KELOMPOK 4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun
yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur
hubungan antara perawat,pasien adalah etika. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga
keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi prilaku
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan
suatu kehidupan bersama atau keseluruhan peraturan tingkah laku yang berlaku dalam suatu
kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Berkembang di
dalam masyarakat dalam kehendak, merupakan sistem peraturan, sistem asas-asas, mengandung
pesan kultural karena tumbuh dan berkembang bersama masyarakat (Mertkusumo S).
Tujuan adanya etika dan hukum keperawatan adalah untuk memberikan gambaran
kepada penulis tentang etika dan hukum keperawatan dan cara penanganannya menurut konsep
ilmu. Etika dan hukum keperawatan memberikan gambaran tentang apa yang harus dilakukan
dan kesulitan – kesulitan yang akan dihadapi saat penulisan makalah. Dengan etika dan hukum
keperawatan, seorang penulis mampu mengambil sikap dan keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah penulisan makalah. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang
B. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :
1. Mengetahui tujuan etika keperawatan.
11. Mengetahui mencegah masalah hukum dan etika yang terkait dengan pelayanan
keperawatan.
C. Manfaat Penulisan
Hasil pelaksanaan penulisan makalah ini akan memberi manfaat yang berarti bagi
1. Bagi Mahasiswa
Penulisan makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa dalam memberikan informasi kepada
2. Bagi Instansi
Dengan penulisan makalah ini, akan memberikan manfaat bagi instansi sebagai media
informasi pembelajaran yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar serta penambah
Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini, keputusan diambil berdasarkan kode etik
adalah mampu :
2. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah norma yang terjadi dalam praktek
keperawatan.
3. Menghubungakn prinsip moral atau pelajaran yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan
pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaan.
prinsipmoralitas, yaitu keyakinannya terhadap tindakan yang dihubungkan ajaran agama dan
1. Pelaksanaan kode perilaku yang disepakati oleh kelompok profesi, perawat sendiri, maupun
masyarakat.
2. Cara mengambil keputusan yang didasari oleh sikap kebiasaan dan pandangan (hal yang
dianggap benar). Menurut veatch, yang mengambil keputusan tentang etika profesi keperawatan
adalah perawat sendiri, tenaga kesehatan lainya; dan etika yang berhubungan dengan pelayanan
keperawatan ialah masyarakat/orang awam yang menggunakan ukuran dan nilai umum sesuai
Menurut nasional league for nursing (NLN [pusat pendidikan keperawatan milik
1. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antarprofesi kesehatan lain dan
baik dan buruk yang akan pertanggung jawabkan kepada tuhan sesuai dengan kepercayaannya.
keperawatan prefesional. Diakui bahwa pengembangan keterampilan ini dilema etika, artinya
konflik yang dialami, yang memerlukan pengambilan keputusan yang baik dan benar dipandang
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika keperawatan
Pendidikan etika sangat penting dalam pendidikan keperawatan yang berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik tentang perbedaan nilai, norma yang timbul dalam
keputusan keperawatan. Namun, etika keperawatan tidak cukup hanya diajarkan, tetapi harus
ditanamkan dan diyakinin oleh peserta didik melalui pembinaan, tidak saja dipendidikan, tetapi
Pada bagian ini masalah etika keperawatan lebih khusus yang dapat ditemui dalam praktik
keperawatan, sesuai dengan yang diuraikan oleh Elis, Hartley (1980), yang meliputi self-
evaluation (evaluasi diri), evaluasi kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan dan barang,
merekomendasikan klien pada dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang buruk, serta
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti berkata tidak
jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian pemberian makanan dan cairan,
euthanasia, transplantasi organ serta beberpa permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan
praktek keperawatan, seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan
dan barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang
Disini akan dibahas sekilas beberapa hal yang berikaitan dengan masalah etik yang berkaitan
pasien.Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan pasien, maka perawat harus mampu
mengenal/tanggap bila ada asuhan keperawatan yang buruk dan tidak bijak, serta berupaya untuk
mengubah keadaan tersebut. Kondisi inilah yang sering sering kali menimbulkan konflik antara
perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga terhadap teman sejawat. Dilain pihak
perawat harus menjaga nama baik antara teman sejawat, tetapi bila ada teman sejawat yang
melakukan pelanggaran atau dilema etik hal inilah yang perlu diselesaikan dengan bijaksana.
Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk-bentuk pengobatan
sebagai alternative tindakan. Dan berkembangnya tehnologi yang memungkinkan orang untuk
mencari jalan sesuai dengan kondisinya. Penolakan pasien menerima pengobatan dapat saja
terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat sembuh
cepat, keuangan, social dan lain-lain. Penolakan atas pengobatan dan tindakan asuhan
keperawatan merupakan hak pasien dan merupakan hak outonmy pasien, pasien berhak memilih,
menolak segala bentuk tindakan yang mereka anggap tidak sesuai dengan dirinnya, yang perlu
dilakukan oleh perawat adalah menfasilitasi kondisi ini sehingga tidak terjadi konflik sehingga
Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat adalah memberikan
asuhan keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai factor sering kali peran ini menjadai kabur
dengan peran mengobati. Masalah antara peran sebagai perawat yang memberikan asuhan
keperawatan dan sebagai tenaga kesehatan yang melakuka pengobatan banyak terjadi di
Indonesia, terutama oleh perawat yang ada didaerah perifer (puskesmas) sebagai ujung tombak
Dari hasil penelitian, Sciortio (1992) menyatakan bahwa pertentangan antara peran
formal perawat dan pada kenyataan dilapangan sering timbul dan ini bukan saja masalah
Nasional seperti di Indonesia, tetapi juga terjadi di Negara-negara lain.Walaupun tidak diketahui
oleh pemerintah, pertentangan ini mempunyai implikasi besar. Antara pengetahuan perawat yang
berhubungan dengan asuhan keperawatan yang kurang dan juga kurang aturan-aturan yang jelas
sebagai bentuk perlindungan hukum para pelaku asuhan keperawatan hal inisemakin tidak jelas
penyelesaiannya.
Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali perawat tidak merasa
bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal yang dilakukan perawat adalah benar (jujur)
Sebagai contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat ditanya oleh pasien
berkaitan dengan kondisinya, perawat sering menjawab “tidak apa-apa ibu/bapak, bapak/ibu
akan baik, suntikan ini tidak sakit”. Dengan bermaksud untuk menyenangkan pasien karena
tidak mau pasiennya sedih karena kondisinya dan tidak mau pasien takut akan suntikan yang
diberikan, tetapi didalam kondisi tersebut perawat telah mengalami dilema etik. Bila perawat
berkata jujur akan membuat sedih dan menurunkan motivasi pasien dan bila berkata tidak jujur,
Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah menguntil atau pilfering, yang berarti mencuri
barang-barang sepele/kecil. Sebagai contoh: ada pasien yang sudah meninggal dan setalah pasien
meninggal ada barang-barang berupa obat-obatan sisa yang belum dipakai pasien, perawat
Hal ini sering terjadi karena perawat merasa obat-obatan tersebut tidak ada artinya bagi
pasien, memang benar tidak artinya bagi pasien tetapi bagi keluarga kemungkinan hal itu lain.
Yang penting pada kondisi ini adalah komunikasi dan informai yang jelas terhadap keluarga
pasien dan ijin dari keluarga pasien itu merupakan hal yang sangat penting, Karena walaupun
bagaimana keluarga harus tahu secara pasti untuk apa obat itu diambil.
Perawat harus dapat memberikan penjelasan pada keluarga dan orang lain bahwa
menggambil barang yang seperti kejadian diatas tidak etis dan tidak dibenarkan karena setiap
tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap peralatan dan barang ditempat kerja.
C. Prinsip-prinsip Etika Keperawatan
1. Otonomi
Prinsip otonomi merupakan bentuk resfek terhadap seseorang atau dipandang sebagai
persetujuan tanpa paksaan dan bertindak secara rasional.Otonomi merupakan hak kemandirian
2. Berbuat Baik
Berbuat baik berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan memerlukan
pencegahan kesalahan atau kejahatan, dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
3. Keadilan
Keadilan dibutuhkan demi tercapainya derajat dan keadilan terhadap orang lain yang
4. Tidak Merugikan
Prinsip tidak merugikan ini mengandung arti tidak meninbulkan bahasa fisik dan
5. Kejujuran
6. Menepati Janji
Prinsip menepati janji dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmen
7. Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga sunguh-sunguh
8. Akuntabilitas
harus dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
D. Pengertian Hukum Kesehatan dan Keperawatan
Hukum kesehatan adalah semua peraturan hukum yang berhubungan langsung pada
pelayanan kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata, hukum administrasi dan hukum
Pasal 9, ayat 1
4. SIK sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 2 diperoleh dengan mengajukan
permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.
Pasal 10
Pasal 12
Pasal 13
9. Rekomendasi untuk mendapatkan SIK dan atau SIPP dilakukan melalui penilaian
kemampuan keilmuan dan keterampilan bidang keperawatan, kepatuhan terhadap
kode etik profesi serta kesanggupan melakukan praktek keperawatan.
Pasal 15
Pasal 21
13. Perawat yang menjalankan praktek perorangan harus mencantum SIPP di ruang
prakteknya.
14. Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak diperbolehkan memasang
papan praktek.
Pasal 31
1. Tujuan utama
2. Tujuan Khusus
f. Menilai ada tidaknya kesalahan dan atau kelalaian yang dilakukan perawat dalam memberi
pelayanan.
Berbagai masalah hukum dalam praktik keperawatan telah diidentifikasi oleh para
Perawat seringkali diminta menandatangi atau diminta untuk sebagai saksi. Dalam
hal ini perawat hendaknya tidak membuat pernyataan yang dapat diinterprestasikan
menghilangkan pengaruh. Dalam kaitan dengan kesaksian perawat disarankan mengacu pada
yang cukup bervariasi. Beberapa rumah sakit memberikan format persetujuan pada awal pasien
masuk rumah sakit yang mengandung pernyataan kesanggupan pasien untuk dirawat dan
menjalani pengobatan. Bentuk persetujuan lain adalah format persetujuan operasi. Perawat dalam
proses persetujuan ini biasanya berperan sebagai saksi. Sebelum informasi dari dokter ahli bedah
3. Report
Setiap kali perawat menemukan suatu kecelakaan baik yang mengenai pasien,
pengunjung maupun petugas kesehatan, perawat harus segera membuat suatu laporan tertulis
yang disebut incident report. Dalam situasi klinik, kecelakaan sering terjadi misalnya pasien
jatuh dari kamar mandi, jarinya terpotong oleh alat sewaktu melakuakan pengobatan, kesalahan
Beberapa rumah sakit telah menyediakan format untuk keperluan ini. Bila format tidak ada maka
kejadian dapat ditulis tanpa menggunakan format buku. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
4. Pencatatan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat. Pencatatan merupakan salah satu komponen yang
penting yang memberikan sumber kesaksian hukum. Betapapun mahirnya keterampilan anda
dalam memberikan perawatan, jika tidak dicatat atau dicatat tetapi tida lengkap, tidak dapat
membantu dalam persidangan. Setiap selesai melakukan suatu tindakan maka perawat harus
segera mencatat secara jelas tindkan yang dilakukan dan respon pasien terhadap tindakan serta
mencantumkan waktu tindakan diberikan dan tanda tangan yang memberikan tindakan.
Pemerintah Indonesia telah mengatur pengedaran dan penggunaan obat. Obat ada
yang dapat dibeli secara bebas dan ada pula yang dibeli harus dengan resep dokter. Obat-obat
tersebut misalnya narkotik disimpan disimpan ditempat yang aman dan terkunci dan hanya
orang-orang yang berwenang yang dapat mengeluarkannya. Untuk secara hukum hanya dapat
diterima dalam pengeluaran dan penggunaan obat golongan nartkotik ini, perawat harus selalu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini, keputusan diambil berdasarkan kode etik
Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti berkata tidak
jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian pemberian makanan dan cairan,
euthanasia, transplantasi organ serta beberpa permasalahan etik yang langsung berkaitan dengan
praktek keperawatan, seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab terhadap peralatan
dan barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi asuhan keperawatan yang
Prinsip-prinsip Etika Keperawatan terdiri dari 8 aspek, yaitu otonom, berbuat baik,
keadilan, tidak merugikan, kejujuran, menepati janji, kerahasiaan dan akuntabilitas. Berbagai
masalah hukum dalam praktik keperawatan telah diidentifikasi oleh para ahli meliputi :
pengawasan penggunaan obat.Mencegah masalah hukum dan etika yang terkait dengan
pelayanan keperawatan meliputi 3 strategi, yaitu strategi penyelesaian masalah hukum, strategi
Pengendalian praktek keperawatan secara internal adalah Kode Etik sedangkan secara
eksternal adalah hukum. Praktek keperawatan harus dilakukan secara benar dalam arti
keilmuannya dan baik dalam arti aspek Etik dan legalnya. Praktek Keperawatan berkaitan erat
dengan kehidupan manusia untuk itu praktik keperawatan harus dilakukan oleh perawat
profesional yang berkompeten. Setiap perawat yang praktek wajib memiliki SIP, SIK, SIPP.
DAFTAR PUSTAKA
pustakaraya.
Mimin, Suhaimin. 2003. Etika Keperawatan dalam Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Potter, P. A., Buku Ajar Fundamental: Konsep Proses dan Praktik. Alih Bahasa, Yasmin
Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.