Anda di halaman 1dari 5

1.

Genetika Fenotip Kualitatif

Fenotipe adalah suatu karakteristik (baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku)
yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh genotipe dan lingkungan serta interaksi
keduanya. Pengertian fenotipe mencakup berbagai tingkat dalam ekspresi gen dari suatu
organisme. Pada tingkat organisme, fenotipe adalah sesuatu yang dapat dilihat/diamati/diukur,
sesuatu sifat atau karakter. Dalam tingkatan ini, contoh fenotipe misalnya warna mata, berat badan,
atau ketahanan terhadap suatu penyakit tertentu. Pada tingkat biokimiawi, fenotipe dapat berupa
kandungan substansi kimiawi tertentu di dalam tubuh. Sebagai misal, kadar gula darah atau
kandungan protein dalam beras. Pada taraf molekular, fenotipe dapat berupa jumlah RNA yang
diproduksi atau terdeteksinya pita DNA atau RNA pada elektroforesis. Menurut Tave (1993),
pengukuran keragaman genetik ikan dapat dilakukan berdasarkan karakter fenotifnya. Fenotip
terdiri dari fenotip kuantitatif dan fenotip kualitatif. Fenotip kuantitatif merupakan karakteristik
yang dapat diukur, dan digunakan untuk menentukan sifat seperti panjang, berat, kegemukan,
fekunditas, dan kelangsungan hidup. Sedangkan, fenotip kualitatif sering digunakan untuk
menentukan warna. Hal ini memungkinkan adanya laju sintasan dan pertumbuhan yang berbeda
pada nila merah strain nilasa dengan karakter warna berbeda. Fenotipe kualitatif adalah sifat-sifat
yang dikendalikan hanya oleh satu atau beberapa gen saja, yaitu seperti warna, pola sisik, dan jenis
kelamin (Ayala and Kiger 1984).

Fenotipe kualitatif merupakan salah satu contoh fenotipe seperti :

1.Albino vs biasanya berpigmen ikan lele.

2.Emas vs palomino vs biasanya berpigmen rainbow trout.

3.biru vs biasanya berpigmen ikan mas.

4.kerudung ekor vs guppy putaran ekor.

5.Saddleback vs aurca nila normal.

6.Belang-belang vs platyfish tak belang,


7.Garis vs kulit vs cermin vs skala ikan mas

2. Gen autosomal

Gen dapat bertempat di autosom atau di gonosom. Dengan demikian penting untuk mengetahui
apakah gen yang memproduksi fenotipe berasal dari autosom atau gonosom, karena penurunan
fenotipe yang diatur oleh autosom berbeda dengan gonosom. sGen autosom akan menyatakan
dirinya secara aditif dan nonaditif. Aditif artinya pasangan alel menyatakan dirinya sama kuat
dalam menghasilkan fenotipe. Nonaditif adalah alel yang satu menyatakan diri lebih kuat dari alel
yang lain dalam mempengaruhi fenotipe yang dihasilkan

2.1. Gen autozome tunggal

Gambar 1 menunjukkan contoh fenotipe kualitatif yang dikendalikan oleh gen autozome
tunggal. Contoh yang paling umum untuk fenotipe ini adalah 3 warna pada ikan konsumsi atau
ikan hias (kecuali ikan koi).
Gambar 1. Contoh Fenotipe Kualitatif yang dikendalikan oleh gen autosome tunggal

Gambar 1 menunjukkan bahwa gen A mengendalikan warna hitam yang bersifat dominan
lengkap, sedangkan gen (x yang menentukan warna putih sebagai gen yang positif. Dengan
demikian bila ikan dengan genotipe AA tersebut dikawinkan dengan ikan genotipe aa, keturunnya
adalah semua berwarna hitam dengan genotipe Act (heterozigot). Pada gen B (genetipe B hitam)
yang disini dikatakan sebagai bersifat dominan tidak lengkap, biia dikawinkan dengan ikan
memiliki gen b (genotype bb, resesif), maka keturunannya adalah bergenotif Bb yang berwarna
agak hitam (warna hitam Bb lebih lernah dari warna hitam genotipe BB). Gen C dan gen c'
mengendalikan warna hitam dan putih yang bersifat aditif. Kedua-duanya tidak ada yang dominan,
karena itu genetipe Cc' menghasilkan warna baru yang intermediet dari warna hitam dan putih,
yaitu abu-abu, atau warna yang lain dari warna kedua tetuanya.

Gambar 2. Warna pada tipe lain atau pigmen normal dan warna merah ungu (pink) pada ikan nila
(Wile tilapie).

Gambar 2 menunjukkan tentang warna pada tipe lain atau pigmen normal dan warna merah
ungu (pink) pada ikan nila (Wile tilapie). Fenotipe ini dikendalikan oleh gen autozome tunggal
yang bersifat dominan lengkap (sempurna) yang disini disebutsebagai gen B. Gen B menghasilkan
warna pigmen normal, sedangkan gen b yang resesif mengendalikan warna merah ungu (pink).
Karena gen B bersifat dominan lengkap terhadap gen b, maka keturunannya yang semua
bergenotipe Bb adalah fenotipe pigmen normal. Warna merah muda hanya akan muncul pada ikan
nila homosigot resesif (bb).

Gambar 3. Kejadian warna hitam, hitam kuning (bronze) dan warna keemasan (golden) pada
ikan mujair (Tilepie. mossambica),

Gambar 3 memperlihatkan tentang kejadian warna hitam, hitam kuning (bronze) dan warna
keemasan (golden) pada ikan mujair (Tilepie. mossambica), Warna ini dikendalikan oleh gen
autozome tunggal juga, tapi adalah gen dominan tidak lengkap yaitu gen G. Karena allel g yang
resesif, maka genotype heterosigot (Gg) menghasilkan warna yang tidak seperti genotipe GG yang
berwarna hitam, tetapi warna hitam kekuningan (Gg) dan genotipe gg (resesif) menghasilkan
fenotipe keemasan.

Daftar Pustaka
Ayala, F., J.A. Kiger. 1984. Modern Genetics. The Benjamin Cummings, Menlo Park. 923 p. (tidak
ada)

Falconer, D.S. 1981. Introduction to quantitative genetics. John Wiley and Sons, 438 p. (tidak
ada)

King, R.C., W.D. Stansfield. 2002. A dictionary of genetics. 6th Ed. Oxford University Press Inc.,
New York. 530 p.

Ryman, N., F. Utter (Eds.). 1987. Population genetics anf fishery management. University of
Washington Press, Seatlle. 420 p. (ada)

Stansfield, W.D. 1989. Schum’s outline of genetics. McGraw-Hill, New York. 392 p.

Strickberger, M.W. 1985. Genetics. Macmillan Publisher Co. Inc, New York.

Tave, D. 1993. Genetics for fish hatchery managers. Van Nostrand Reinhold, New York. 415 p.

Anda mungkin juga menyukai