Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan,
dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik, dan manusia di atas
permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gêo ("Bumi"),
dan graphein ("tulisan", atau "menjelaskan").
Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini,
yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).
Geografi lebih dari sekadar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya
menjawab apa, dan di mana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ, dan
tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi
mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga
mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu. Maka untuk
mngenal kondisi lapangan seorang geographer maka diadakanlah Temu Akbar
Geografi (TEBAR).
Pembahasan ini mengenai Temu Akbar Geografi (TEBAR) ini tidak
didapatkan didalam kampus tetapi kami mendapatkannya diluar lingkungan
kampus sehingga dapat memberikan kami banyak ilmu, informasi, fenomena-
fenomena geosfer yang belum kami dapatkan sebelumnya karena kegiatan ini
berupa caving dan hiking. Caving dan hiking ini memberikan kami banyak ilmu
setelah kami melakukan pengamatan dan dapat mengetahui proses terbentuknya
atau asal usul fenomena-fenomena atau ornamen yang kami temukan dalam
kegiatan tersebut.
Tebar juga merupakan suatu kegiatan pengenalan kondisi lapangan,
sebagaimana yang diketahui bahwa geografer atau seorang yang belajar digeografi
memang harus dekat dengan alam serta tebar adalah salah satu rangkaian kegiatan
pengkaderan mahasiswa baru di Jurusan Geografi Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.

1
Dengan adanya kemah ilmiah geografi kami banyak mengetahui beberapa
hal dan tanpa adanya kemah ilmiah geografi ini kami belum bisa melakukan
Caving atau yang biasa disebut penelusuran gua dan Hiking.
A. Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakan kegiatan ini yaitu untuk melatih fisik dan
mental serta menanamkan pengetahuan-pengetahuan kegeografian mahasiswa
baru Geografi UNM 2017.
B. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh adalah Mahasiswa baru gegrafi dapat
mengenal medan yang akan dilewati kedepannya dan mengetahui cara berfikir
orang geografi serta masyarakat geografi tu sendiri, khususnya masyarakat
jurusan geografi FMIPA UNM.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gua adalah suatu lubang berukuran besar, baik ditanah, dibatuan


atau digunung yang terbentuk secara ilmiah. Selain dari itu, gua juga disebut
sebagai suatu bentukan alam yang umumnya terjadi akibat adanya suatu
proses alam yang melubangi batuan. Jadi, bentukan-bentukan seperti gua
yang dibuat manusia sebenarnya tidak dapat dikelompokkan sebagai gua, tapi
lebih tepat sebagai suatu terowongan. Gua memiliki ciri khas dalam mengatur
suhu udara di dalamnya, yaitu pada saat udara diluar panas maka udara
didalam gua akan terasa sejuk, begitu juga sebaliknya. Sifat tersebut
menyebabkan gua dipergunakan tempat berlindung .Jenis gua di Indonesia
kebanyakan batuan gamping atau karst. Proses terbentuknya gua yaitu dari
seluruh proses kejadian terbentuknya gua, yang paling luas dan intensif
adalah gua-gua yang terbentuk pada formasi batu gamping yang umumnya
kemudian berkembang menjadi suatu bentang alam khas yang dikenal
sebagai bentang alam karst. Hampir semua gua yang ada dibentuk dari karst
dipakai untuk suatu kawasan batu gamping (limestone) yang telah mengalami
pelarutan sehingga menimbulkan relief dan pola pengaliran yang khas. Hal
ini dicirikan dengan adanya proses geokimia dan kehadiran atmosfer, biosfer,
dan hidrosfer. Penyusuran gua pertama kali dilakukan oleh John Beaumont
seorang ahli bedah dari Somerset, England pada tahun 1674. Namun
penyusuran tersebut tidak dilandasi oleh tujuan yang jelas, sehingga
pelaksanaannya kurang matang (why gua).
Bentang lahan karst atau disebut juga topografi karst merupakan
bentang lahan yang terbentuk sebagai hasil dari pelarutan dari batu gamping.
Proses pembentukan topografi karst yaitu menurut kondisi batuan yang
menunjang terbentuknya topografi karst diantaranya : mudah larut dan berada
atau dekat permukaan, tebal dan terkekarkan, berada pada daerah dengan
curah hujan yang tinggi, dikelilingi lembah. Bentang lahan karst di Sulawesi
secara umum dibagi menjadi dua bentuk utama yaitu karst bukit-bukit

3
bangun kerucut yang terdapat disebelah utara Bone, Buton dan Muna dan
bentuk karst menara, seperti bukit-bukit disekitar Maros dan Tonasa.
Kawasan karst Maros sudah dideklarasikan sebagai situs warisan dunia
(world heritage site) pada tahun 1993. Juga mengatakan keunikan kawasan
karst Maros Pangkep yang tidak terdapat pada kawasan-kawasan karst
lainnya di Indonesia karena mempunyai bentang alam yang unik dan khas
yang biasa disebut tower karst.
Batu gamping atau batu kapur merupakan batuan penyusun atau
yang mendominasi bentang lahan karst. Penyusun ini tidak mudah larut
dalam air murni, tetapi lebih mudah larut dalam air yang bersifat masam
lemah (air presipitasi). Di atas permukaan batu gamping sedikit sekali
ditemukan air disebabkan karena sifat batu ini sulit ditembus air. Batuan
kapur terbentuk dari kalsium karbonat yang tidak mudah larut oleh air. Tetapi
hujan yang mengandung karbondioksida (hasil penyerapan udara dan tanah)
dapat melarutkannya. Batuan kapur mempunyai karakteristik yang khas yaitu
banyak retakan-retakan horizontal maupun vertikal. Dan ketika air hujan
masuk kecelah tersebut terjadi pelarutan sehingga celah/retakan tersebut
makin lama makin membesar. Aktifitas pelarutan semakin lama semakin
membesar sehingga timbul lorong vertikal atau horizontal bahkan ruangan
yang semuanya terisi air dan pada beberapa tempat mereka saling bertemu
sehingga membentuk suatu jaringan. Pada suatu waktu, water table turun
akibat adanya pergerakan bumi sehingga lorong-lorong tersebut menjadi gua-
gua yang kering , dimana air masih ada atau mengalir. Pada beberapa tempat
menjadi kolam maupun sungai dibawah tanah. Sifat-sifat kapur diantaranya:
plastis, dapat mengeras dengan cepat sehingga memberi kekuatan pengikat
dan menghasilkan rekatan yang bagus untuk mortar atau plesteran (batuan
dan jenis – jenisnya).
Uvala cekungan karst yang luas, dasarnya lebar tidak rata : lembah
yang memanjang kadang-kadang berkelak-kelok,tetapi pada umumnya
dengan dasar yang menyerupai cawan.Uvala terbentuk oleh gabungan dari
beberapa doline.Uvala mempunyai dasar yang tidak teratur yang

4
mencerminkan ketinggian sebelumnya dan karakteristik dari lereng doline
yang telah mengalami degradasi serta lantai dasarnya tidak serata pole
(modul geologi 2017).
Batu adalah benda padat yang terbuat secara alami dari mineral
dan atau mineraloid. Lapisan luar padat bumi, litosfer terbuat dari batu.
Dalam batuan umumnya adalah tiga jenis, yaitu batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan metamorf. Penelitian ilmiah batuan disebut ptrologi, dan petrologi
merupakan komponen penting dari geologi (batuan di indonesia).
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari lapisan magma
yang membeku. Ciri umumnya homogen, kompak, tak ada pelapisan, tidak
mengandung fosil. Batuan beku dalam: terbentuknya jauh di dalam
permukaan bumi, pada kedalaman 15-50 km. Pendinginan yang terjadi sangat
lambat, batuannya besar-besar dan berstruktur holokristalin atau terbentuk
dari kristal sempurna (karena dekat astemosfer). Ciri-cirinya berbutir kasar
dibanding batuan beku luar, jarang ada lubang gas. Batuan beku korok/gang:
adalah batuan beku yang terbentuk di korok atau celah kerak bumi sebelum
magma sampai ke permukaan bumi. Prosesnya agak cepat, sehingga struktur
kristalnya kurang sempurna. Contohnya granit porfiri. Batuan beku luar:
batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi. Proses pembukuan sangat
cepat sehingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Batuan beku
mineral ringan: tersusun atas mineral-mineral ringan berwarna terang, mudah
pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga bersifat asam. Batuan beku
mineral berat: tersusun atas mineral-mineral berat yang berwarna gelap, sukar
pecah, dan kadungan silikatnya sedikit sehingga sifatnya basah (batuan di
Indonesia).

5
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu pelaksanaan kegiatan Kemah Ilmiah Geografi yaitu:
Hari/Tanggal : Jumat-Minggu/ tanggal 27- 29 okober 2017
Tempat : Ta’deang, Desa Semangki. Kab. Maros
B. Perlengkapan
Adapun perlengkapan yang harus dipersiapkan dalam kegiatan Kemah
Ilmiah Geografi adalah sebagai berikut:
1. Perlengkapan Kelompok
a. Alat
1) Parang satu buah
2) Tenda coto ukuran 6 x 8 satu buah
3) Karpet satu buah
4) Bambu 10 meter 3 batang
5) Galon dua buah
6) Jergen5 iter 2 buah
2. Perlengkapan Individu
a. Alat b. Bahan
1) Alat mandi 1.) Ransum
2) Alat sholat 2.) Slayer hijau
3) Alat makan 3.) Gula merah
4) Alat tulis menulis 4.) Choki choki
5) Alat navigasi 5.) Snack
6) Head lamp
7) Poncho
8) Helm kiwi
3. Perlengkatan angkatan
a. Tali Webing 16 meter

6
C. Teknik pengambilan data
Teknik pengambilan data dalam kegiatan kemah ilmiah geografi ini
yaitu Observasi. observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan yang saya temukan pada waktu
melakukan caving dan hiking diantaranya sebagai berikut:
1. Caving
a. Ponor
b. Stalaktit
c. Stalakmit
d. Pilar
e. Korden
f. Keristal kalsit
g. Hole
h.Dolina gua
2. Hiking
a. Dolina
b. Batu gamping
c.Batuan beku
d. Batuan sedimen
e. Escarpment
f. Gua vertical

B. Pembahasan
Setelah kami melakukan observasi dilapangan kami dapat
menjelaskan ornament – ornament yang kami lihat atau amati, diantaranya:
bentuknya, aliran air kedalam tanah pada daerah kapur yang relatif dalam,
dan jenis tanah pada daerah karst.
Stalaktit adalah sejenis mineral sekunder (speleothem) yang
menggantung di langit-langit gua kapur. Nah, inilah yang sering kita lihat ada
di langit-langit atas gua.

8
Stalakmit adalah batuan yang terbentuk di lantai gua, hasil dari
tetesan air di langit-langit gua di atasnya, letaknya ada dibawah lantai gua.
Stalaktit dan stalakmit ini masuk dalam jenis batu tetes (dripstone).
Pilar bisa terbentuk bila stalakmit dan stalkatit bersatu membentuk
sebuah dekorasi tersendiri.
Korden, proses terjadinya hampir sama dengan stalaktit hanya saja
perembesannya terjadi pada sebuah celah (crack) yang memanjang pada atap
gua sehingga bentukan yang tumpul menyerupai tirai-tirai seperti korden
jendela yang menggantung pada atap menuju kebawah dengan lekukan-
lekukannya.
Kristal kalsit merupakan mineral utama pembentuk batu gamping
dengan unsur kimia pembentuknya terdiri dari kalsium (Ca) dan karbonat
(C03), mempunyai sistem kristal Heksagonal dan belahan rhombohedral,
tidak berwarna dan transparan. Unsur kalsium dalam kalsit dapat tersubtitusi
oleh unsur logam sebagai pengotor yang dalam prosentasi berat tertentu
membentuk mineral lain.
Dolina adalah sumur atau lubang yang berbentuk corong didaerah
kapur. Dolina juga merupakan suatu ledokan yang berbentuk corong pada
batu gamping dengan diameter dari beberapa meter hingga 1 km dengan
kedalaman hingga ratusan meter. Adapun jenis-jenis dolina terdiri dari empat
yaitu dolina reruntuhan, dolina solusi, dolina terban dan dolina alluvial.
Dalam geologi batuan intrusi adalah sebuah batuan beku yang telah
menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh dibawah permukaan bumi.
Magma yang membeku dibawah tanah sebelum mereka mencapai permukaan
bumi dinamakan pluton, dari nama pluto, Dewa Romawi dunia bawah tanah.
Escarpment merupakan bentang alam berbentuk bukit yang salah
satu lereng nya merupakan bidang sesar. Morfologi ini dicirikan oleh bukit
memanjang dengan perbedaan ketinggian yang cukup ekstrim antara bagian
yang datar dan bagian bukit.
Gua vertikal merupakan hasil dari batu kapur yang terdiri atas
kalsium karbonat yang mudah larut dalam air sehingga air hujan dapat

9
memproses terbentuknya gua tersebut. Bukit-bukit yang terangkat itu lalu
ditimpa air hujan. Air hujan yang terangkat oleh tetumbuhan meresap
kedalam melalui celah-celah, melarutkan batu kapur, membentuk rongga,
celah dan membesar menjadi lalu menjadi gua.

10
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gua adalah suatu lubang di tanah, atau di batuan, atau di gunung
yang terbentuk secara alamiah. Jadi bentukan-bentukan seperti gua yang
dibuat manusia sebenarnya tidak dapat dikelompokan sebagai gua, tapi lebih
tepat sebagai suatu terowongan.
Gua adalah suatu bentukan alam yang umumnya terjadi akibat
adanya suatu proses alam yang melubangi batuan. Bisa berbentuk suatu
lorong yang panjang, gelap dan berkelok-kelok, tetapi dapat pula sebagai
suatu ceruk dalam. Secara umum dikenal terjadi pada dua batuan yang jauh
berbeda, yaitu pada batu gamping yang sangat intensif dan luas kejadiannya,
dan pada kasus-kasus khusus di aliran lava basalt, tetapi dapat pula terjadi
pada semua jenis batuan yang mengalami tingkat abrasi / erosi yang kuat
melewati struktur-struktur tertentu.
Tebar (Temu Akbar)yang telah kami laksanakan selama tiga hari di
Ta’deang, Maros banyak pengetahuan – pengetahuan yang kami ketahui
dimulai dari penelusuran gua (caving) dan didalamnya kami dapat melihat
dan mengamati beberapa ornamen – ornamen seperti stalaktit, stalakmit, pilar,
korden, ponor, sungai bawah tanah dan berupa kristal-kristal yang menempel
pada pilar, juga terdapat lorong yg sangat kecil yg biasa disebut dengan Lotus
(Lobang Tikus) dimana untuk melewatinya, kami harus merayap dan tetap
menunduk untuk menghindari stalaktit.
Adapun pada saat Hiking kami juga menemukan beberapa
fenomena geosfer seperti gua vertikal, dolina, batuan beku, bentang lahan
karst, batu gamping, batuan yang terjadi akibat intrusi magma serta beberapa
tumbuhan liar yang tumbuh dibentang lahan karst dan adapun tumbuhan yang
tumbuh disebuah batu gamping.

11
B. Saran
1. Kepada kakak – kakak senior yang menjadi panitia agar kedepanya
untuk lebih memperhatikan junior – junior atau peserta tebar dan
lebih sigap untuk mengambil keputusaan saat dilapangan.
2. Kepada para peserta agar kekompakan terus ditingkatkan, dan
saling menjaga satu sama lain baik sesame teman kelompok
maupun seangkatan

12
DAFTAR PUSTAKA

Gadis.2017.StalaktitdanStalakmit.https://www.gadis.co.id/Aksi/Stalaktit+dan+Sta
lakmit. Diakses pada tanggal 13 november 2017

Utoyo, Bambang.2007.Geografi.https://id.wikipedia.org/wiki/Geografi. Diakses


pada tanggal 13 november 2017

Bintang.2011.Istilah Ornamen Dan Jenis Penggiat Susur


Goa.https://www.kaskus.co.id/show_post/00000000000000
0726606630/50. Diakses pada tanggal 13 november 2017

LAMPIRAN

13
Dokumentasi Pada Saat Hiking

Dok

umentasi pada saat penutupan Temu Akbar

14
15

Anda mungkin juga menyukai