Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DASAR-DASAR ADMINISTRASI DAN

KEBIJAKAN KESEHATAN

“PEMBIAYAAN KESEHATAN”

Oleh:
Kelompok 3
Khoriani Zakinah (N 201 16 015)
Sophie .R. Putri (N 201 16 030)
Anisa (N 201 16 045)
Sri Hardiyanti (N 201 16 060)
Rusdianto (N 201 16 075)
Destifanny .R.P. (N 201 16 215)
Desicawati .Y.P. (N 201 16 110)
Fitriani (N 201 16 140)
Meydia Rizki (N 201 16 160)
Naswindah .A.L (N 201 16 175)
Puti Andalusia S. Banilai (N 201 16 190)
Yunita Gugu (N 201 16 220)
Mahmud Hasan (N 201 16 231

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TADULAKO
2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang maha kuasa karena atas berkah
rahmat serta hidayahnya lah makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini
membahas tentang Pembiayaan Kesehatan mulai dari penjelasan mengenai latar
belakang, komponen, serta asuransi kesehatan.
Semoga dengan isi dari makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca dan dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Dalam makalah ini tentu saja masih ada kesalahan penulisan maupun
kesalahan lainnya oleh karena itu diharapkan saran serta kritik dari pembaca agar
dapat menjadi masukan-masukan membangun bagi makalah ini.

Palu, 8 Oktober 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 2
2.1 Latar Belakang Perlunya Sistem Pembiayaan Kesehatan ........................... 2
2.2 Komponen Pembiayaan Kesehatan ............................................................. 2
2.2.1 Program kesehatan yang bersifat Privat Goods ................................ 2
2.2.2 Program kesehatan yang bersifat Public Goods ................................ 3
2.3 Asuransi Kesehatan ..................................................................................... 3
2.3.1 Sejarah Perkembangan ...................................................................... 4
2.3.2 Bentuk Pokok Asuransi Kesehatan ................................................... 5
2.3.3 Macam-Macam Asuransi Kesehatan................................................. 5
2.3.4 Manfaat Asuransi Kesehatan ............................................................ 8
2.3.5 Masalah Asuransi Kesehatan ............................................................ 9
2.3.6 Manajemen peserta asuransi ........................................................... 10
BAB III ................................................................................................................. 12
PENUTUP ............................................................................................................. 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 12
3.2 Saran .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia masih mengalami keterlambatan dalam proses realisasi
pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (TMP)/ Millenium Development
Goals (MDG's). Terlihat pada masih tingginya angka kematian ibu
melahirkan, masih rendahnya kualitas sanitasi & air bersih, laju penularan
HIV/AIDS yang kian sulit dikendalikan, serta meningkatnya beban utang luar
negeri yang kian menumpuk. Permasalahan tersebut jelas memberikan
pengaruh pada kualitas hidup manusia Indonesia yang termanifestasi pada
posisi peringkat Indonesia yang kian menurun pada Human Development
Growth Index. Pada tahun 2006 Indonesia menyentuh peringkat 107 dunia,
2008 di 109, hingga tahun 2009 sampai dengan 2010 masih di posisi 111.
Posisi Indonesia ternyata selisih 9 peringkat dengan Palestina yang berada di
posisi 101. Sulit dipungkiri, dan sungguh ironis (Progres Report in Asia & The
Pacific yang diterbitkan UNESCAP).
Indonesia adalah salah satu negara dari sedikit negara-negara di
dunia, yang belum memiliki sistem pembiayaan yang mantap. Padahal kita
telah merdeka lebih dari 50 tahun. Banyak negara yang lebih muda, yang
merdeka setelah Indonesia, justru telah memiliki sistem pembiayaan kesehatan
yang lebih mantap, yang menjadi “model” dan berlaku secara nasional.
Dampaknya, jelas terkait dengan kemampuan menyediakan dana kesehatan
bagi seluruh rakyat.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa latar belakang perlunya sistem pembiayaan kesehatan?
2.Apa saja komponen pembiayaan kesehatan?
3.Apa dan bagaimana itu asuransi kesehatan?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui belakang perlunya sistem pembiayaan kesehatan
2.Untuk mengertahui komponen pembiayaan kesehatan
3.Untuk mengetahui asuransi kesehatan

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang Perlunya Sistem Pembiayaan Kesehatan


Pembiayaan kesehatan di Indonesia berjumlahsekitar 2,5% GDP atau
18 US$ per orang per tahun. Biaya tersebut sebagian besar (70%) berasal dari
swasta dan hanya sekitar (30%) yang berasal dari pemerintah melalui APBN,
APBD-1, dan APBD-2. Biaya yang berasal dari swasta tersebut sebagian besar
dikeluarkan langsung dari saku masyarakat (direct payment out of pocket)
pada waktu mereka jatuh sakit, hanya sedikit (6%-19%) yang dikeluarkan
melalui mekanisme asuransi atau perusahaan.
Pembiayaan kesehatan sebagai subsistem penting dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, terhadap beberapa faktor penting
dalam pembiayaan kesehatan yang mesti diperhatikan. Pertama, besaran
(kuantitas) anggaran pembangunan kesehatan yang disediakan pemerintah
maupun sumbangan sektor swasta. Kedua, tingkat efektifitas dan efisiensi
penggunaan (fungsionalisasi) dari anggaran yang ada. Terbatasnya anggaran
kesehatan di negeri ini, diakui banyak pihak, bukan tanpa alasan. Berbagai hal
biasa dianggap sebagai pemicunya. Selain karena rendahnya kesadaran
pemerintah untuk menempatkan pembangunan kesehatan sebagai sektor
prioritas, juga karena kesehatan sebagai sektor prioritas, juga karena kesehatan
belum menjadi komoditas politik yang laku dijual di negeri yang sedang
mengalami transisi demokrasi ini.

2.2 Komponen Pembiayaan Kesehatan


Komponen-komponen pembiayaan kesehatan terhadap program kesehatan :
2.2.1 Program kesehatan yang bersifat Privat Goods
a) Medical care
1. Rujukan spesialis
2. Hemodialisa
3. Operasi jantung
4. Operasi kosmetik
5. Perawatan Rumah Sakit kelas II, I dan VIV

2
6. Penunjang diagnostik
2.2.2 Program kesehatan yang bersifat Public Goods
a) Pelayanan kesehatan dasar
1. Kesehatan Ibu dan anak
2. Keluarga Berencana
3. Imunisasi
4. Penyakit Menular
5. Perbaikan Gizi
6. Promosi Kesehatan
7. Sanitasi Lingkungan
8. Penyediaan Air Bersih
b) Pelayanan kesehatan rujukan
1. Perawatan Rumah Sakit di Kelas III
2. Perawatan Rumah Sakit untuk KIA dan Penyakit Menular
3. Pelayanan spesialistik untuk orang miskin
4. Pelayan penunjang diagnostik untuk orang miskin
c) Pelayan Darurat
1. Penyelamatan nyawa manusia saat darurat
2. Program masal untuk masyarakat

2.3 Asuransi Kesehatan


Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian
ekonomi (Brider dan Breadles, 1972).
Asuransi adalah suatu perjanjian dimana sipenanggung dengan
meneima suatu premi mengikatkan dirinya untuk memberi ganti rugi kepada
sitertanggung yang mungkin diderita karena terjadinya suatu peristiwa yang
mengandung ketidak-pastian dan akan mengakibatkan kehilangan, kerugian,
atau kehilangan suatu keuntungan (kitab UU Hukum dagang, 1987).

3
2.3.1 Sejarah Perkembangan
Perkembangan asuransi kesehatan menempuh sejarah yang
panjang, sistem ini telah dikenal setidak-tidaknya sejak 600 tahun SM
yakni dengann diperkenalkannya tbiasoi dan eranoi di yunani serta
collegia di romawi. Hanya saja pada waktu itu cakupannya masih
terbatas, karena hanya berlaku bagi kalangan rohaniawan saja.
Pada tahap selanjutnya, meskipun masih terbatas, masyarakat
umum dapat diikut serta. Pada tahun 1250 diperkenalkan sistem
premium di italia yang kemudia paa tahun 1347 diikuti dengan system
kontrak yang diperkenalkan di genoa. Peraturan tentang asuransi petama
kali disusun pada tahun 1435 di Barcelona.
Pada tahun 1793 pemerintah mulai ikut serta dalam kegiatan
asuransi kesehatan yang pertama kali di pelopori oleh inggris kemudian
diikiti oleh beberapa Negara lain, misalnya jerman pada tahun 1883
dibawah pimpinan otto von bismarch.
Di Amerika serikat, asuransi kesehatan diperkenalkan pada
tahun 1793 yakni dengan didirikannya US Marine Hospital service.
Untuk membiayai pelayanan kesehatan, setiap pelaut di kenakan iuran
wajib yang dipotong dari gaji bulannya. Pada tahun 1847 di
Massachussets didirikan organisasi asuransi kesehatan yang pertama
yang kemudian berkembang ke berbagai negaa di bagian lainnya.
Pada tahun 1937, rumah sakit mulai ikut serta dalam asuansi
kesehatan yakni dengan didirikannya blue cross association. Pada tahun
1946 para dokter juga mengikutinya yakni dengan didirikannya blue
sbield association.
Berbeda dengan inggris, campur tangan pemerintah dalam
asuransi kesehatan di Amerika serikat amat terbatas. Keterlibatan
pemerintah hanya pada hal-hal yang pokok saja, misalnya bantuan
kecelakaan bagi kariyawan (the work man’s compensation law, 1948).
Bantuan untuk orang lanjut usia (the Medicare) dan bantuan untuk orang
miskin (the Medicaid) yang dimulai sejak tahun 1965.

4
Pada tahun 1973 diperkenalkan konsep asuransi kesehatan baru
yakni menggabungkan pengelolaan dana dengan penyedia pelayanan.
Bentuk yang seperti ini dikenal dengan nama health maintance
orgazination (HMO). Di perkirakan pada saat ini sekitar 80% dari
masyarakat Amerika serikat adalah peserta dari salatu bentuk asuransi
kesehatan.

2.3.2 Bentuk Pokok Asuransi Kesehatan


a) Tanggung jawab/peserta
Yang dimaksud dengan tetanggung (clain) atau peserta
ialah mereka yang terdaftar sebagai anggota, membayar iuran
(premi) sejumlah dan mekanisme tertentu dan karena itu ditanggung
biaya kesehatannya.
b) Penanggung dari badan asuransi
Yang dimaksud dengan penanggung / badan asuransi
(health insrance institution) ialah yang bertanggung jawab
mengumpulakan dan mengelola iuran serta membayar biaya
kesehatan yang dibutuhkan pesena.
c) Penyedia pelayanan
Yang dimaksud dengan penyedia pelayanan (health
provider) ialah yang bertanggung jawab menyediakan pelayanan
kesehatan bagi peserta dan untuk itu mendapatkan imbalan jasa dari
badan asuansi.

2.3.3 Macam-Macam Asuransi Kesehatan


a) Ditinjau dari pengelola dana
Jika ditinjau dari badan pengelola dana, asuransi kesehtan dapat
dibedakan atas dua macam yakni:
1. Asuransi kesehatan pemerintah
Disebut asuansi kesehatan pemerintah (gevorment health
insurance). Jika pengelolaan dana dilakukan oleh pemerintah,
dengan ikut sertanya pemerintah dalam pembiayaan kesehatan akan

5
diperoleh beberapa keuntungan misalnya biaya kesehatan dapat
diawasi, pelayanan kesehatan dapat distandarisasi.
2. Asuansi kesehatan swasta
Disebut asuransi swasta (private health insurance), jika
pengelolaan dana dilakukan oleh suatu badan swasta. Keuntungan
dai asuansi kesehatan ialah mutu pelayan relative lebih baik,
sedangkan kerugiannya ialah sulit mengawasi biaya kesehatan
yang akhirnya dapat memberatkan pemakai jasa pelayanan
kesehatan.
b) Ditinjau dari keikut sertaan anggota
Jika ditinjau dari keikutsertaan anggota, asuransi kesehatan dapat
dibedakan atas dua macam yakni:
1. Asuransi kesehatan wajib
Pada asuransi kesehatan wajib (compulsory health
insurance) keikutsetaan peserta bersifat wajib. Dapat berlaku untuk
setia penduduk (national health insurance) dan ataupun untuk
kelompok tertentu saja, misalnya dalam satu perusahaan.
2. Asuransi kesehatan sukarela
Pada asiuransi kesehatan sukarela (compulsary healt
insurance), keikutsertaan peserta tidaklah wajib, melainkan
terserah pada kemauan masing-masing.
c) Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung
Jika ditinjau dari jenis pelayanan kesehatan yang ditanggung, asuransi
kesehatan dapat dibedakan atas dua macam yakni:
1. Menanggung seluruh jenis pelayanan
Pada sistem asuransi kesehatan dimana pengelola dana
dapat berindak sebagai penyedia pelayanan, jenis pelayanan
kesehatan yang ditanggung biasanya mencakup seluruh jenis
pelayanan kesehatan (comprehensive plans).

6
2. Menanggung sebagian pelayanan kesehatan saja
Disini yang ditanggung hanya sebagian dari pelayanan
kesehatan (partian plans) saja. Misalnya untuk macam pelayanan
kesehatan tertentu yang umunya membutuhkan biaya besar.
d) Ditinjau dari jumlah dan yang ditanggung
Jika ditinjau dari dana yang ditanggug, asuransi kesehatan dapat
dibedakan atas dua macam yakni:
1. Menanggung seluruh biaya kesehatan yang diperlukan
Pada sistem ini seluruh biaya kesehatan ditanggung (first
dollar principle) oleh asuansi kesehatan. Mudah diperkirakan, jika
kesadaran peserta kurang, dapat mendorong pemanfaatan yang
berlebihan sehingga menyulitkan badan asuansi dan atau penyedia
pelayanan kesehatan.
2. Hanya menanggung pelayanan kesehatan dengan biaya yang tinggi
saja
Untuk mengatasi penggunaan yang berlebihan,
dipekenalkan bentuk lain, dimana asuransi kesehatan hanya
menanggung pelayanan kesehatan yang membutuhkan biaya besar
saja (large loss principle).
e) Ditinjau dari jumlah yang ditanggung peserta yang ditanggung
Jika ditinjau dari jumlah peserta yang ditanggung, asuransi kesehatan
dapat dibedakan atas tiga macam yakni:
1. Peserta adalah peseorangan (individual health insurance)
2. Peserta adalah satu keluarga (family health insurance)
3. Peseta adalah satu kelompok (group health insurance)
f) Ditinjau dari peranan badan asuransi
Jika ditijau dari peranan badan asuransi, kesehatan dapat dibedakan
atas dua macam yakni:

7
1. Hanya bertindak sebgai pengelola dana
Bentuk ini adalah bentuk klasik dari asuransi kesehatan
yang apabila dikombinasi dengan sistem pembayaran kesarana
kesehatan secara reimbursment, dapat mendorong tingginya biaya
kesehtan.
2. Juga bertindak sebagai penyelenggara biaya kesehatan
Bentuk HMO adalah salah satu contoh dimana badan
asuransi sekaligus juga berperan menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Pada bentuk ini akan diperoleh beberapa keuntungan
yakni dapat diawasinya biaya kesehatan, tetapi juga dapat
mendatangkan kerugian yakni kurang sesuainya pelayanan
kesehatan dengan kebutuhan masyarakat.
g) Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan
Jika ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan, asuransi kesehatan dapat dibedakan atas dua macam yakni:
1. Pembayaran bedasrkan jumlah peserta
Disini pembiayaan dilakukan bedasrkan jumlah
kunjungan peserta (reimbursment) yang memanafaatkan pelayanan
kesehatan.
2. Pembayaran dilakukan dimuka
Pada sistem ini, pembayaran kepada penyedia pelayanan
dilakukan dimuka (prepayment), dalam arti setelah pelayanan
kesehatan selesai diselenggarakan.

2.3.4 Manfaat Asuransi Kesehatan


a) Membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai
Karena pada asuransi kesehatan telah ada yang menjamin
biaya kesehatan, maka para peserta tidak perlu harus menyediakan
dana tunai pada setiap kali berobat

8
b) Biaya kesehatan dapat diawasi
Dengan asuransi kesehatan, apalagi jika dikelola dengan
oleh pemerintah, akan dapat diawasi biaya pelayanan kesehatan.
Pengawasan yang dimaksud berupa diperlakukannya berbagai
peraturan yang membatasi jenis pelayanan kesehatan yang dapat
diberikan oleh penyedia pelayanan dan atau yang dapat dimanfaatka
oleh peserta.
c) Mutu pelayanan dapat diawasi
Keuntungan lain dari asuransi kesehatan ialah dapat
diawasinya muntu pelayana. Pengawasan yang dimaksud dengan
ialah melaui penilaian berkala terhadap terpenuhi atau tidaknya
standar minimal pelayanan.
d) Tersedianya data kesehatan
Asuransi kesehtan membutuhkan tersedianya data
kesehatan yang lengkap serta diperlukan untuk merencanakan dan
ataupun menilai kegitan yang dilakukan kesehtan data ini dpat pula
dimanfaatkan oleh pekerjaan, perencanaan dan ataupun penilaian
berbagai program kesehatan lainnya.

2.3.5 Masalah Asuransi Kesehatan


Sekalipun asuransi kesehatan banyak mendatangkan manfaat,
bukan lalu berarti penyelenggaraan program asuransi kesehatan tidak
menghadapi masalah. Dari pengalaman mengelola system asuransi
kesehatan tercatat ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan.
Masalah yang dimaksud ialah:
a) Mendorong penggunaan yang berlebihan
Karena peserta tidak mengeluarkan uang tunai pada setiap
kali berobat, maka ada kecenderungan untuk menggunakan
pelayanan kesehatan secara berlebihan.

9
b) Mendorong pelayanan yang berlebihan
Karena penyedia pelayanan memperoleh imbal jasa untuk
setiap pelayanan yang diberikannya (reimburment system), maka
untuk menaikkan pendapatannya, dilakukanlah pelayanan yang
berlebihan.

2.3.6 Manajemen peserta asuransi


Bentuk kepesertaan program asuransi banyak macamnya.
Secara umum bentuk kepesertaan yang dimaksud dapat dibedakan atas
tiga macam:
a) Sebagai perorangan
Pada bentuk ini orang perorang menyatakan diri bersdia
mengikuti program asuransi, mendaftarkan diri serta membayar iuran
kepada badan asuransi, untuk kemudian berhak memperoleh
pelayanan kesehatan dari sarana kesehatan, sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang telah disepakati.
b) Sebagai satu keluarga
Adapun yang dimaksud dengan satu keluarga disini dapat
dibedakan atas dua macam:
1. Hanya keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari seorang
ayah, seorang ibu dan anak-anak.
2. Termasuk mereka yang dianggap anggota keluarga (extended
family) seperti mertua, kemenakan dan atau pembantu rumah
tangga yang didaftarkan oleh kepada keluarga.
c) Sebagai satu kelompok
Bentuk kepersertaan berkelompok ini dapat dibedakan atas dua
macam yakni:
1. Hanya berlaku untuk anggota yang didaftarkan saja
Bentuk ini pada dasarnya sama dengan bentuk
perseorangan. Misalnya satu perusahaan hanya mendaftarkan
karnyawannya saja, sedangkan anggota keluarga karyawan tidak

10
termasuk dank arena itu tidak berhak mengikuti program
asuransi.
2. Juga berlaku untuk anggota keluarga yang didaftarkan
Bentuk ini pada dasarnya sama dengan bentuk satu
keluarga. Dengan demikian yang ikut serta dalam program
asuransi tidak hanya anggota yang didaftarkan tetapi juga
anggota keluarga dari anggota yang didaftarkan tersebut.
Untuk suksesenya program asuransi, manajemen
kepesertaan harus dapat dikelola dengan sebaik-baiknya.
Tujuannya ialah disatu pihak untuk meningkatkan jumlah peserta
dan di pihak lain untuk mempertahankan keikutsertaan peserta
dalam program asuransi kesehatan yang diselenggarakan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa Sistem
pembiayaan di Indonesia sebenarnya mengalami perubahan setiap Ordenya
sesuai dengan kepemimpinan atau yang menjabat sebagai presiden dan politik
yang terjadi pada era nya. Sistem Pembiayaan Kesehatan, didefinisikan
sebagai suatu sistem yang mengatur tentang besarnya alokasi dana yang harus
disediakan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya
kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Dari beberapa pendapat mengenai Pembiayaan Kesehatan diatas,
terlihat bahwa biaya kesehatan dapat ditinjau dari beberapa sudut, yaitu :
1. Penyedia Pelayanan Kesehatan
2. Pemakai Jasa Pelayanan
Untuk dapat menghitung besarnya total biaya kesehatan yang berlaku
di suatu negara, ada dua pedoman yang dipakai. Pertama, besarnya dana
yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan untuk sektor swasta.
Kedua, besarnya dana yang dikeluarkan oleh para pemakai jasa pelayanan
kesehatan untuk sektor pemerintah.
Model sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia secara umum
terbagi dalam 2 sistem yaitu:
1. Fee for Service ( Out of Pocket ), Sistem pembiayaan pembayaran tunai.
2. Health Insurance, Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang
dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak asuransi.

3.2 Saran
Dari penulisan makalah diatas penulis dapat sarankan kepada
pembaca terutama bagi mahasiswa kesehatan untuk lebih bisa mempelajari
dan memahami pentingnya sistem pembiayaan kesehatan di Indonesia serta
dapat menerapkan dalam kehidupan dunia kerja.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azrul, 2010, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binapura Aksara Publiaber,


Tangerang.
Muliadin. dkk, 2005, ‘Analisis Pembiayaan Kesehatan Keluarga Miskin di
Kabupaten Buton Provinsi Sulawesi Tenggara’, Jurnal Manajemen
Pembiayaan Kesehatan, Vol. 08, No. 03, Hal. 155-162.

13

Anda mungkin juga menyukai