Anda di halaman 1dari 15

PERILAKU KEBUDAYAAN MINUM JAMU PADA IBU HAMIL”

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi kesehatan yang Diampu
oleh Diyah

Disusun Oleh :

Nadila Ayu Apriliyani 1811010006

Ega Ristianti 1811010008

Retania 1811010032

Mutia Dwi Wahyuning 1811010050

Nur Syahrul Safinah 1811010067

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIII


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan ilmu
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “perilaku
kebudayaan minum jamu pada ibu hamil” dapat terselesaikan dengan baik. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas antropologi kesehatan yang diampu oleh ibu Diyah

Kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan sehingga kami


dapat menyelesaikan makalah ini. Tentu saja dalam makalah kami masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.

Purwokerto, 12 Februari 2019

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR . ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI . ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN . .................................................................................. 1

A. Latar Belakang . ........................................................................................


B. Rumusan Masalah . ...................................................................................
C. Tujuan . .....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN . ...................................................................................

A. Pengertian budaya . ...................................................................................


B. Pengertian jamu ........................................................................................
C. Penggunaan jamu pada ibu hamil. ............................................................
D. Dampak penggunaan jamu pada ibu hamil. ..............................................

BAB III PENUTUP . ...........................................................................................

A. Kesimpulan . .............................................................................................
B. Saran . ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA . ........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak


membawa perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola
hidup maupun tatanan social termasuk dalam bidang kesehatan yang sering
dihadapkan dalam suatu hal yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya
yang dianut oleh masyarakat yang bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh social budaya dalam masyarakat memberikan peran penting dalam
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan social budaya
dalam masyarakat merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah
tersebut telah mengalami suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan social dan
budaya bisa memberikan dampak positif maupun negative. Hubungan antara budaya
dan kesehatan sangatlah erat hubungannya sebagai salah satu contoh suatu masyarakat
desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan
tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respons
terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang
tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses
terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang
dianut hubungannya dengan kesehatan.
Saat ini terdapat sekitar 60% ibu hamil dan menyusui menggunakan obat-
obatan atau suplemen. Penelitian tentang konsumsi obat tradisional dan efeknya
terhadap janin memang belum dibuktikan secara klinis, namun dari penelitian yang
dilakukan pada hewan percobaan menunjukkan beberapa tanaman obat yang
digunakan sebagai jamu untuk ibu hamil bersifat oksitosik (merangsang uterus),
mengakibatkan perdarahan uterus dan usus, kematian janin, dan pertumbuhan janin
tidak normal (lambat). Oleh karena itu, penggunaan obat tradisional oleh ibu hamil
harus diwaspadai. Beberapa bahan alami dari obat tradisional yang sering dikonsumsi
sebagai jamu untuk ibu hamil ternyata memiliki efek oksitoksik sehingga
memengaruhi keselamatan janin di dalam kandungan.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah tentang ibadah akhlak
muamalah tentang shalat yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan budaya?
2. Apa yang dimaksud dengan jamu?
3. Bagaimana penggunaan jamu pada ibu hamil?
4. bagaimana dampak jamu pada ibu hamil?

C. Tujuan
Sebagaimana telah dijelaskan dalam latar belakang masalah diatas, maka
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian budaya
2. Untuk mengetahui pengertian jamu
3. Untuk mengetahui penggunaan jamu pada ibu hamil
4. Untuk mengetahui dampak jamu pada ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Budaya
Budaya merupakan suatu cara hidup yang terbentuk dari banyak unsur yang
rumit (agama, politik, adat istiadat, bahasa, seni, dll) dan berkembang pada sebuah
kelompok orang atau masyarakat. Budaya sering kali dianggap warisan dari generasi
ke generasi dan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Istilah budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian hakikat
budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia .
Ada pendapat yang membahas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari
kata majemuk budidaya yang berarti budi yang diperdayakan. Budi yang merupakan
paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk, sedangkan daya adalah
kemampuan melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang berkaitan dengan akal
dan cara hidup manusia yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu.
Sedangkan pengertian kebudayaan Istilah kebudayaan berasal dari kata dasar budaya
sehingga memiliki keterkaitan makna. Kebudayaan merupakan hasil dari budaya yaitu
hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan,
kesenian, dan adat istiadat.
Kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan meliputi cara-cara
berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan
manusia khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.

B. Pengertian Jamu

Definisi jamu atau obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau campuran
dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman. Penggolongan jamu dapat digolongkan menjadi tiga jenis
yaitu : a) Jamu tradisional yang biasa kita menjumpai dalam bentuk herbal kering siap
seduh atau siap rebus, juga dalam bentuk segar rebusan (jamu godhok) sebagaimana
yang dijajajakan oleh penjual jamu gendong. b) Jamu herbal terstandar, yaitu jamu
yang sudah mengalami pemrosesan, misalnya berupa ekstrak atau kapsul yang sudah
diteliti khasiat dan keamanannya melalui uji pra klinis. c) Fitofarmaka, yaitu jamu
dengan kasta tertinggi karena khasiat, keamanan, serta standar proses pembuatan dan
bahannya telah diuji klinis, biasanya sering dijual dia apotek dan dibeli dengan resep
dokter.

Jamu memiliki kelebihan dibandingkan obat-obatan kimia atau yang kita kenal
dengan obat apotek. Namun demikian, jamu juga memiliki kekurangan. Kelebihan
jamu diantarannya adalah harganya relatif murah sehingga bisa terjangkau oleh
masyarakat, bahkan sebagian besar bahan-bahan tersedia disekitar kita. Kelebihan
lainnya adalah kandungan bahan kimia didalam jamu formulasinya lebih ringan
dibandingkan dengan obat apotik, oleh karena itu jamu boleh dikonsumsi lebih sering
jika dibandingkan dengan obat kimia namun bukan berarti bisa dikonsumsi sesuka
hati atau dengan kata lain dikonsumsi setiap hari tanpa takaran yang tidak
dipeerhitungkan karena walaupun dalam kadar yang ringan jamu juga mengandung
bahan kimia alami. Selain berbagai kelebihan, jamu juga memiliki kekurangan
diantaranya efek yang didapatkan tidak akan dirasakan seketika sehingga jika kita
menginginkan kesembuhan dalam waktu yang cepat bukan jamu solusinya.
Kelemahan lainnya adalah belum banyak penelitian tentang jamu termasuk tentang
segi keamanan jamu sehingga hal tersebut masih menjadi tanda tanya besar bagi
konsumen.

C. Penggunaan Jamu pada Ibu Hamil

Tradisi masyarakat jawa ketika hamil yaitu mengadakan upacara selamatan


Ubarampe yang dibutuhkan untuk selamatan kelahiran adalah yang disebut brokohan.
Pada zaman ini brokohan biasanya terdiri dari : Beras, Telur, Mie instan, Gula, Teh,
dan sebagainya. Namun jika dikembalikan lagi ke makna yang terkandung dalam
selamatan bayi, brokohan cukup dengan 4 macam ubarampe saja yaitu :

a. Kelapa yang bermakna : daging kelapa yang berwarna putih adalah manifestasi
dari sukra (bahasa Jawa kuno) yaitu sperma, benihnya laki-laki atau bapak
b. Gula merah atau gula jawa yang bermakna : berwarna merah adalah manifestasi
dari swanita (bahasa Jawa kuno) yaitu sel telur, benihnya wanita atau ibu
c. Dawet
Dawet terdiri dari 3 bahan yaitu:
1. santan kelapa, berwarna putih wujud dari sperma, benihnya Bapak.
2. juruh dari gula Jawa yang berwarna merah wujud dari sel telur, benihnya Ibu
3. cendol dari tepung beras manifestasi dari jentik-jentik kehidupan.
d. Telor bebek, ada dua alasan mengapa memakai telor bebek, yaitu:
1. Alasan yang pertama: telor bebek kulitnya berwarna biru, untuk
menggambarkan langit biru, alam awang-uwung, kuasa dari atas.

2. Alasan kedua: biasanya telur bebek dihasilkan dari pembuahan bebek jantan
tidak dari endog lemu atau bertelur karena faktor makanan. Dengan demikian
telor bebek kalau diengrami dapat menetas, artinya bahwa ada roh kehidupan
di dalam telor bebek.

Melalui keempat macam ubarampe untuk selamatan bayi lahir tersebut, para
leluhur dahulu ingin menyatakan perasaannya yang dipenuhi rasa sukur karena telah
mbabar seorang bayi dalam proses babaran. Keempat ubarampe yang dikemas dalam
selamatan Brokohan tersebut mampu menjelaskan bahwa Tuhan telah berkenan
mengajak kerjasama kepada Bapak dan Ibu untuk melahirkan ciptaan baru, mbabar
putra..

Dalam budaya Jawa Timur, kelahiran seorang anak manusia ke dunia, selain
merupakan anugerah yang sangat besar, juga mempunyai makna tertentu. Oleh karena
itu, pada masa mengandung bayi hingga bayi lahir, masyarakat Jawa Timur
mempunyai beberapa uapacara adat untuk menyambut kelahiran bayi tersebut.

a. Budaya Kelahiran Bayi


1. Upacara Mendhem Ari-ari

Ari-ari atau plasenta disebut juga dengan aruman atau embing-embing


atau mbingmbing. Bagi orang Jawa, ada kepercayaan bahwa ari-ari merupakan
saudara bayi tersebut oleh karena itu ari-ari dirawat dan dijaga sebaik mungkin,
misalnya di tempat penanaman ari-ari tersebut diletakkan lampu sebagai
penerangan. Artinya, lampu tersebut merupakan simbol pepadhang bagi bayi.
Pemagaran di sekitar tempat penanaman ari-ari dan menutup bagian atas pagar juga
dilakukan agar tidak kehujanan dan binatang tidak masuk ke tempat itu.

2. Tata Cara/Adat
Ari-ari setelah dicuci bersih dimasukkan ke dalam periuk yang terbuat
dari tanah (kendhil). Di beberapa tempat, periuk dari tanah ini dapat diganti dengan
tempurung kelapa dan tabonan kelapa. Sebelumnya kendhil diberi alas daun senthe
yang di atasnya diletakkan beberapa barang yang merupakan syarat.

b. Syarat yang dimaksud di beberapa daerah berlainan jenisnya, yaitu:

kembang boreh, lenga wangi, kunir bekas alas untuk memotong tali pusat,
welat (pisau yang terbuat dari potongan bambu tipis) yang dipakai untuk
memotong tali pusat, garam, jarum, benang, gereh pethek, gantal dua kenyoh,
kemiri gepak jendhul, tulisan huruf Jawa (ha na ca ra ka, …), tulisan huruf Arab,
tulisan huruf latin (a, b, c, …), dan uang sagobang; biji kemiri gepak jendhul,
jarum, gereh, beras merah, kunyit, garam, dan kertas tulisan Arab,pensil, buku,
kertas tulisan Arab, tulisan Jawa, dan tulisan latin. Selain itu, bagi bayi perempuan
ke dalam kendhil dimasukkan juga empon-empon seperti temu ireng, kunir, dlingo
bengle, bawang merah, bawang putih, benang, dan jarum. Bagi bayi laki-laki,
dimasukkan juga uang logam Rp 100,00 .

Setelah beberapa syarat itu dimasukkan disusul kemudian dengan ari-ari,


kendhil ditutup dengan lemper yang masih baru lalu dibungkus dengan kain mori
yang juga masih baru.

Di atasnya dipasang lampu yang dinyalakan setiap malam selama selapan


(35 hari). Tempat penguburan ari-ari ini biasanya terletak di samping kanan pintu
masuk.

Upacara-upacara tersebut antara lain adalah mitoni, upacara mendhem ari-


ari, brokohan, upacara puputan, sepasaran dan selapanan.

Selapanan dilakukan 35 hari setelah kelahiran bayi. Pada hari ke 35 ini, hari
lahir si bayi akan terulang lagi. Misalnya bayi yang lahir hari Rabu Pon (hari
weton-nya), maka selapanannya akan jatuh di Hari Rabu Pon lagi. Pada
penanggalan Jawa, yang berjumlah 5 (Wage, Pahing, Pon, Kliwon, Legi) akan
bertemu pada hari 35 dengan hari di penanggalan masehi yang berjumlah 7 hari.
Logikanya, hari ke 35, maka akan bertemu angka dari kelipatan 5 dan 7. Di luar
logika itu, selapanan mempunyai makna yang sangat kuat bagi kehidupan si bayi.
Berulangnya hari weton bayi, pantas untuk dirayakan seperti ulang tahun. Namun
selapanan utamanya dilakukan sebagai wujud syukur atas kelahiran dan kesehatan
bayi.

Yang pertama dilakukan dalam rangkaian selapanan, adalah potong rambut


atau parasan. Pemotongan rambut pertama-tama dilakukan oleh ayah dan ibu bayi,
kemudian dilanjutkan oleh sesepuh bayi. Di bagian ini aturannya, rambut bayi
dipotong habis. Potong rambut ini dilakukan untuk mendapatkan rambut bayi yang
benar-benar bersih, diyakini rambut bayi asli adalah bawaan dari lahir, yang masih
terkena air ketuban. Alasan lainnya adalah supaya rambut bayi bisa tumbuh bagus,
oleh karena itu rambut bayi paling tidak digunduli sebanyak 3 kali. Namun pada
tradisi potong rambut ini, beberapa orang ada yang takut untuk menggunduli
bayinya, maka pemotongan rambut hanya dilakukan seperlunya, tidak digundul,
hanya untuk simbolisasi.

Setelah potong rambut, dilakukan pemotongan kuku bayi. Dalam rangkaian


ini, dilakukan pembacaan doa-doa untuk keselamatan dan kebaikan bayi dan
keluarganya. Upacara pemotongan rambut bayi ini dilakukan setelah waktu salat
Maghrib, dan dihadiri oleh keluarga, kerabat, dan tetangga terdekat, serta
pemimpin doa.

Acara selapanan dilakukan dalam suasana yang sesederhana mungkin. Sore


harinya, sebelum pemotongan rambut, masyarakat merayakan selapanan biasanya
membuat bancaan yang dibagikan ke kerabat dan anak-anak kecil di seputaran
tempat tinggalnya. Bancaan mengandung makna agar si bayi bisa membagi
kebahagiaan bagi orang di sekitarnya.

Adapun makanan wajib yang ada dalam paket bancaan, yaitu nasi putih dan
gudangan, yang dibagikan di pincuk dari daun pisang. Menurut Mardzuki, seorang
ustadz yang kerap mendoakan acara selapanan, sayuran yang digunakan untuk
membuat gudangan, sebaiknya jumlahnya ganjil, karena dalam menurut keyakinan,
angka ganjil merupakan angka keberuntungan. Gudangan juga dilengkapi dengan
potongan telur rebus atau telur pindang, telur ini melambangkan asal mulanya
kehidupan. Selain itu juga beberapa sayuran dianggap mengandung suatu makna
tertentu, seperti kacang panjang, agar bayi panjang umur, serta bayem, supaya bayi
hidupanya bisa tentram.
Selain itu Bayi baru lahir tidak boleh di bawa jauh keluar rumah sebelum 40
hari,karan di takutkan terkena penyakit orang lain dan di ganggu mahluk halus,
Bayi di pakaikan gurita dan Jika anak demam,pasti di bawa ke dukun untuk
dalam istilahnya “ di suwok”,

Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Secara tradisional, upaya
perawatan masa nifas telah lama dilakukan dengan berdasar kepada warisan
leluhur dan hal tersebut bervariasi sesuai adat dan kebiasaan pada masing-masing
suku, misalnya saja suku Jawa yang memiliki aneka perawatan selama masa
postpartum. Namun, tidak semua perawatan yang dilakukan oleh masyarakat Jawa
Timur tersebut dapat diterima bila ditinjau dari aspek medis. Oleh sebab itu,
informasi tentang perawatan masa nifas pada suku Jawa merupakan salah satu
aspek penting diketahui para pelayan kesehatan untuk lebih memudahkan
memberikan pendekatan dalam pelayanan kesehatan. Adapun tradisi perawatan
masa nifas menurut adat Jawa meliputi:

perawatan pemeliharaan kebersihan diri, terdiri dari: mandi wajib nifas,


irigasi vagina dengan menggunakan rebusan air daun sirih, dan menapali perut
sampai vagina dengan menggunakan daun sirih

1. perawatan untuk mempertahankan kesehatan tubuh, terdiri dari: perawatan


dengan pemakaian pilis, pengurutan, walikdada, dan wowongan,
2. perawatan untuk menjaga keindahan tubuh, terdiri dari: perawatan dengan
pemakaian parem, duduk senden, tidur dengan posisi setengah duduk,
pemakaian gurita, dan minum jamu kemasan
3. perawatan khusus, terdiri dari: minum kopi dan minum air jamu wejahan. Hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi petugas
pelayan kesehatan khususnya bidan untuk mempermudah memberikan
pelayanan tanpa mengabaikan aspek sosiokultural.

Menurut American Pregnancy, ada beberapa tanaman obat yang


bermanfaat untuk kehamilan, sehingga minum jamu saat hamil tidak bermasalah,
di antaranya yaitu:
a. Daun raspberry merah, tanaman ini mengandung zat besi, membantu untuk
menghilangkan mual, serta menurunkan rasa sakit saat melahirkan.
b. Daun peppermint, cukup ampuh dalam mengatasi rasa mual dan kembung pada
ibu hamil.
c. Jahe, bisa menghilangkan rasa mual

D. Dampak Penggunaan Jamu pada Ibu Hamil

Sebenarnya ada beberapa bahan dasar jamu yang sebaiknya tidak Anda
konsumsi selama kehamilan karena akan menyebabkan keguguran, kelahiran
prematur, kontraksi rahim, serta dapat melukai si bayi yang ada di dalam kandungan.
Bahkan sudah beberapa penelitian telah berhasil membuktikan bahwa tidak semua
tanaman obat – yang merupakan bahan dasar dari jamu – aman untuk dikonsumsi.
Sementara, penelitian yang menyatakan bahwa jamu bermanfaat bagi ibu hamil masih
sangat terbatas.
Namun, bukan berarti Anda tidak bisa sama sekali minum jamu saat hamil
sama. Jika jamu itu berasal dari tumbuhan alami dan sudah terbukti ada khasiatnya
bagi kehamilan, maka tidak ada salahnya mencoba. Seperti yang dikatakan oleh dr.
Hasnah Siregar, Sp.OG, dokter ahli kandungan RSAB Harapan Kita, bahwa minum
jamu bisa bermanfaat bagi ibu yang sedang hamil, tetapi pemakaiannya harus diawasi
oleh dokter.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya merupakan suatu cara hidup yang terbentuk dari banyak unsur yang
rumit (agama, politik, adat istiadat, bahasa, seni, dll) dan berkembang pada sebuah
kelompok orang atau masyarakat, dengan demikian hakikat budaya diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan definisi jamu atau
obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan
hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau campuran dari bahan tersebut yang secara
turun menurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Tradisi
masyarakat jawa ketika hamil yaitu mengadakan upacara selamatan Ubarampe yang
dibutuhkan untuk selamatan kelahiran adalah yang disebut brokohan. Pada zaman ini
brokohan biasanya terdiri dari : Beras, Telur, Mie instan, Gula, Teh, dan sebagainya.
Ada beberapa bahan dasar jamu yang sebaiknya tidak Anda konsumsi selama
kehamilan karena akan menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, kontraksi
rahim, serta dapat melukai si bayi yang ada di dalam kandungan.

B. Saran

Saran dari kelompok kami, Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan
tanaman herbal yang ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin. Serta tetap menjaga
kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta lingkungan hidup yang sehat.

Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang
berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, dari pada kita berjuang mati – matian
untuk mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang mati – matian untuk menjaga
kesehatan kita sebelum terserang penyakit.

Bagi pemerintah diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat


untuk lebih mengetahui tentang manfaat tanaman obat tradisional, pemerintah juga
diharapkan mampu mengembangkan usaha pembuatan obat obatan tradisional agar menjadi
komoditi unggulan
DAFTAR PUSTAKA

http://anishazimah.blogs.uny.ac.id/tag/definisi-jamu/
https://sains.me/obat-tradisional-dari-jamu-sampai-fitofarmaka/
https://hellosehat.com/kehamilan/perkembangan-janin/minum-jamu-saat-hamil-boleh-
atau-tidak/
https://www.literasipublik.com/pengertian-budaya-dan-kebudayaan
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-budaya.html
http://eprints.undip.ac.id/50851/2/Tika_Widya_Titiglory_22010112120019_LapKTI_
Bab1.pdf
https://bidanku.com/bolehkah-ibu-hamil-minum-jamu
https://www.researchgate.net/publication/43901913_Perawatan_Pospartum_Menurut_
Perspektif_Budaya_Jawa
https://bidanfitriana.wordpress.com/2016/04/14/budaya-ibu-hamil-melahirkan-dan-
nifas-di-jawa/
https://media.neliti.com/media/publications/39621-ID-konsumsi-jamu-ibu-hamil-
sebagai-faktor-risiko-asfiksia-bayi-baru-lahir.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/106736-ID-praktek-budaya-perawatan-
kehamilan-di-de.pdf
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai