Anda di halaman 1dari 3

Jeffrey Putra Tanujaya / 130216064 / Pemikiran Ekonomi KP-C

Review The Development of Digital Economy in Indonesia

Pada saat ini dunia sedang masuk pada era industri 4.0 yang mana berbasis pada
teknologi yang dapat mengubah rantai dan manajemen dari setiap cabang di industri. Bahkan
financial technology pun juga terus berkembang di Indonesia. Perubahan yang cepat pada
teknologi keuangan dan digital banking menunjukan bahwa teknologi memainkan peran
penting dalam menyalurkan jasa keuangan yang mudah diakses. Ketersediaan dari digital
banking dan produk sangat diapresiasi oleh pelanggan baik individu maupun bisnis micro
maupun kecil dan menengah.

Singapore,Jepang dan Inggris adalah 3 negara pusat keuangan internasional yang


mampu membuktikan besarnya dampak dari Fintech terhadap pertumbuhan dan kestabilan
dari sistem keuangan. Sangat penting untuk dicatat oleh Indonesia yang pertumbuhan
ekonominya membutuhkan sektor finansial yang kuat dan stabil hingga 6% per annum. Ini
menunjukan bahwa bank,asuransi dan pasar modal serta perusahaan startup perlu dipacu
sehingga pertumbuhan kredit tahunan tidak lebih dari rentang 10-12%. Hal ini ditujukan agar
kapasitas sektor keuangan dapat meningkat 5 kali lipat dari posisi sekarang.

Dampak Financial Technology di Indonesia

Sistem keuangan pada dasarnya adalah order dari ekonomi Indonesia yang memiliki
peran untuk menyediakan jasa keuangan yang secara ist Revolusi Institusi dibagi menjadi 2
bagian besar yaitu Depository Financial Institution dan Non Depository Financial Institution.
Sistem keuangan yang stabil adalah sistem keuangan yang mampu mengalokasikan sumber
keuangan dan meminalisir shock dalam mencegah disrupsi pada sektor riil.

Menurut Bank Indonesia, fin-tech adalah penggunaan teknologi dalam sistem keuangan
yang menghasilkan produk baru, layanan, teknologi dan atau model bisnis yang bisa dipegang
oleh masing-masing pihak dengan kategori: (1) sistem pembayaran; (2) pendukung pasar; (3)
manajemen investasi dan manajemen risiko; (4) pinjaman, pembiayaan, dan penyediaan modal;
dan (5) layanan keuangan lainnya. Kriteria untuk fin-tech antara lain inovatif, menguntungkan
untuk komunitas, banyak digunakan, dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
Generasi Y dan generasi Z yang sangat dekat dengan teknologi jumlahnya semakin
banyak dan diperkiran pada 2030 jumlah akan melebihi 100 juta pengguna. Maka dari itu
banyak hal dirancang untuk memenuhi kebutuhan generasi Y dan Z seperti online shop, e-
money, e-toll, dan bahkan dalam pembetukan karakter generasi tersebut memiliki sebuah alat
pemecahan masalah melalui virtual reality. Hal-hal tersebut dirancang guna mencukupi
kebutuhan generasi Y dan Z yang cenderung memiliki mental instan dan dekat dengan
teknologi, selain itu digitalisasi juga memberikan keuntungan dalam sisi ekonomis agar
perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien dan ekonomis. Selanjutnya, salah satu digital
finansial yang cukup trending adalah alat pemabayaran yang berupa ATM, kartu kredit,
maupun e-money.

Pada 2018 ada beberapa tren yang berkembang dengan cepat seperti opsi pembayaran

yang lebih baik, optimalisasi smart phone, pengiriman barang yang cepat, robot chat,dll. Selain

karena harga lebih murah juga karena lebih praktikal, lebih cepat, dan efisien. Namun disisi

lain juga ada pertimbangan dalam menggunakan teknologi online ini seperti keamanan, privasi,

da lifestyle untuk mengikuti dari waktu ke waktu. Beberapa responden ada yang menolak untuk

menggunakan e-money dan e-toll karena related terhadap penipuan di dalam transaksi online.

Terhindari dari semua itu pengingkatan dalam penggunaan teknologi online ini meningkat

dengan pesat bukan hanya karena bisa lebih efisien juga namun juga karena perbedaan harga

yang cukup signifikan dari transaksi online itu, bisa dalam bentuk diskon ataupun dalam bentuk

cashback.

Manfaat dari digitalisasi di bidang ekonomi sendiri memberikan berbagai macam keuntungan
seperti efisiensi waktu, energy, transportasi, biaya relatif murah, serta memberikan kemudahan
seperti dapat bertransaksi dimanapun dan mudah dipelajari. Selain itu digitalisasi juga
mendukung pertumbuhan ekonomi melalui alat ekonomi digital yang disebut peer to peer
lending. P2P lending sendiri terbukti di Indonesia sangat banyak peminat nya, tercatat jumlah
peminjam mencapai 1.850.632 yang senilai lebih dari 6 trilliun dan pemberi pinjaman hanya
sekitar 199.539 surey ini dilakukan di beberapa daerah seperti bali, jawa, maluku, papua,
kalimantan, sumatera, dan sulawesi. Survey ini membuktikan bahwa peran P2P lending masih
sangat dibutuhkan dalam jangka panjang untuk meningkatkan kinerja perekonomian Indonesia
dalam jangka panjang.

Kesimpulan
Teknologi digital terbukti memainkan peran strategis dalam menyediakan barang dan jasa
dengan cara yang nyaman, praktis, lebih murah, lebih cepat, hemat waktu dan padat karya.
Layanan teknologi finansial juga terbukti memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
membuka usaha, mendapat perkerjaan, serta membeli sebuah produk dengan harga yang relatif
murah. Namun dikarenakan berbasis internet kelemahan dari finansial teknologi akan
memberikan rasa tidak aman bagi penggunanya karena dikhawatirkan data-data penting dapat
diakses oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dan disalahgunakan.

Anda mungkin juga menyukai