Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah dari
Qaedi Zulfahmi
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya
penulis telah mampu menyelesaikan makalah ini yang bertemakan Garis Kontur, Sifat dan
Interpolasinya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya
ST., MT., selaku dosen mata kuliah Ilmu Ukur Tanah; Rulliana S. F. dan Intan Nur R. selaku
asisten dosen, para senior-senior yang telah mendukung penulis dan teman-teman.
Makalah ini bukanlah hasil karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan di
dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
untuk ke depannya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
c. Tujuan
d. Metode Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Garis Kontur
b. Sifat – Sifat Garis Kontur
c. Kegunaan Garis Kontur
d. Penentuan Titik Detail untuk Membuat
Garis Kontur
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembuatan jalan, bendungan, jalur kereta api, gedung, dan bangunan sipil
lainnya membutuhkan gambaran mengenai letak titik ketinggiannya suatu wilayah.
Apakah bisa dibangun sebuah bangunan di atas titik tersebut jika ketinggiannya sekian
meter? Bagaimana cara membangunnya? Apakah ada gangguan sebelum dan sesudah
dibangun? Mungkin akan ada pertanyaan – pertanyaan seperti itu nantinya. Untuk itu kita
memerlukan bantuan garis kontur untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Makalah ini akan menjelaskan hal apa – apa saja yang berhubungan dengan garis
kontur serta interpolasinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat kita buat suatu rumusan
masalah yaitu :
1. Apa pengertian dari garis kontur?
2. Bagaimana sifat –sifat dari garis kontur tersebut?
3. Apa saja kegunaan dari garis kontur?
4. Bagaimana penentuan titik detail untuk membuat garis kontur?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka makalah ini memiliki tujuan
sebagai berikut :
1. Pengertian garis kontur
2. Sifat – sifat yang dimiliki oleh garis kontur
3. Kegunaan garis kontur
4. Penentuan titik detail untuk membuat garis kontur
D. Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode referensi dari buku atau literatu
yang sudah ada, yaitu buku Teknik Survey dan Pemetaan Jilid 3 oleh bapak Iskandar
Muda Purwaamijaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 345. Kerapatan garis kontur pada daerah curam dan daerah landau
i = n. log n. tan α
dimana : n = √0.01𝑆 + 1
α = kemiringan rata – rata daerah yang dipetakan
S = Angka skala
𝐷ℎ𝐴𝐵
α = tan-1 ( )
𝑠𝐴𝐵
Dimana :
α = Kemiringan tanah
∆ℎ
α = arc tan –
𝑆
Gambar 349. Kemiringan tanah dan kontur gradient
Semakin rapat titik detil yang diamati, maka semakin teliti informasi yang
tersajikan dalam peta.
Dalam batas ketelitian teknis tertentu, kerapatan titik detil ditentukan oleh skala
peta dan ketelitian (interval) kontur yang diinginkan.
Pengukuran titik-titik detail untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Gambar 355. Pengukuran kontur pola spot level dan pola grid.
b. Pengukuran langsung
Titik detail dicari yang mempunyai ketinggian yang sama dan ditentukan
posisinya dalam peta dan diukur pada ketinggian tertentu. cara pengukurannya bisa
menggunakan cara tachymetry, atau kombinasi antara sipat datar memanjang dan
pengukuran polygon. Cara pengukuran langsung lebih sulit dibanding dengan cara
tidak langsung, namun ada jenis kebutuhan tertentu yang harus menggunakan cara
pengukuran kontur cara langsung, misalnya pengukuran dan pemasanngan tanda
batas daerah genangan.
c. Cara grafis
Cara grafis dilakukan dengan bantuan garisgaris sejajar yang dibuat
pada kertas transparan (kalkir atau kodatrace). Garisgaris sejajar dibuat dengan
interval yang sama disesuaikan dengan tinggi garis kontur yang akan dicari.
Rumus umum :
𝑛−2 𝑛−2
ℎ 𝑟= 𝑟=
2 2
∑𝑉 = [𝐴0 + 𝐴𝑁 + 4 ∑𝑟 = 0 𝐴2𝑟+1 + 2 ∑𝑟 = 0 𝐴2𝑟 ]…(i)
3
atau
𝑛−1 1
ℎ 𝑟=
∑𝑉 =
3
[𝐴0 + 𝐴𝑁 + 4 ∑𝑟 = 0 𝐴𝑟 + 2 ∑𝑟𝑟 =𝑛 2
= 1(𝐴𝑟−1 . 𝐴𝑟 )2 ]…(ii)
atau
𝑛−1
ℎ 𝑟=
∑𝑉 =
2
[𝐴0 + 𝐴𝑁 + 2 ∑𝑟 = 0 𝐴𝑟 ] …(iii)
2
a. Di daerah yang akan hilang akibat kenaikan muka air laut sebesar T meter,
kehilangan terhitung sebagai jumlah nilai yang sekarang berada.
Kehilangannya bukan hanya di daerah antara batas pantai dan garis kontur 1m
sekarang, tetapi antara batas pantai sekarang dan garis kontur 1+T meter
(contoh di Makassar 1.64 m).
b. Di daerah yang akan lebih sering terkena banjir dari pada kondisi sekarang,
kehilangan bisa diukur berdasarkan data yang terdapat melalui penyelidikan
lapangan mengenai kehilangan akibat pasang laut dan banjir.
Jika tinggi tanah yang sekarang kena banjir berada di antara batas pantai dan
tinggi B m, maka daerah yang akan kena banjir terletak di daerah antara garis
kontur 1+T m dan garis kontur 1 +T+B m sekarang. Di daerah sini, kehilangan
akan terjadi secara sebagian dari nilai total, yang dihitung terkait tinggi tanah
setempat.
A. Kesimpulan
Garis kontur diperlukan untuk mengetahui letak suatu tinggi ketinggian agar dapat
menentukan bagaimana trase suatu jalan, luas suatu genangan, volume genangan, dan
bagaimana profil tanah.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah sebaiknya menggunakan referensi yang lebih banyak
lagi, tidak hanya menggunakan literature yang sudah ada saja.
DAFTAR PUSTAKA
Purwaamijaya, Iskandar Muda. 2008. Teknik Survey dan Pemetaan Jilid 3. Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan : Jakarta.