Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengantar
Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Kenaikan suhu muka bumi global atau
biasa dikenal dengan istilah pemanasan global (global warming)
merupakan salah satu contoh dari apa yang disebut perubahan iklim.
Dimana perubahan iklim secara umum didefinisikan sebagai perubahan
variabel iklim yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu
antara 50 – 100 tahun. Sedangkan variabel iklim yang dimaksud antara
lain adalah temperatur/ suhu udara, kelembaban udara, tekanan atmosfer,
kondisi awan, intensitas sinar matahari, curah hujan, dan angin.
Terjadinya pemanasan global telah diidentifikasi oleh
Intergovermental Panel on Climate Change (IPPC) di Genewa Tahun
1996. Indikasi terdapatnya pemanasan global tersebut dapat ditunjukkan
oleh adanya data peningkatan suhu rata-rata dunia sebesar 0.3°C sampai
0.6°C. Dimana data tersebut didasarkan pada data pengukuran di akhir
Abad 19 dengan data pengukuran diakhir tahun 1980-an dan awal tahun
1990-an. Dengan berubahnya temperatur maka variabilitas iklim lainnya
sangat mungkin akan berubah. Sebagai contoh, perbedaan perubahan suhu
di permukaan bumi akan berakibat pada perbedaan pola angin. Perubahan
pola angin akan berimplikasi pada perawanan (kondisi awan) suatu
wilayah yang akhirnya berpengaruh pada pola hujannya. Dan perubahan
pola hujan akan berimplikasi pada kehidupan manusia dan makluk hidup
yang ada di dalamnya (Nawa, 2011).
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan
perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut,
meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan
jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain
adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya
berbagai jenis hewan.

1
B. Isi
Kita memanfaatkan berbagai sumberdaya yang ada di lingkungan
kita untuk hidup. Kita mengambil makanan dari apa yang tumbuh dan
hidup di darat dan di air. Kita menghirup oksigen dari udara. Kita
menggunakan batubara, minyak dan bahan alam lainnya untuk
menghasilkan energi ataupun menjalankan pabrik-pabrik. Pabrik-pabrik
itu menghasilkan barang-barang yang berguna untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan manusia. Kepada lingkungan, manusia
mengembalikan limbah sisa-sisa pemakaiannya. Sisa makanannya di
buang sebagai kotoran manusia. Sisa kegiatan sehari-hari dibuang sebagai
sampah. Setelah mengambil oksigen dari udara, manusia mengembalikan
karbon dioksida (CO2 ) ke udara. Demikian pula manusia mengeluarkan
karbon dioksida (CO2 ) dalam jumlah besar sebagai hasil dari pembakaran
bahan bakar di pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Semua limbah itu
diterima oleh lingkungan dan diolah oleh alam menjadi zat-zat berguna.
Kotoran manusia dan hewan ternak didekomposisi dan menjadi pupuk
yang menyuburkan tanah untuk memproduksi makanan lagi bagi manusia.
Karbon dioksida (CO2 ) diserap oleh tumbuh-tumbuhan yang dengan
bantuan klorofil dan sinar matahari diubah menjadi karbohidrat yang
berupa gula, pati, serat dan keju. Benda-benda yang dihasilkan itu
digunakan untuk makanan, pakaian, perumahan dan bahan bakar bagi
manusia. Di daerah pedalaman yang berpenduduk tidak padat, kegiatan
industri belum banyak dan pohon-pohon hijau masih menutupi sebagian
besar permukaan bumi, sehingga masih didapati keseimbangan antara
pembuangan limbah dan kemampuan alam mengolahnya kembali. Dengan
kata lain terdapat keseimbangan antara kegiatan manusia dan daya dukung
lingkungan.
Akan tetapi industri yang makin banyak, lalu lintas makin padat
dan pohon-pohon makin sedikit. Keseimbangan disini terganggu;
pembuangan limbah melebihi batas kemampuan alam untuk mengolahnya
kembali. Dimana-mana akan terlihat limbah-limbah berserakan yang

2
belum sempat diolah oleh alam. Demikian pula di dalam air dan udara.
Lingkungan yang demikian dikatakan tercemar (pencemaran udara).
Pencemaran udara disebabkan oleh terdapatnya zat kimia di dalam
lingkungan. Zat kimia tersebut merupakan campuran dari berbagai jenis
gas. Contohnya saja hasil pembakaran bahan bakar menghasilkan unsur
CO dan CO2. Kedua gas itu merupakan satu diantara gasgas lain yang
menyebabkan suhu bumi meningkat. Tatkala CO dan CO2 menumpuk di
udara akan menghasilkan efek seperti rumah kaca terhadap cahaya
matahari yang akan masuk ke bumi. Bumi seolah-olah dilapisi oleh kedua
gas tadi. Akibatnya, bumi terasa lebih panas dari biasanya, disebut
Pemanasan Global (Global Warming).
Pemanasan Global atau Global Warming adalah peningkatan suhu
rata-rata udara permukaan bumi dan samudera yang disebabkan oleh
kegiatan-kegiatan manusia seperti penggunaan bahan bakar dari fosil dan
pembakaran hutan.
Terjadinya pemanasan global dapat dipengaruhi oleh adanya
aktivitas manusia maupun aktivitas alam itu sendiri (alamiah). Aktivitas
manusia yang diperkirakan berkontribusi pada kenaikan suhu bumi antara
lain adalah aktivitas yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca
(GRK) maupun aktivitas yang mempercepat terjadinya penipisan lapisan
ozon. Beberapa aktivitas yang dapat menghasilkan GRK (CO2, CH4 , dan
N2O) adalah :
• Aktivitas yang menghasilkan gas CO2 (karbon dioksida) seperti
kegiatan penggunaan bahan bakar kayu (biomass), minyak bumi, gas
alam dan batubara oleh industri, kendaraan bermotor, dan rumah tangga
serta pembakaran hutan ;
• Kegiatan yang menghasilkan gas CH4(Methane) seperti kegiatan proses
produksi dan pengangkutan batubara, minyak bumi, dan gas alam;
kegiatan industri yang menghasilkan bahan baku (ekstractive industri);
kegiatan pembakaran biomas yang tidak sempurna; serta kegiatan

3
penguraian oleh bakteri di tempat pembuangan akhir (TPA), ladang
padi dan peternakan;
• Kegiatan yang menghasilkan gas N2O (Nitrous Oksida) hasil dari
pemakaian pupuk nitrogen yang berlebihan di dalam usaha penanaman
padi, aktivitas industri dengan menggunakan limbah padat sebagai
bahan bakar alternatif dan penggunaan bahan bakar minyak bumi.
Dari berbagai GRK di atas yang diperkirakan sebagai gas yang paling
berperan di dalam proses terjadinya pemanasan global adalah CO2 dan
kemudian disusul oleh CH4.
Beberapa dampak negatif yang diperkirakan akan terjadi berkaitan
dengan adanya pemanasan global antara lain adalah Mencairnya lapisan es
di kutub, Kenaikan muka air laut, Hilangnya pulau-pulau kecil dan
tergenangnya kawasan pesisir dan pantai, Kerusakan terumbu karang,
Abrasi pantai, Munculnya gejala alam EL Nino / Enso, Menurunnya
produktivitas lahan, Banjir dan kekeringan, Kebakaran hutan, Munculnya
daerah kritis baru. Berjangkitnya wabah penyakit.
Pemanasan global adalah adanya perubahan siklus/ pola serta
intensitas curah hujan di berbagai wilayah. Implikasi dari perubahan ini
antara lain pada persediaan/ cadangan air suatu wilayah, air tanah, air
permukaan/ limpasan, air tanah, dan reservoar. Sehingga pada beberapa
wilayah dimungkinkan akan terjadi kelebihan air dan beberapa wilayah
yang lain akan kekurangan air, beberapa wilayah terjadi banjir dan
beberapa wilayah kekeringan. Kondisi akan semakin parah apabila kondisi
drainase atau daya tampung sungai dan waduk tidak terjaga akibat adanya
pendangkalan akibat erosi dan sedimentasi. Implikasi lain yang tak kalah
penting adalah adanya perubahan produktivitas lahan yang akhirnya
berpengaruh pada ketahanan pangan. Kebakaran hutan bisa juga
diakibatkan oleh bergesernya pola hujan di suatu wilayah dimana hutan
yang biasanya basah tiba-tiba menjadi kering karena kekurangan hujan.
Munculnya lahan kritis sebagai akibat adanya kebakaran hutan dan erosi
tanah oleh hujan yang lebih dari biasanya.

4
C. Penutup
a. Rekomendasi
Membuat sesuatu yang dapat menangkap carbon, contoh :
• Menanam Pohon. Pepohonan dapat menghirup CO2 dari udara dan
kemudian melepaskan O2.
• Membersihkan material-material yang membusuk baik material
organik maupun anorganik, kalau material-material di atas banyak
mengandung CO2 sehingga dengan membersihkannya maka
mencegah berproduksinya.
• Gas CO dan CO2 yang terhisap ke dalam cerobong asap dapat
diinjeksikan ke dalam sumur-sumur minyak bumi. Gas CO dan CO2
umumnya dapat terserap ke dalam bahan-bahan tambang yang
mengandung Calsium.
• Membangun pembangkit-pembangkit listrik berbahan bakar non
fossil, contoh : - Pembangkit Listrik Tenaga Air - Pembangkit Listrik
Tenaga Angin - Pembangkit Listrik Tenaga Surya - Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir - Pembangkit Listrik Tenaga Fuell Cell -
Pembangkit Listrik dan Panas Cogen/CHP (Combined Heat and
Power)
• Membuat kendaraan pribadi berbahan bakar listrik, tenaga surya,
hybrid, fuell cell.
• Memperhatikan pertanian dan peternakan Dalam peternakan
terutama sapi, lendirnya banyak menghasilkan gas methane (CH4)
sehingga perlu diperhatikan pakan ternaknya, yang cocok tentunya
dipilih yang sedikit menghasilkan gas methane. Dalam pertanian
terutama padi, biasanya berlimpahnya pautan padi menghasilkan
juga hasil sampingan berupa gas metahne sehingga perlu
diperhatikan pupuknya yang cocok tentunya dipilih yang sedikit
menghasilkan gas methane.

5
Daftar Pustaka

Suwedi, Nawa. 2011. Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Dampak


Pemanasan Global. Jakarta: Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol. 6, No.
2:397-401

Ramlah, Mohammad. 2002. Pemanasan Global (Global Warming).


Jakarta: Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol. 3, No.1:30-32

Sahudiyono. 2009. Dampak Pemanasan Global Terhadap Kerusakan


Lingkungan Dan Alternatif Kebijakan Pencegahannya Di Indonesia.
Jakarta: Jurnal Ilmiah. Vol. 32, No.2:91-110

Anda mungkin juga menyukai