DEMOKRASI
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Dosen : Dr. H. Buhori, M.Ag
Disusun oleh:
Naviatusiva (1172050066)
KELAS/SEMESTER B/I
Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan
aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa Negara. Seperti diakui oleh Moh. Mahfud
MD, ada dua alasan dipilihnya demokrasi sebgai system bermasyarakat dan bernegara.
Pertama, hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asa yang
fundamental ; Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan
arah bagi perana masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai orientasi tertingginya.
Demokrasi adalah prinsip dasar tata kehidupan masyarakat sipil (civil society), baik dalam
interaksi sesame komponen masyarakat maupun antara masyarakat dengan negara. Dalam
rangka mewujudkan masyarakat sipil atau masyarakat madani, demokrasi adalah prasyarat
mutlak. Dalam makalah ini akan dibahas secara singkat tentang pengertian dan hakikat
demokrasi; karakteristik nefara yang demokrasi; pilar-pilar penegak; tantangan demokrasi
dan sebagainya.
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian dan Hakikat Demokrasi
Pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis)
dan istilah (terminologis). Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari dua kata yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat dan “cratein” atau “cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi
secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah keadaan negara
dimana dalam system pemerintahannya kedaulata berada di tangan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemrintahan
rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah sebagaimana dikemukakan
para ahlisebagai berikut :
a. Menurut Joseph A. Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaan
institusional untuk mencapai keputusan politik dimana indiidu-individu
memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas suara
rakyat.
c. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl menyatakan demokrasi sebagai suatu
sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawabatas tindakan-
tindakan mereka di wilayah public oleh warganegara, yang bertindak secara tidak
langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil mereka yang
terpilih
Jika terkena dengan Trias Politika dalam konsep Montesquieu maka tugas
pemerintah dalam konstitusionalisme ini hanya terbatas pada tugas eksekutif,
yaitu menjalankan undang-undang yang telah dibuat oleh parlemen atas nama
rakyat. Dengan demikian Pemerintahan dalam demokrasi yang demikian
mempunyai peranan yang terbatas pada tugas eksekutif. Dalam kaitannya dengan
hukum konsep konstitusionalisme atau demokrasi konstitusional abad ke-19 yang
memberi peranan sangat terbatas pada negara ini disebut negara hukum yang
formal (klasik) Dalam klasifikasi yang oleh Arief Budiman didasarkan kriteria
kenetralan dan kemandirian negara konsep demokrasi konstitusional abad ke-19
atau negara hukum formal ini bisa disebut sebagai negara pluralisme, yaitu negara
yang tidak mandiri yang hanya bertindak sebagai penyaring i berbagai keinginan
dari dalam masyarakatnya. Dalam negara pluralis yang berlanggam libertarian ini
setiap kebijaksanaan yang dikeluarkan bukan atas inisiatif yang timbul dari
kemandirian negara melainkan lahir dari proses penyerapan aspirasi masyarakat
secara penuh melalui parlemen (Arif Budiman, “Negara, Kelas dan Formasi
Sosial”, (wawancara) dalam majalah keadilan, No. 1 tahun XII/1985, halaman 39)
Friedrich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Barat Kontinental
memberikan ciri-ciri rechtsstaat sebagai berikut.
c. Periode 1965-1998
Periode ini merupakan pemerintahan presiden suharto dengan Orde
Barunya. Sebutan Orde Baru merupakan keritik terhadap periode
sebelumnya, orde lama. Orde baru, sebagaimana dinyatakan oleh
pendukungnya adalah upaya untuk meluruskan kembali penyelewengan
terhadap UUD 1945 yang terjadi dalam masa demokrasi terpimpin. Seiring
penggantian kepemimpinan nasional. Demokrasi terpimpin ala presiden
Soekarno telah diganti oleh elite orde baru dengan Demokrasi Pancasila.
Demokrasi pancasila secara garis besar menawarkan 3 komponen
demokrasi. Pertama, demokrasi dalam bidang politik pada hakikatnya
adlah menegakkan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum.
Kedua, demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah
kehidupan yang layak bagi semua warga negara. Ketiga,demokrasi dalam
bidang hukum pada hakikatnya bahwa pengakuan dan perlindungan HAM,
peradilan yang bebas dan tidak memihak.
d. Periode Pasca Orde Baru
Periode pasca orde baru sering disebut dengan era reformasi. Periode
ini adalah erat hubungannya dengan gerakan reformasi rakyat yang
menuntut pelaksanaan demokrasi dan HAM secara konsekuen tuntutan ini
ditandai oleh lengsernya presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan orde
baru pada Mei 1998, setelah lebih dari 30 tahun berkuas dengan demokrasi
pancasilanya. Penyelewengan atas dasar negara pancasila oleh penguasa
orde baru berdampak pada sikap antipati sebagian masyarakat terhadap
dasar negara tersebut.
6. Tantangan dan Harapan Demokrasi
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi. Demokrasi,Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. 2000.
Jakarta: The Asia Foundation & PRENADA MEDIA
Abdillah, Masykuri. Demokrasi di Persimpangan Makna: Respon Intelektual Muslim
Indonesia terhadap Konsep Demokrasi. 1999. Yogyakarta : Tiara Wacana
Amin, M. Masyhur dan Mohammad Nadjib. Agama, Demokrasi dan Transformasi
Sosial. 1993. Yogyakarta: LKPSM
Azra, Azyumardi. Membangun Keadaban Demokratis. 2000. Jakarta: Kompas
Haynes, Jeff. Demokrasi & Masyarakat Sipil di Dunia Ketiga. 2000. Jakarta :
Yayasan, Obor Indonesia
Rozak, Abdul dkk. Demokrasi Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. 2004.
Jakarta: PRENADA MEDIA
Ubaedilah A, dkk. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyrakat Madani. 2000.
Jakarta: PRENADA MEDIA
Prof. Dr. Mahfud MD, Moh, S.H, S.U. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesi. 2003.
Jakarta: PT ASDI MAHASATYA
Moh. Mahfud MD. Hukum dan Pilar-Pilar Demokrasi. 1999.
Yogyakarta-Jakarta: GEMA MEDIA-FORD FOUNDATION
http://pkn-ips.blogspot.co.id/2014/10/ciri-ciri-negara-yang-
demokratis.html?m=1.09.10 19 september 2017 pukul: 09.35
http://ebooks.unair.ac.id/data/bahan_kuliah/fkh/SEMESTER%20%20ham/Perkemban
ganDemokrasi_di_Indonesia_Cabaran_DAN_Pengharapan.pdf. 19 september 2017
pukul: 09.35