Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


“ HAK ASASI MANUSIA ( HAM ) “
“ Disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata
kuliah Pendidkan Pancasila dan Kewarganegaraan yang diampu oleh
Bapak Dr. H. Buhori Muslim, M. Ag.

Disusun oleh :
 Krisbiliyadi Budiharjo 1172050051
 Leni Widyawati 1172050052
 Hanifah Nurlaila 1172050041
 Nona Santri Handayani 1172050073

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah kami dapat mnyelesaikan sebuah tugas makalah tentang HAM ini,
yang diberikan oleh Bapak Dr. H. Buhori Muslim, M. Ag. selaku dosen matkul
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen


yang bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah ditetapkan. Makalah ini
berjudul “ Hak Asasi Manusia (HAM)”.

Adapun sumber-sumber dalam pembuatan makalah ini, didapatkan dari


beberapa buku yang membahas tentang materi yang berkaitan. Kami sebagai
penyusun makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak
dapat secara langsung untuk mengucapkannya.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun


dengan kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini
mungkin masih banyak sekali kekurangan-kekurang yang ditemukan, oleh karena
itu kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami mengharapkan
ada kritik dan saran dari para pembaca sekalian dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembacanya.

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan HAM ..................................................................5
B. Klasifikasi Hak Asasi Manusia (HAM) ...................................................8
C. Pelanggaran dan Pengadilan HAM ........................................................11
D. Dasar hukum HAM di Indonesia ...........................................................14
E. Penegakkan HAM di Indonesia..............................................................17
F. Islam dan HAM.......................................................................................26
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................29
B. Saran .....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga
merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang
sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih
dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum
reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri
dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan
HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat
makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi
Manusia”. Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang
harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah
merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi
keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu
juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah
(Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan HAM

Pada umumnya para pakar EROPA berpendapat bahwa lahirnya HAM


dimulai dengan lahirnya Magna Charta pada tahun 1215 di Inggris. Magna Charta
antara lain mencanangkan bahwa raja yang semula memiliki kekuasaan yang
absolut (raja yang menciptakan hukum, tetapi ia sendiri tidak terikat pada hukum),
menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dimintai pertanggungjawaban di muka
umum. Maka sejak itu jika raja melakukan kesalahan, akan diadili dan dimintai
pertanggungjawabannya. Konsep ini diambil sebagai awal lahirnya monarki
konstitusional yang berintikan bahwa kekuasaan raja hanyalah simbol. Lahirnya
Magna Charta diikuti oleh perkembangan yang lebih konkret, dengan lahirnya Bill
of Rights di Inggris pada tahun 1689. Pada masa itu, mulai timbul adagium bahwa
manusia adalah sama di muka hukum (equality before the law). Adagium ini
memperkuat dorongan timbulnya negara hukum dan demokrasi. Bill of rights
melahirkan atas persamaan.

Perkembangan HAM selanjutnya ditandai dengan munculnya The


American Declaration of Independence yang lahir dari paham Roesseau dan
montesqueu. Jadi, walaupun di Prancis belum diperinci makna HAM yang
sebenarnya, di Amerika Serikat lebih dahulu mencanangkan secara lebih terperinci.
Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya
sehingga tidaklah logis apabila sesudah lahir, ia harus dibelenggu.

Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah the french declaration, artinya hak-
hak yang lebih terperinci yang melahirkan dasar The Rule of Law, antara lain
dinyatakan, “tidak boleh ada penangkapan dan penahanan yang semena-mena,
termasuk ditangkap tanpa alasan yang sah dan ditahan tanpa surat perintah yang
dikeluarkan oleh pejabat yang sah. “ Dinyatakan pula presumption of innocence,
artinya praduga tidak bersalah. Lalu, istilah freedom of expression (bebas
mengeluarkan pendapat), freedom of religion (bebas menganut keyakinan/agama

5
yang dikehendaki), the right of property (perlindungan terhadap hak milik), dan
hak-hak dasar lainnya. Jadi, dalam french declaration sudah tercakup semua hak,
meliputi hak-hak yang menjamin tumbuhnya demokrasi ataupun negara hukum
yang asas-asasnya sudah dicanangkan sebelumnya.

Setelah Perang Dunia II, dikarenakan Hitler yang memusnahkan berjuta-


juta umat manusia, menjadi dasar kuat lahirnya rumusan HAM yang bersifat
universal, yang kemudian dikenal dengan The Universal Declaration of Human
Rights yang diciptakan oleh PBB pada tahun 1948. Prinsip dasar universalitas
HAM adalah setiap orang berhak memperoleh hak-haknya dalam kehidupan.
Semua orang memiliki hak-hak yang sama tanpa membedakan apapun. Abdullahi
Ahmed An-Na’im menyebut prinsip ini dengan prinsip “resiprositas”. Prinsip ini
menyebutkan bahwa setiap orang harus menghargai hak-hak orang lain, dan orang
lain pun memiliki kewajiban yang sama terhadap sesamanya. Kebebasan,
persamaan, dan kesetaraan derajat menjadi kunci dasar universalitas HAM.1
Berkenaan dengan hal tersebut, ada tiga faktor yang melatarbelakangi lahirnya
HAM.2

Pertama, secara filosofis, setiap individu memiliki hak-hak yang


fundamental untuk berinteraksi dengan individu lainnya serta lingkungannya. Baik
secara struktural maupun fungsional, keberadaan setiap individu dalam masyarakat
sering diwujudkan dalam perilaku dan tindakan. Kondisi tersebut melahirkan
bentuk keinginan individu bagi kejelasan identitas dan aktualisasi diri sebagai
HAM yang bersifat universal.

Kedua, secara historis, terbentuknya HAM menjadi sebuah ko

nsensus internasional yang merupakan implikasi dari krisis kemanusiaan


yang terjadi selama Perang Dunia II. Perang ini melahirkan penderitaan bagi
banyak pihak, khususnya bagi pelaku yang terlibat di dalamnya. Misalnya,
pembantaian bangsa yahudi oleh NAZI selama Perang Dunia II dan pembersihan
etnis Muslim Bosnia-Herzegovina pada kurun waktu 1990-an, telah melahirkan
krisis kemanusiaan yang tiada terhingga.

6
Adanya tradisi perbudakan (slavery), kejahatan (crime), dan diskriminasi
(discrimination) terhadap golongan minoritas agama, jenis kelamin (sex), dan
gender yang mencuat ke permukaan sebagai landasan munculnya gerakan
perlindungan HAM di seluruh dunia. Terbentuklah konsesus internasional
Universal Declaration of Human Rights (UDHR) pada 10 Desember 1948.

Ketiga, secara normatif-yudiris, keberadaan UDHR sebagai standar


internasional bagi upaya perlindungan HAM di seluruh dunia, tentu tidak akan
efektif jika tidak diadopsi dengan norma dasar dalam hukum, undang-undang, dan
konstitusi suatu negara. meskipun dalam hal ini banyak klausul-klausul yang
multiinterpetable perihal aspek budaya , banyak pihak sepakat bahwa HAM harus
ditransformasikan menjadi bentuk hukum atau undang-undang dan dimuat dalam
konstitusi negara.

1 Abdullahi Ahmad An-Na’im, op.cit

2 Alf Tergel, Human Rights in Cultural and Religious Tradition, Stocklom: Uppsalla University Press, 1998,
hlm 21-22. Bandingkan dengan Peter Van Ness, An Introduction on Debating Human Rights in the United
States and Asia , London and New York, 1999.

7
B. Klasifikasi Hak Asasi Manusia (HAM)

Menurut UU RI No 39 Tahun 1999, yang dimaksud dengan Hak Asasi


Manusia (Human Rigths) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Mahaesa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia. Hak asasi manusia (Human Rights) terdiri atas hak hidup
(Right to Live), hak memiliki sesuatau (Rights Have Something), dan hak
kemerdekaan (Rights to Liberty).

1. Macan-macam Hak Asasi Manusia.

Dalam Universal Decralation of Human Rights macam- macam hak asasi


manusia adalah sebagai berikut :

A. Hak Asasi Pribadi (Personal Rights)


Hak Asasi Pribadi yaitu hak yang mencakup kekebasan dalam menyatakan
kebebasan pendapat, kebebasan dalam memeluk agama, kebebasan dalam bergerak,
kebebasan aktif pada setiap organisasi atau sebagainya.
1. Hak Legal (Hak Jaminan Perlindungan Hukum)
Hak legal adalah hak yang di dasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk,
misalnya;
a. pemerintah mengeluarkan peraturan bahwa veteran perang memperoleh
tunjangan setiap bulan, maka setiap veteran yang telah memenuhi syarat yang di
tentukan maka berhak mendapat tunjangan tersebut.
b. Hak hidup merupakan hak asasi manusia yang di atur oleh undang-undang.
Undang-undang negara melarang manusia untuk di bunuh dan membunuh.
2. Hak Subsistensi (Hak Jaminan adanya Sumber Daya untuk menunjang
kehidupan). Contohnya;
a. Hak mendapatkan air bersih
b. Hak mendapatkan keutuhan sandang,pangan,dan papan.

8
3. Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
 Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)
Hak Asasi Ekonomi yaitu hak dalam membeli, memiliki serta menjual dan dalam
memanfaatkan sesuatu. Contoh Hak Asasi Ekonomi:
 Hak kebebasan dalam membeli
 Hak kebebasan dalam mengadakan serta melakukan perjanjian atau kontrak
 Hak kebebasan memiliki sesuatu
 Hak kebebasan mempunyai pekerjaan yang layak
 Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)
Hak Asasi Sosial dan Budaya yaitu hak yang menyangkut dalam masyarakat untuk
memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan dan lain-lain. Contoh hak asasi
sosial dan budaya adalah:
 hak untuk memperoleh pendidikan yang layak
 hak untuk mendapatkan pelajaran
 hak untuk memperoleh jaminan sosial
 hak untuk berkomunikasi
 hak untuk mengembangkan bakat dan minat.

Dalam UUD 1995 (hasil amandemen I-IV) memuat hak asasi manusia yang terdiri
dari;

1. Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat


2. Hak kedudukan yang sama di dalam hukum
3. Hak kebebasan berkumpul dan beragama
4. Hak penghidupan yang layak
5. Hak kebebasan berserikat
6. Hak mempeoleh pengajaran da kewajiban.
Hak Asasi Manusia dalam UU no 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia.
1. Hak hidup
2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3. Hak mengembangkan diri
4. Hak memperoleh keadilan
5. Hak atas kebebasan pribadi, rasa aman dan kesejahteraan

9
6. Hak turut serta dalam pemerintahan.
7. Hak wanita dan anak

Mengikuti perkembangan zaman, maka hak asasi manusia dapat dibagi secara garis
besar sebagai berikut;

1. Hak asasi pribadi (personal right) yang mencakup;


a. Hak beragama dan beribadah
b. Hak mengeluarkan pendapat
c. Hak untuk hidup
d. Hak kebebasan bergerak
2. Hak asasi di bidang politik (political rights) yang mencakup;
a. Hak untuk memilih dan dipilih dalam pemlihan umum
b. Hak ikut serta dalam pemerintahan
c. Hak mendirikan partai politik dan ikut serta di dalamnya.
3. Hak asasi di bidang ekonomi (economic dan property rights) yang
mencakup;
a. Hak memiliki seuatu
b. Hak memilih dan memperoleh suatu pekerjaan
c. Hak mendapatkan jaminan kerja dan kesehatan serta keselamatan
d. Hak mendapatkan upah, cuti, dan berdagang
4. Hak asasi di bidang sosial dan budaya(social and cultural rights) yang mencakup;
a. Hak untuk mendapatkan pendidikan
b. Hak cipta untuk di publikasikan
c. Hak mengembangkan seni dankebudayaan
5.Hak asasi di bidang pertahanan dan keamanan (defense and security rights) yang
meliputi;
a. Hak dan kewajiban dalam pembelaan negara
b. Hak mendapatkan suaka kepada negara lain
c. Hak dan jaminan rasa aman dan tertib

10
C. PELANGGARAN DAN PENGADILAN HAM
1. Kasus Pelanggaran HAM
Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik,
dan keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan
dampak pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta
milik orang lain, menjarah dan lain-lain.

A. Pelanggaran HAM yang berat

Menurut UU. No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan hak Asasi Manusia bahwa
pelanggraan HAM yang berat adalah:

 Kejahatan genosida, ialah setiap perbuatan yang dilakuan dengan maksud


untuk mengahancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok
bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama dengan cara:
1. membunuh anggota kelompok,
2. mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota-
anggota kelompok,
3. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik baik seluruh atau sebagiannya,
4. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok , atau
5. memindahkan secara paksa anakanak dari kelompok tertentu kekelompok yang
lain.
 Kejahatan terhadap kemanusiaan, adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil, berupa:
1. pembunuhan,
2. pemusnahan,
3. perbudakan,
4. pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,
5. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik lain secara
sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum
internasional,
6. penyiksaan,
7. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual
lain yang setara,
8. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang
disadari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis
kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
dilarang menurut hukum internasional,
9. penghilangan orang secara paksa, atau
10. kejahatan apartheid.

11
B.Pelanggaran HAM yang Ringan
Di samping pelanggaran HAM berat sering juga ditemukan dalam
kehidupan masyarakat pelanggaran HAM ringat, Kasus pelanggaran HAM
ringan dapat dilihat dalam bentuk pelanggaran HAM bermotif rasialisme,
yaitu merupakan bentuk perlakuan dengan memberi pembedaan hak-hak terhadap
rasa atau etnis tertentu. Pelanggaran HAM bermotif diskriminasi apartheid, adalah
pembedaan hak-hak terhadap etnis tertentu berdasarkan warna kulit , dan berbagai
bentuk kejahatan lainnya. Apabila kita kejadian yang timbul dalam masyarakat
dapat kita indikasi bahwa kasus pelanggaran HAM yang ringat/ biasa dapat
berupa, meliputi :

1. Pemukulan
2. Pelecehan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Melakukan pemerasan harta orang lain
Pelanggaran HAM berupa diskriminasi dan penyiksaan menurut UU No. 39 /
1999 tantang HAM adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang
langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis
kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan
atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia
dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam
bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
Sedangkan Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani
maupun rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan
dari seseorang atau dari orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatu
perbuatan yang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh seseorang atau
orang ketiga, atau mengancam atau memaksa seseorang atau orang ketiga, atau
untuk suatu alasan yang didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa
sakit atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan
persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik.

Secara umum beberapa hal yang penting dicatat dalam terjadinya pelanggaran
HAM, yaitu antara lain:

1. Latar belakang terjadinya peristiwa pelanggaran


1. Kronologi peristiwa
2. Identitas pelaku dan alat yang digunakan
3. Respon masyarakat tempat berlangsungnya peristiwa
4. Alat pendukung (seperti peluru, senjata, pakaian korban dll.)
5. Konvensi yang dilanggar.
Apabila memenuhi keenam unsur pokok ini, maka pelanggaran HAM dapat
diajukan ke pengadilan.

12
B. Pengadilan HAM

Pengadilan HAM di Indonesia dibentuk berdasarkan UU RI No. 26


tahun 2000 tentang pengadilan HAM. Adapun tugas dan wewenang
pengadilan HAM adalah sebagai berikut :

 Memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat.


 Memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran HAM yang berat
yang dilakukan di luar batas territorial wilayah negara RI oleh
WNI.
 Pengadilan HAM tidak boleh mengadili seseorang yang berumur di
bawah 18 tahun.

Dalam UU No. 26 tahun 2000 hukum acara atas pelanggaran HAM


berat dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara pidana yang
terdiri dari :

 Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penangkapan.


 Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penahanan.
 Komnas HAM sebagai penyelidik berwenang melakukan
penyelidikan
 Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penyidikan
 Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penuntutan.
 Pemeriksaan dilakukan dan diputuskan oleh Majelis Hakim dan
HAM.

13
D. Dasar-Dasar Hukum HAM

Hak Asasi Manusia adalah merupakan hak dasar dan hak pokok dari sebuah
kehidupan bagi seseorang sendiri. HAM yang mempunyai hak fundamental, yang
berarti tidak bisa dicabut atau diambil dimana saja selama manusia itu masih ada
dan berada dimana saja. Oleh karena itu pemerintah menetapkan dasar hukum
HAM yang terdapat pada undang-undang dasar 1945. Selain itu ada yang
mendasari dari suatu hukum Hak Asasi Manusia yang ada di Indonesia sebagai
berikut:

1. Pancasila

Pancasila yang mempunyai dasar-dasar sebagai pelindung hukum dalam


Hak Asasi Manusia sebagai berikut:

 Pengakuan pancasila dalam HAM mempunyai harkat dan martabat manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

 Pengakuan pancasila dalam HAM mengetahui bahwa kita sederajat dan sama dalam

mengembangkan kewajiban dan memiliki hak yang sama serta menghormati


sesama manusia tanpa membedakan menurut keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan social, warna kulit, suku dan bangsa.

 Mengembangkan sikap saling mencintai sesamam manusia, sikap tenggang rasa,


dan sikap tida sewenang-wenang terhadap orang lain.

 Selalu bekerja sama, hormat menghormati dan selalu berusaha menolong sesama.

 Mengembangkan sikap berani kepada diri sendiri dan kepada sesama membela
kebenaran dan keadilan serta sikap adil dan jujur.

 Menyadari bahwa manusia sama derajatnya sehingga manusia Indonesia merasa


dirinya bagian dari seluruh umat manusia.

14
2. Pembukaan UUD 1945

Dalam pembukaan Indonesia yang bertuliskan “kemerdekaan itu adalah hak


segala bangsa, dan oleh karena itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan.” Pernyataan ini adalah
kalimat yang merupakan suatu unsur pernyataan universal karena semua bangsa
ingin merdeka. Bahkan, didalam bangsa Indonesia yang merdeka, juga ada rakyat
yang ingin merdeka, yakni bebas dari penindasan oleh penguasa, kelompok atau
manusia lainnya.

3. Batang Tubuh UUD 1945

Selain dasar hukum Hak Asasi Manusia terhadap dalam pembukaan, di


dalam batang tubuh UUD 1945 juga terdapat dasar HAM, sebagai berikut :

 Persamaan kedudukan warga Negara dalam hukum dan pemerintahan (pasal


27 ayat 1) yaitu berbunyi : “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan
itu dengan tidak ada kecualinya.”

 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2) yaitu
berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.”

 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul (pasal 28) yaitu berbunyi: “Setiap


orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”

 Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan (pasal 28): “(1) Setiap
orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah. (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”

 Kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama dan


kepercayaanya itu (pasal 29 ayat 2) yaitu berbunyi: “Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

15
 Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31 ayat 1) yang
berbunyi: “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.”

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-undang nomor 39 yang mempunyai dasar perlindungan hukum


dalam Hak Asasi Manusia yang mempunyai isi sebagai berikut:

 Bahwa setiap hak asasi seseorang menimbulkan kewajiban dasar dan


tanggung jawab untuk menghormati HAM orang lain secara timbal balik.

 Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk


kepada pembatasan yang ditetapkan oleh UU.

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi


Manusia

Untuk ikut serta memelihara perdamaian dunia dan menjamin pelaksanaan


HAM serta memberikan perlindungan, kepastian, keadilan, dan perasaan aman
kepada masyarakat, perlu segera dibentuk suatu pengadilan HAM untuk
menyelesaikan pelanggaran HAM yang berat.

6. Hukum Internasional tentang HAM yang telah Diratifikasi Negara RI

Hak Asasi Manusia yang mempunyai pengakuan dari hukum internasional


yang telah mendapatkan ratifikasi dari negara Indonesia sebagai berikut:

 Undang- undang republik Indonesia No 5 Tahun 1998 tentang pengesahan


(Konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang
kejam, ridak manusiawi, atau merendahkan martabat orang lain.

 Undang-undang Nomor 8 tahun 1984 tentang pengesahan Konvensi


Mengenai Penghapusan segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita.

16
E.Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Setiap orang dan setiap badan dalam masyarakat senantiasa menjunjung


tinggi penghargaan tehadap hak-hak dan kebebasa-kebebasan melalui tindakan
progresif baik secara nasional maupun internasional.

Namun manakala manusia telah memproklamasikan diri menjadi suatu kaum


atau bangsa dalam suatu Negara, status manusia individual akan menjadi status
warga Negara. Pemberian hak sebagi warga Negara diatur dalam mekanisme
kenegaraan.

Berikut ini langkah-langkah dalam upaya penegakan HAM di Indonesia adalah:

1. Mengadakan langkah kongrit dan sistematik dalam pengaturan hukum positif

2. Membuat peraturan perundang-undang tentang ham

3. Peningkatan penghayatan dan pembudayaan ham pada segenap element


masyarakat

4. Mengatur mekanisme perlindungan ham secara terpadu

5. Memacu keberanian warga untuk melaporkan bila ada pelanggan ham

6. Meningkatkan hubungan dengan lembaga yang menangani ham

7. Membentuk pusat kajian ham

8. Meningkatkan peran aktif media massa

Dalam penegakan HAM diindonesia perangkat ideology Pancasila dan


UUD 1945 harus dijadikan acuan pokok, karena secara terpadu nilai-nilai dasar
yang ada didalamnya merupakan The Indonesia Bill Of Human Right.

 Penegakan Hukum Dasar Hak Asasi Manusia di Indonesia

Mengetahui dari enam dasar hukum HAM yang ada Indonesia, sesuai pada
tentang Hak Asasi Manusia. Indonesia mempunyai penegak dasar hukum untuk
Hak Asasi Manusia menurut pasal-pasal UUD 1945. Selain tadi menjelaskan
tentang dasar hukum Hak Asasi Manusia yang ada di Indonesia, Indonesia juga

17
mempunyai penegakkan hukum sebagai dasar dari Hak Asasi Manusia sebagai
berikut:

1. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

2. Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum.”

3. Pasal 28 ayat (5) UUD 1945 yang berbunyi “Untuk menegakkan dan
melindungi Hak Asasi Manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan Hak Asasi Manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan.”

4. Pasal 30 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi “Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.”

5. Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Kekuasaan kehakiman


merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan.”

 Penegakan Hak Asasi Manusia Dalam Ketetapan Undang Undang

Selain penegakan Hak Asasi Manusia berlaku dalam Undang-Undang Dasar


1945, HAM juga berlaku dalam penegakannya juga di ketetapan MPR . Ketetapan
MPR dalan penegakan Hak Asasi Manusia dalam TAP MPR Nomor XVII tahun
1998 tentang pelaksanaan sikap dan bangsa Indonesia terhadap HAM dan piagam
HAM nasional. Peraturan Hak Asasi Manusia juga pernah dikeluarkan Undang-
Undang oleh Pemerintah sebagai berikut:

 UU Nomor 5 Tahun 1998, tentang ratifikasi konvesi pada anti penyiksaan,


perlakuan atau penghukuman yang kejam, tidak manusiawi sampai merendahkan
martabat orang.

18
 UU Nomor 9 Tahun 1998, berkaitan membahas tentang kebebasan
menyatakan pendapat.

 UU Nomor 11 Tahun 1998, berhubungan tentang pembahasan amademen


UU Nomor 27 tahun 1997 tentang hubungan perubahan.

 UU Nomor 8 Tahun 1999, menjelaskan tentang perlindungan konsumen.

 UU Nomor 19 Tahun 1999, tentang ratifikasi konvensi ILO Nomor 105


tentang penghapusan pekerja secara paksa

 UU Nomor 20 Tahun 1999, sama tentang ratifikasi konvensi ILO Nomor


138 tentang usia yang mininum bagi seorang pekerja.

 UU Nomor 21 Tahun 1999, tentang ratifikasi konvensi ILO Nomor 11


tentang deksriminisasi pada pekerjaan.

 UU Nomor 26 Tahun 1999, berkaitan tentang pencabutan UU Nomor 11


tahun 1963 tentang tindakan pidana pada subversi.

 UU Nomor 29 Tahun 1999 tentang ratifikasi konvensi penghapusan segala


macam apapun bentuk-bentuk dekriminasi.

 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

 UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang pembahasan pers.

 UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang pengadilan untuk HAM.

 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang peradilan dalam tata usaha negara.

 Pengaturan HAM dalam Peraturan Pemerintah dan Keputusan Presiden

Ternyata Presiden juga mengatur Hak Asasi Manusia dalam kebijakan


pemerintah, Presiden yang mengalami keputusan juga dalam mengatur Hak Asasi
Manusia yang dimiliki oleh setiap orang sebagai berikut:

 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 1 Tahun


1999 tentang pengadilan HAM.

19
 Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 tentang pendirian komisi
nasional dan penghapusan kekerasan kepada wanita.

 Keputusan Presiden Nomor 129 Tahun 2008 tentang rencana aksi nasional
Hak Asasi Manusia.

 Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang pembentukan


pengadilan kepada Hak Asasi Manusia dan ditetapkan pada pengadilan negeri
Jakarta Pusat, Surabaya dan Makassar.

 Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2001, tentang pembentukan


pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Jakarta Pusat, diubah
keputusannya menjadi Nomor 96 Tahun 2001.

 Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998, tentang komisi nasional anti
kekerasan terhadap perempuan.

 Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional


Hukum Asasi Manusia (HAM).

 Jaminan Pelindungan Dasar Hukum HAM dalam UUD 1945

Hak Asasi Manusia sangat sekali dijaga dan mempunyai banyak


perlindungan, juga Hak Asasi Manusia mempunyai jaminan sebagai perlindungan
Hak Asasi Manusia yang masing-masing mereka miliki. Jaminan perlindungan
tersebut yang sudah dikandung dalam unsur Undang-Undang Dasar 1945. Berikut
jaminan perlindungan Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945:

 Pasal 27 ayat (1)

Pada pasal 27 ayat satu ini membahas tentang hak persamaan kedudukan dalam
hukum dan pemerintah, maksudnya adalah setiap orang mempunyai hak sama
dalam mendapatkan peradilan hukum dan serta juga pelindungan yang diberikan
oleh Pemerintah kepada setiap masing-masing orang.

 Pasal 27 ayat (2)

Pasal 27 pada ayat 2 menjelaskan tentang hak pekerjaan dan penghidupan yang
layak, maksudnya adalah setiap semua manusia mendaptkan hak dan kebebasan

20
dalam memilih pekerjaan dengan kemauan mereka dan keinginan mereka agar
masing-masing setiap semua manusia mendapatkan penghidupan yang layak dalam
kehidupannya.

 Pasal 28

Pasal 28 ini sering menjelaskan tentang hak berserikat, hak berkumpul,


mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan. Maksudnya adalah setiap
manusia berhak mempunyai serikat dan berkumpul atau bertemua dengan siapa saja
manusia, juga berhak mengeluarkan suara akal mereka dalam bicaran maupun
tulisan mereka.

 Pasal 29 ayat (2)

Pasal 29 ayat 2 yang menjelaskan tentang hak memeluk dan beribadah sesuai
dengan ajaran agama, setiap warga berhak memiliki berhak mengambil pilihan
agama yang dianut oleh negaranya tersebut tanpa memaksakan kehendeak mereka,
dan bebas melakukan ibadah apapun dalam ajaran yang disampaikan pada
agamanya tersebut.

 Pasal 30

pada pasal 30 ini menjelaskan tentang hak usaha dalam pembelaan negara,
maksudnya adalah setiap manusia masing-masing mempunyai hak yang sama
dalam pembelaan negara. Apabila negara tersebut mengalami penyerangan ataupun
penghinaan dari manapun.

 Pasal 31

Yang terdapat pada pasal 31 ini menjelaskan tentang hak mendapatkan pengajaran,
maksudnya adalah setiap manusia masing-masing berhak untuk mendapatkan
pengajaran dari berbagai orang. Dan setiap orang berhak untuk mengajar masing-
masing manusia.

 Pasal 32

Jika pada pasal 32 berkaitan tentang hak menikmati dan mengembangkan


kebudayaan nasional dan budaya. Makasudnya adalah semua manusia berhak

21
menikmati hasil kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia dan juga memberikan
kebebasan yang penuh kepadanya untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia
sendiri.

 Pasal 33

Kalau pada pasal 33 ini menjelaskan tentang hak di bidang ekonomi, maksudnya
adalah setiap manusia berhak mendapatkan hak di dalam ekonomi, dalam membuka
usaha dan membuka peluang kerja ataupun bebas membuka bidang jualan yang
berkaitan dalam ekonomi.

D. Pasal 34

Pasal 34 menjelaskan tentang hak fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
negara, maksudnya adalah masing-masing manusia yang mengalami masalah
kemiskinan dan telantar dan tinggal dijalan, ini akan ditampung semua penghidupan
mereka dan akan ditanggung jawabkan oleh pemerintah ke dalam negara tempat
tinggalnya.

 Hambatan Penegakan HAM di Indonesia Dari Segi Sosial Budaya Masyarakat

Terwujudnya perlindungan terhadap HAM (Hak Asasi Manusia) di suatu


negara tidak lepas dari kerjasama dari berbagai pihak baik warga negara, aparat
kepolisian, maupun pemerintah negara tersebut. Selain itu, pemerintah beserta
warga negaranya juga harus turut andil dalam mengamati pelaksanaan penegakan
HAM di negara lain. Hal ini sebagai bentuk kepedulian pada kemanusiaan dan
sebagai kontrol karena telah ditandatanganinya perjanjian internasional tentang
HAM. Jika salah satu pihak saja tidak mau berpartisipasi atau lepas dari
tanggungjawabnya maka penegakan HAM di suatu negara tidak akan berhasil.
Dalam penegakan HAM di negara Indonesia terdapat beberapa hambatan yang
disebabkan oleh berbagai aspek, adapun diantara adalah:

 Kondisi Sosial Budaya.

Salah satu faktor terhambatnya penegakan HAM di Indonesia adalah kondisi


sosial budaya. Hal ini tidak terlepas dari kondisi Indonesia yang berupa negara

22
kepulauan. Dengan banyaknya pulau di Indonesia maka beraneka ragam pula
adat, kebudayaan, ras, maupun suku di Indonesia. Kondisi sosial budaya yang
menghambat penegakan hukum di Indonesia diantaranya adalah:

Masih tingginya penerapan hukum adat di atas hukum nasional sehingga


beberapa ketentuan justru melanggar HAM suatu kelompok masyarakat, hal ini
mengakibatkan pemerintah dan aparat kepolisian kesulitan untuk menegakkan
HAM untuk kelompok masyarakat tersebut (Baca juga : Fungsi Kebudayaan Bagi
Masyarakat).

Status sosial dan stratifikasi penduduk Indonesia yang sangat kompleks


membuat penegakan HAM sulit untuk dilakukan.Masayarakat sebagai objek
penegak hukum berperan besar dalam penegakan HAM. Walaupun sebagai objek,
beberapa hambatan penegakan HAM justru datang dari masyarakat itu sendiri
yakni:

 Masih rendahnya pemahaman penduduk tentang HAM sehingga mereka tidak


menyadari ketika hak-haknya telah dilanggar .

Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang upaya aparat dan pemerintah


dalam melindungi kepentingan-kepentingannya. Ketidakberdayaan masyarakat
untuk memanfaatkan perlindungan hukum untuk menuntut haknya karena
keterbatasan ekonomi, kondisi psikologi, maupun terkendala faktor sosial dan
politik. Belum banyak masyarakat yang sadar hukum dan betapa pentingnya
penegakan HAM di dalam kehidupan. Masih banyak masyarakat yang enggan
berpartisipasi dalam penegakan HAM seperti membiarkan pelanggaran HAM
terjadi di sekitarnya dengan alasan tidak mau menggangu urusan orang lain.

 Komunikasi dan Informasi

Komunikasi dan informasi menjadi salah satu penyebab terhambatnya


penegakan HAM di Indonesia. Hal ini dikarenakan beberapa hal sebagai berikut:

Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari gunung, lembah, rawa-rawa dan
sebagainya serta bentuk negaranya yang berupa negara kepulauan menyebabkan
sulitnya akses komunikasi dan informasi ke beberapa daerah.

23
Belum adanya sarana dan prasarana yang memadai yang mencakup seluruh
wilayah Indonesia untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi. Belum
banyak sumber daya manusia yang berpendidikan dan terampil untuk
memecahkan masalah komunikasi dan informasi di Indonesia. Meskipun beberapa
peneliti sudah menghasilkan terobosan baru di bidang komunikasi dan informasi
namun dukungan pemerintah dan pihak swasta di Indonesia masih rendah.

 Terbatasnya sistem informasi yang digunakan di Indonesia dari segi perangkat


maupun teknologinya.

Dalam membuat kebijakan, pemerintah harus berpedoman kepada


kepentingan nasional. Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh terhadap
penegakan HAM. Beberapa hambatan dalam penegakan HAM oleh pemerintah
adalah. Beberapa kebijakan pemerintah menimbulkan pro dan kontra di dalam
masyarakat karena dianggap tidak bisa melindungi hak seluruh warga negara.
Untuk menjaga stabilitas nasioal terkadang pemerintah sendiri yang justru
mengabaikan HAM warga negaranya. Belum adanya kesamaan prinsip atau
pandangan tentang pentingnya jaminan HAM oleh para penguasa.

 Perangkat Perundangan

Perangkat perundangan juga menjadi salah satu penyebab terhambatnya


penegakan HAM. Undang-undang yang dimaksud disini adalah ketentuan tertulis
yang dibuat oleh pemerintah pusat maupun daerah yang sah. Peraturan
perundangan dibuat dengan tujuan mengatur tingkah laku seluruh warga negara
tanpa kecuali termasuk pemerintah. Selain itu juga melindungi hak-hak manusia
agar tidak berselisih dan bersinggungan. Hambatan-hambatan penegakan HAM
oleh peraturan perundangan adalah. Beberapa perundang-undangan merupakan
pengesahan dari ketentuan yang ditetapkan dalam konvensi internasional. Tidak
semua isi ketentuan dalam konvensi tersebut sesuai untuk diterapkan di Indonesia
karena berbedanya situasi dan kondisi negara. Terdapat peraturan perundang-
undangan yang belum memiliki aturan pelaksanaannya sehingga menyulitkan
aparat kepolisian untuk menegakkannya. Terdapat beberapa ketentuan dalam
perundang-undangan yang saling bertentangan. Tidak adanya perundang-

24
undangan yang sedemikian lengkap yang dapat mengatur semua perilaku manusia
sehingga mayoritas ketentuan dibuat setelah terjadinya permasalahan.

 Aparat dan Penindakannya.

Aparat yang dimaskud disini adalah aparat kepolisian. Polri memiliki tanggung
jawab dalam penegakan HAM di Indonesia. Hal ini karenakan polri memiliki
tugas dalam menjaga supremasi HAM sesuai ketentuan yang tertuang di dalam
UU (Undang-Undang) No. 2 Tahun 2002, yakni:

Polri harus menjaga dan melindungi keamanan masyarakat, tata tertib serta
penegakan hukum dan HAM. Polri harus menjaga keamanan umum dan hak
milik, serta menghindari kekerasan dalam menjaga tata tertib bermasyarakat
dengan menghormati supremasi HAM

Polri dalam melakukan pemeriksaan terhadap tersangka harus menghormati asas


praduga tak bersalah sebagai hak tersangka sampai dinyatakan terbukti bersalah
oleh pengadilan.

Kendala-kendala aparat dalam penegakan HAM dikarenakan berbagai


faktor, diantaranya adalah: Masih terdapat praktik korupsi dan kolusi di dalam
aparat kepolisian, hal ini dikarenakan masih lemahnya kualitas mental para
penegak hukum terhadap pemuasan kebutuhan tertentu terutama kebutuhan
materil.

Aparat kepolisian harus bisa melindungi HAM seluruh warga negara tanpa
kecuali termasuk harus menghormati hak-hak tersangka pelanggaran HAM
sampai terbukti bersalah, hal ini dapat mempengaruhi proses penegakan HAM
karena tidak sedikit tersangka yang sebenarnya bersalah memanfaatkan hak-
haknya sehingga mereka bisa terlepas dari hukum.Meskipun demikian, sudah
banyak aparat kepolisian yang bekerja secara profesional demi terwujudnya
penegakam HAM di Indonesia.

25
G. Islam dan HAM

1.Hak untuk Hidup


Hak asasi yang paling utama adalah hak untuk hidup. Alquran menegaskan
sebagai berikut:
“Barangsiapa membunuh seorang manusia (tanpa alasan pantas) tanpa
direncanakan, atau bukan karena melakukan perusakan di muka bumi maka
seakan-akan ia dipandang membunuh manusia selurhnya (5:32)
Hak untuk hidup yang diberikan kepada segenap manusia hanya diberikan dalam
agama Islam. Di banyak negara aturan-aturan yang memuat hak asasi manusia
dalam konstitusi-konstitusi atau deklarasi-deklarasi dibanyak negara dengan jelas
hanya berlaku bagi warga negara yang bersangkutan atau terhadap ras kulit putih
saja.

2.Hak atas Keselamatan Hidup


Setelah ayat dalam Al-Qur’an yang telah dikemukaakan diatas sehubungan
dengan hak untuk hidup, Tuhan mengatakan :
“Dan barang siapa menyelamatkan hidup seseorang manusia maka dengan
perbuatannya itu seakan-akan ia menyelamatkan hidup seluruh umat manusia
(5:32)
Ada banyak cara untuk menyelamatkan hidup manusia dari kematian. Apabila
seseorang sedang sakit atau menderita luka-luka maka menjadi kewajuban bagi
kita untuk menolongnya memperoleh bantuan medis. Apabila ia hampir mati
karen akelaparan, maka kewajiban kitalah untuk memberikannya makan. Kita
melihatnya sebagai kewajibann untuk menyelamatkan hidup setiap manusia,
karena itulah yang diperintahkan dalam Al-Qur’an.
3. Penghormatan terhadap Kesucian Kaum Wanita
Kesucian seorang wanita harus dihormati dan dilindungi setiap
saat, baik apabila ia sebangsa dengan kita atau termasuk bangsa musuh, baik ia
kita temukan didalam hutan belantara atau disebuah kota yang ditaklukkan, baik
ia seagama dengan kita atau menganut agama lain atau sama sekali ia tidak
beragama. Konsep sanksi terhadap perlindungan dan kesucian terhadap kaum
wanita ini tidak dapat dimanapun kecuali dalam Islam.

26
4. Hak untuk Memperoleh Kebutuhan Hidup Pokok
Berbicara tentang Hak-hak ekonomi, Al-Qur’an memerintahkan pengiutnya:
“Dan diantara harta benda mereka sesungguhnya terdapat bagian dari kaum
peminta-minta dan orang miskin” (51:19)
Apabila seseorang dapat memberikan babtuan dan seseorang miskin memohon
bantuan atau seseorang mengetahui bahwa ada orang yang kesusahan, maka
menjadi kewajibannyalah untuk memberikan pertolongan orang itu.

5.Hak Individu atas Kebebasan


Islam secara tegas melarang praktek primitif penangkapan orang yang merdeka
untuk dijadkan hamba sahaya atau budak atau untuk diperjualbelikan sebagai
hamba sahaya. Tentang hal ini secara tegas nabi saw. Mengatakan sebagai berikut
“Ada tiga kategori manusia yang aku sendiri akan menggugatnya pada Hari
Kiamat. Dari ketiganya ini, salhsatu yang menyebabkan seorang yang merdeka
menjadi hamba sahaya, lalu ia menjualnya dan memakan uang hasil penjualannya.

6. Hak atas Keadilan


Ini adalah hak yang sangat penting dan bernilai yang diberikan Islam kepada
manusia. Al-Qur’an telah menetapkan “jangan membiarkan kebencianmu
terhadap suatu kaum mendorongmu berbuat sewenang-wenang” (5:2). “dan
janganlah sesekali kebencianmu terhadap suatu kaum sampai mempengaruhi
dirimu untuk berlaku tdak adi. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
taqwa” (5:8).
Hal itu menjelaskan kaum muslim haraus adil bukan saja terhadap sahabatnya
melainkan juga terhadap musuh-musuhnya. Dengan perkataan lain, keadilan yang
diperintahkan Islam sendiri, atau kepada warga negaranya sendiri, atau kepada
seluruh masyarakat Muslim, keadilan itu diberikan kepada segenap umat manusia.

7.Kesamaan Derajat Umat Manusia


Islam tidak saja mengakui prinsip kesamaan derajat mutlak diantara manusia
tanpa melihat warna kulit, ras atau kebangsaan, melainkan menjadikannya

27
realistas yang penting. Tuha n yang Maha Kuasa telah menetapkan dlam Al-
Qur’an :”Wahai manusia, kamii telah menciptakanmu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan’. Dengan kata lain semua manusia adalah bersuadara. “Dan
kami jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal satu
sama lain” (49.31). Dengan mengatakan hal ini Islam menetapkan prinsip
kesederajataan seluruh ras manusia dan menyentuh dsar dari semua perbedaan
yang didasarkan atas warna kulit, ras, bahasa , kelahirannya atau bangsa lainnya.
Menurut Islam, Tuhan memberikan kepada manusia hak persamaan ini sebagai
hak asasi. Oleh karejna itu tidak seorangpun yang dpat dikenai diskriminansi atas
dasar warna kulitnya, tempat kelahiranyya, ras dan bahasanya.

8.Hak untuk Kerja Sama dan Tidak Bekerja Sama

Islam telah menjelaskan dengan rinci prinsip umum yang maha penting dan
berlaku universl. Al-Qur’an mengatakan :”Tolong meolonglah kamu dalam
mengerjakan kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam membuat
dosa dan pelanggaran” (5:2). Ini berarti orang yang melakukan perbuatan mulia
dan kebaikan, tanpa melihat apakah ia hidup di kutub utara atau kutub selatan,
memiiki hak untuk menerapkan dukungan dan kerja sama aktif dari orang
Muslim. Tapi mereka yang mealkukan odsa dan kejahatan, meski ia saudara dekat
atau tetangga, tidak memiliki hak memperoleh dukungan dan pertolongan atas
nama ras, negeri, bangsa dan kebangsaan, juga tidak dapat mengharapkan untuk
kerja sma dengan orang-orang Muslim.

28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

HAM dapat diartikan sebagai hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir,
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak dapat diganggu gugat atau
dicabut oleh siapapun juga dan tanpa hak dasar itu manusia akan kehilangan
harkat dan martabat kemanusiaannya sebagai manusia. Mekanisme penyelesaian
terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM mengacu pada prinsip exhaustion of
local remedies, yaitu melalui mekanisme pengadilan nasional, ada yang bersifat
permanen dan ada yang bersifT d hoc sesuai perndang-undangan negara yang
bersangkutan. Namun jika negara yang bersangkutan tidak mampu untuk
mengadili pelanggaran HAM dengan hukum nasionalnya maka dunia
internasional Mahkamah Pidana Internasional akan mengadilinya.

B. SARAN
Sebagai mahluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu juga kita harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelaggaran HAM. Dan jangan pula sampai HAM kita diinjak-injak oleh orang
lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengembangi antara HAM kita dengan orang lain

29
DAFTAR PUSTAKA

1. Deni K. Yusup. Ringkasan Disertasi: HAM dalam Hukum Islam dan Prinsip-
prinsip Hukum Islam dalam Perundang-undangan HAM di Indonesia.
Bandung:UIN. 2009.
2. Salahudin Anas, dan Hidayat Heri. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
Gunung Djati Press. 2010.
3. Saepuloh Aep, dan Tarsono. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
. Bandung : Batic Press.
4. Maududi, Maulana Abul ‘ala. 1995. Hak-Hak Asasi Manusai Dalam Islam.
Jakarta: Bumi Aksara.
5. Asshiddiqie Jimly. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika. 2005.

6 Qamar Nurul. Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi. Jakarta:
Sinar Grafika. 2013.

7. Sunggono Bambang, dan Harianto Aries. Bantuan Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Bandung: Mandar Maju. 1994.

8. Djarot, Eros & Haas, Robert. 1998. Hak-Hak Asasi Manusia dan
Manusia.Jakarta :Yayasan Obor Indonesia.

30

Anda mungkin juga menyukai