PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Sesuai dengan tuntutan dari kurikulum pendidikan S1, Fakultas
Teknik,Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar. maka untuk kegiatan
penelitian mahasiswa ini dilaksanakan di perusahaan yang bergarak di bidang
pertambanan Pt.Tambang Raya Usaha Tama (Trust).
Perusahaan ini merupakan contoh perusahaan yang memproduksi bahan
galian berupa batubara. Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil.
Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari
endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui
proses pembatubaraan. Unsur- unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan
oksigen (wikipedia, 2014).
Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis
unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk
bituminus dan C240H90O4NS untuk antrasit(wikipedia, 2014). Karbon
merupakan unsur utama batubara Dengan melakukan kegiatan magang di
perusahaan ini, kami mengharapkan dapat menimba ilmu secara langsung
mengenai guna mengetahui proses penanganan air asam tambang.
B. Tujuan Kegiatan
1 Tujuan umum dari kegiatan ini adalah :
a. Mengembangkan wawasan dan pengalaman mahasiswa dalam
melakukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
b. Agar mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja
praktis sehingga secara langsung dapat memecahkan permasalahan
yang ada dalam kegiatan di bidangpertambangan.
c. Agar mahasiswa dapat melakukan dan membandingkan penerapan
teori yang diterima di jenjang akademik dengan praktek yang
dilakukan di lapangan.
d. Meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai hubungan antara
teori dan penerapannya sehingga dapat memberikan bekal bagi
mahasiswa untuk terjun ke dunia pertambangan
2
e. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan
tinggi, pemerintah, dan perusahaan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari pelaksanaan penelitian di PT Tambang Raya Usaha Tama
(Trust) :
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
pengujiannya. Parameter kualitas batubara diantaranya adalah Basic Analysis
(TM, Proximate, Sulfur, dan calorific value).dan parameter lainnya
seperti ultimate hardgrove grindability index, ash analysis, dan ash fusion
temperature.
Stockpile Management menjelaskan mengenai bagaimana mengelola
stockpile batubara dan mengontrolnya dengan baik.Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam Management stockpile adalah sebagai berikut:
1.Monitoring quantity (Inventory) dan movement batubara distockpile,meliputi
recording batubara yang masuk (coal in) dan recording batubara yang keluar
(coal out) di stockpile, termasuk recording batubara yang tersisa (coalbalance).
2. Menghindari batubara yang terlalu lama di stockpile, dapat dilakukan dengan
penerapan aturan FIFO (First in first out) dimana batubara yang terdahulu masuk
harus dikeluarkan terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi resiko
degradation dan pemanasan batubara.
3. Mengusahakan pergerakan batubara sekecil mungkin di stockpile termasuk
diantaranya mengatur posisi stock dekat dengan reclaimer, Monitoring efektivitas
dozing di stockpile dengan maksud mengurangi degradasi batubara.
4. Monitoring quality batubara yang masuk dan keluar dari stockpile termasuk
diantara control temperatur untuk mengantipasi self heating dan spocom.
5. Pengawasan yang ketat terhadap kontaminasi, meliputi pelaksanaan
housekeeping dan Inspeksi langsung adanya pengotor yang terdapat distockpile.
6. Perhatian terhadap faktor lingkungan yang bisa ditimbulkan dalam hal ini
mencakup usaha:
§ Contral dust dan penerapan dan pengawasan penggunaan spraying dan dust
suppressant.
§ Adanya tempat penampungan khusus (fine coal trap) untuk buangan/limbah air
dari drainage stockpile.
§ Penanganan limbah batubara (remnant & spilage coal)
7. Tidak dianjurkan menggunakan area stockpile untuk parkir dozer,baik untuk
keperluan
5
Maintenance dozer atau over shift operator. Kecuali dalam keadaan emergency dan
setelah itu
harus diadakan house keeping secara teliti.
8. Menanggulangi batubara yang terbakar di stockpile. Dalam hal ini penanganan
yang
dianjurkan sebagai berikut:
§ Melakukan spreading atau penyebaran untuk mendinginkan suhu batubara.
§ Bila kondisi cukup parah, maka bagian batubara yang terbakar dapat dibuang.
§ Memadatkan batubara yang mengalami self heating atau sponcom.
§ Batubara yang mengalami sponcom tidak diperbolehkan langsung diloading ke
tongkang sebelum didinginkan terlebih dahulu.
§ Untuk penyimpanan yang lebih lama bagian atas stockpile harus dipadatkan guna
mengurangi resapan udara dan air ke dalam stokpile.
9. Sebaiknya tidak membentuk stockpile dengan bagian atas yang cekung, hal ini
dimaksudkan untuk menghindari swamp di atas stockpile
10. Mengusahakan bentuk permukaan basement berbentuk cembung atau minimal
datar, hal ini berkaitan dengan kelancaran sistem drainage.
Sifat Umum Batubara
Batubara termasuk salah satu bahan bakar untuk pembangkit energi selain
gas bumi dan minyak bumi. Batubara merupakan bahan padat yang heterogen dan
terdapat dialam, dengan peringkat yang bervariasi, yaitu lignit, sub-bituminus,
bituminous dan antrasit.
Sifat umum batubara sesuai peringkat menurut Mc. Milan Morgan
dan Murray :
1.Sifat batubara jenis antrasit, dengan ciri-ciri:
a. Berwarna hitam mengkilat dan kompak
b. Kandungan air sangat rendah
c. Kandungan sulfur sangat rendah
d. Kandungan abu (Ash) sangat rendah
e. Nilai kalori sangat tinggi, dengan kandungan kadar karbon sangat
tinggi lebih dari 90%.
6
2.Sifat batubara jenis sub-bituminus dan bituminous dengan ciri-ciri:
a.Warna hitam mengkilat dan tidak kompak atau kurang kompa
b.Kadar zat terbang (volatile matter) 30%-40% dan mudah teroksidasi
c.Kandungan sulfur rendah
d.Kandungan air rendah
e.Kandungan abu rendah
f.Nilai kalori tinggi
g.Mudah terbakar dengan nyala api kuning
h.Berat jenis relatif dingin
3. Sifat batubara jenis lignit (brown coal), dengan ciri-ciri:
a.Warna hitam kecoklatan sangat rapuh atau sangat rendah
b.Nilai karbon rendah serta kandungan karbonya sedikit
c.Kandungan air tinggi
d.Kandungan abu banyak
e.Kandungan sulfur banyak
f.Volatil matter tinggi
4.Sifat batubara jenis peat (gambut) merupakan peringkat rendah dengan ciri-ciri:
a.Kandungan air tinggi walaupun sudah dilakukan pengeringan
b.Nilai kalorinya rendah
c.Kandungan zat terbang (Volatil matter) tinggi
d.Mempunyai kadar karbon yang sangat rendah
e. Nyalanya berasap
1. Analisa Proksimat
7
Yaitu analisa yang digunakan untuk memberikan data mengenai batubara,
antara lain pengukuran kandungan moisture, kandungan abu (Ash), zat terbang
(volatil matter) dan fixed carbon).
a.Air (Moisture)
- Lengan bebas (Free Moisture)
Yaitu kadar air yang berasal dari luar batubara itu sendiri
- Lengan bawaan (Residual Moisture)
Yaitu kandungan air yang ada dalam batubara itu sendiri
- Lengan total (Total Moisture)
Yaitu kadar air yang dibawa oleh batubara tersebut, baik itu air dari luar
(Free moisture) ataupun air dari dalam batubara itu sendiri (Residual Moisture).
b. Kadar abu (Ash)
Yaitu material organik yang tersisa setelah sejumlah contoh batubara dibakar
sampai mencapai suhu tertentu.
c. Carbon I (Fixed Carbon)
Yaitu merupakan suatu kandungan karbon padat yang terdapat pada
batubara.
e. Zat terbang (Volatil Matter)
Yaitu kandungan zat terbang atau suatu zat yang mudah menguap dari
batubara itu sendiri.
2. Analisa Ultimate
Yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui komponen pembentuk
batubara, terutama untuk parameter atau
unsurkarbon (C), Hidrogen (H), Sulfur (S), Nitrogen (N) serta
kandungan Oksigen (O) dari batubara terebut.
8
akan diperoleh ukuran batubara sesuai permintaan konsumen dimana dalam
proses ini terjadi pula proses coal blending.
Coal processing plant merupakan serangkaian peralatan mekanis yang
digunakan untuk menangani atau mereduksi ukuran batubara hasil penambangan.
Alat-alat mekanis yang digunakan pada unit coal processing plant pada
umumnya terdapat dua jenis alat mekanis yaitu : crusher dan belt conveyor.
Crusher
Crusher merupakan salah satu alat mekanis terpenting yang
terdapat pada unit Coal processing plant, alat inilah yang berfungsi untuk
mengecilkan ukuran batubara.
Proses Peremukan primer ini dilakukan dengan tujuan untuk
menyiapkan umpan yang akan masuk ke crusher sekunder yaitu Double Roll
Crusher, dimana umpan yang merupakan produk dari alat crusher primer
berukuran – 200 mm akan direduksi menjadi berukuran – 50 mm.
Produktivitas / kapasitas crusher dibedakan menjadi dua macam
yaitu kapasitas desain dan kapasitas nyata. Kapasitas desain merupakan
kemampuan produksi yang seharusnya dicapai oleh crusher dan dapat diketahui
dari spesifikasi yang dibuat oleh pabrik, sedangkan kapasitas nyata
merupakan kemampuan produksi crusher sesungguhnya 20 yang didasarkan
pada sistem produksi yang diterapkan. Adapun faktor -faktor yang
mempengaruhi kemampuan produksi crusher adalah sebagai berikut :
1. Sifat fisik material yang akan direduksi, sifat fisik ini
meliputi : kekerasan, berat jenis, kandungan air.
2. Lubang bukaan dari crusher.
3. Lubang keluaran dari crusher.
4. Kecepatan dan jumlah umpan yang masuk setiap
waktunya.
PROSES COAL BLENDING
Coal blending adalah proses pencampuran batubara secara bersamaan
dari dua atau lebih jenis batubara yang mempunyai perbedaan kualitas yang
dianggap mempunyai komposisi yang konstan dan terkontrol proporsinya.
9
Kualitas hasil coal blending merupakan perpaduan dari semua parameter
batubara yang dicampur atau dengan kata lain batubara dengan kualitas rendah
akan menjadi lebih baik kualitasnya sehingga dapat memenuhi batasan-
batasan kualitas batubara seperti yang disyaratkan oleh konsumen.
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN PENELITIAN
1. Nama kegiatan
2. Waktu pelaksanaan
3. Tempat Pelaksanaan
11
4. Pelaksana penelitian
NIM : 14 31 1 079
B. Materi Penelitian
1. Sumber data
a. Data Primer
b. Data sekunder
1) Sejarah perusahaan
12
D. Materi Khusus
Materi khusus yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah tentang
“Analisis Crusher Pada Unit Pengolahan di Stockpile pada PT. Tambang Raya
Usaha Tama(Trust).
13
BAB V
PENUTUP
14
15
16