Disusun oleh :
Krisbiliyadi Budiharjo 1172050051
Leni Widyawati 1172050052
Hanifah Nurlaila 1172050041
Nona Santri Handayani 1172050073
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, sebab karena rahmat dan
nikmat-Nyalah kami dapat mnyelesaikan sebuah tugas makalah tentang HAM ini,
yang diberikan oleh Bapak Dr. H. Buhori Muslim, M. Ag. selaku dosen matkul
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................................2
Daftar Isi............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan HAM ..................................................................5
B. Klasifikasi Hak Asasi Manusia (HAM) ...................................................8
C. Pelanggaran dan Pengadilan HAM ........................................................11
D. Dasar hukum HAM di Indonesia ...........................................................14
E. Penegakkan HAM di Indonesia..............................................................17
F. Islam dan HAM.......................................................................................26
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................29
B. Saran .....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang
dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan
yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak juga
merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang
sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih
dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum
reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri
dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita melakukan
pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau pemenuhan
HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat
makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi
Manusia”. Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang
harus dihormati, dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah
merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi
keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu
juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia
menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu, pemeritah
(Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.
Berdasarkan beberapa rumusan hak asasi manusia di atas, dapat ditarik
kesimpulan tentang beberapa sisi pokok hakikat hak asasi manusia, yaitu :
a. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
b. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
c. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah the french declaration, artinya hak-
hak yang lebih terperinci yang melahirkan dasar The Rule of Law, antara lain
dinyatakan, “tidak boleh ada penangkapan dan penahanan yang semena-mena,
termasuk ditangkap tanpa alasan yang sah dan ditahan tanpa surat perintah yang
dikeluarkan oleh pejabat yang sah. “ Dinyatakan pula presumption of innocence,
artinya praduga tidak bersalah. Lalu, istilah freedom of expression (bebas
mengeluarkan pendapat), freedom of religion (bebas menganut keyakinan/agama
5
yang dikehendaki), the right of property (perlindungan terhadap hak milik), dan
hak-hak dasar lainnya. Jadi, dalam french declaration sudah tercakup semua hak,
meliputi hak-hak yang menjamin tumbuhnya demokrasi ataupun negara hukum
yang asas-asasnya sudah dicanangkan sebelumnya.
6
Adanya tradisi perbudakan (slavery), kejahatan (crime), dan diskriminasi
(discrimination) terhadap golongan minoritas agama, jenis kelamin (sex), dan
gender yang mencuat ke permukaan sebagai landasan munculnya gerakan
perlindungan HAM di seluruh dunia. Terbentuklah konsesus internasional
Universal Declaration of Human Rights (UDHR) pada 10 Desember 1948.
2 Alf Tergel, Human Rights in Cultural and Religious Tradition, Stocklom: Uppsalla University Press, 1998,
hlm 21-22. Bandingkan dengan Peter Van Ness, An Introduction on Debating Human Rights in the United
States and Asia , London and New York, 1999.
7
B. Klasifikasi Hak Asasi Manusia (HAM)
8
3. Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Hak Asasi Ekonomi (Property Rights)
Hak Asasi Ekonomi yaitu hak dalam membeli, memiliki serta menjual dan dalam
memanfaatkan sesuatu. Contoh Hak Asasi Ekonomi:
Hak kebebasan dalam membeli
Hak kebebasan dalam mengadakan serta melakukan perjanjian atau kontrak
Hak kebebasan memiliki sesuatu
Hak kebebasan mempunyai pekerjaan yang layak
Hak Asasi Sosial dan Budaya (Social and Culture Rights)
Hak Asasi Sosial dan Budaya yaitu hak yang menyangkut dalam masyarakat untuk
memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan dan lain-lain. Contoh hak asasi
sosial dan budaya adalah:
hak untuk memperoleh pendidikan yang layak
hak untuk mendapatkan pelajaran
hak untuk memperoleh jaminan sosial
hak untuk berkomunikasi
hak untuk mengembangkan bakat dan minat.
Dalam UUD 1995 (hasil amandemen I-IV) memuat hak asasi manusia yang terdiri
dari;
9
6. Hak turut serta dalam pemerintahan.
7. Hak wanita dan anak
Mengikuti perkembangan zaman, maka hak asasi manusia dapat dibagi secara garis
besar sebagai berikut;
10
C. PELANGGARAN DAN PENGADILAN HAM
1. Kasus Pelanggaran HAM
Setiap manusia selalu memiliki dua keinginan, yaitu keinginan berbuat baik,
dan keinginan berbuat jahat. Keinginan berbuat jahat itulah yang menimbulkan
dampak pada pelanggaran hak asasi manusia, seperti membunuh, merampas harta
milik orang lain, menjarah dan lain-lain.
Menurut UU. No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan hak Asasi Manusia bahwa
pelanggraan HAM yang berat adalah:
11
B.Pelanggaran HAM yang Ringan
Di samping pelanggaran HAM berat sering juga ditemukan dalam
kehidupan masyarakat pelanggaran HAM ringat, Kasus pelanggaran HAM
ringan dapat dilihat dalam bentuk pelanggaran HAM bermotif rasialisme,
yaitu merupakan bentuk perlakuan dengan memberi pembedaan hak-hak terhadap
rasa atau etnis tertentu. Pelanggaran HAM bermotif diskriminasi apartheid, adalah
pembedaan hak-hak terhadap etnis tertentu berdasarkan warna kulit , dan berbagai
bentuk kejahatan lainnya. Apabila kita kejadian yang timbul dalam masyarakat
dapat kita indikasi bahwa kasus pelanggaran HAM yang ringat/ biasa dapat
berupa, meliputi :
1. Pemukulan
2. Pelecehan
3. Pencemaran nama baik
4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan pendapatnya
5. Melakukan pemerasan harta orang lain
Pelanggaran HAM berupa diskriminasi dan penyiksaan menurut UU No. 39 /
1999 tantang HAM adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang
langsung ataupun tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar
agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis
kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan
atau penghapusan pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia
dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam
bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
Sedangkan Penyiksaan adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja,
sehingga menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang hebat, baik jasmani
maupun rohani, pada seseorang untuk memperoleh pengakuan atau keterangan
dari seseorang atau dari orang ketiga, dengan menghukumnya atas suatu
perbuatan yang telah dilakukan atau diduga telah dilakukan oleh seseorang atau
orang ketiga, atau mengancam atau memaksa seseorang atau orang ketiga, atau
untuk suatu alasan yang didasarkan pada setiap bentuk diskriminasi, apabila rasa
sakit atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas hasutan dari, dengan
persetujuan, atau sepengetahuan siapapun dan atau pejabat publik.
Secara umum beberapa hal yang penting dicatat dalam terjadinya pelanggaran
HAM, yaitu antara lain:
12
B. Pengadilan HAM
13
D. Dasar-Dasar Hukum HAM
Hak Asasi Manusia adalah merupakan hak dasar dan hak pokok dari sebuah
kehidupan bagi seseorang sendiri. HAM yang mempunyai hak fundamental, yang
berarti tidak bisa dicabut atau diambil dimana saja selama manusia itu masih ada
dan berada dimana saja. Oleh karena itu pemerintah menetapkan dasar hukum
HAM yang terdapat pada undang-undang dasar 1945. Selain itu ada yang
mendasari dari suatu hukum Hak Asasi Manusia yang ada di Indonesia sebagai
berikut:
1. Pancasila
Pengakuan pancasila dalam HAM mempunyai harkat dan martabat manusia sebagai
Pengakuan pancasila dalam HAM mengetahui bahwa kita sederajat dan sama dalam
Selalu bekerja sama, hormat menghormati dan selalu berusaha menolong sesama.
Mengembangkan sikap berani kepada diri sendiri dan kepada sesama membela
kebenaran dan keadilan serta sikap adil dan jujur.
14
2. Pembukaan UUD 1945
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2) yaitu
berbunyi: “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.”
Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan (pasal 28): “(1) Setiap
orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah. (2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.”
15
Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31 ayat 1) yang
berbunyi: “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.”
16
E.Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Mengetahui dari enam dasar hukum HAM yang ada Indonesia, sesuai pada
tentang Hak Asasi Manusia. Indonesia mempunyai penegak dasar hukum untuk
Hak Asasi Manusia menurut pasal-pasal UUD 1945. Selain tadi menjelaskan
tentang dasar hukum Hak Asasi Manusia yang ada di Indonesia, Indonesia juga
17
mempunyai penegakkan hukum sebagai dasar dari Hak Asasi Manusia sebagai
berikut:
1. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
2. Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan
yang sama di hadapan hukum.”
3. Pasal 28 ayat (5) UUD 1945 yang berbunyi “Untuk menegakkan dan
melindungi Hak Asasi Manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang
demokratis, maka pelaksanaan Hak Asasi Manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan perundang-undangan.”
4. Pasal 30 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi “Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat
bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.”
18
UU Nomor 9 Tahun 1998, berkaitan membahas tentang kebebasan
menyatakan pendapat.
19
Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 tentang pendirian komisi
nasional dan penghapusan kekerasan kepada wanita.
Keputusan Presiden Nomor 129 Tahun 2008 tentang rencana aksi nasional
Hak Asasi Manusia.
Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998, tentang komisi nasional anti
kekerasan terhadap perempuan.
Pada pasal 27 ayat satu ini membahas tentang hak persamaan kedudukan dalam
hukum dan pemerintah, maksudnya adalah setiap orang mempunyai hak sama
dalam mendapatkan peradilan hukum dan serta juga pelindungan yang diberikan
oleh Pemerintah kepada setiap masing-masing orang.
Pasal 27 pada ayat 2 menjelaskan tentang hak pekerjaan dan penghidupan yang
layak, maksudnya adalah setiap semua manusia mendaptkan hak dan kebebasan
20
dalam memilih pekerjaan dengan kemauan mereka dan keinginan mereka agar
masing-masing setiap semua manusia mendapatkan penghidupan yang layak dalam
kehidupannya.
Pasal 28
Pasal 29 ayat 2 yang menjelaskan tentang hak memeluk dan beribadah sesuai
dengan ajaran agama, setiap warga berhak memiliki berhak mengambil pilihan
agama yang dianut oleh negaranya tersebut tanpa memaksakan kehendeak mereka,
dan bebas melakukan ibadah apapun dalam ajaran yang disampaikan pada
agamanya tersebut.
Pasal 30
pada pasal 30 ini menjelaskan tentang hak usaha dalam pembelaan negara,
maksudnya adalah setiap manusia masing-masing mempunyai hak yang sama
dalam pembelaan negara. Apabila negara tersebut mengalami penyerangan ataupun
penghinaan dari manapun.
Pasal 31
Yang terdapat pada pasal 31 ini menjelaskan tentang hak mendapatkan pengajaran,
maksudnya adalah setiap manusia masing-masing berhak untuk mendapatkan
pengajaran dari berbagai orang. Dan setiap orang berhak untuk mengajar masing-
masing manusia.
Pasal 32
21
menikmati hasil kebudayaan yang dimiliki oleh Indonesia dan juga memberikan
kebebasan yang penuh kepadanya untuk mengembangkan kebudayaan Indonesia
sendiri.
Pasal 33
Kalau pada pasal 33 ini menjelaskan tentang hak di bidang ekonomi, maksudnya
adalah setiap manusia berhak mendapatkan hak di dalam ekonomi, dalam membuka
usaha dan membuka peluang kerja ataupun bebas membuka bidang jualan yang
berkaitan dalam ekonomi.
D. Pasal 34
Pasal 34 menjelaskan tentang hak fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
negara, maksudnya adalah masing-masing manusia yang mengalami masalah
kemiskinan dan telantar dan tinggal dijalan, ini akan ditampung semua penghidupan
mereka dan akan ditanggung jawabkan oleh pemerintah ke dalam negara tempat
tinggalnya.
22
kepulauan. Dengan banyaknya pulau di Indonesia maka beraneka ragam pula
adat, kebudayaan, ras, maupun suku di Indonesia. Kondisi sosial budaya yang
menghambat penegakan hukum di Indonesia diantaranya adalah:
Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari gunung, lembah, rawa-rawa dan
sebagainya serta bentuk negaranya yang berupa negara kepulauan menyebabkan
sulitnya akses komunikasi dan informasi ke beberapa daerah.
23
Belum adanya sarana dan prasarana yang memadai yang mencakup seluruh
wilayah Indonesia untuk berkomunikasi dan menyebarkan informasi. Belum
banyak sumber daya manusia yang berpendidikan dan terampil untuk
memecahkan masalah komunikasi dan informasi di Indonesia. Meskipun beberapa
peneliti sudah menghasilkan terobosan baru di bidang komunikasi dan informasi
namun dukungan pemerintah dan pihak swasta di Indonesia masih rendah.
Perangkat Perundangan
24
undangan yang sedemikian lengkap yang dapat mengatur semua perilaku manusia
sehingga mayoritas ketentuan dibuat setelah terjadinya permasalahan.
Aparat yang dimaskud disini adalah aparat kepolisian. Polri memiliki tanggung
jawab dalam penegakan HAM di Indonesia. Hal ini karenakan polri memiliki
tugas dalam menjaga supremasi HAM sesuai ketentuan yang tertuang di dalam
UU (Undang-Undang) No. 2 Tahun 2002, yakni:
Polri harus menjaga dan melindungi keamanan masyarakat, tata tertib serta
penegakan hukum dan HAM. Polri harus menjaga keamanan umum dan hak
milik, serta menghindari kekerasan dalam menjaga tata tertib bermasyarakat
dengan menghormati supremasi HAM
Aparat kepolisian harus bisa melindungi HAM seluruh warga negara tanpa
kecuali termasuk harus menghormati hak-hak tersangka pelanggaran HAM
sampai terbukti bersalah, hal ini dapat mempengaruhi proses penegakan HAM
karena tidak sedikit tersangka yang sebenarnya bersalah memanfaatkan hak-
haknya sehingga mereka bisa terlepas dari hukum.Meskipun demikian, sudah
banyak aparat kepolisian yang bekerja secara profesional demi terwujudnya
penegakam HAM di Indonesia.
25
G. Islam dan HAM
26
4. Hak untuk Memperoleh Kebutuhan Hidup Pokok
Berbicara tentang Hak-hak ekonomi, Al-Qur’an memerintahkan pengiutnya:
“Dan diantara harta benda mereka sesungguhnya terdapat bagian dari kaum
peminta-minta dan orang miskin” (51:19)
Apabila seseorang dapat memberikan babtuan dan seseorang miskin memohon
bantuan atau seseorang mengetahui bahwa ada orang yang kesusahan, maka
menjadi kewajibannyalah untuk memberikan pertolongan orang itu.
27
realistas yang penting. Tuha n yang Maha Kuasa telah menetapkan dlam Al-
Qur’an :”Wahai manusia, kamii telah menciptakanmu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan’. Dengan kata lain semua manusia adalah bersuadara. “Dan
kami jadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal satu
sama lain” (49.31). Dengan mengatakan hal ini Islam menetapkan prinsip
kesederajataan seluruh ras manusia dan menyentuh dsar dari semua perbedaan
yang didasarkan atas warna kulit, ras, bahasa , kelahirannya atau bangsa lainnya.
Menurut Islam, Tuhan memberikan kepada manusia hak persamaan ini sebagai
hak asasi. Oleh karejna itu tidak seorangpun yang dpat dikenai diskriminansi atas
dasar warna kulitnya, tempat kelahiranyya, ras dan bahasanya.
Islam telah menjelaskan dengan rinci prinsip umum yang maha penting dan
berlaku universl. Al-Qur’an mengatakan :”Tolong meolonglah kamu dalam
mengerjakan kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam membuat
dosa dan pelanggaran” (5:2). Ini berarti orang yang melakukan perbuatan mulia
dan kebaikan, tanpa melihat apakah ia hidup di kutub utara atau kutub selatan,
memiiki hak untuk menerapkan dukungan dan kerja sama aktif dari orang
Muslim. Tapi mereka yang mealkukan odsa dan kejahatan, meski ia saudara dekat
atau tetangga, tidak memiliki hak memperoleh dukungan dan pertolongan atas
nama ras, negeri, bangsa dan kebangsaan, juga tidak dapat mengharapkan untuk
kerja sma dengan orang-orang Muslim.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HAM dapat diartikan sebagai hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir,
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak dapat diganggu gugat atau
dicabut oleh siapapun juga dan tanpa hak dasar itu manusia akan kehilangan
harkat dan martabat kemanusiaannya sebagai manusia. Mekanisme penyelesaian
terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM mengacu pada prinsip exhaustion of
local remedies, yaitu melalui mekanisme pengadilan nasional, ada yang bersifat
permanen dan ada yang bersifT d hoc sesuai perndang-undangan negara yang
bersangkutan. Namun jika negara yang bersangkutan tidak mampu untuk
mengadili pelanggaran HAM dengan hukum nasionalnya maka dunia
internasional Mahkamah Pidana Internasional akan mengadilinya.
B. SARAN
Sebagai mahluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan
memperjuangkan HAM kita sendiri. Di samping itu juga kita harus bisa
menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan sampai kita melakukan
pelaggaran HAM. Dan jangan pula sampai HAM kita diinjak-injak oleh orang
lain. Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengembangi antara HAM kita dengan orang lain
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Deni K. Yusup. Ringkasan Disertasi: HAM dalam Hukum Islam dan Prinsip-
prinsip Hukum Islam dalam Perundang-undangan HAM di Indonesia.
Bandung:UIN. 2009.
2. Salahudin Anas, dan Hidayat Heri. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung:
Gunung Djati Press. 2010.
3. Saepuloh Aep, dan Tarsono. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
. Bandung : Batic Press.
4. Maududi, Maulana Abul ‘ala. 1995. Hak-Hak Asasi Manusai Dalam Islam.
Jakarta: Bumi Aksara.
5. Asshiddiqie Jimly. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika. 2005.
6 Qamar Nurul. Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi. Jakarta:
Sinar Grafika. 2013.
7. Sunggono Bambang, dan Harianto Aries. Bantuan Hukum dan Hak Asasi
Manusia. Bandung: Mandar Maju. 1994.
8. Djarot, Eros & Haas, Robert. 1998. Hak-Hak Asasi Manusia dan
Manusia.Jakarta :Yayasan Obor Indonesia.
30