Oleh:
Abdul Luthfi (03021181621006)
Aprlia Ayu Wahyuningsih (03021181621020)
Doni Ardiansyah Siregar (03021281621034)
Fheny Fitria (03021281621042)
Gesang Bagus Marando (03021181621018)
1. Limbah PLTN
Limbah PLTN adalah limbah yang dihasilkan dari proses dismantling dan
pengoperasian PLTN, terutama nuklidayang memancarkan beta dan gamma dengan waktu
paro pendek. Limbah jenis ini akan disimpan pada fasiltas penyimpanan tanah dangkal
seperti yang ada di Rokkashomura-Jepang. Pada limbah hasil dismantling terdapat rentang
tingkat radioaktivitas yang lebar, dan dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu tinggi (pemancar
beta-gamma), sedang, dan rendah. Tabel 3 menunjukkan pemisahan kelompok berdasarkan
tingkat radioaktivitas limbah hasil dismantling. Pada pengoperasian fasilitas olah ulang selain
HLW juga dihasilkan LRA aktivitas rendah.
2. Limbah uranium
Limbah uranium dihasilkan dari proses konversi dan fabrikasi bahan bakar serta dari
mesin sentrifugal pada saat proses pengayaan. Jenis limbah ini mempunyai waktu paro yang
sangat panjang walaupun aktivitas radiasinya rendah dan tidak dapat disimpan pada fasilitas
penyimpanan tanah dangkal.
3. Limbah yang berasal dari fasilitas radioisotop dan laboratorium
Aplikasi radioisotop mencakup bidang yang sangat luas, misalnya dalam bidang
kedokteran (diagnostik dan terapi), farmasi (sebagai perunut), serta industri. Dari kegiatan
tersebut dihasilkan limbah radioaktif. Sedangkan limbah yang berasal dari laboratorium
(pusat riset, universitas, swasta) yang berhubungan dengan penelitian seperti penggunaan
sumber radiasi, bahan bakar reaktor, fasilitas pengolahan bahan bakar, disebut sebagai limbah
laboratorium. Limbah tersebut akan disimpan dalam sistem penyimpanan sederhana pada
fasilitas tanah dangkal.
Seluruh Siklus bahan bakar nuklir ini sering disebut sebagai rantai bahan bakar
nuklir, yakni serangkaian proses pengolahan bahan bakar nuklir yang melalui serangkaian
tahap-tahap berbeda. Dalam terminologi nuklir, siklus ini dikategorikan sebagai tahapan
"hulu" (front end), dimana uranium disiapkan sebagai bahan bakar reaktor, dan tahapan
"hilir" (back end), dimana proses pengaturan, pengelolaan, atau pengolahan kembali bahan
bakar bekas dilakukan.
Apa yang harus disadari dalam pengembangan energi nuklir ini adalah bagaimana kita
dapat memahami seluruh proses ini , terutama yang manjadi isu lingkungan adalah pada
tahap hilir yang berada pada proses penyimpanan lembah lestari atau dengan bahasa
hariannya adalah tempat pembuangan akhir (TPA).