Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
Telah lebih dari 30 tahun PT Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) telah berhasil
mengembangkan industri perkebunan di Indonesia. Berawal dari perkebunan ubi kayu dan
karet, hingga pada tahun 1984 di Provinsi Riau PT Astra Agro Lestari memulai untuk
melakukan budidaya tanaman kelapa sawit. Hingga saat ini, perusahaan terus mengalami
perkembangan dan menjadi salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbaik. Selain
itu, perusahaan juga memiliki areal kelola seluas 297.011 hektar yang tersebar di beberapa
pulau yaitu Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Sejak PT Astra Agro Lestari mengelola budidaya tanaman kelapa sawit, perusahaan
membangun hubungan kerjasama dengan masyarakat Indonesia dalam bentuk kemitraan
intiplasma dan IGA (Income Generating Activity). Di tahun 2016, perusahaan telah
menjalin kerjasama dengan petani kelapa sawit sebanyak 51.709 orang yang bergabung
dalam 2.396 kelompok tani. Pada tahun 1997, PT Astra Agro Lestari melakukan Initial
Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2016, perusahaan melakukan
Penawaran Umum Terbatas (PUT) senilai ±Rp 4 triliun. Hingga saat ini, kepemilikan saham
publik PT Astra Agro Lestari mencapai 20,32% dari total 1,92 miliar saham yang beredar
karena kepercayaan investor yang tinggi juga mencerminkan kuatnya harga saham.

Selain mengelola perkebunan kelapa sawit, PT Astra Agro Lestari juga mengembangkan
usahanya dengan mengoperasikan pabrik pengolahan minyak sawit di Kabupaten Mamuju
Utara, Sulawesi Barat dan Dumai, Riau. Produk minyak sawit yang diolah adalah dalam
bentuk olein, stearin, dan PFAD. Produk olahan minyak sawit tersebut adalah untuk
memenuhi permintaan pasar ekspor, seperti Tiongkok dan Filipina. Pada tahun 2016,
perusahaan juga mulai mengoperasikan pabrik pencampuran pupuk di Kabupaten Donggala,
Sulawesi Tengah dan mulai mengembangkan usaha integrasi sawit-sapi.

1.2 Kasus

Pada tugas ini kelompok kami mengambil kasus kinerja PT Astra Agro Lestari Tbk. yang
mengalami penurunan pada kuartal 1 tahun 2018. Adanya penurunan kinerja ini salah
satunya disebabkan oleh harga minyak sawit mentah atau CPO yang juga melemah.
Akibatnya, laba bersih yang dibukukan oleh perusahaan menurun sebesar 12% year on year.
Prijono Sugiarto selaku Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk (ASII) yang
memegang sebagian besar saham AALI menyatakan bahwa harga rata – rata minyak kelapa
sawit mengalami penurunan sebesar 12%. Akan tetapi, penjualan minyak kelapa sawit
beserta produk turunannya meningkat sebesar 17% menjadi 480.000 ton.

Berbanding terbalik dengan menurunnya laba bersih perusahaan, beban pokok pendapatan
perusahaan yang sebelumnya Rp 3,09 triliun mengalami peningkatan menjadi Rp 3,7 triliun.
Dan hal ini tentunya berdampak pada laba bruto perusahaan yang pada akhirnya mengalami
penurunan, yang awalnya sebesar Rp 1,39 triliun pada kuartal 1 tahun 2017, menjadi Rp
745,51 miliar pada kuartal 1 tahun 2018.

Selain itu, net cashflow dari kegiatahn operasional perusahaan juga menurun dari Rp809,27
miliar menjadi Rp 681,08 miliar. Sedangkan nilai kas dan setara kas akhir periode berjalan
juga merosot hingga 50%, yaitu mencapai Rp 294,24 miliar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Risiko adalah pendekatan sistematis untuk menemukan risiko yang akan
dihadapi dan menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian. Manajemen risiko
adalah salah satu bagian dari perencanaan keuangan yang paling penting.

Sumber: https://www.finansialku.com
Risiko dapat dikelola melalui pengendalian risiko dan pendanaan risiko:
● Risk Avoidance : menghindari kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan risiko.
● Segregation (pemisahan) : memisahkan hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian.
● Loss Prevention : mengendalikan kerugian dengan melakukan tindakan pencegahan.
● Loss Reduction : mengurangi dampak dari kerugian yang ada.
● Non Insurance Transfer : memindahkah risiko ke pihak lain, tanpa menggunakan.
● Risk Transfer : memindahkah risiko ke pihak lain, dengan kontrak asuransi.
● Risk Retention : membiayai atau membayar kerugian seseorang.
2.1 Proses Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000:2009
Berikut adalah proses manajemen risiko berbasis ISO 31000:2009 secara lebih detail

2.1.1 Communication & Consultation


Mengingat prinsip manajemen risiko, komunikasi & konsultasi merupakan hal yang
penting untuk manajemen risiko yang transparan dan inklusif. Manajemen risiko harus
dilakukan oleh seluruh bagian organisasi dan mempertimbangkan kepentingan
stakeholders. Dengan adanya komunikasi & konsultasi diharapkan dapat menciptakan
dukungan yang memadai pada kegiatan manajemen risiko dan membuat kegiatan
manajemen risiko dapat mencapai sasaran yang telah direncanakan.
2.1.2 Establishing The Context
Establishing The Context (Penetapan Konteks) bertujuan untuk melakukan identifikasi
risiko dan mengungkapkan sasaran organisasi, menunjukkan hubungan masalah dan
bagaimana mengelola risiko dalam organisasi (internal & eksternal). 4 konteks yang
perlu ditentukan dalam penetapan konteks yaitu konteks internal, konteks eksternal,
konteks manajemen risiko, dan kriteria risiko.
➢ Konteks internal : Memperhatikan sisi internal organisasi (struktur, kultur, dll)
agar dapat mencapai sasaran organisasi.
➢ Konteks eksternal : Memperhatikan sisi eksternal organisasi (pesaing, otoritas,
perkembangan teknologi, dll) agar dapat mencapai sasaran organisasi.
➢ Konteks manajemen risiko : Memperhatikan pemberlakuan manajemen risiko dan
bagaimana penerapannya di masa depan.
➢ Mengembangkan kriteria risiko : Dalam pembentukan manajemen risiko
organisasi perlu untuk mendefinisikan parameter yang disepakati bersama
2.1.3 Risk Assessment
Penilaian risiko terdiri dari:
2.1.3.1 Risk Identification
Risk Identification adalah mengidentifikasi risiko yang dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran. Dalam mengidentifikasi risiko yang akan dihadapi oleh
perusahaan adalah menentukan risk universe. Lalu, perusahaan dapat memilih
risiko yang akan di ekspos dan dibagi menjadi risiko inti dan non-inti. Risiko
inti adalah risiko yang harus diambil oleh perusahaan untuk mendorong kinerja.
Sedangkan, risiko non-inti dapat diminimalkan atau dihilangkan sepenuhnya
2.1.3.2 Risk Analysis
Risk Analysis adalah menganalisis kemungkinan (frequency/likelihood) dan
dampak (impact/consequences) yang dapat ditimbulkan dari risiko yang telah
diidentifikasi. Risk analysis adalah studi mengenai ketidakpastian yang
mendasari suatu tindakan dan mengacu pada ketidakpastian arus kas yang
diperkirakan.
2.1.3.3 Risk Evaluation
Risk Evaluation adalah membandingkan hasil dari analisis risiko dan kriteria
risiko untuk menentukan penanganan risiko yang akan diterapkan. Setelah itu
melihat apakah risikonya termasuk acceptable (dapat diterima), issue
(diwaspadai), unacceptable (tidak dapat diterima)
2.1.4 Risk Treatment
Dalam menghadapi risiko terdapat 4 alternatif yang dapat dilakukan :
● Menghindari risiko (risk avoidance)
● Mitigasi risiko (risk reduction), dengan mengurangi kemungkinan atau dampak
● Transfer risiko kepada pihak ketiga (risk sharing)
● Menerima risiko (risk acceptance)
2.1.5 Monitor & Review
Monitor & Review diperlukan untuk memastikan berjalan atau tidaknya implementasi
manajemen risiko sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Hasil dari monitor &
review ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan saat melakukan perbaikan
terhadap proses manajemen risiko.

2.2 Inherent Risk & Residual Risk


Inherent Risk adalah risiko yang ditimbulkan akibat kesalahan dan kelalaian dalam laporan
keuangan. Inherent Risk adalah salah satu risiko yang harus dicari oleh auditor dan analis
dalam mengerjakan laporan keuangan, bersama dengan risiko kontrol dan risiko deteksi.
Residual Risk adalah risiko khusus perusahaan, seperti pemogokan (proses hukum atau
bencana alam). Residual risk ini juga dikenal sebagai risiko yang dapat didiversifikasi.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Establishing The Context
3.1.1 Konteks Eksternal
Dalam melakukan identifikasi risiko, sasaran manajemen risiko PT Astra Agro Lestari adalah
meninjau lingkungan eksternal terlebih dahulu. Berikut beberapa pengaruh lingkungan eksternal
terhadap keberlangsungan perusahaan.
 Kondisi Perekonomian Global
Adanya pelemahan harga minyak sawit mentah salah satunya disebabkan oleh lonjakan
produksi minyak sawit mentah, namun permintaan menurun. Mengutip dari Bloomberg,
harga minyak sawit mentah ke Malaysia menurun sebesar 0,66% dari harga sebelumnya.
Mendukung pernyataan ini, Senior Research Asia Trade Point Futures, Cahyo Dewanto
mengatakan bahwa pelemahan harga CPO ini diakibatkan oleh isu pelambatan ekonomi
globa, dan juga adanya resesi Amerika Serikat, dimana isu resesi ini dipicu karena The
Fed menyatakan dovish akan suku bunga.
 Fenomena Alam
Mengingat CPO membutuhkan lahan hutan yang luas, maka terdapat potensi risiko
fenomena alam, yakni: terjadinya fenomena alam seperti petir sehingga dapat
menimbulkan kebakaran hutan, selain itu sering terjadinya gempa juga dapat menjadi
risiko bagi perusahaan, dimana gempa sendiri dapat menyebabkan tanah longsor.
Sehingga hal ini akan berakibat pada perusahaan yang akan mengalami kerugian dalam
produksi.
 Penurunan Harga Minyak
Cahyo Dewanto, selaku Senior Research Asia Trade Point Futures juga menyatakan
bahwa peurunan harga CPO juga disebabkan oleh penurunan harga minyak kedelai. Hal
ini dikarenakan CPO merupakan substitusi dari minyak kedelai, maka dari itu ketika
harga minyak kedelai turun, maka wajar jika harga CPO juga anjlok. Selain itu,
mengingat CPO merupakan salah satu bahan biodiesel, maka jika harga minyak
melemah, tentunya hal ini juga akan mempengaruhi harga minyak sawit.
 Black Campaing terhadap CPO Indonesia
Terdapat dua hambatan dalam perdagangan internasional, yaitu hambatan tarif dan non-
tarif. Salah satu hambatan non-tarif berupa pembatasan yang diakibatkan oleh larangan,
kondisi, atau persyaratan pasar tertentu yang membuat suatu negara melakukan kegiatan
ekspor atau impor menjadi sulit. Dimana Indonesia juga sempat mengalami hambatan
non-tarif ini, salah satunya adalah black campaign negara Eropa terhadap CPO Indonesia,
yang mana produk CPO Indonesia mendapatkan citra buruk dari Eropa. Adanya black
campaign ini tentunya berdampak buruk bagi Indonesia, yang diantaranya: black
campaign dapat memicu adanya kerusakan hutan karena jika harga CPO turun maka akan
berdampak pada perpindahan pekerjaan petani kelapa sawit ke petani lainnya. Alhasil,
petani kelapa sawit akan membabat lahan hutan kelapa sawit sehingga akan menimbulkan
deforestation. Selain iut reputasi CPO Indonesia akan buruk karena adanya negara –
negara yang menjatuhkan CPO Indonesia.
 Perusahaan Pesaing / Kompetitor
Di Indonesia terdapat banyak perusahaan yang bergerak di sektor kelapa sawit, tentunnya
hal ini juga dapat menjadi risiko dari bisnis PT Astra Agro Lestari, yang mana salah satu
kompetitor terbesar perusahaan adalah Sinarmas yang telah berhasil menduduki peringkat
ke dua di top 16 perusahaan eksportir minyak kelapa sawit di Indoensia dari tahun 2016
hingga 2018.
 Fluktuasi Nilai Tukar
Adanya fluktuasi kas perusahaan dikarenakan perubahan harga CPO Global, tentunya hal
ini akan mempengaruhi pendapatan perusahaan yang banyak melakukan kegiatan ekspor
– impor. Selain itu adaya fluktuasi nilai tukar juga dapat berdampak pada laba perusahaan
yang menurun dan menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya tepat
waktu.

3.1.2 Konteks Internal


Setelah meninjau lingkungan eksternal, PT Astra Agro Lestari Tbk juga harus memperhatikan
lingkungan internal, dimana konteks internal mencakup:
 Ruang Lingkup Operasional Perusahaan
1. Human Error
Terjadinya kesalahan kabel yang cacat dan terlambat diperbaiki sehingga hal ini
dapat menimbulkan kebakaran, serta terjadinya kesalahan pada ahli fungsi tanah
sehingga dapat menyebabkan tanah longsor dan akan mengakibatkan perusahaan
mengalami kerugian dalam produksi.
2. Product
Adanya kualitas produk yang belum sesuai dengan standar mutu nasional yang telah
ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Indonesia.
3. Pengembangan dan inovasi produk
Belum berkembangnya inovasi produk membuat perusahaan akan kalah saing
dengan perusahaan competitor lainnya.

3.1.3 Kriteria Risiko


Kriteria risiko merupakan standar ukuran seberapa besar dampak (severity) dan frekuensi
(likelihood) yang mungkin akan terjadi pada perusahaan.
1. Risk Likelilhood
1) Risk Likelihood
Nilai Frekuensi Keterangan
1 Hampir Tidak  Aspek bahaya sangat jarang terjadi
Pernah  Hampir tidak pernah terjadi
 Kurang dari 2% kemungkinan terjadi
2 Jarang  Aspek bahaya kecil kemungkinan akan terjadi
 Terjadi jarang
 Kurang dari 10% kemungkinan terjadi
3 Sedang  Aspek bahaya mungkin dapat terjadi
 Mungkin terjadi dalam kurun waktu lebih dari 3 tahun
 10%-40% kemungkinan terjadi
4 Sering  Aspek bahaya memiliki kecenderungan untuk terjadi
 Kemungkinan terjadi dalam kurun waktu 1-2 tahun
 40%-70% kemungkinan terjadi
5 Sangat Sering  Aspek bahaya hampir pasti akan terjadi setiap saat.
 Terjadi regular, biasanya terjadi dalam frekuensi
hari/minggu/bulan.
 Lebih dari 70% kemungkinan terjadi.
2. Risk Severity
2) Risk Severity
Nilai Keparahan Dampak
1 Non Signifikan  Tidak ada dampak dan dapat dilakukan perbaikan pada saat itu
(Sangat Tidak  Tidak ada cedera
Parah)
2 Minor (Tidak  Ketidakmampuan menyediakan pelayanan selama 1 hari
Parah)  Memerlukan perawatan P3K
3 Moderate  Ketidakmampuan menyediakan pelayanan selama 2 hari
(Sedang)  Memerlukan perawatan medis (klinik dan bantuan luar)
4 Critical/ Mayor  Ketidakmampuan menyediakan pelayanan selama 3 hari
(Parah)  Cedera yang mengakibatkan cacat/ hilang fungsi tubuh
sebagian
5 Catastropic/  Ketidakmampuan menyediakan pelayanan selama lebih dari 3
Bencana hari
(Sangat Parah)  Menyebabkan cacat tetap total dan kematian

3. Tingkat Risiko
3) Tingkat Risiko/ Risk Priority Number (RPN)
Tingkat Risiko Tindakan dan Waktu yang Dibutuhkan
(RPN)
1-5 Tidak diperlukan tindakan tambahan, namun pengendalian perlu
Acceptable dipelihara dan dipantau untuk memastikannya.
6-9 Harus melakukan tindakan untuk menurunkan tingkat risiko. Pengukuran
Moderate pengurangan risiko harus diterapkan secara periodik.
10-16 Harus melakukan tindakan untuk menurunkan tingkat risiko. Pengukuran
Significant pengurangan risiko harus diterapkan secara periodik .
17-25 Harus melakukan tindakan untuk menurunkan tingkat risiko. Pengukuran
Unacceptable pengurangan risiko harus diterapkan dalam waktu tertentu (1 bulan
sekali).
3.2 Risk Identification
3.2.1 Identifikasi Risiko dalam Konteks Komoditas Kelapa Sawit
Karena bisnis utama PT Astra Agro Lestari merupakan komoditas kelapa sawit maka
perusahaan harus memperhatikan beberapa risiko yang mungkin akan terjadi, diantaranya:
3.2.2 Identifikasi Risiko
Dari kelima kategori risiko diatas, akan dijabarkan lebih lanjut, berikut penjabarannya:
3.3 Risk Analysis
3.3.1 Tabel Risiko
Dalam menentukan dampak (impact/severity) dan kemungkinan (frequency/likelyhood)
pada risiko yang akan terjadi serta menghitung berapa besar risiko dengan mengalikan besar
dampak dengan besar kemungkinan (Risk Priority Number atau RPN = severity x likelyhood).
Analisis risiko ini dilakukan untuk menentukan probabilitas dan konsekuensi terhadap risiko
yang terjadi yang dapat ditunjukkan dari likelyhood, severity, dan level risiko.
N RP
RISIKO DESKRIPSI RISIKO DAMPAK L S
O N
Menghambat aktivitas
Kondisi dimana PT Astra Agro
perusahaan dan dapat
1 Likuiditas Lestari tidak dapat memenuhi 3 5 15
membuat risiko
kewajibannya
kebangkrutan
Risiko gagal bayar yang dialami
Kerugian finansial
perusahaan ketika perusahaan
2 Kredit perusahaan dan kehilangan 2 4 8
memiliki pelanggan yang tidak
kesempatan investasi
dapat membayar utangnya
menghambat kegiatan
ekspor-impor perusahaan
Risiko yang disebabkan dari
3 Pasar dan segala transaksi yang 4 4 16
perubahan nilai tukar mata uang
menggunakan mata uang
asing
Risiko yang disebakan karena
Operasion
4 kesalahan manusia (human kerugian finansial 4 2 8
al
error)
Menurunnya jumlah
Risiko yang terjadi karena
konsumen dan akan
5 Reputasi adanya black campaign negara 2 5 10
mengarah juga ke kerugian
Eropa terhadap CPO Indonesia
finansial perusahaan
Risk Evaluation
1.1.1 Penjabaran Risiko Sesuai Kriteria
Berdasarkan analisis dari risiko diatas maka didapatkan peringkat risiko dari Astra Agro
Lestari Tbk dari yang paling kritis adalah:

Jenis Risiko RPN Peringkat


Risiko Nilai Tukar 16 1
Risiko Hasil Produksi 16 2
Risiko Likuiditas 12 3
Risiko gagal Bayar 12 4
Risiko Reputasi 12 5
Perusahaan
Risiko Fenomena Alam 10 6

Risiko Kesalahan 10 7
Manusia/ Human Error

Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan dalam bentuk matriks risiko berdasarkan
peringkatnya dan menggambarkan matriks inherent:

Almost 5 10 15 20 25
L Certain Acceptable Moderate Significant Unacceptable Unacceptable
(5) 6 7
I
K 4 8 12 16 20
Probably 3
E Acceptable Moderate Significant Significant Unacceptable
(4) 5 2 1
4
L
I Possible 3 6 9 12 15
(3) Trivial Acceptable Moderate Significant Significant
H
O Unlikely
O (2) 2 4 6 8 10
D Trivial Acceptable Acceptable Moderate Moderate
Rare(1)

Insignificant (1) Minor (2) Moderate (3) Major(4) Catastrophic (5)

SEVERITY
1 2 3 4 5
Trivial Trivial Trivial Acceptable Acceptable
1.1.1 Risk Treatment, Monitoring, and Review
Dari hasil tabel diatas akan dijabarkan tindakan mitigasi yang perlu dilakukan sebaiknya oleh Astra Agro Lestari Tbk dengan
risikonya sekaligus dengan monitoring dan reviewnya:

Analisis Risiko Awal Analisis


(Sebelum Risiko Sisa
Treatment/Inherent Evalu (Sesudah
Risk) asi Treatment/
Identifika Kemungkin Risik Residual
No si Risiko Dampak an o Perlakuan Risiko Risk) Monitoring dan Review
Transfer dan
Mitigasi: a. Pihak
operasional dapat
mentransfer risiko
Risiko dengan
1 Fenomena 5 2 10 menggunakan 2 Tidak diperlukan tindakan
Alam pilihan lain atau
pihak ketiga seperti
pembelian asuransi.
b. Diversifikasi
tanaman
Mitigasi: a.
Memberikan
Risiko
pestisida untuk Memastikan Pestisida selalu
2 Hasil 4 4 16 4
membunuh hama digunakan dan monitoring
Produksi
dan penyakit pada selama seminggu sekali
tanaman. terkait pestisida
Mitigasi: a.
Perusahaan
memprediksi apa
yang terjadi ke
depan terkait
kejadian - kejadian 6
global yang Meningkatkan dana likuid
mempengaruhi yang dimiliki perusahaan dan
harga CPO serta melakukan pemantauan
Risiko menyiapkan kas alokasi cash flow perusahaan
3 Likuiditas 4 3 12 perusahaan secara berkala
Mitigasi: a.
Menggunakan
teknologi produksi
yang lebih baik
b. Melakukan dan
memelihara kontrol 5
secara berkala setiap
fasilitas atau Melakukan training
Risiko teknologi untuk karyawan secara berkala
Human memperbaiki serta memastikan karyawan
4 Error 5 2 10 kerentanan senang bekerja di AALI
Transfer: a. Mengurangi risiko tersebut
Risiko Melakukan hedging dengan melakukan
8
Nilai dengan membeli pemantauan selama 1 bulan
5 Tukar 4 4 16 kontrak sekali
6 Risiko 4 3 12 Mitigasi: a. 8 Mengusahakan untuk
Gagal melakukan analisis menggunakan pendanaan
Bayar baik dari internal internal terlebih dahulu dan
maupun eksternal memaksimalkan penggunaan
perusahaan agar cash flow
dapat mengambil
keputusan dengan
baik, sehingga akan
meminimalisir
adanya risiko gagal
bayar.
Mitigasi: a. Selalu
melakukan quality
control pada produk
yang dihasilkan
sehingga akan 8
Risiko meminimalkan Tetap mengawasi brand
Reputasi terjadinya image di pasar dengan
Perusahaa kekecewaan pada melakukan test sample
7 n 4 3 12 kepuasan konsumen sebulan sekali
Berikut ini adalah tabel evaluasi risiko setelah beberapa risiko yang ada dimitigasi/ditransfer.

Mitigasi/Transfer L S
No Risiko Target Pencapaian (Baru) (Baru) RPN (Baru)

1 Risiko Nilai Tukar Mengurangi dampak 4 2 8

Mengurangi
2 Risiko Gagal Bayar 2 4 8
Kemungkinan

Risiko Reputasi Mengurangi


3 2 4 8
perusahaan Kemungkinan

Mengurangi dampak
4 Risiko Likuiditas 3 2 6
dan kemungkinan

Mengurangi
5 Risiko Human Error 1 5 5
Kemungkinan

Risiko Hasil Mengurangi dampak


6 2 2 4
Produksi dan kemungkinan

Risiko Fenomena
7 Mengurangi dampak 2 1 2
Alam
Bila diubah untuk digambar dalam bentuk matriks risiko maka akan menjadi seperti berikut ini :
Dari template diatas mengenai rencana mitigasi risiko maka kami memberikan form
monitoring dan review secara detail untuk Astra Agro Lestari Tbk seperti dibawah ini:

Formulir Laporan Monitoring Risiko Astra Agro Lestari

Unit Organisasi : < isi dengan nama unit pemeilik Risiko >
Periode Penerapan : < isi degan tahun penerapan profil risiko >

Rencana Realisasi Status


Prioritas Penanggun
Tindak (Diisi oleh (Diisi oleh
Risiko g Jawab
Penanganan PJ) PJ)
Transfer dan
Mitigasi: a.
Pihak
operasional
dapat <diisi <diisi seuai
mentransfer dengan jika
Risiko risiko dengan realisasi rencana
Divisi
Fenomena menggunakan pelaksanan penangana
Operasional
Alam pilihan lain rencana n sesuai
atau pihak penangana dengan
ketiga seperti n risiko> realisasi>
pembelian
asuransi. b.
Diversifikasi
tanaman
Mitigasi: a.
Memberikan
pestisida
Risiko
untuk Divisi
Hasil    
membunuh Operasional
Produksi
hama dan
penyakit pada
tanaman.
Mitigasi: a.
Perusahaan
memprediksi
Risiko apa yang Divisi
   
Likuiditas terjadi ke Keuangan
depan terkait
kejadian -
kejadian
global yang
mempengaruh
i harga CPO
serta
menyiapkan
kas
perusahaan
Mitigasi: a.
Menggunakan
teknologi
produksi yang
lebih baik
b. Melakukan
Risiko dan
Divisi
Human memelihara    
Operasional
Error kontrol secara
berkala setiap
fasilitas atau
teknologi
untuk
memperbaiki
kerentanan
Transfer: a.
Melakukan
Risiko
hedging Divisi
Nilai    
dengan Keuangan
Tukar
membeli
kontrak
Mitigasi: a.
melakukan
analisis baik
dari internal
maupun
eksternal
Risiko perusahaan
Divisi
Gagal agar dapat    
Keuangan
Bayar mengambil
keputusan
dengan baik,
sehingga akan
meminimalisir
adanya risiko
gagal bayar.
Risiko Mitigasi: a.
Manajer
Reputasi Selalu    
Puncak
Perusahaa melakukan
quality control
pada produk
yang
dihasilkan
sehingga akan
n
meminimalka
n terjadinya
kekecewaan
pada kepuasan
konsumen

Berdasarkan rencana mitifasi risiko yang telah dibuat, kami telah menemukan 3 risiko
kritis yang dihadapi oleh Astra Agro Lestaro saat ini:
1. Risiko Nilai Tukar
Risiko nilai tukar adalah sebuah bentuk risiko yang muncul karena adanya
peruabhan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. PT Astra Agro Lestari
merupakan salah satu pemain utama dalam industri pekerbunan kelapa sawit di
Indonesia. Harga CPO (Crude Palm Oil) yang mengalami tekanan di sepanjang tahun
2018 dan disambi dengan fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing
memberikan efek ketidakpastian yang tinggi terhadap kinerja keuangan di seluruh
perusahaan perkebunan di Indonesia.
Untuk mengurangi risiko ini, Astra Agro Lestari mengimplementasikan strategi
utnuk mengendalikan risiko tersebut yaitu fluktuasi nilai tukar dan suku bunga mata uang
asing atas pinjaman jangka panjang yang dimiliki oleh perseroan dengan melakukan
lindung nilai/ hedging .
2. Risiko Gagal Bayar
Risiko gagal bayar adalah risiko kerugian yang dialami oleh karena
ketidakmampuan perusahaan untuk membayar utangnya baik pokok maupun bunganya.
Terlihat dari laporan keuangan pada tahun 2017 dan 2018 pada aspek D/E ratio semakin
meningkat yang menunjukkan semakin meningkat juga utangnya. Meningkatnya utang
dikarenakan adanya kenaikan pinjaman bank jangka pendek dan kenaikan utang usaha
pihak ketiga. Bila terjadi penurunan laba terus menerus dan tidak dapat memenuhi
kewajibannya tepat waktu maka dapat kehilangan aset yang dijaminkan.
Untuk mengurangi risiko ini, Astra Agro Lestari melakukan analisis baik dari
internal maupun eksternal perusahaan agar dapat mengambil keputusan dengan baik,
sehingga akan meminimalisir adanya risiko gagal bayar.

3. Risiko Reputasi Perusahaan


Risiko ini terjadi karena akibat dari tingkat kepercayaan pada pemangku kepentingan
yang bersumber dari persepsi negatif. Reputasi adalah intangible asset atau tidak bisa
diukur yang diakumulasi dari tindakan, nilai-nilai dan kinerja perusahaan secara bertaha
dan dalam jangka waktu yang lama. Risiko ini menyebabkan perusahaan akan kesulitan
untuk merancang dan mengambil tindakan lanjut teradap risiko tersebut.
Untuk mengurangi risiko ini dapat dilakukan dengan selalu melakukan quality control
pada produk yang dihasilkan sehingga akan meminimalkan terjadinya kekecewaan pada
kepuasan konsumen. Bila ada tuntutan dari konsumen dapat diurus dan ditindak lanjuti
menurut undang-undang. Perusahan perlu membangun kembali kredibilitas.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.finansialku.com/definisi-manajemen-risiko-atau-management-risk-adalah/
https://crmsindonesia.org/publications/membedah-anatomi-iso-31000-2009-risk-management-
principles-and-guidelines/
https://www.investopedia.com
https://market.bisnis.com/read/20180424/192/788373/ini-pemicu-lesunya-kinerja-astra-agro-
lestari-aali-kuartal-i2018-
https://investasi.kontan.co.id/news/harga-cpo-masih-tertekan-ekonomi-global
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190122085351-17-51714/ini-sentimen-yang-akan-
mempengaruhi-harga-cpo
https://kumparan.com/atyucca-sofia-maitrinia/permasalahan-black-campaign-cpo-indonesia-di-
kawasan-eropa-1510844648380
https://www.cnbcindonesia.com/news/20180413182851-4-10975/ini-korporasi-penguasa-pasar-
ekspor-cpo-ri
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_perusahaan_kelapa_sawit_Indonesia
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1511/1/HAMZAH%20MUHAMMAD
%20ALI-FST.PDF
https://www.kompasiana.com/anugerahku/58144f086f7e619417e4bb6f/risiko-reputasi-dalam-
bank-syariah?page=all

Anda mungkin juga menyukai