Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menyebutkan hukum pemantulan cahaya
2. Siswa dapat menganalisis pembentukan bayangan pada cermin
datar
3. Siswa dapat menganalisis pembesaran bayangan pada cermin datar
Gambar 1.
Telah kita ketahui bahwa cermin datar memantulkan cahaya yang datang
padanya. Pada gambar diabawah adalah gambar pemantulan sinar oleh cermin
datar.
Sinar dari kotak cahaya yang ditutup dengan celah tunggal diarahkan ke cermin
datar, sinar mengalami pemantulan seperti gambar di atas. Dengan melakukan
kegiatan menggunakan kotak cahaya, cermin datar dan busur derajat didapat
data sebagai berikut.
Dari percobaan di atas, kita ketahui ada beberapa data yang sudut datang
dengan sudut pantulnya berbeda sangat kecil, ini dapat terjadi karena
kekurangsempurnaan alat dan pengamatan (kesalahan pengamat). Jika
kesalahan dapat kita perkecil serendah mungkin tentunya kita dapatkan :
Sudut datang (i) = Sudut pantul (r)
Selain itu ternyata sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu
bidang datar. Bunyi Hukum Pemantulan :
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang
datar.
2. Sudut datang, sama besar dengan sudut pantul.
Ada dua macam pemantulan cahaya yang terjadi pada benda tidak tembus
cahaya, yaitu :
Pernahkah kita melihat berlian? Mengapa berlian tampak berkilauan jika terkena
cahaya? Peristiwa di samping berkaitan erat dengan pemantulan sempurna.
∠CON = sudut batas = sudut datang yang menghasilkan sudut bias sebesar 90o
Pemantulan pada Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang bentuk permukaannya datar. Pada Gambar 8
diperlihatkan bagaimana bayangan sebuah lampu listrik terbentuk pada sebuah
cermin datar. Untuk memudahkan pembahasan, hanya dua sinar yang
diperlihatkan pada gambar tersebut.
Gambar 2.
Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
Pada gambar di atas mata melihat lampu listrik berada di X, sebab sinar-sinar
yang datang ke mata berasal dari X. Tentu saja ini tidak benar. Sinar-sinar mata
yang berasal dari X sebenarnya merupakan sinar-sinar yang dipancarkan oleh
lampu listrik ke permukaan cermin datar di depannya. Oleh cermin datar sinar-
sinar ini dipantulkan ke mata sehingga terkesan bagi mata seolah-olah sinar-sinar
tersebut datang dari X. Jadi yang dilihat oleh mata adalah bayangan lampu listrik
di X, bukan lampu listrik yang sebenarnya. Bayangan seperti ini disebut
bayangan maya.
Bayangan maya dapat dilihat oleh mata, namun tidak dapat ditangkap layar.
Kebalikan dari bayangan maya adalah bayangan nyata atau bayangan sejati.
Contoh soal:
Seseorang yang memiliki tinggi dari ujung kaki sampai ke matanya 150 cm
berdiri di depan cermin datar yang tingginya 30 cm. Cermin itu ditegakkan
vertikal di atas meja yang tingginya 80 cm dari lantai. Berapakah tinggi
bayangan bagian badan orang itu yang dapat dilihatnya di cermin?
Penyelesaian:
Dalam soal tinggi badan yang diketahui hanya dari ujung kaki sampai mata saja.
Namun, ini tidak masalah sebab yang melihat bayangan adalah mata. Jadi tinggi
badan dari mata ke atas tak perlu dipersoalkan. Untuk menyelesaikan soal ini
kita membutuhkan bantuan gambar seperti gambar di bawah.
Dari gambar dapat dilihat bahwa bagian badan yang dapat dilihat melalui cermin
datar sama dengan tinggi CF sebab sinar yang berasal titik-titik sepanjang CF
itulah yang setelah dipantulkan oleh cermin sampai ke mata. Mari kita hitung
tinggi CF ini dengan bantuan gambar di atas.
Di ukur dari ujung kaki, tinggi ujung bawah cermin datar adalah BD = 80 cm,
sedangkan tinggi ujung atasnya adalah BE = 110 cm (sebab tinggi cermin
menurut data soal adalah 30 cm sama dengan tingggi DE). Tinggi orang dihitung
dari ujung kaki sampai mata sama dengan tinggi BA = 150 cm. Berdasarkan
hukum pemantulan Tinggi DA sama dengan tinggi CD.
Tinggi DA = BA – BD
= 150 cm – 80 cm
= 70 cm
Jadi DA = CD = 70 cm.
Dari gambar di atas juga dapat ditentukan bahwa tinggi CA = 2 CD = 2 DA =
140 cm sehingga tinggi BC dapat ditentukan, yakni:
Tinggi BC = BA – CA =10 cm