Anda di halaman 1dari 16

ULANGAN AKHIR SEMESTER

Tugas ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Dasar Pencak Silat

Dosen Pengampu : 1. Nur Rohmah Muktiani, S.Pd., M.Pd.

2. Drs. Agung Nugroho AM. M.Si.

Oleh :
Nama : Dela Eska Marwanti

NIM :17604221009

Prodi : PJSD A 2017

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
1. Sejarah dan perkembangan pencak silat
Pencak silat merupakan warisan asli budaya bangsa Indonesia, yang terdiri dari berbagai
perguruan/aliran pencak silat. Sejarah lahirnya pencak silat tidak diketahui secara pasti, namun
beladiri pencak silat dimungkinkan sudah ada di tanah air sejak peradaban manusia di Indonesia.

Menurut Notosoejitno (1999: 4-6) perkembangan sejarah pencak silat dapat di bagi
menjadi dua jaman, yang terdiri dari:
1. Jaman Pra Sejarah

2. Jaman Sejarah, di bagi menjadi lima yaitu: (a) Jaman Kerajaan-Kerajaan, (b) Jaman Kerajaan
Islam, (c) Jaman Penjajahan Belanda, (d) Jaman Penjajahan Jepang, dan (e) Jaman
Kemerdekaan
Pada jaman pra sejarah belum ada istilah pencak silat, namun pada jaman ini manusia
purba sudah mengenal pembelaan diri dalam arti untuk mempertahankan hidup. Hal ini sangat
dibutuhkan mereka karena pada jaman itu manusia dapat bertahan hidup bila mereka dapat
mengatasi rintangan-rintangan alam yang ganas, hidup di hutan belantara dan selalu berhadapan
dengan berbagai binatang besar yang buas. Tantangan yang paling berbahaya tersebut adalah
serangan dari binatang buas yang hidup di hutan-hutan.

Ganasnya alam yang menatang pada saat itu, memaksa mereka harus membela diri
dengan tangan kosong dan perlengkapan yang sederhana. Perjuangan hidup tersebut membuat
mereka dapat bertahan untuk hidup. Lahirnya beladiri pada saat itu belum ada nama, namun itu
merupakan naluri mereka untuk bertahan hidup.

a. JAMAN KERAJAAN-KERAJAAN
Perkembangan jaman terus berputar, maka muncullah ilmu beladiri yang bertujuan untuk
mempertahankan kekuasaan maupun daerah pada saat jaman kerajaan-kerajaan baik di Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai dengan daerah Semenanjung Melayu. Mereka
menciptakan bela diri (jurus-jurus) dengan meniru gerakan binatang yang berada di lingkungan
alam sekitarnya.

Gerakan-gerakan yang diciptakan juga disesuaikan dengan alam sekitarnya yang


berbukit-bukit, dan berbatuan. Misalnya jurus yang diciptakan meniru gerakan harimau, kera,
ular, dan burung. Oleh karena kondisi lingkungan yang berbukit dan berbatuan, maka
gerakannya banyak lompatan/ loncatan. Orang-orang yang hidup di pegunungan biasa berdiri,
bergerak, berjalan dengan langkah kedudukan kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak mudah
jatuh selama bergerak di tanah yang tidak rata. Biasanya menciptakan beladiri yang mempunyai
ciri khas kuda-kuda yang kokoh tidak banyak bergerak. Sedangkan gerakan tangan lebih lincah,
banyak ragamnya dan ampuh daya gunanya.
Penduduk yang hidup di daerah berawa, tanah datar, padang rumput biasa berjalan
bergegas, lari, sehingga gerakan kakinya menjadi lincah. Mereka menciptakan beladiri yang
lebih banyak memanfaatkan kaki sebagai alat beladiri. Akhirnya setiap daerah mempunyai
beladiri yang khas dan berbeda dengan daerah lainnya, sehingga timbullah aliran beladiri
beraneka ragam.

Pada jaman kerajaan beladiri sudah di kenal untuk keamanan serta untuk memperluas
wilayah kerajaan dalam melawan kerajaan yang lainnya. Pada jaman ini kerajaan yang
mempunyai prajurit kuat dan tangguh, maka mereka mempunyai wilayah jajahan yang luas.
Prajurit yang mempunyai ilmu beladiri tinggi maka ia akan mendapat jabatan yang tinggi pula (
patih ).

Kerajaan-kerajaan pada waktu itu seperti: Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Mataram,


Kediri, Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit mempunyai prajurit yang dibekali ilmu beladiri
untuk mempertahankan wilayahnya.

Bahkan dua Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit keduanya mempunyai pasukan kuat
beserta armada lautnya sehingga terkenal sampai keluar wilayah nusantara. Tahun 671 Kerajaan
Sriwijaya mengembangkan wilayahnya sampai ke Melayu, tetapi setelah menurunnya kekuasaan
kerajaan Sriwijaya pada abad 7-12, maka mulai abad 13 muncullah kerajaan islam Samudra
Pasai (Notosoejitno, 1999: 15). Abad 16 Samudra Pasai mencapai puncaknya sampai ke Malaka,
namun demikian istilah beladiri pencak silat belum ada.

Baru tahun 1019-1041 pada jaman kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Prabu
Erlangga dari Sidoarjo, sudah mengenal ilmu beladiri pencak dengan nama “Eh Hok Hik”, yang
artinya “Maju Selangkah Memukul” (Notosoejitno, 1999: 15). Prabu Erlangga ini merupakan
pendekar ulung yang mempunyai ilmu beladiri yang tinggi, oleh karenanya raja, bangsawan,
kesatria, prajurit pada waktu itu wajib belajar beladiri. Pada saat itu prajurit yang memiiliki ilmu
beladiri tinggi, maka semakin tinggi pula kedudukannya.

b. JAMAN KERAJAAN ISLAM


Pada jaman kerajaan Islam perdagangan dan pelayaran internasional sudah berlangsung
sehingga para pedagang dan saudagar dari negara-negara Arab, Cina, serta Asia Timur banyak
berdatangan di Indonesia. Mereka selain berdagang juga pertukaran kebudayaan sehingga
memungkinkan pencak silat sebagai budaya bangsa kita dibawa ke luar negeri, namun demikian
juga terjadi asimilasi beladiri yang dibawa oleh para saudagar.

Perdagangan dan pelayaran internasional ini sudah dilakukan sejak kerajaan islam yang
dipimpin oleh Bani Umayah, dengan Asia Timur pada Dinasti Tang dari Cina. Bahkan pada
jaman kerajaan Sriwijaya wilayah perdagangannya selain di negara-negara Asia Tenggara
sampai ke Asia Timur.
Beberapa deretan pendekar dan pahlawan yang mahir pencak silat adalah ; Patih Gajah
Mada, Para Wali Songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ngampel, Sunan Bonang, Sunan
Drajad, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati).
Adapun para raja yang tangguh adalah: Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran
Diponegoro, Cik Ditiro, Teuku Umar, dan Imam Bonjol. Sedang pendekar wanitanya adalah:
Sabai Nan Putih, dan Cut Nyak Din.

c. JAMAN PENJAJAHAN
Pada jaman penjajahan pencak silat dipelajari oleh punggawa kerajaan, kesultanan, dan
para pejuang untuk menghadapi penjajah. Perkembangan sejarah pencak silat pada jaman
penjajahan di bagi menjadi dua, yaitu:

1. Jaman Penjajahan Belanda


2. Jaman Penjajahan Jepang
Pada jaman penjajahan Belanda pencak silat diajarkan secara rahasia dan sembunyi-
sembunyi, karena takut diketahui oleh penjajah. Kaum penjajah khawatir bila kemahiran pencak
silat tersebut akhirnya digunakan untuk melawan mereka. Kekhawatiran itu memang beralasan,
karena hampir semua pahlawan bangsa seperti: Cik Ditiro, Imam Bonjol, Fatahillah, Pangeran
Diponegoro, adalah pendekar silat. Oleh karena itu banyak perguruan-perguruan pencak silat
yang tumbuh tanpa diketahui oleh penjajah, bahkan sebagian menjadi perkumpulan rahasia.

Notosoejitno (2001: 1) menyatakan bahwa dilihat dari sosok, profil atau tampilan pencak
silat di Indonesia ada tiga, yaitu:

1. Pencak silat asli (original), ialah pencak silat yang berasal dari lokal dan masyarakat etnis di
Indonesia.
2. Pencak silat bukan asli yang sebagian besar berasal dari Kung Fu, Karate dan Jujitsu.
3. Pencak silat campuran, ialah campuran antara pencak silat asli dan bukan asli (beladiri
asing). Pencak silat bukan asli adalah beladiri dari asing yang ingin bergabung dengan nama
pencak silat termasuk peraturan AD dan ART disesuaikan dengan IPSI.
Pencak silat juga dipelajari oleh banyak kaum pergerakan politik termasuk beberapa
organisasi kepanduan nasional. Dengan diam-diam perguruan pencak silat berhasil memupuk
kekuatan yang siap untuk melawan penjajah sewaktu-waktu. Bagi kaum pergerakan yang
ditangkap oleh penjajah dan dibuang secara diam-diam, mereka menyebarkan beladiri pencak
silat di tempat pembuangan. Namun penjajah Belanda mempunyai politik yang ampuh dalam
memecah belah antar suku bangsa atau aliran pencak silat (devide et impera ).

Lain halnya pada penjajahan Jepang pencak silat dibebaskan untuk berkembang, namun
dibalik itu dimanfaatkan demi kepentingan Jepang untuk menghadapi sekutu. Bahkan anjuran
Shimitzu diadakan pemusatan tenaga aliran pencak silat di seluruh Jawa secara serentak yang
diatur oleh pemerintah di Jakarta. Namun pada waktu itu tidak disetujui diciptakannya pencak
silat olahraga yang diusulkan oleh para pembina pencak silat untuk senam pagi di sekolah-
sekolah. Hal ini disebabkan akan menyaingi senam Taisho Jepang yang dipakai senam setiap
pagi hari.

d. JAMAN KEMERDEKAAN
Sebelum Indonesia merdeka pencak silat ikut andil dalam perjuangan bangsa dalam
melawan penjajah baik Belanda maupun penjajah Jepang. Hal ini dibuktikan pada masa
penjajahan sudah banyak bermunculan nama-nama perguruan/aliran pencak silat yang bertujuan
untuk membekali pejuang dalam melawan penjajah.

Kemahiran ilmu beladiri pencak silat ini terus dipupuk guna melawan penjajah secara
gerilya pada jaman kemerdekaan. Perguruan-perguruan pencak silat pada waktu itu sibuk untuk
menggembleng tentara dan rakyat, di samping itu pesantren-pesantren, gereja-gereja, dan
tempat-tempat ibadah selain untuk beribadah juga digunakan untuk latihan beladiri pencak silat.
Sebagai contoh perang fisik bulan Nopember tahun 1945 di Surabaya dalam melawan sekutu,
banyak menampilkan pejuang yang gagah perwira dari Pondok Pesantren Tebu Ireng, Gontor,
dan Jamsaren (Atok Iskandar, 1999: 12).

Dari hasil yang diperoleh para pemimpin bangsa dan para pendekar pada waktu itu
menyadari bahwa pelajaran pencak silat berhasil memupuk semangat juang dan menggalang
persaudaraan yang erat. Oleh karena itu setelah proklamasi kemerdekaan tahun 1945 dimana
Belanda melancarkan lagi agresinya dua kali, maka pencak silat dimanfaatkan lagi secara
maksimal guna menghadapi serangan Belanda.

Pada masa pemberontakan politik PKI Madiun, dan Darul Islam atau DI/TII, kemahiran
beladiri pencak silat digunakan lagi dengan strategi Pagar Betis, yaitu pengepungan pemberontak
oleh para tentara bersama rakyat yang telah dibekali ilmu beladiri. Pada jaman kemerdekaan ini
perkembangan pencak silat dibagi menjadi lima periode yang meliputi : (1) Periode Perintisan,
(2) Periode Konsolidasi dan Pemantapan, (3) Periode Pengembangan, dan (4) Periode
Pembinaan.

1. Periode Perintisan (tahun 1948-1955)


Pada periode ini adalah perintisan berdirinya organisasi pencak silat yang bertujuan
untuk menampung perguruan-perguruan pencak silat. Pada tanggal 18 Mei tahun 1948 di Solo
(menjelang PON I), para pendekar berkumpul dan membentuk Organisasi Ikatan Pencak Silat
Seluruh Indonesia (IPSSI). Ketua umum pertama IPSSI adalah Wongsonegoro. Kemudian
tahun 1950 kongres I di Yogyakarta salah satunya mengubah naman IPSSI menjadi IPSI
(Ikatan Pencak Silat Indonesia), yang dimaksud untuk menggalang kembali semangat juang
bangsa Indonesia dalam pembangunan (Sukowinadi, 1989: 7). Selain itu IPSI mempunyai
tujuan persaudaraan yang dapat memupuk persaudaraan dan kesatuan bangsa Indonesia
sehingga tidak mudah dipecah belah.

Sepuluh perguruan historis yang mendirikan IPSI adalah: Putra Betawi, PPSI, Setia Hati,
Setia Hati Terate, Perisai Diri, Perisai Putih, Tapak Suci, Perphi Harimurti, Phasaja Mataram,
dan Nusantara.

Tahun 1948 sejak berdirinya PORI (Persatuan Olahraga Indonesia) yaitu wadah induk-
induk organisasi olahraga, IPSI sudah menjadi anggota. IPSI juga ikut aktif mendirikan KONI
(Komite Olahraga Nasional Indonesia). Pada PON I dan II cabang pencak silat belum
dipertandingkan, tetapi hanya untuk demonstrasi.

2. Periode Konsolidasi dan Pemantapan (tahun 1955-1973)


Setelah terbentuknya organisasi pencak silat, maka IPSI mengkonsolidasikan kepada
anggota-anggota perguruan pencak silat di seluruh Indonesia. Untuk pemantapan program
sehingga pencak silat selain sebagai beladiri juga dapat dipakai olahraga, maka dibuatlah
peraturan pertandingan pencak silat. Sebelum dibuat peraturan pertandingan pencak silat pada
PON III bersifat eksibisi, tanpa diperhitungkan medalinya. Dengan terbentuknya peraturan
tersebut maka pada PON VIII pencak silat untuk pertama kali dipertandingkan dan telah
diikuti 15 daerah.

3. Periode Pengembangan (tahun 1973-1980)


Setelah Wongsonegoro ketua IPSI tahun 1973-1977 dipimpin oleh Tjokropranolo (wakil
gubernur DKI Jaya). Pada periode ini pencak silat dikembangkan dengan mengadakan
seminar pencak silat yang pertama di Tugu Bogor (tahun 1973).

Pengembangan pencak silat pada periode ini tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi ke
luar negeri, yaitu eksibisi ke Belanda, Jerman, Australia, dan Amerika. Pada tanggal 22-23
September tahun 1979 berlangsung Konverensi Federasi Pencak Silat Internasional yang
dihadiri oleh negara Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, dan Indonesia sebagai tuan
rumah.

Pada tanggal 7-11 Maret 1980 di Jakarta ketua umum Ikatan Pencak Silat Indonesia
bapak H. Eddy Marzuki Nalapraya bersama wakill-wakil negara Singapura, Malaysia, dan
Brunai Darusalam mendirikan Federasi Internasional Pencak Silat yang dinamakan Persilat
(Persekutuan Pencak Silat antara Bangsa). Presiden Persilat I bapak H. Eddy Marzuki
Nalapraya, menjabat sampai dengan tahun 2002.

Dengan terbentuknya Persilat, maka perkembangan pencak silat lambat laun sampai ke
beberapa negara. Kejuaraan tingkat internasional yang pertama adalah dengan diadakannya
Invitasi Pencak Silat Internasional I tahun 1982 di Jakarta. Perkembangan berikutnya hingga
saat ini telah dilaksanakan kejuaraan dunia sebanyak sebelas kali.
e. Sejarah Perkembangan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
Menjelang Pekan Olahraga Nasional yang pertama di Solo, para pendekar pencak silat
berkumpul untuk membentuk organisasi pencak silat. Pada tanggal 18 Mei 1948,
dibentuklah organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSSI), yang kemudian
menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Persatuan para pendekar dalam organisasi
IPSI tersebut dimaksudkan untuk menggalang kembali semangat juang bangsa Indonesia,
yang sangat diperlukan dalam pembangunan. Yang lebih penting, pencak silat dengan
rasa persaudaraannya dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang
pada saat itu sedang terpecah belah.
IPSI berdiri pada tahun 1973 dengan dipimpin oleh Mr. Wongsonegoro, Mariyun
Sudirohadiprodjo, dan Rachmad Surenogoro. Banyak regenerasi yang dilakukan oleh
IPSI dan seminar yang salah satunya dilaksanakan di Tugu Bogor pad tahun 1973.
Program olahraga bela diri pencak silat dtingkatkan dengan dilaksanakan program
pertandingan olahraga pencak silat, dan dimasukkan dalam acara Pekan Olahrag Nasional
(PON). Dengan seringnya kegiatan pertandingan olahraga pencak silat dtingkat-tingkat
daerah maupun nasional, tersusun kembali kekuatan-kekuatan pencak silat yang
selanjutnya membutuhkan program pembinaan yang terarah. Usaha-usaha pemerintah
untuk menangani pencak silat akan lebih mendorong masyarakat untuk ikut melestarikan
penak silat. Pada beberapa tahun terakhir pencak silat memasuki kawasan internasional,
baik dari perkembangan pencak silat di negara-negara Eropa dan Amerika, maupun
hubungan silaturahmi dengan bangsa serumpun di kawasan Asia Tenggara.
Pada tahun 1980 terbentuklah Persekutuan Pencak Silat antar Bangsa (PERSILAT) yang
didukung oleh Negara-negara Asean, ialah Indonesia, Malaysia, Singapura. Tanggal 1
Januari 1983 diadakan pertemuan di Singapura.
Pada bulan Juli 1985, PERSILAT memutuskan dan menetapkan peraturan-peraturan di
bidang olahraga pencak silat meliputi :
1. Peraturan pertandinagn olahraga pencak silat.
2. Peraturan penyelenggaraan pertandingan olahraga pencak silat.
3. Pedoman teknik dan taktik pertandingan olahraga pencak silat.
4. Pedoman pelaksanaan tugas wasit dan juri olahraga pencak silat.
5. Pedoman kesehatan pertandingan olahraga pencak silat.
6. Ketentuan tentang peralatan dan kelengkapan pertandingan olahraga pencak silat,
(PERSILAT, 1985)
f. Nama-nama perguruan pencak silat di Indonesia

 Silat Cimande, aliran pencak silat tertua yang gerakannya banyak diadopsi oleh berbagai
perguruan silat di Indonesia.
 Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia Kera Sakti, perguruan yang didirikan oleh R. Totong
Kiemdarto di Kota Madiun pada tahun 1980. Pencak silat dengan aliran tenaga dalam, dan
perpaduan dari silat di nusantara dan kuntao monyet.
 Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa, perguruan silat di bawah naungan Nahdlatul
Ulama yang menampung berbagai perguruan dan aliran pencak silat di kalanganNahdliyin.
Gabungan dari berbagai aliran dan perguruan seperti Perguruan Cimande, GASMI (Gerakan
Aksi Silat Muslim Indonesia), GASPI, Padepokan Saperti, Jawara Pencak Club, Perguruan
Seni Pencak Silat Hizbullah (Malang), Batara, dan lain-lain.
 Silat Persinas Asad, perguruan silat yang religius yang telah banyak mencetak pesilat
internasional. Sudah banyak atlet-atlet Persinas Asad yang mengikuti World Art
Championship.
 Pencak silat Pamur (Pencak Silat Angkatan Muda Rasio), perguruan yang didirikan oleh
Raden Hasan Habudin pada tanggal 31 Desember 1951 di Pamekasan, Madura. Perguruan
ini mengandalkan rasio sebagai unsur utamanya.
 Silat Kijang Berantai, perguruan yang didirikan oleh Hj. Djuhardi dari Kampung
Dagang, kabupaten Sambas.
 HASDI (Himpunan Anggota Silat Dasar Indonesia), perguruan yang didirikan oleh R.S.
Hasdijatmiko pada tahun 1961 yang berpusat di kabupaten Jember. Ini merupakan perguruan
silat yang mengembangkan teknik gerak silat cepat dan lugas.
 PSHT/ SH Terate (Persaudaraan Setia Hati Terate), perguruan yang didirikan oleh Ki Hadjar
Hardjo Oetomo di Pilangbango pada tahun 1922. Ini merupakan perguruan silat yang
mengajarkan kesetiaan pada hati sanubari sendiri yang bersandarkan pada Tuhan Yang Maha
Esa. Perguruan ini mengutamakan persaudaraan dan berbentuk sebuah organisasi.[1]
 Silat Perisai Diri, teknik silat Indonesia yang diciptakan oleh Dirdjo (mendapat penghargaan
pemerintah sebagai Pendekar Purna Utama) yang pernah mempelajari lebih dari 150 aliran
silat nusantara dan mempelajari aliran Kung Fu Shaolin selama 13 tahun. Teknik praktis dan
efektif berdasar pada elakan yang sulit ditangkap dan serangan perlawanan kekuatan
maksimum. Saat ini merupakan silat yang paling dikenal dan banyak anggotanya
di Australia, Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.
 Silat Riksa Budi Kiwari, perguruan ini didirikan oleh Ujang Jayadiman pada tahun 1982 di
Bandung. Meskipun usia perguruan ini tergolong masih muda, namun telah mencetak
banyak atlet-atlet berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
 Silat Tunggal Hati Seminari-Tunggal Hati Maria, organisasi pencak silat
bernuansa Katolik yang didirikan oleh 7 dewan pendiri, di antaranya Romo Hadi, Pr. dan
Romo Sandharma Akbar, Pr.
 Pencak Silat Siwah, aliran silat asli yang berasal dari daerah Aceh yang memadukan empat
aliran asli Aceh, yaitu dari Peureulak, Aceh Besar (Keudee Bing - Lhok Nga), Pasee, dan
Pidie.
 Porsigal (Pendidikan Olah Raga Silat Indah Garuda Loncat), organisasi ini didirikan oleh
Atimiyanto, S.H. di kabupaten Blitar pada tanggal 2 Maret 1978 sebagai pengembangan dari
silat Sentono warisan Heyang Ageng Raden Tumenggung Hasan Witono.
 Silat Merpati Putih, perguruan pencak silat bela diri tangan kosong (PPS Betako).
 Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah, organisasi pencak silat yang menjadi wadah
pendekar-pendekar yang berada di lingkungan Muhammadiyah.
 Silat Zulfikari, ajaran bela diri dari Qadiri Rifai Tariqa.
 Silat Gerana (Gerak Raga Buana) berasal dari Bandung yang didirikan oleh 3 orang pendiri,
yakni Ujang Tohari, Yuliandi P., dan Oga N.I. Pencak silat yang mengacu pada gerak seni
serta kaidah pencak silat dengan perpaduan pernapasan murni yang diolah dari dalam tubuh
manusia melalui proses rileksasi dan konsentrasi.
 Pukulan Bongkot – suatu aliran silat.

Tabel 1. Invitasi dan Kejuaraan Dunia Pencak Silat

No. Tahun Tempat Negara Peserta

1. 1982 Jakarta 8 Negara


2. 1984 Jakarta 9 Negara
3. 1986 Sudstadt (Austria) 12 Negara
4. 1987 Kuala Lumpur 21 Negara
5. 1988 Singapura 21 Negara
6. 1990 Den Haag (Belanda) 21 Negara
7. 1992 Jakarta 20 Negara
8. 1994 Hatjai (Thailand) 20 Negara
9. 1997 Kuala Lumpur 20 Negara
10. 2000 Jakarta 22 Negara
11. 2002 Kuala Lumpur 20 Negara

Sumber: Pondok Pustaka PB IPSI (2000: 27)

Sejak tahun 1992 nama Invitasi Pencak Silat diganti dengan Kejuaraan Dunia
Pencak Silat yang pertama kali di Jakarta diikuti oleh 20 negara peserta. Dewasa ini
PERSILAT telah berhasil menghimpun 46 negara anggota yang tersebar di kawasan Asia,
Eropa, Autralia dan Oceania, Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika (Oyong Karmayuda,
2001: 26). Berikut nama-nama resmi organisasi 31 negara anggota PERSILAT.

2. Uraikan penrkembangan pencak silat kapan dan dimana pertandingan pencak silat
SEA GAMES dan ASEAN GAMES terjadi sampai saat ini :
a. Sea Games Pencak Silat

No. Tahun Sea Games Tempat Negara Peserta

1. 1987 Sea games XIV Jakarta 5 Negara


2. 1989 Sea games XV Kuala Lumpur 5 Negara
3. 1991 Sea games XVI Filipina Ekshibisi *)
4. 1993 Sea games XVII Singapura 8 Negara
5. 1995 Sea games XVIII Chiang May (Thailand) 8 Negara
6. 1997 Sea games XIX Jakarta 9 Negara
7. 1999 Sea games XX Brunai Darusalam 9 Negara
8. 2001 Sea games XXI Kuala Lumpur 9 Negara
9. 2003 Sea ganes XXII Vietnam 9 Negara
10. 2005 Sea ganes XXIII Filiphina 11 Negara
11. 2007 Sea ganes XXIV Thailand 11 Negara
12. 2009 Sea ganes XXV Laos 11 Negara
13. 2011 Sea ganes XXVI Indonesia 11 Negara
14. 2013 Sea ganes XXVII Myanmar 11 Negara
15. 2015 Sea ganes XXVIII Singapura 11 Negara
16. 2017 Sea ganes XXIX Malaysia 11 Negara

b. ASEAN games pencak silat

Tanggal
Tahun Acara Tuan rumah Negara Juara
pertandingan
1951 I 4-11 Maret New Delhi India Jepang

1954 II 1-9 Mei Manila Filipina Jepang

1958 III 24 Mei-1 Juni Tokyo Jepang Jepang

24 Agustus-4
1962 IV Jakarta Indonesia Jepang
September

9-20
1966 V Bangkok Thailand Jepang
Desember

Korea
24 Agustus-4 Korea
1970 VI Selatan→ Jepang
September Selatan→Bangkok
Thailand

1-16
1974 VII Teheran Iran Jepang
September

9-20 Pakistan→
1978 VIII Pakistan→Bangkok Jepang
Desember Thailand

Republik
19 November-
1982 IX New Delhi India Rakyat
4 Desember
Tiongkok

Republik
20 September-
1986 X Seoul Korea Selatan Rakyat
5 Oktober
Tiongkok
Republik
22 September- Republik
1990 XI Beijing Rakyat
7 Oktober Rakyat Tiongkok
Tiongkok

Republik
1994 XII 2-16 Oktober Hiroshima Jepang Rakyat
Tiongkok

Republik
6-20
1998 XIII Bangkok Thailand Rakyat
Desember
Tiongkok

Republik
29 September-
2002 XIV Busan Korea Selatan Rakyat
14 Oktober
Tiongkok

Republik
1-15
2006 XV Doha Qatar Rakyat
Desember
Tiongkok

Republik
12-27 Republik
2010 XVI Guangzhou Rakyat
November Rakyat Tiongkok
Tiongkok

Republik
19 September-
2014 XVII Incheon Korea Selatan Rakyat
4 Oktober
Tiongkok

18 Agustus - 2
2018 XVIII Jakarta dan Palembang Indonesia
September
3. Pentingnya pencak silat masuk sekolah

Minggu 31 Mei 2015, 20:09 WIB


Pencak Silat Diusulkan Jadi Pelajaran Wajib di Sekolah
Bagus Kurniawan - detikSport
Pencak Silat Diusulkan Jadi Pelajaran Wajib di Sekolah
Yogyakarta - Pencak silat tak sekadar olahraga tapi juga sebuah seni bela diri khas
Indonesia. Diusulkan supaya pencak silat bisa dijadikan pelajaran wajib di sekolah-sekolah.

Demikian antara lain disampaikan Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) DIY,
Siswantoyo, saat membacakan deklarasi/pernyataan sikap dalam acara Jambore Pencak Silat
2015 di hadapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di
Yogyakarta, Minggu (31/5/2015).

"Pencak silat dapat menjadi bekal dalam membangun karakter bangsa," kata Siswantoyo
membacakan pernyataan sikapnya. Menurutnya pencak silat diyakini sebagai ilmu yang mampu
mendidik bangsa Indonesia secara menyeluruh dan utuh atau holistik sehingga menjadi generasi
muda yang tangguh, trengginas dan berbudi pekerti luhur.

"Berdasarkan hal-hal tersebut, kami menilai pencak silat itu merupakan sebuah ilmu yang
sesuai untuk pendidikan budaya dan karakter. Pencak silat itu ilmu, bukan ngelmu," tegas
Siswantoyo.

Dia mengatakan dalam jambore pencak selama 4 hari mulai tanggal 28-31 Mei 2015 ini,
para pesilat tradisi meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar pencak silat
dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan di Indonesia terutama untuk pendidikan dasar dan
menengah.

"Pencak silat bukan hanya masalah bela diri, namun di dalamnya pun terdapat nilai-nilai
pendidikan karakter dan budaya. Pencak silat itu bisa dikembangan aspek mental, beladiri atau
olahraga. Karena itu kami mohon untuk dipikirkan agar jadi pelajaran wajib di sekolah dasar dan
menengah," katanya. (Bagus Kurniawan/Andi Abdullah Sururi)
Menurut Masezra Danu Lelana ( Friday, Setember 22, 2006 18:51:51) Tujuan yang
disertai harapan-harapan luhur bagi terbentuknya sebuah pelestarian nilai-nilai budaya nusantara
sangat lah di perlukan, seperti laju perkembangan salah satu olah raga yang mengandung banyak
nilai-nilai budaya bangsa. Ditengah keaneka ragaman yang kita temui, Negara kita juga kaya
akan keaneka ragaman baik hayati adat istiadat dan juga seni budaya. Salah satu yang ada di
dalamnya adalah seni budaya pencak silat dengan berbagai keunikan di dalamnya.
Sebagai contoh Indonesia tercatat menjadi akar kebudayaan ini dan diakui memiliki
sejarah ilmu beladiri dan seni pencak yang lahir berabad-abad tahun lalu seperti Aliran Cimande,
Silat Tuo, Silat Kumanggo, Silat Minang, Cikalong, Cikaret, Serak, Bandrong, Sitembak,
Sipecut, dll. Dalam hal ini pencak silatlah tentunya yang menjadi sorotan utama jika kita akan
membahas pentingnya sebuah pelestarian khususnya dalam konteks olah raga prestasi bagi
generasi muda.
Kita seharusnya patut bangga bahwasannya beladiri peninggalan nenek moyang kita pencak silat
sudah mulai tumbuh dan menyebar di bagian belahan dunia di berbagai negara tetangga seperti:
Singapura, Malaysia, jepang, Amerika, Belanda, dll, hampir di semua benua ada pencak silatnya
dengan kata lain perkembangannya sudah sekian jauh dan berkembang sepeti yang di harapkan.

Bila kita bicara mengenai olah raga secara umum, maka tidak bisa lepas membicarakan
mengenai stamina ini. Di dalam Pencak Silat, kita melatih berbagai macam stamina yang tidak
terdapat dalam jenis olah raga lainnya:
1. Stamina dinamis.Tidak seperti stamina statis seperti pada olah raga lainnya seperti angkat besi,
pencak melatih stamina kita untuk bergerak aktif.
2. Stamina dari seluruh tubuh.Pencak Silat melibatkan seluruh bagian tubuh kita. Kebanyakan
olah raga lain menitik beratkan pada salah satu atau beberapa bagian tubuh saja. Pelatihan
termasuk kelenturan dan koordinasi gerak serta keseimbangan disamping nilai estetikanya.
3. Stamina dari metabolisme aerobic (oxygenic) dan anaerobic.Pencak Silat merupakan olah raga
yang memiliki kombinasi metabolisme aerobic dan anaerobic. Tidak seperti dalam olah raga
marathon yang 98% membutuhkan metabolisme aerobic.
4. Stamina terhadap kecepatan.Dalam peragaan serang bela dibutuhkan stamina kecepatan yang
tinggi dan percepatan / impulse yang terkendali.
5. Stamina terhadap daya tahan pukulan.Hal yang specific untuk jenis olah raga bela diri, yang
mana kita perlu juga melatih ketahanan terhadap pukulan dan bantingan.
Disamping itu, Pencak Silat juga memiliki kelebihan dalam membina jiwa / mental kita,
yang membedakannya dari jenis olah raga lainnya;
1. Menambah kepercayaan diri.
2. Disamping fisik juga melatih mental dan pikiran kita.
3. Menimbulkan kewaspadaan yang tinggi.
4. Memupuk kegesitan dan kelincahan mental.
5. Lebih menumbuhkan jiwa ksatria.
6.Mempertebal kedisiplinan dan keuletan yang lebih tinggi karena sifat latihannya yang sulit dan
lama.
7.Melatih kita untuk lebih banyak berpikir disamping hanya sekedar menggunakan otot belaka.

Dari segi pengetahuan, kita juga akan lebih mengenal dan mengetahui bagian-bagian
tubuh kita baik fungsi serta kelebihan dan kelemahannya. Dalam tingkat yang lebih tinggi, kita
bisa merasakan adanya aliran energy melalui saluran energy (meridian) kita. Hal yang terakhir
ini sangatlah membantu kita untuk mempelajari tenaga dalam dan meditasi.
Disamping itu, dari segi pengetahuan kita juga lebih memahami hukum-hukum fisika
mekanika yang dapat dirasakan secara langsung dalam aplikasi jurus-jurusnya. Dan bila kita
berpikir mengenai teknik, maka juga tidak lepas dari konsep strategi, yang mana merupakan
suatu konsep yang tidak terlepas dari mempelajari kejiwaan manusia beserta tingkah lakunya.
Mempelajari lebih jauh lagi, kita akan mulai tertarik pada kefilsafatan.

Pendek kata dapat disimpulkan bahwa berlatih Pencak Silat akan memberikan jalan untuk
lebih maju setahap lagi dalam menjaga kesehatan kita. Mungkin tak terbayang memang jika
sebenarnya pengembangan olah raga prestasi pada sebuah Sekolah dapat melahirkan kebijakan
menjaring atlet pada tahun ajaran baru untuk memperkuat barisan atlet di sekolah.

Kesimpulan saya (Dela Eska Marwanti) pencak silat sangat lah penting bagi sekolah,
karena jenis olahraga ini selain untuk menjaga kebugaran jasmani, tetapi juga untuk bekal
menjaga diri baik untuk anak putra maupun putri, menjaga kelestarian kebudayaan asli
Indonesia, menjadi atlet Indonesia yang mengharumkan nama baik Indonesia, juga melatih rasa
tanggung jawab, disiplin, serta melatih kepribadian dan mental anak agar tanggap, cekatan, gesit,
lincah, aktif dll.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pesta_Olahraga_Asia

https://id.wikipedia.org/wiki/Pesta_Olahraga_Asia_Tenggara

http://sejarahlengkap.com/olahraga/sejarah-pencak-silat

Bagus Kurniawan. 2015. Pencak Silat Diusulkan Jadi Pelajaran Wajib di Sekolah.
https://m.detik.com/sport/sport-lain/d-2930078/pencak-silat-diusulkan-jadi-pelajaran-wajin-di-
sekolah Minggu 31 Mei 2015, 20:09 WIB.

Masezra Danu Lelana. 2006. Melestarikan Pencak Silat Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler.
https://googleweblight.com/i?u=https://pencaksilat.wordpress.com/2006/10/21/melestarikan-
pencak-silat-melalui-kegiatan-ekstrakurikuler/&hl=en-ID( Friday, Setember 22, 2006 18:51:51.

Anda mungkin juga menyukai