Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja selama 24 jam.

Dalam keadaan tidur/ istirahat pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk

senantiasa menjaga postur tubuh kita. Mengingat punggung bekerja selama 24

jam, seringkali kita lupa memberinya perhatian (Islamiah Machmud, 2005).

Saat ini, 90 persen kasus nyeri tulang pinggang bawah bukan disebabkan

oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja.

Survei menunjukkan, nyeri pinggang bawah banyak diderita olahragawan angkat

berat dan pesenam. Pada pengangkat berat terjadi beban berlebihan pada tulang

belakang. Pada pesenam, nyeri pinggang bawah disebabkan oleh seringnya

gerakan melengkung pada tulang belakang (Sofyanuddin, 2002).

Gangguan nyeri punggung bawah dapat dialami oleh kita semua, tidak

memandang tua, muda wanita atau pria. Sebagian besar dari nyeri punggung

bawah disebabkan karena otot-otot pada pinggang kurang kuat, sehingga pada

saat melakukan gerakan yang kurang betul atau berada pada suatu posisi yang

cukup lama dapat menimbulkan peregangan yang ditandai dengan rasa sakit

(Diana Samara, 2003).

Gangguan sakit pinggang merupakan keluhan yang paling banyak

dijumpai. Pinggang adalah tempat berbagai macam gerakan tubuh berpangkal.

Karena erat kaitannya antara pinggang dengan aktifitas tubuh, maka tidak heran

1
jika insiden nyeri punggung bawah cukup tinggi. Data WHO menunjukkan lebih

dari 70% orang dewasa pernah mengalami nyeri punggung bawah (Siboe L. Y.

dalam Rusmina Harisi, 2004).

Di Amerika Serikat, kecelakaan kerja pada tulang punggung bagian bawah

dilingkungan industri merupakan masalah kesehatan dan ekonomi yang utama.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 278 karyawan yang bekerja pada

penambangan batubara diberbagai lokasi di Amerika Serikat, terdapat 159 orang

mengalami kelainan bawaan dan 119 orang pernah mengalami satu atau lebih

kecelakaan kerja pada daerah punggung bawah. (Haryoto Kusnoputranto, 1993).

Faktor resiko terjadinya NPB karena tegangnya postur tubuh, obesitas,

kehamilan, faktor psikologi dan beberapa aktivitas yang dilakukan dengan tidak

benar seperti mengangkat barang yang berat dan duduk yang lama. Duduk lama

pada murid sekolah atau mahasiswa pada saat perkuliahan berlangsung juga

dapat mengakibatkan terjadi nyeri punggung (Klooch dalam Zamna Idyan,

2006).

Masalah nyeri pinggang yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena

yang sering terjadi saat ini. Menurut Chang dalam Zamna Idyan (2006), ternyata

60 % orang dewasa mengalami nyeri pinggang bawah karena masalah duduk

yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak

dilakukan dengan duduk. Duduk lama dengan posisi yang salah dapat

menyebabkan otot-otot pinggang menjadi tegang dan dapat merusak jaringan

lunak sekitarnya. Bila keadaan ini berlanjut, akan menyebabkan penekanan pada

bantalan saraf tulang belakang yang mengakibatkan hernia nukleus pulposus.

2
Dewan keamanan kerja Ontario, Kanada, menyusun kasus keluhan nyeri

punggung bawah menurut umur, bahwa angka nyeri punggung bawah dirasakan

dari umur 21 sampai 30 tahun dan meningkat pada umur 40 tahun keatas.

Meskipun kemajuan teknologi dalam dunia industri tak dapat dipungkiri

keberadaannya, campur tangan manusia dalam pekerjaan tertentu, khususnya

yang memerlukan fleksibilitas tinggi, tetap diperlukan. Di lain sisi, aktivitas

penanganan material secara manual seperti pengangkatan beban, termasuk salah

satu faktor kerja yang berhubungan dengan pembebanan pada tulang belakang

yang dapat menyebabkan back pain, back injury, dan work loss. Seperti yang

dipublikasikan National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)

pada tahun 1994, hampir 530 ribu kasus kerugian akibat berkurangnya waktu

kerja adalah akibat penanganan material secara manual, seperti pengangkatan

beban, dimana 60% dari kasus ini melibatkan cedera tulang belakang. Oleh

karena itu, perlu dibuat batas aman pengangkatan beban, sehingga resiko cedera

pada pekerja dapat dihindari. (A.A.S. Manik Mahachandra, 2003)

Menurut Syaiful Saamin (2005), gangguan tulang belakang hampir sama

banyaknya pada pria dan wanita. Sindroma lumbar yang merupakan salah satu

penyebab nyeri punggung bawah lebih banyak pada pria yaitu 51,3 % karena

laki-laki lebih sering dan lebih berat dalam mengangkat dan diyakini ada faktor

spesies tertentu dimana kanal lumbar yang lebih sempit pada pria mempunyai

peranan terjadinya nyeri punggung bawah, sedangkan osteoporosis sebagai salah

satu penyebab nyeri punggung bawah lebih banyak diderita oleh wanita karena

adanya perubahan hormonal akibat menopause.

3
Penyakit nyeri punggung bawah mencapai puncaknya pada usia 40 tahun

pada pria dan 10 tahun kemudian pada wanita (Syaiful Saamin, 2005). Kelsey

menemukan bahwa pria lebih banyak menjalani operasi akibat nyeri punggung

bawah, hal ini tidak berarti suatu bukti dari contoh penderita nyeri punggung

bawah secara keseluruhan.

Yunita, Sari dan Etha Rimba (2002), melaporkan dari 89 responden

terdapat 77 orang (86,52%) pedagang yang menggunakan metoda “Ma rengnge”

dipasar Makale kabupaten Tana Toraja mengalami nyeri punggung. Dari 29

orang (32,58%) pedagang yang berumur 50-59 tahun, yang menderita nyeri

punggung 28 orang (95,55%). Penelitian pada buruh angkut barang pelabuhan

Soekarno-Hatta Makassar tahun 2002 oleh Darmawati dan Fahidah diperoleh

hasil dari 90 responden, yang menderita nyeri punggung bawah lebih banyak

yaitu 63 orang (70%). Dari 66 orang (73,3%) buruh angkut yang berumur lebih

dari 30 tahun, prevalensi nyeri punggung bawah 90,5% (57 orang). Berdasarkan

observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di Poliklinik Fisioterapi Rumah

Sakit Pelamonia tahun 2006 bahwa penderita nyeri punggung bawah sebanyak

289 penderita yang disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor usia,

faktor mekanikal, dan faktor lain.

Berdasarkan beberapa pertimbangan diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di Poliklinik Fisioterapi Rumah Sakit Pelamonia, dengan

judul “Hubungan Faktor Mekanikal dengan Derajat Nyeri pada Penderita Nyeri

Punggung Bawah (NPB)”.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

yaitu apakah faktor mekanikal berhubungan dengan derajat nyeri pada penderita

nyeri punggung bawah (NPB) ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan faktor mekanikal dengan derajat nyeri pada

penderita nyeri punggung bawah (NPB).

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi derajat nyeri pada penderita nyeri punggung

bawah.

b. Untuk mengetahui distribusi faktor mekanikal pada penderita nyeri

punggung bawah.

c. Untuk mengetahui hubungan faktor mekanikal dengan derajat nyeri pada

penderita nyeri punggung bawah.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu

pengetahuan, dan dapat menjadi bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Institusi

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

bagi jajaran sektor kesehatan khususnya kalangan fisioterapis agar dapat

5
dijadikan bahan masukan dalam memecahkan kebijakan khususnya program

promotif, preventif, selanjutnya kearah penanggulangan dan pengobatan

penyakit nyeri punggung bawah

3. Manfaat Bagi Peneliti

Bagi peneliti sendiri merupakan pengalaman berharga dalam

memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai penyakit nyeri punggung

bawah.

Anda mungkin juga menyukai