Anda di halaman 1dari 3

Ridicule and Retrospection

Pada awal tahun 2002 Andersen menghadapi kritik dari penyelidik kongres, tuntutan
hukum dalam jumlah besar dari pemegang saham Enron dan kreditornya, tuntutan kriminal dari
pemerintah federal yang muncul karena terjadinya pemusnahan dokumen. Pada akhir maret
2002, tanpa disangka Joseph Berardino mengundurkan diri sebagai sebagai CEO Andersen
setelah gagal menegosiasikan merger Andersen dengan salah satu dari KAP BIG Five. Selama
beberapa waktu berikutnya, lusinan klien Andersen memberhentikan perusahaan itu sebagai
auditor independennya karena khawatir perusahaan Anderson tidak akan bertahan jika terbukti
bersalah dalam tuntutan kriminalnya. Segera setelah pengumuman pemberhentian, departemen
kehakiman mengungkapkan bahwa David Duncan, mantan partner audit Enron telah mengaku
bersalah karena melanggar hukum dan bersedia bersaksi melawan perusahaannya. Pengakuan
Duncan menjadi bukti yang mematikan bagi Andersen. Pada Juni 2002, juri Federal menyatakan
perusahaan bersalah karena melanggar hukum. Keputusan ini memaksa perusahaan mengakhiri
hubungannya dengan klien yang tersisa. Hal ini secara efektif mengakhiri karir gemilang
Andersen dalam profesi akuntansi AS.
Selama beberapa bulan dan tahun berikutnya, pejabat-pejabat Enron menghadapi tuntutan
pidana yang diajukan oleh penegak hukum federal, diantaranya Kenneth Lay, Jeffrey Skilling,
dan Andrew Fastow. Pada tahun 2004 Fastow mengaku bersalah telah berkonspirasi untuk
melakukan sekuritas dan juga tuduhan lain. Fastow menerima sepuluh tahun penjara dan
diharuskan menyerahkan $25 juta asset pribadinya yang dikumpulkan semasa jabatannya di
Enron. Vonis terhadap Lay dan Skilling masih ditunda.
Skandal Enron ini menjadi sebuah skandal yang tidak hanya mencoreng nama baik
Anderson, partner, dan juga pegawainya, namun juga mencoreng dan mempermalukan semua
akuntan di Negara itu baik akuntan publik maupun mereka yang bekeja di sector swasta. Kasus
ini juga mendorong introspeksi dalam profesi dan juga adanya tuntutan publik untuk
memperkuat fungsi audit independen untuk memperbaiki praktik-praktik pelaporan keuangan
dan akuntansi. Pihak legislative dan otoritas regulator, merespon dengan cepat permintaan publik
untuk reformasi.
Setelah skandal Enron terungkap , FASB menetapkan pedoman yang lebih ketat untuk
Pelaporan Akuntansi dan keuangan bagi SPE. Peraturannya mensyaratkan perusahaan-
perusahaan untuk menyertakan data keuangan untuk entitas-entitas tersebut ke dalam laporan
keuangan konsolidasian mereka. Pada tahun 2002, kongres menerbitkan Sarbanes Oxley Act
untuk memperkuat pelaporan keuangan bagi perusahaan public yang pada dasarnya memperbaiki
kekuatan dan kualitas audit independent. Diantara beberapa peraturan lainnya Sarbanes Oxley
Act membatasi tipe jasa konsultasi yang dapat diberikan auditor independent kepada kliennya
dan mengharuskan perusahaan public untuk membuat laporan tahunan mengenai kualitas control
internalnya. Perubahan yang paling mendasar dalam profesi akibat skandal Enron adalah
diciptakannya satu badan federal baru yaitu The Public Companies Accounting Oversight Board
untuk melihat proses pembuatan aturan untuk fungsi audit independen.
mantan chairman SEC Richard Breeden adalah salah satu orang terkemuka yang
berkomentar tentang tantangan dan masalah yang dihadapi profesi akuntan. iya menyatakan ada
solusi simple untuk menghadapi masalah ini yaitu akuntan dan auditor agar mengadopsi aturan
umum ketika menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi bisnis, walaupun transaksi
tersebut mencakup “new economy” atau “old economy” dari venture bisnis. Ketika pekerjaan
diselesaikan, hasilnya merefleksikan apa yang terlihat di kenyataan.
Rekomendasi komisioner Breeden sepertinya merubah statement moto “think straight,
talk straight” dari Arthur Anderson. Anderson dan koleganya memaksa klien audit mereka
mengikuti standar yang tinggi atas integritas ketika menyiapkan laporan keuangan mereka. Hasil
interview denganoseph Berardino oleh New York Times pada Desember 2001 memberi kesan
bahwa Mr. Berardino mungkin memiliki sikap berbeda ketika berhadapan dengan klien yang
suka membantah seperti Enron. Ia mengatakan bahwa Anderson tidak memiliki kekuatan untuk
memaksa perusahaan untuk mengungkapkan perusahaan memiliki risiko dan kerugian
tersembunyi untuk tujuan khusus entitas. Perusahaan audit tidak dapat memaksa klien untuk
adhere standar yang lebih tinggi. Kenyataanya Arthur Anderson tidak memiliki kekuatan itu
namun ia memutuskan untuk memberitahu kliennya untuk segera mungkin untuk mencari
perusahaan publik lainnya.

Pertanyaan :
1. Kegagalan ENRON menciptakan krisis kepercayaan terhadap profesi Akuntan Publik.
Sebutkan pihak – pihak yang anda percaya paling bertanggung jawab atas krisis tersebut.
Berikan alasan atas pilihan anda tersebut.
2. Sebutkan 3 tipe jasa konsultasi yang harus disediakan oleh kantor audit untuk klien audit
mereka pada tahun yang baru saja berakhir. Dari jasa – jasa tersebut, indikasikan
perlakuan khusus, jika ada, apakah ada ketentuan/peraturan yang memperbolehkan
akuntan public untuk mengajukan jasa tersebut?

Anda mungkin juga menyukai