Anda di halaman 1dari 7

KONSEP PEMANTULAN CAHAYA

Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyebutkan hukum pemantulan cahaya
2. Siswa dapat menganalisis pembentukan bayangan pada cermin
datar
3. Siswa dapat menganalisis pembesaran bayangan pada cermin datar

Tahukah kamu, mengapa kita bisa melihat benda-benda


yang ada disekitar kita walaupun benda tersebut tidak
mengeluarkan cahaya?
Jawabannya karena ada cahaya yang mengenai benda
tersebut dipantulkan ke mata kita sehingga terbentuklah
bayangan benda tersebut yang kita lihat.

Gambar 1.

What is the light?

Cahaya menurut Newton (1642 - 1727) terdiri dari partikel-partikel


ringan berukuran sangat kecil yang dipancarkan oleh sumbernya ke segala arah
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sementara menurut Huygens ( 1629 -
1695), cahaya adalah gelombang seperti halnya bunyi. Sedangkan Pemantulan
cahaya terjadi apabila pancaran cahaya mengenai bidang pantul kemudian
bidang pantul tersebut meneruskan pancaran cahaya tersebut. Sebagai contoh
pemantulan cahaya adalah pada saat kita mangarahkan pancaran cahaya senter
ke suatu cermin, maka cahaya tersebut diteruskan oleh cermin. Pada kejadian
ini senter adalah sumber cahaya kemudian cermin adalah bidang pantul.

Hukum Pemantulan Cahaya

Telah kita ketahui bahwa cermin datar memantulkan cahaya yang datang
padanya. Pada gambar diabawah adalah gambar pemantulan sinar oleh cermin
datar.

Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar

Sinar dari kotak cahaya yang ditutup dengan celah tunggal diarahkan ke cermin
datar, sinar mengalami pemantulan seperti gambar di atas. Dengan melakukan
kegiatan menggunakan kotak cahaya, cermin datar dan busur derajat didapat
data sebagai berikut.

Percobaan Pemantulan Cahaya


Tanda x tempat jarum ditancapkan untuk menyatakan sinar datang dan sinar
pantul, kemudian dibuat normal sehingga sudut datang dan sudut pantul dapat
diukur. Bila sudut datang diubah dengan cara mengubah posisi kotak cahaya,
sudut pantul juga berubah.

Dari percobaan di atas, kita ketahui ada beberapa data yang sudut datang
dengan sudut pantulnya berbeda sangat kecil, ini dapat terjadi karena
kekurangsempurnaan alat dan pengamatan (kesalahan pengamat). Jika
kesalahan dapat kita perkecil serendah mungkin tentunya kita dapatkan :
Sudut datang (i) = Sudut pantul (r)

Selain itu ternyata sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu
bidang datar. Bunyi Hukum Pemantulan :
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang
datar.
2. Sudut datang, sama besar dengan sudut pantul.

Ada dua macam pemantulan cahaya yang terjadi pada benda tidak tembus
cahaya, yaitu :

a) Pemantulan Cahaya Teratur


Mengapa ada benda yang jika disinari tampak menyilaukan dan ada yang
tidak? Apabila benda- benda seperti cermin datar, perak datar, air yang tenang
disinari dengan sinar matahari, maka sinar-sinar dipantulkan dalam arah yang
sama sehingga tampak berkilauan. Pemantulan demikian dinamakan
pemantulan teratur.

Pemantulan Cahaya Teratur


Pemantulan teratur umumnya terjadi pada permukaan yang rata seperti pada
cermin yang bersih. Pemantulan beraturan terjadi pada benda yang
permukaannya rata, seperti pada cermin datar. Berkas cahaya sejajar yang
datang menuju cermin datar dipantulkan secara sejajar.
b) Pemantulan Cahaya Baur

Ketika Anda menyinari kertas putih, apakah kertas tersebut tampak


berkilauan? Ternyata tidak, berarti tidak semua sinar pantul sama arahnya.
Pemantulan demikian disebut pemantulan baur atau difus (tidak teratur).

Pemantulan Cahaya Baur


Pemantulan baur umumnya terjadi pada permukaan yang tidak rata
seperti pada cermin yang kotor. Pemantulan baur terjadi pada benda yang
permukaannya tidak rata. Berkas cahaya sejajar yang mengenai permukaan
tidak teratur akan dipantulkan baur.

Pemantulan Cahaya Sempurna

Pernahkah kita melihat berlian? Mengapa berlian tampak berkilauan jika terkena
cahaya? Peristiwa di samping berkaitan erat dengan pemantulan sempurna.

Pemantulan Cahaya Sempurna


Pemantulan sempurna terjadi jika

1. sinar datang dari medium rapat ke medium kurang rapat;


2. sudut datang lebih besar dibandingkan dengan sudut batas.

∠CON = sudut batas = sudut datang yang menghasilkan sudut bias sebesar 90o
Pemantulan pada Cermin Datar

Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar. Pada Gambar 8
diperlihatkan bagaimana bayangan sebuah lampu listrik terbentuk pada sebuah
cermin datar. Untuk memudahkan pembahasan, hanya dua sinar yang
diperlihatkan pada gambar tersebut.

Gambar 2.
Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar

Pada gambar di atas mata melihat lampu listrik berada di X, sebab sinar-sinar
yang datang ke mata berasal dari X. Tentu saja ini tidak benar. Sinar-sinar mata
yang berasal dari X sebenarnya merupakan sinar-sinar yang dipancarkan oleh
lampu listrik ke permukaan cermin datar di depannya. Oleh cermin datar sinar-
sinar ini dipantulkan ke mata sehingga terkesan bagi mata seolah-olah sinar-sinar
tersebut datang dari X. Jadi yang dilihat oleh mata adalah bayangan lampu listrik
di X, bukan lampu listrik yang sebenarnya. Bayangan seperti ini disebut
bayangan maya.
Bayangan maya dapat dilihat oleh mata, namun tidak dapat ditangkap layar.
Kebalikan dari bayangan maya adalah bayangan nyata atau bayangan sejati.

Contoh soal:
Seseorang yang memiliki tinggi dari ujung kaki sampai ke matanya 150 cm
berdiri di depan cermin datar yang tingginya 30 cm. Cermin itu ditegakkan
vertikal di atas meja yang tingginya 80 cm dari lantai. Berapakah tinggi
bayangan bagian badan orang itu yang dapat dilihatnya di cermin?

Penyelesaian:
Dalam soal tinggi badan yang diketahui hanya dari ujung kaki sampai mata saja.
Namun, ini tidak masalah sebab yang melihat bayangan adalah mata. Jadi tinggi
badan dari mata ke atas tak perlu dipersoalkan. Untuk menyelesaikan soal ini
kita membutuhkan bantuan gambar seperti gambar di bawah.
Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin
datar sama dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF
itulah yang setelah dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung
tinggi CF ini dengan bantuan gambar di atas.

Di ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm,
sedangkan tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin
menurut data soal adalah 30 cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung
dari ujung kaki sampai mata sama dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan
hukum pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi CD.
Tinggi DA = BA – BD
= 150 cm – 80 cm
= 70 cm
Jadi DA = CD = 70 cm.
Dari gambar di atas juga dapat ditentukan bahwa tinggi CA = 2 CD = 2 DA =
140 cm sehingga tinggi BC dapat ditentukan, yakni:
Tinggi BC = BA – CA =10 cm

Selanjutnya kita dapatkan tinggi BF = BD – BC = 70 cm sehingga kita dapat


tentukan tinggi FD, yakni:
Tinggi FD = BD – BF
= 80 cm – 70 cm
= 10 cm.

Akhirnya tinggi CF pun dapat kita tentukan, yakni


Tinggi CF = BD – BC – FD
= 80 cm – 10 cm – 10 cm
= 60 cm
Jadi bagian badan yang terlihat bayangannya hanya 60 cm (pada gambar di
atas, orang tersebut hanya dapat melihat bayangan badannya kira-kira dari perut
sampai lutut).

Anda mungkin juga menyukai