit
jumlah kebutuhan cairan X 60
6 tetes =
8 X 60
6 (8X60) = Jumlah kebutuhan cairan X 60
2880 = Jumlah kebutuhan cairan X 60
2880
Jumlah kebutuhan cairan =
60
Jumlah kebutuhan cairan (8 jam) = 48 cc
Total : 198 ml
b. Output / : 8 jam
Bak+Bab : ±800 cc
IWL : 20 x 4,2 / 24 jam= 3,5/jam x 8= 28 cc
Drainase :-
Total : 800 + 28= 828 cc/8 jam
Balance cairan : 198-828= -630 cc
Jenis Minuman: ASI
Frekuensi/hari : ASI 4x/hari

13. Terapi Medikasi : Zinc ½ tablet/24 jam


Oralit/24 jam
PCT infuse 0,5 cc/6 jam
Ceftriaxone 200 mg/12 jam
Lacto B 1 sachet/12 jam

23
Infuse D5 ¼ NS + calsium gluconate 200 mg

14. Pemeriksan penunjang: usia 8 Bulan 23 Hari


NILAI KET
TGL PEMERIKSAAN HASIL
RUJUKAN

10/01/2019 HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin 12,4 g/dL 10,5 - 13,0
Leukosit 11,72 [10^3/uL] 6,0 - 17,0
Trombosit 380 [10^3/uL] 250 - 600
Eritrosit 4,85 [10^6/uL] 3,70 - 4,90
Hematokrit 39,2 % 33,0 - 38,0 Tinggi
MCV 80,8 fL 75,0 - 87,0
MCH 25,6 pg 23,0 - 30,0
MCHC 31,6 g/L 31,0 - 37,0
Hitung Jenis
Basofil 0,1 % 0-1
Eosinofil 0,1 % 0-3
Limfosit 74,9 % 45,0 - 76,0
Monosit 7,0 % 3,0 - 6,0 Tinggi
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah 75 mg/Dl 74 – 106
Sewaktu

14/01/2019 URINALISA
Urin Lengkap
Makroskopis
Warna Kuning Kuning Muda
Kejernihan Jernih Jernih
Kimia Urin
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilirubin 0,2 Umol/L 3,2
pH 6,0 4,5 – 8,0
BJ 1,005 1,003 – 1,030
Darah Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Estrase Negatif
Sedimen
Eritrosit 0 – 1/LPB 0–1
Leukosit 2 – 3/LPB 0–5
Sel Epitel 7 – 8/LPB < 15
Kristal 0/LPB
Silinder 0/LPB
Bakteri 0/LPB

24
Jamur 0/LPB

12/01/2019 IMUNOLOGI
CRP Reaktif 192 <6

ANALISA
FAECES
Feaces Rutin
Makroskopis
Warna Hijau Kuning
Konsistensi Lunak Lunak
Lendir Positif Negatif
Darah Negatif Negatif
Mikroskopis
Amuba Negatif Negatif
Cysta Negatif Negatif
Telur cacing Tidak Tidak
ditemukan ditemukan
Eritrosit 1–2 0–1
Leukosit 4–5 1–2

10/01/2019 ELEKTROLIT
Elektrolit
Na+ 136 mmol/L 135 – 145
K+ 3,8 mmol/L 3,5 – 5,5
Cl 111 mmol/L 97 – 107 Tinggi
Calsium 0,33 mmol/L 0,90 – 1,08 Rendah

G. Analisa Data
Masalah
Data Etiologi
keperawatan
Data Subjektif: Faktor malabsorbsi Kekurangan volume
 Ibu An. N mengatakan pasien cairan
masih mengalami diare. Intoleransi laktosa
 Ibu AN. N mengatakan mengganti
popok 5 kali sehari. Zat-zat sulit diserap
 Ibu pasien mengatakan pasien oleh tubuh
juga mengalami muntah setiap
selesai minum ASI. Pergesaran cairan
dan elektrolit ke
Data Objektif : dalam usus
 Mata cekung
 Ubun-ubun cekung Peningkatan
 Turgor kulit tidak elastis motilitas usus
 Mukosa bibir kering
Peristaltik usus
 Anak tampak lesu
meningkat

25
 Balance cairan : 198-828= -630 cc
 Derajat dehidrasi sedang Peningkatan
 o
Suhu : 36,8 C pengeluaran cairan
 Nadi: 120x/i dan elektrolit
 RR: 24x/i
 Ca : 0,33 mmol/L (0,90-1,08
mmol/L)
Data Subjektif : Invasi Ketidakseimbangan
 Ibu An. N mengatakan anaknya mikroorganisme ke nutrisi kurang dari
tidak mau makan dan hanya mau intestinal dan gaster kebutuhan tubuh
minum susu, tetapi anaknya
mengalami muntah setiap selesai Infiltrasi endotoksik
minum ASI. oleh mikroorganisme
Data Objektif : dan mengiritasi
 BB : 4,2 kg, TB : 62 cm, IMT : jaringan
10,9 (kategori kurus)
 An. N tampak lemas
 Pasien hanya minum ASI Reaksi inflamasi
 Bising usus : 17 x/i daerah gaster dan
intestinal

HCl meningkat

Peningkatan
motilitas usus

Mual dan muntah

Penurunan
penyerapan nutrisi

Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
Data Subjektif : Proses penyakit Defisiensi
- Ibu pasien mengatakan tidak pengetahuan b/d tidak
begitu mengerti tentang penyakit Tidak mengetahui familier dengan
anaknya penanganan dan sumber informasi
- Ibu pasien mengatakan masih pencegahan penyakit
bingung dalam melakukan diare
penanganan mengenai penyakit
anaknya
Data Objektif : Defisiensi
- Ibu paien tampak bingung pengetahuan
- Ibu pasien terlihat tidak mengerti
akan penyakit anaknya
- Ibu belum mengetahui cara
pencegahan penyakit anaknya

26
H. Diagnosa keperawatan
1. Kekurangan volume cairan tubuh b/d output yang berlebihan
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
adekuat dan output yang berlebihan
3. Defisiensi pengetahuan b/d tidak familier dengan sumber informasi.

I. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
NO NOC NIC
Keperawatan

1 Kekurangan volume Setelah dilakukan askep  Pertahankan catatan


cairan b/d output selama 3x24 jam intake dan output yang
yang berlebihan cairan adekuat dengan akurat
Kriteria Hasil :  Monitor status hidrasi
 Mempertahankan
(kelembaban membran
urine output sesuai
mukosa, nadi adekuat,
dengan usia dan BB,
tekanan darah
BJ urine normal, HT
ortostatik), jika
normal.
diperlukan
 Tekanan darah, nadi,
 Monitor vital sign
suhu tubuh dalam
 Kolaborasikan
batas normal.
pemberian cairan IV
 Tidak ada tanda tanda
dehidrasi, elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan.
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan  Kaji adanya alergi
nutrisi: kurang dari intervensi keperawatan makanan
kebutuhan tubuh b/d 3x24 jam nutrisi  Berikan makanan
intake yang tidak seimbang dengan yang terpilih
adekuat dan output Kriteria Hasil:  Berikan informasi
yang berlebihan  Adanya peningkatan
tentang kebutuhan
berat badan sesuai
nutrisi
dengan tujuan
 Kaji kemampuan
 Berat badan ideal
pasien untuk
sesuai dengan tinggi
mendapatkan
badan
nutrisi yang
 Mampu
dibutuhkan
mengidentifikasi
 Monitor adanya
kebutuhan nutrisi
penurunan berat
 Tidak ada tanda-tanda

27
malnutrisi badan
 Menunjukkan  Monitor
peningkatan fungsi lingkungan selama
pengecapan dari makan
menelan  Monitor kulit
 Tidak terjadi kering dan
penurunan berat perubahan
badan yang berarti pigmentasi
 Monitor turgor
kulit
 Monitor mual dan
muntah
 Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan
pasien
3 Defisiensi Setelah dilakukan Teaching Disease Process
pengetahuan b/d intervensi keperawatan  Berikan penilaian
tidak familier 3x24 jam defisiensi tentang tingkat
dengan sumber pengetahuan dapat pengetahuan pasien
informasi teratasi dengan tentang proses
Kriteria Hasil : penyakit yang spesifik
 Pasien dan keluarga  Gambarkan tanda dan
menyatakan gejala yang biasa
pemahaman tentang muncul pada penyakit,
penyakit, kondisi, dengan cara yang tepat
prognosis dan  Gambarkan proses
program pengobatan penyakit, dengan cara
 Pasien dan keluarga yang tepat
mampu  Identifikasi
melaksanakan kemungkinan
prosedur yang penyebab, dengan cara
dijelaskan secara yang tepat
benar  Sediakan informasi
 Pasien dan keluarga pada pasien tentang
mampu menjelaskan kondisi, dengan cara
kembali apa yang yang tepat
dijelaskan  Sediakan bagi
perawat/tim keluarga informasi
kesehatan lainnya tentang kemajuan

28
pasien dengan cara
yang tepat
 Instruksikan pasien
mengenai tanda dan
gejala untuk
melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat.

J. Implementasi dan Evaluasi


Tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi (SOAP) Ttd
Perawat
15 Kekurangan 1. Pertahankan catatan S: - Reftesa
Januari volume cairan intake dan output O: Risfinda
2019 tubuh b/d yang akurat -Mata terlihat
output yang cekung
10.00 2. Memonitor status
berlebihan -Ubun-ubun
WIB hidrasi (kelembaban
cekung
membran mukosa,
-Turgor kulit
nadi adekuat, tidak elastis
tekanan darah -Mukosa bibir
ortostatik), jika terlihat kering
diperlukan -Anak tampak
3. Memonitor vital lesu
sign -Balance cairan
(8 jam) : 214
4. Memonitor tanda-
cc-998 cc= -784
tanda dehidrasi cc
- Suhu : 36,6 oC
- Nadi:
110x/menit
- RR: 22x/menit

A: Masalah belum
teratasi
P:
- Pertahankan
catatan intake
dan output yang
akurat
- Monitor status
hidrasi
(kelembaban
membran
mukosa, nadi
adekuat,

29
tekanan darah
ortostatik), jika
diperlukan
- Monitor vital
sign
- Monitor tanda-
tanda dehidrasi
- Kolaborasikan
pemberian
cairan IV
15 Ketidakseimba 1. Mengkaji adanya S: Reftesa
Januari ngan nutrisi: alergi makanan - Ibu pasien Risfinda
2019 kurang dari 2. Mengkaji mengatakan An.
11.00 kebutuhan
kemampuan pasien N mengalami
WIB tubuh b/d
intake yang untuk mendapatkan muntah setiap
tidak adekuat nutrisi yang selesai minum
dan output dibutuhkan ASI.
yang 3. Memberikan - Ibu pasien
berlebihan makanan yang mengatakan
terpilih anaknya tidak ada
alergi pada
makanan
O:
- Pasien tampak
lemas
- Pasien hanya
minum ASI tapi
sedikit

A: Masalah belum
teratasi
P:
- Mengkaji adanya
alergi makanan
- Mengkaji
kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
- Memberikan
makanan yang
terpilih
- Kolaborasi
dengan ahli gizi

30
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan
pasien
16 Kekurangan 1. Pertahankan catatan S: - Reftesa
Januari volume cairan intake dan output O: Risfinda
2019 tubuh b/d yang akurat - Mata terlihat
output yang tidak cekung
15.00 2. Memonitor status
berlebihan - Turgor kulit
WIB hidrasi (kelembaban
elastis
membran mukosa,
- Mukosa bibir
nadi adekuat, lembab
tekanan darah - Anak tampak
ortostatik), jika rewel
diperlukan - Balance cairan
3. Memonitor vital (8 jam) : 214-
sign 278= -64 cc
- Suhu : 37,0 oC
4. Memonitor tanda-
- Nadi:
tanda dehidrasi 122x/menit
5. Mengkolaborasikan - RR: 24x/menit
pemberian cairan A: Masalah teratasi
IV P: Pertahankan
kondisi pasien
16 Ketidakseimba 1. Mengkaji S: Santi
Januari ngan nutrisi: kemampuan pasien - Ibu pasien Reftesa
2019 kurang dari untuk mendapatkan mengatakan An.
kebutuhan
17.00 nutrisi yang N mengalami
tubuh b/d
WIB intake yang dibutuhkan muntah setiap
tidak adekuat 2. Memberikan selesai minum
dan output makanan yang ASI.
yang terpilih (bubur tim - Ibu pasien
berlebihan saring) mengatakan
3. Mengkolaborasi anaknya hanya
dengan ahli gizi mau sedikit
untuk menentukan memakan bubur
jumlah kalori dan yang diberikan di
nutrisi yang RS
dibutuhkan pasien O:
- Pasien tampak
lemas
- Pasien tampak
minum ASI tapi
sedikit

31
- Bubur yang
dihabiskan pasien
dari RS ± 2
sendok makan
A: Masalah belum
teratasi
P:
- Mengkaji
kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
- Memberikan
makanan yang
terpilih
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan
pasien
16 Defisiensi 1. Memberikan S: Risfinda
Januari pengetahuan penilaian tentang - Ibu klien Reshalia
2019 b/d tidak tingkat pengetahuan mengatakan
familier
18.00 ibu tentang penyakit mengerti apa
dengan
WIB sumber anaknya (diare) yang sudah
informasi 2. Memberikan diajarkan ners
penjelasan tentang muda
pengertian dan tanda - Ibu klien
gejala penyakit mengatakan mau
anaknya (diare) mengaplikasikan
3. Menyediakan bagi apa yang
keluarga informasi diajarkan ner
tentang kemajuan muda.
pasien dengan cara O:
yang tepat - Ibu klien terlihat
4. Mendiskusikan mengerti tentang
perubahan gaya apa yang sudah
hidup yang mungkin diajarkan ners
diperlukan untuk muda

32
mencegah - Ibu klien bisa
komplikasi di masa mengulang apa
yang akan datang yang sudah
5. Mengevaluasi diajarkan ners
pengetahuan klien muda
tentang apa yang A : Masalah teratasi
sudah diajarkan P:
- Evaluasi kembali
tingkat
pemahaman
keluarga pasien
tentang definisi
dan tanda gejala
diare
- Memberikan
penjelasan
tentang penyebab
dan cara
pencegahan diare
di rumah.

17 Ketidakseimba 1. Mengkaji S: Reshalia


Januari ngan nutrisi: kemampuan pasien - Ibu pasien Santi
2019 kurang dari untuk mendapatkan mengatakan An. Ruvida
kebutuhan
11.00 nutrisi yang N tidak ada
tubuh b/d
WIB intake yang dibutuhkan mengalami
tidak adekuat 2. Memonitor adanya muntah lagi
dan output penurunan berat setiap selesai
yang badan minum ASI.
berlebihan 3. Memonitor kulit - Ibu pasien
kering dan mengatakan
perubahan anaknya hanya
pigmentasi mau sedikit
4. Memonitor turgor memakan bubur
kulit yang diberikan di
5. Mengkolaborasikan RS
dengan ahli gizi O:
untuk menentukan - Pasien tampak
jumlah kalori dan lemas
nutrisi yang - Pasien tampak
dibutuhkan pasien minum ASI tapi
sedikit
- Bubur yang

33
dihabiskan pasien
dari RS ± 4
sendok makan
A: Masalah belum
teratasi
P:
- Mengkaji
kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
- Memberikan
makanan yang
terpilih
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan
pasien
17 Defisiensi 1. Memberikan S: Ruvida
Januari pengetahuan penilaian tentang - Ibu klien Santi
2019 b/d tidak tingkat pengetahuan mengatakan
familier
12.00 ibu tentang penyakit mengerti apa
dengan
WIB sumber anaknya (diare) yang sudah
informasi 2. Memberikan diajarkan ners
penjelasan tentang muda
penyebab dan cara - Ibu klien
pencegahan diare di mengatakan mau
rumah. mengaplikasikan
3. Menyediakan bagi apa yang
keluarga informasi diajarkan ner
tentang kemajuan muda.
pasien dengan cara O:
yang tepat - Ibu klien terlihat
4. Mendiskusikan mengerti tentang
perubahan gaya apa yang sudah
hidup yang mungkin diajarkan ners
diperlukan untuk muda
mencegah - Ibu klien bisa

34
komplikasi di masa mengulang apa
yang akan datang yang sudah
5. Mengevaluasi diajarkan ners
pengetahuan klien muda
tentang apa yang A : Masalah teratasi
sudah diajarkan P:
- Anjurkan ibu
untuk melakukan
apa yang
dianjurkan ners
muda
18 Ketidakseimba 1. Mengkaji S: Reshalia
Januari ngan nutrisi: kemampuan pasien - Ibu pasien Risfinda
2019 kurang dari untuk mendapatkan mengatakan An. Ruvida
kebutuhan
16.00 nutrisi yang N tidak ada
tubuh b/d
WIB intake yang dibutuhkan mengalami
tidak adekuat 2. Memonitor adanya muntah lagi
dan output penurunan berat setiap selesai
yang badan minum ASI.
berlebihan 3. Memonitor kulit - Ibu pasien
kering dan mengatakan
perubahan anaknya hanya
pigmentasi mau sedikit
4. Memonitor turgor memakan bubur
kulit yang diberikan di
5. Mengkolaborasikan RS
dengan ahli gizi O:
untuk menentukan - Pasien tampak
jumlah kalori dan lemas
nutrisi yang - Pasien tampak
dibutuhkan pasien minum ASI tapi
sedikit
- Bubur yang
dihabiskan pasien
dari RS ± 5
sendok makan
A: Masalah belum
teratasi
P:
- Intervensi
diberhentikan
(pasien boleh
pulang)

35
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis menguraikan landasan teoritis kemudian menerapkan langsung dalam


asuhan keperawatan pada An. N dengan diare di ruangan Lili RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru, maka dalam hal ini penulis akan membahas beberapa hal baik yang mendukung,
menghambat kelancaran proses keperawatan dan mencari alternatif pemecahan masalah agar
tindakan keperawatan lebih terarah dan mencapai tujuan semaksimal mungkin.
Didalam menerapkan asuhan keperawatan pada klien, penulis akan membahas sesuai
dengan proses keperawatan yang dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
A. Pengkajian
Menegakkan suatu diagnosa keperawatan pasti diawali dengan proses pengakajian
keperawatan. Metode pengkajian terdiri dari beberapa hal, dimulai dari wawancara,
dokumentasi, dan observasi, termasuk didalamnya pemeriksaan fisik. Pada saat
dilakukan wawancara, penulis memperoleh respon yang baik dari pasien dan keluarga.
Ibu pasien mengatakan An. N mengalami diare lebih kurang 1 minggu sebelum
masuk rumah sakit, muntah 3 kali sehari, muntah setiap selesai menyusu, batuk
berdahak, pilek, demam 4 hari sebelum masuk rumah sakit, demamnya naik turun, ibu
pasien juga menyatakan bahwa berat badan anaknya tidak mau naik sejak umur lebih
kurang 3 bulan.

B. Diagnosa keperawatan
Pada kasus An. N dengan diare, diagnosa keperawatan yang muncul ada 2
diagnosa utama yang dilakukan implementasi keperawatan, yaitu:
1. Kekurangan volume cairan tubuh b/d output yang berlebihan
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
adekuat dan output yang berlebihan
3. Defisiensi pengetahuan b/d tidak familier dengan sumber informasi.
C. Intervensi keperawatan
Ada tiga tahap dalam fase perencanaan yaitu: menentukan prioritas, menetapkan
tujuan keperawatan dan merencanakan tindakan keperawatan (NANDA, 2015).

36
1. Diagnosa 1
Kekurangan volume cairan tubuh b/d output yang berlebihan
Rencana tindakan: Pertahankan catatan intake dan output yang akurat, monitor status
hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik),
monitor vital sign, monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori
harian, kolaborasikan pemberian cairan IV, monitor status nutrisi, dorong masukan
oral, berikan penggantian nasogatrik sesuai output, dorong keluarga untuk
membantu pasien makan, kolaborasi dengan dokter jika tanda cairan berlebih
muncul meburuk.

2. Diagnosa 2
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang
tidak adekuat dan output yang berlebihan
Rencana Keperawatan: Kaji adanya alergi makanan, kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien, berikan
makanan yang terpilih, berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi, kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, monitor adanya
penurunan berat badan, monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan,
monitor mual dan muntah, dan kolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.

3. Diagnosa 3
Defisiensi pengetahuan b/d tidak familier dengan sumber informasi
Rencana Keperawatan: Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
tentang proses penyakit yang spesifik, gambarkan tanda dan gejala yang biasa
muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat, gambarkan proses penyakit, dengan
cara yang tepat, identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat,
sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat, sediakan
bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat,
instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat.

37
D. Implementasi keperawatan
Pada tahap pelaksanaan implementasi penulis melakukan tindakan keperawatan
berdasarkan rencana keperawatan yang telah disusun. Penulis akan melakukan
implementasi pada 2 diagnosa keperawatan.
1. Diagnosa 1
Implementasi: mempertahankan catatan intake dan output yang akurat, memonitor
status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik,
memonitor vital sign, memonitor tanda-tanda dehidrasi, mengkolaborasikan untuk
pemberian cairan IV.
2. Diagnosa 2
Implementasi: mengkaji adanya alergi makanan, memberikan makanan yang
terpilih, mengkaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan,
memonitor adanya penurunan berat badan, memonitor mual dan muntah,
mengkolaborasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien, serta memonitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.
3. Diagnosa 3
Implementasi: Memberikan penilaian tentang tingkat pengetahuan ibu tentang
penyakit anaknya (diare), memberikan penjelasan tentang pengertian dan tanda
gejala penyakit anaknya (diare), menyediakan bagi keluarga informasi tentang
kemajuan pasien dengan cara yang tepat, mendiskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang,
memberikan penilaian tentang tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit anaknya
(diare), memberikan penjelasan tentang penyebab dan cara pencegahan diare di
rumah, mengevaluasi pengetahuan klien tentang apa yang sudah diajarkan.
E. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak untuk
melakukan pengkajian ulang. Dalam memberikan asuhan keperawatan penulis terus-
menerus mengumpulkan data baru dari pasien yang nantinya digunakan sebagai bahan
evaluasi selanjutnya. Adapun hasil yang diperoleh dari evaluasi yang berdasarkan setiap
diagnosa sebagai berikut:

38
1. Diagnosa 1
Kekurangan volume cairan tubuh b/d output yang berlebihan
Dari hasil implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi yang telah disusun,
mata pasien saat ini terlihat tidak cekung, turgor kulit elastis, mukosa bibir lembab,
anak tampak rewel, balance cairan (8 jam) : 214-278= -64 cc, suhu: 37,0 oC, nadi:
122x/menit, RR: 24x/menit. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil NOC dan
intervensi NIC tercapai.

2. Diagnosa 2
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang
tidak adekuat dan output yang berlebihan
Dari hasil implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi yang telah disusun,
ibu pasien mengatakan An. N tidak ada mengalami muntah lagi setiap selesai minum
ASI dan anaknya hanya mau sedikit memakan bubur yang diberikan di RS. Dari data
objektif didapatkan pasien tampak lemas, pasien tampak minum ASI tapi sedikit,
dan bubur yang dihabiskan pasien dari RS ± 5 sendok makan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hasil NOC dan intervensi NIC belum tercapai.

3. Diagnosa 3
Defisiensi pengetahuan b/d tidak familier dengan sumber informasi
Dari hasil implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi yang telah disusun
Ibu klien mengatakan mengerti apa yang sudah diajarkan ners muda, ibu klien
mengatakan mau mengaplikasikan apa yang diajarkan ner muda, ibu klien terlihat
mengerti tentang apa yang sudah diajarkan ners muda, ibu klien bisa mengulang apa
yang sudah diajarkan ners muda.

39
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kelompok melakukan asuhan keperawatan pada An. N dengan diare di ruangan
Lili RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, maka kelompok dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Masalah keperawatan yang menjadi prioritas dalam kasus ini sesuai dengan yang
ditemukan pada klien An. N dengan diare. Masalah keperawatan utama pada kasus ini
adalah kekurangan volume cairan tubuh b/d output yang berlebihan,
ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
dan output yang berlebihan, dan defisiensi pengetahuan b/d tidak familier dengan
sumber informasi.
2. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan berdasarkan etiologi yang ditemukan pada
kasus.
3. Rencana tindakan keperawatan pada kasus ini telah disusun sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang ditegakkan.
4. Implementasi dalam hal ini menerapkan rencana tindakan yang nyata pada klien
sesuai dengan perencanaan yang disusun. Hubungan perawat dengan klien serta
keluarga klien yang terbuka memudahkan perawat untuk mengadakan pendekatan
untuk melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan.
B. Saran
1. Bagi perawat
Pada proses asuhan keperawatan, diharapkan perawat dapat bersungguh-sungguh dan
benar dalam melakukan setiap tindakan keperawatan yang seharusnya didapatkan oleh
pasien, demi meningkatkan kebutuhan dan mengatasi keluhan yang dirasakan pasien
pada saat itu juga dan meningkatkan rasa nyaman serta mempercepat proses
penyembuhan yang sedang dilakukan.
2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan menguasai konsep diare agar mampu melaksanakan asuhan
keperawatan untuk menangani masalah yang ditemukan dilapangan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi ,Wikojosastro H. Gulardi. (2010). Ilmu


Kebidanan, edisi ke 4. Jakarta; Balai Penerbit PT. BINA PUSTAKA SARWANO
PRAWIROHARDJO.

Cunningham FG, Mac Donald PC et al. Williams Obstetrics. 21st ed. Prentice Hall Inc, USA,
2001 : 1111-39 4

Hasibuan, Dessy S. (2009). Volume dan Sekresi Ginjal pada Pertumbuhan Janin Terhambat
dan Normal dengan Pemeriksaan Ultrasonografi. Medan: Departemen Obstetri dan
Ginekologi FK USU.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H.( 2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
media & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: MediAction.

Retardasi Pertumbuhan dalam Rahim (Intrauterine Growth Retardation-IUGR).Dalam


http://www.kehamilan.klikdokter.com. Diakses tanggal 14 Januari2009

41
GRAFIK BERAT BADAN MENURUT PANJANG BADAN (BB/PB) ANAK PEREMPUAN UMUR 0-24 BULAN

42

Anda mungkin juga menyukai