Anda di halaman 1dari 23

KLIPING PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

KASUS KORUPSI DALAM BIDANG EKONOMI,


SOSIAL, KEMISKINAN MASYARAKAT, DAN
KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Oleh :
Miftakhul Huda (P27820116004)
Junia Dwi Anggraini (P27820116010)
Dian Dewi Pratiwi (P27820116018)
Shelly Syayidah (P27820116021)
Lulus Ardianti (P27820116025)
Umi Magfiroh (P27820116023)
Cicilia Wahyu Indah (P27820116040)

PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun kliping ini tepat pada waktunya. Kliping ini berisi kasus tentang
korupsi dalam bidang ekonomi, sosial, kemiskinan masyarakat, dan kesehatan
masyarakat.

Dalam penyusunan kliping ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan kliping
ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha
Esa.

Penulis menyadari bahwa kliping ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
diharapkan penulis untuk penyempurnaan tugas-tugas selanjutnya.

Akhir kata semoga kliping ini dapat memberikan manfaat kepada kita.

Surabaya, 9 November 2016

Penulis
SUMBER : JAWA POS

HARI/TANGGAL : RABU/20 APRIL 2016


SUMBER : JAWA POS

HARI/TANGGAL : RABU/20 APRIL 2016


SUMBER : JAWA POS

HARI/TANGGAL : RABU/20 APRIL 2016


SUMBER : JAWA POS

HARI/TANGGAL : RABU/20 APRIL 2016


SUMBER : JAWA POS

HARI/TANGGAL : SABTU/23 JANUARI 2016


SUMBER : JAWA POS

HARI/TANGGAL : RABU/20 APRIL 2016


SUMBER : JAWA POS

HARI/TANGGAL : SELASA/26 JANUARI 2016


SUMBER : https://citrasilviani.wordpress.com/2013/01/13/kasus-
korupsi-pajak-gayus-tambunan/
HARI/TANGGAL : RABU/13 JANUARI 2013

KASUS KORUPSI PAJAK seorang pegawai negeri dan memiliki


GAYUS TAMBUNAN dana Rp. 25 miliar di Bank Panin.
Seiring hasil penelitian jaksa, hanya
Tudingan adanya praktek
terdapat satu pasal yang terbukti
mafia hukum di tubuh Polri dalam
terindikasi kejahatan dan dapat
penanganan kasus money laundring
dilimpahkan ke Pengadilan, yaitu
oknum pegawai pajak bernama
penggelapannya. Itu pun tidak terkait
Gayus Halomoan Tambunan semakin
dengan uang senilai Rp.25 milliar
melebar. Tak hanya Polri dan para
yang diributkan PPATK dan Polri itu.
penyidiknya, Kejaksaan Agung dan
Untuk korupsinya, terkait dana Rp.25
tim jaksa peneliti pun turut gerah
milliar itu tidak dapat dibuktikan
dengan tudingan Susno Duadji yang
sebab dalam penelitian ternyata uang
mulai merembet ke mereka. Mereka
sebesar itu merupakan produk
(tim jaksa peneliti) pun bersuara
perjanjian Gayus dengan Andi
mengungkap kronologis penanganan
Kosasih. Pengusaha garmen asal
kasus Gayus, berikut adalah
Batam ini mengaku pemilik uang
kronologis versi tim peneliti
senilai hampir Rp.25 miliar di
kejaksaan agung.
rekening Bank Panin milik Gayus.
Kasus bermula dari
“Ada perjanjian tertulis
kecurigaan Pusat Pelaporan dan
antara terdakwa dan Andi Kosasih.
Analisis Transaksi Keuangan
Ditandatangani 25 Mei 2008,” kata
(PPATK) terhadap rekening milik
dia. Menurut Cirrus keduanya
Gayus di Bank Panin. Polri,
awalnya berkenalan di pesawat.
diungkapkan Cirrus Sinaga, seorang
Kemudian keduanya berteman
dari empat tim jaksa peneliti, lantas
karena sama-sama besar, tinggal dan
melakukan penyelidikan terhadap
lahir di di Jakarta Utama. Karena
kasus ini. Tanggal 7 Oktober 2009
pertemanan keduanya, Andi lalu
penyidik Bareskrim Mabes Polri
meminta gayus untuk mencarikan
menetapkan Gayus sebagai tersangka
tanah dua hektar guna membangun
dengan mengirimkan Surat
ruko di kawasan Jakarta Utara.
Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan (SPDP). Biaya yang dibutuhkan untuk
pengadaan tanah tersebut sebesar
Dalam berkas yang
US$ 6 juta. Namun Andi, dikatakan
dikirimkan penyidik Polri, Gayus
Cirus baru menyerahkan uang
dijerat dengan tiga pasal berlapis
sebesar US$ 2.810.000. Andi
yakni pasal korupsi, pencucian uang,
menyerahkan uang tersebut kepada
dan penggelapan. “Karena Gayus
Gayus melalui transaksi tunai di Setelah diteliti dan disidik,
rumah orang tua istri Gayus lengkap uang itu diketahui bukan merupakan
dengan kwitansinya, sebanyak enam korupsi dan money laundring juga.
kali yaitu pada pada 1 juni 2008 “Bukan korupsi, bukan money
sebesar US$ 900.000 US dolar, laundering, tapi penggelapan pajak
kemudian 15 September 2008 murni. Itu uang untuk membantu
sebesar US$ 650.000, 27 Oktober pengurusan pajak pendirian pabrik
2008 sebesar US$ 260.000, lalu pada garmen di Sukabumi. Tapi setelah
10 November 2008 sebesar US$ dicek, pemiliknya Mr Son, warga
200.000, 10 Desember 2008 sebesar Korea, tidak tahu berada di mana.
US$ 500.000, dan terakhir pada 16 Tapi uang masuk ke rekening Gayus.
Februari 2009 sebesar US$ 300.000. Tapi ternyata dia nggak urus
(pajaknya). Uang itu tidak digunakan
“Andi menyerahkan uang
dan dikembalikan, jadi hanya diam di
karena dia percaya dengan Gayus.
rekening Gayus.
Sementara untuk money
laundringnya, dikatakan Cirrus itu Berkas P-19 dengan petujuk
hanya tetap menjadi dugaan sebab jaksa untuk memblokir dan
Pusat pelaporan analisis dan kemudian menyita uang senilai Rp
transaksi keuangan (PPATK) sama 370 juta itu. Dalam petunjuknya itu,
sekali tidak dapat membuktikan uang jaksa peneliti juga meminta penyidik
senilai Rp 25 milliar itu merupakan Polri menguraikan di berkas acara
uang hasil kejahatan pencucian uang pemeriksaan (BAP) keterangan itu
(money laundring). PPATK sendiri beserta keterangan tersangka (Gayus
telah dihadirkan dalam kasus itu T Tambunan).
sebagai saksi. Dalam proses perkara
Dugaan penggelapan yang
itu, PPATK tidak bisa membuktikan
dilakukan Gayus itu, diungkapkan
transfer rekening yang yang diduga
Cirrus terpisah dan berbeda dasar
tindak pidana.
penanganannya dengan penanganan
Dari perkembangan proses kasus money laundring, penggelapan
penyidikan kasus tersebut, ditemukan dan korupsi senilai Rp 25 milliar
juga adanya aliran dana senilai Rp yang semula dituduhkan kepada
370 juta di rekening lainnya di bank Gayus. Cirrus dan jaksa peneliti lain
BCA milik Gayus. Uang itu tidak menyinggung soal Rp 25
diketahui berasal dari dua transaksi milliar lainnya dari transaksi Roberto
dari PT.Mega Cipta Jaya Garmindo. Santonius, yang merupakan seorang
PT. Mega Cipta Jaya Garmindo konsultan pajak. Kejaksaan pun tak
dimiliki oleh pengusaha Korea, Mr. menyinggung apakah mereka pernah
Son dan bergerak di bidang garmen. memerintahkan penyidik Polri untuk
Transaksi dilakukan dalam dua tahap memblokir dan menyita uang dari
yaitu pada 1 September 2007 sebesar Roberto ke rekening Gayus senilai
Rp 170 juta dan 2 Agustus 2008 Rp 25 juta itu.
sebesar Rp 200 juta.
Sebelumnya, penyidik Polri percobaan, dijatuhi vonis bebas.
melalui AKBP Margiani, dalam “Mengalirnya (uang) belum
keterangan persnya mengungkapkan kelihatan ke aparat negara atau ke
jaksa peneliti dalam petunjuknya (P- penegak hukum,” kata Yunus.
19) berkas Gayus memerintahkan
Namun, anehnya
penyidik untuk menyita besaran tiga
penggelapan ini tidak ada pihak
transaksi mencurigakan di rekening
pengadunya, pasalnya perusahaan ini
Gayus. Adapun tiga transaksi itu
telah tutup. Sangkaan inilah yang
diketahui berasal dari dua pihak,
kemudian maju kepersidangan
yaitu Roberto Santonius dan PT.
Pengadilan Negeri Tangerang.
Mega Jaya Citra Termindo. Transaksi
Hasilnya, Gayus divonis bebas. “Di
yang berasal dari Roberto, yang
Pengadilan Negeri Tangerang, Gayus
diketahui sebagai konsultan pajak
tidak terbukti secara sah dan
bernilai Rp 25 juta, sedangkan dari
meyakinkan bersalah melakukan
PT. Mega Jaya Citra Termindo
tindak pidana penggelapan. Tapi
senilai Rp 370 juta. Transaksi itu
kami akan ajukan kasasi,” tandas
terjadi pada 18 Maret, 16 Juni, dan
Cirrus. Sosok Gayus dinilai amat
14 Agustus 2009.
berharga karena ia termasuk saksi
Uang senilai Rp 395 juta itu kunci dalam kasus dugaan makelar
disita berdasarkan petunjuk dari kasus serta dugaan adanya mafia
jaksa peneliti kasus itu. Penanganan pajak di Ditjen Pajak. Belum
kasus Gayus sendiri bermula ketika diketahui apakah Gayus melarikan
PPATK menemukan adanya transaksi diri lantaran takut atau ada tangan-
mencurigakan pada rekening Gayus tangan pihak tertentu yang
T Tambunan. PPATK pun meminta membantunya untuk kabur supaya
Polri menelusurinya. kasus yang membelitnya tidak
terbongkar sampai ke akarnya.
Kembali ke kasus, berkas
Satgas Pemberantasan Mafia Hukum
Gayus pun dilimpahkan ke
meyakini kasus Gayus HP Tambunan
pengadilan. “Jaksa lalu mengajukan
bukan hanya soal pidana pengelapan
tuntutan 1 tahun dan masa percobaan
melainkan ada juga pidana korupsi
1 tahun,”. Dari pemeriksaan atas
dan pencucian uang. Gayus diketahui
pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu
kini berada di Singapura. Dia
sebelumnya, beredar kabar bahwa
meninggalkan Indonesia pada Rabu
ada “guyuran” sejumlah uang kepada
24 Maret 2010 melalui Bandara
polisi, jaksa, hingga hakim masing-
Soekarno-Hatta. Namun dia pernah
masing Rp 5 miliar.
memberikan keterangan kepada
Diduga gara-gara itulah Satgas kalau praktek yang dia
Gayus terbebas dari hukuman. lakukan melibatkan sekurangnya 10
Dalam sidang di Pengadilan Negeri rekannya.
Tangerang, 12 Maret lalu, Gayus,
Imigrasi Belum Endus Posisi
yang hanya dituntut satu tahun
Gayus, Gayus Tambunan hengkang
ke Singapura pada Rabu 24 Maret. tidak akan seenaknya melakukan
Namun posisi pastinya saat ini belum tindakan terhadap Gayus meski yang
terendus. Satgas Pemberantasan bersangkutan telah diketahui
Mafia Hukum mengatakan kasus keberadaannya di Singapura.
markus pajak dengan aktor utama
Pada tanggal 31 Maret 2010, tim
Gayus Tambunan melibatkan
penyidik Divisi Propam Polri
sindikasi oknum polisi, jaksa, dan
memeriksa tiga orang sekaligus.
hakim. Satgas menjamin oknum-
Selain Gayus Tambunan dan Brigjen
oknum tersebut akan ditindak tegas
Edmond Ilyas, ternyata Brigjen Raja
oleh masing-masing institusinya,
Erisman juga ikut diperiksa.
koordinasi perkembangan ketiga
Pemeriksaan dilakukan oleh tiga tim
lembaga tersebut terus dilakukan
berbeda. Tim pertama memeriksa
bersama Satgas. Ketiga lembaga
berkas lanjutan pemeriksaan Andi
tersebut sudah berjanji akan
Kosasih, tim kedua memeriksa
melakukan proses internal.Kasus ini
adanya keterlibatan anggota polri
merupakan sindikasi (jaringan) antar
dalam pelanggaran kode etik profesi,
berbagai lembaga terkait.
dan tim ketiga menyelidiki
Perkembangan selanjutnya keberadaan dan tindak lanjut aliran
kasus ini melibatkan susno duadji, dana rekening Gayus.
Brigjen Edmond Ilyas, Brigjen Raja
Pada tanggal 7 April 2010,
Erisman. setelah 3 kali menjalani
Komisi III DPR mengendus, seorang
pemeriksaan, Susno menolak
jenderal bintang tiga di Kepolisian
diperiksa Propam. Sebabnya, dasar
diduga terlibat dalam kasus Gayus P
aturan pemeriksaan sesuai dengan
Tambunan dan seseorang bernama
Pasal 45, 46, 47, dan 48 UU No 10
Syahrial Johan ikut terlibat dalam
Tahun 2004 tentang Pembentukan
kasus penggelapan pajak yang
Peraturan Perundang-undangan,
melibatkan Gayus Tambunan, dari
Pasal 25 Perpres No I Tahun 2007
Rp24 milliar yang digelapkan Gayus,
tentang Pengesahan Pengundangan
Rp11 milliar mengalir ke pejabat
dan Penyebarluasan Peraturan, harus
kepolisian, Rp5 milliar ke pejabat
diundangkan menteri dalam hal ini
kejaksaan dan Rp4 milliar di
Menteri Hukum dan HAM. Komisi
lingkungan kehakiman, sedangkan
III DPR Siap Beri Perlindungan
sisanya mengalir ke para pengacara..
Hukum untuk Susno.
Efek berantai kasus Gayus
Pada tanggal 30 Maret 2010,
juga menyentuh istana. Presiden
Polisi telah berhasil mendeteksi
Susilo Bambang Yudhoyono
posisi keberadaan Gayus di negara
meminta Satgas Anti Mafia Hukum
Singapura dan kini tinggal menunggu
untuk mengungkap kembali kasus
koordinasi dengan pihak pemerintah
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
Singapura untuk memulangkan
(BLBI). SBY menduga dalam kasus
Gayus ke Indonesia. Polri mengaku
tersebut terdapat mafia hukum.
SUMBER : KOMPAS.COM
HARI/TANGGAL : SELASA/11 OKTOBER 2016

Kantor Bulog Pinrang Digeledah "Siapa penanggung jawab Bulog itu,


Terkait Kasus Korupsi Beras Rp 5 pastilah tahu kenapa beras tidak
Miliar diadakan. Ke mana aliran uang itu,
siapa-siapa yang menikmati," ujar
PINRANG, KOMPAS.com -
Salahuddin.
Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan
menggeledah kantor Badan Urusan Di tempat terpisah, Kepala Kejati
Logistik Lamajakka 1 di Kecamatan Sulsel Hidayatullah menyebutkan,
Mattirobulu, Kabupaten Pinrang, ada empat orang jaksa yang ditunjuk
Selasa (11/10/2016). sebagai tim penyidik dalam kasus ini.
Penyidik akan segera memeriksa
Penggeledahan dilakukan terkait
pihak-pihak terlibat secara intensif.
kasus dugaan korupsi dana Bulog
dalam pengadaan 800 ton beras untuk Untuk tahap awal, Kepala Bulog Sub
warga miskin (raskin) dan operasi Divisi Regional Wilayah II Parepare
pasar. serta Wakil Divisi Regional Bulog
akan diperiksa dalam kapasitas
Kepala seksi Penerangan dan Hukum
sebagai saksi. Selanjutnya akan
Kejati Sulsel Salahuddin mengatakan,
menyusul pemeriksaan terhadap
kerugian negara akibat manipulasi
Kepala Gudang Bulog Lamajakka 1
data pelaporan stok beras di gudung
Pinrang.
bulog tersebut ditaksir mencapai Rp 5
miliar. "Kita seret semua yang terlibat. Ini
kalau kepentingan rakyat yang
Dana tersebut berasal dari anggaran
dikorupsi, saya katakan tidak ada
pengadaan beras raskin dan operasi
ampun bagi pelakunya," kata
pasar sejak Juni 2016. Setelah dicek,
Hidayatullah.
beras itu tidak ada.
Menurut dia, ada kerja sama antara
"Itu sebenarnya tidak raib tetapi
pihak penggilingan padi di Pinrang.
memang tidak pernah diadakan. Uang
Meski uang sudah cair, tetapi
pengadaannya dikorupsi sebesar Rp 5
pengadaan beras tidak pernah terjadi.
miliar lebih," kata Salahuddin.
Kepala Bulog Sub Divre Wilayah II
Sebelum ribut-ribut soal beras
Parepare Mahmud Arif Hentihu
tersebut, penyidik Kejati Sulsel telah
mengatakan, pemeriksaan intern
mendapatkan sejumlah fakta tindakan
Bulog terhadap pihak-pihak yang
korupsi sehingga kasus ini dinaikkan
dianggap ikut bertanggung jawab
ke tingkat penyidikan.
dalam kasus ini ditargetkan rampung
pada 25 Oktober 2016. Hasilnya akan Lamajakka I Pinrang Muhammad
diteruskan ke Bulog pusat. Sadik.
Arif mengatakan, kasus ini terungkap Beras serapan yang merupakan stok
saat penghitungan volume yang tidak nasional tersebut di antaranya berupa
sesuai dengan laporan yang dilakukan jatah raskin warga dan beras
via online oleh Kepala Gudang Bulog persiapan operasi pasar.
SUMBER : news.liputan6.com

HARI/TANGGAL : SELASA/8 NOVEMBER 2016

PENULIS : OSCAR FERRI


Korupsi Pasar Besar, KPK Periksa
Wali Kota Madiun

Wali Kota Madiun menyatakan, bahwa ia telah mengorbankan


uang pribadinya senilai Rp 4,7 miliar.
Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
memeriksa Wali Kota Madiun, Bambang Irianto terkait kasus
dugaan korupsi pembangunan Pasar Besar Kota Madiun tahun
2009-2012. Dalam kasus itu Bambang sudah ditetapkan sebagai
tersangka.

"BI diperiksa sebagai tersangka," ucap Pelaksana Harian Kepala


Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati, saat dikonfirmasi, Selasa
(8/11/2016).

Selain itu, KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap


Direktur PT Tangga Baru Jaya Abadi, Mardin Zendrato dan
Direktur Utama PT Lince Romauli Raya, Tonggung Napitupulu.
Keduanya diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Bambang.
Sebagai informasi, KPK resmi menetapkan Wali Kota
Madiun, Bambang Irianto sebagai tersangka dugaan korupsi
terkait pembangunan Pasar Besar Kota Madiun, Jawa Timur tahun
2009-2012.

Bambang selaku Wali Kota Madiun periode 2009-2014 dan 2014-


2019 itu, diduga baik langsung maupun tidak langsung dengan
sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan, dan
persewaan terkait pembangunan Pasar Besar Kota Madiun.
Padahal tugasnya selaku Wali Kota Madiun seharusnya
melakukan pengawasan dalam pembangunan pasar yang
menelan biaya Rp 76,5 miliar itu.

Bambang diduga menerima gratifikasi atau suap yang


berlawanan dengan kewenangan dan kewajiban yang menjadi
tugasnya sebagai Wali Kota Madiun. Meski begitu, belum
diketahui berapa kerugian negara akibat kasus ini.

Atas perbuatannya, Bambang disangka dengan Pasal 12 huruf i


atau Pasal 12B atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 tahun
1999 sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 20 tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor).
SUMBER : bisnis.liputan6.com

HARI/TANGGAL : SELASA/26 MEI 2015

PENULIS : SEPTIAN DENY

Jurus Pemerintah Cegah Korupsi


Pengadaan Barang

Menko Perekonomian Sofyan Djalil memberi keterangan pers usai


menghadiri rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin
(16/3/2015). Pemerintah mengumumkan paket kebijakan
ekonomi untuk memperkuat nilai tukar rupiah.
(Liputan6.com/Faizal Fanani)
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah menggenjot
penggunaan sistem e-catalog untuk pengadaan barang dan jasa
sebagai langkah mencegah tindak korupsi di lingkungan
pemerintah baik di tingkat pusat dan daerah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil
mengatakan, pemerintah ingin sistem yang sudah diterapkan di
DKI Jakarta tersebut juga bisa diterapkan untuk pemerintah pusat
dan daerah lain.

"Sebenarnya e-catalog itu sudah di DKI Jakarta. Dan kita dorong


untuk bisa diterapkan di pusat dan daerah lainnya," ujar Sofyan
di Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat, Selasa
(26/5/2015).

Namun demikian, penerapan sistem ini membutuhkan waktu


tidak sebentar. Lantaran, pemerintah harus melakukan
perubahan dari yang selama ini digunakan dan membangun
sistem baru tersebut.

"Kalau di pusat itu perlu waktu, jadi penerapan di skala nasional


perlu waktu. Yang penting diperbaiki dan dibangun sistemnya,"
kata dia.

Sebelumnya dalam acara Peluncuran Instruksi Presiden (Inpres)


Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Aksi Pencegahan dan
Pemberantasan Korupsi Tahun 2015, Presiden Joko Widodo
(Jokowi)mengatakan penggunaan sistem e-budgeting, e-catalog,
e-goverment dan sistem pajak online akan mampu
mempersempit ruang gerak tindak korupsi.

"Tindakan pengecahan sama pentingnya dengan tindak


penegakan hukum. Membangun sistem yang efektif akan
mengurangi tindakan korupsi. Sistem yang baik bisa berupa e-
budgetin, e-goverment, e-catalog, pajak online, akan
memperkuat sistem pengawasan dan akutabilitas kinerja
pemerintah," kata Jokowi. (Dny/Ahm)
SUMBER : bisnis.liputan6.com

HARI/TANGGAL : RABU/2 NOVEMBER 2016

PENULIS : PEBRIANTO EKO WICAKSONO

Sri Mulyani: Jangan Takut Dituduh


Korupsi

Menkeu Sri Mulyani berjalan bersama pimpinanan KPK Agus


Rahardjo usai datangi KPK, Jakarta, Kamis (22/9). Sri Mulyani
menyerahkan kepemilikan Gedung yang selama ini digunakan
sebagai Kantor KPK. (Liputan6.com/Helmi Afandi)
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri
Mulyani mengimbau jajaran pegawai Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan untuk tidak
takut dituduh korupsi dalam mengoptimalisasi aset negara.

Sri Mulyani mendorong aset negara yang ada dioptimalisasikan


dengan meningkatkan manfaatnya, untuk kemajuan
perekonomian. Hal ini dilatarbelakangi banyak aset negara yang
mangkrak.
"Melakukan pengolahan aset baik, kemampuan melihat
kesempatan, sayang banyak aset negara di sia-sia," kata Sri
Mulyani, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu
(2/11/2016).

Menurut Sri Mulyani, sebagai pihak yang berwenang dalam


menangani aset negara, pegawai DJKN harus berani
mengoptimalkan aset dan tidak takut dituduh korupsi karena
mengembangkan aset negara. Ia yakin selama tata kelola dijaga
dengan baik dan adanya titik keseimbangan antara penegak
hukum, tuduhan tersebut bisa dihindari.

"Korupsi memang penyakit di negeri ini, tapi jangan takut


dituduh korupsi sehingga tidak ada optimasi aset," ucap Sri
Mulyani.

Sri Mulyani melanjutkan, menginjak usia 10 tahun, DJKN harus


membah pemikiran, yaitu tidak hanya melakukan pembukuan
dan sertifikasi aset saja, tetapi juga melakukan valuasi aset.
Dengan begitu, aset negara dapat memberikan manfaat bagi
perekonomian.

"Sepuluh tahun harus menginjak bagaimana


mengoptimalisasikan, karena tidak hanya di buku saja, tapi
memberikan bagi perekonomian kalau tahu cara mengelolanya,"
tutup Sri Mulyani. (Pew/Gdn)

Anda mungkin juga menyukai