Anda di halaman 1dari 14

NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.

1/JUNI/2017

Persepsi Mahasiswa terhadap Faktor Penunjang Pembelajaran dalam


Skills Lab

Student Perceptions towards Supporting Learning Factors in Skills Lab


Farha Naily Fawzia, Ari Probandari, Suyatmi
Faculty of Medicine, Sebelas Maret University

ABSTRAKS

Pendahuluan: Kompetensi keterampilan klinis adalah salah satu area kompetensi yang
harus dicapai lulusan institusi pendidikan kedokteran. Sebagai upaya mencapai
kompetensi keterampilan klinis bagi mahasiswa didiknya, Fakultas Kedokteran
Universitas Sebeals Maret (UNS) menyelenggarakan kegiatan Skills Lab. Dalam
kegiatan pembelajaran keterampilan klinis, terdapat berbagai komponen yang dapat
menunjang pembelajaran. Studi ini bertujuan untuk meneliti persepsi mahasiswa
terhadap faktor penunjang pembelajaran dalam Skills Lab. 

Metode penelitian: Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini


dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta pada
Oktober-November 2016. Partisipan pada penelitian ini adalah mahasiswa tahun
kedua, ketiga, dan keempat Fakultas Kedokteran UNS. Metode pengumpulan data
melalui Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam. Analisis data
dilakukan melalui content analysis.Validasi data dilakukan dengan metode triangulasi,
peer debriefing, dan member checking.

Hasil penelitian: Terdapat berbagai faktor yang memiliki pengaruh dalam


pembelajaran Skills Lab. Beberapa yang muncul dalam penelitian ini adalah instruktur,
kurikulum, mahasiswa, modul, sarana-prasarana, dan tata kelola Skills Lab. Menurut
mahasiswa seorang instruktur harus memiliki karakter yang baik, memiliki
keterampilan komunikasi dan interpersonal, berkompetensi dalam keilmuan, dan
memiliki keterampilan dan metode yang sesuai dalam mengajar. Dalam menunjang
pembelajaran Skills Lab, kurikulum blok dan Skills Lab harus terintegrasi dan selaras.
Selain itu butuh juga perbaharuan kurikulum agar tetap sesuai dengan perkembangan
dunia medis. Mahasiswa sendiri memiliki pengaruh dalam menciptakan pembelajaran
yang efektif. Mahasiswa idealnya memiliki motivasi, prior knowledge yang mumpuni,
serta sikap dan perilaku yang baik dalam kegiatan belajar-mengajar. Modul serta
sarana prasarana dalam Skills Lab juga menjadi penunjang ketika fasilitas tersebut
tersedia dan adekuat. Tata kelola Skills Lab juga tak kalah penting. Berbagai kegiatan
penunjang seperti kegiatan monitoring-evaluasi dan pembekalan instruktur dirasa
perlu diadakan.

Simpulan penelitian: Dalam perspektif mahasiswa, terdapat berbagai faktor yang


berpengaruh dalam pembelajaran, diantaranya adalah instruktur, kurikulum,
mahasiswa, modul, sarana-prasarana, dan tata kelola dalam Skills Lab.

16
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

Kata kunci: faktor penunjang pembelajaran, Skills Lab, pembelajaran keterampilan

ABSTRACT

Introduction: Clinical skills competence is one of areas of competence to be achieved


by graduate of medical education institutions. As an effort to achieve clinical skills
competency for the students, Medical Faculty of Universitas Sebelas Maret (UNS)
establishs Skills Lab. In learning clinical skills, there are various components that can
support learning. Therefore this study aimed to explore students’ perceptions of the
supporting learning factors in the Skills Lab.
Methods: This study was a qualitative research which conducted in Medical Faculty of
Universitas Sebelas Maret on October-November 2016. The study participants were the
second year, third year, and fourth year students of Medical Faculty of Sebelas Maret
University. The method of collecting data was by focus group discussion (FGD) and in-
depth interview. The data was analyzed by content anaylis. Data validation using
triangulation method, peer debriefing, and member checking.

Result: There are various factors influencing on learning in Skills Lab. Several factors
were found in this study was instructor, curriculum, students, modules, infrastructure,
and system in Skills Lab. According to student, an instructor must have a good
character, good communication and interpersonal skills, competence in science, and
have the appropriate skills and methods in teaching. In supporting learning, Skills Lab
and blocks curriculum should be integrated and aligned. In addition, curriculum also
has to be up to date with the development of the medical world. Students themselves
have an influence in creating an effective learning. Students ideally should have
motivation, adequate prior knowledge, and the attitudes and behavior in both the
teaching and learning activities. Modules as well as infrastructure in the Skills Lab also
act as a support when such facilities are available and adequate. System in Skills Lab is
equally important. Various supporting activities such as monitoring-evaluation
activities, and training of instructors need to be improved.

Conclusion: In the perspective of a student, there are various factors that influence
learning, including the instructors, curriculum, students, modules, infrastructure, and
system in the Skills Lab. 

Keywords: supporting learning factors, Skills Lab, skills learning

  17
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

PENDAHULUAN plastik, simulator manekin, pasien


simulasi, atau alat simulasi berbasis
Clinical Skills Laboratory (CSL) komputer.(2)
atau yang biasa disingkat Skills Lab
adalah sebuah model pembelajaran di Strand et al.(4) menjelaskan bahwa
tingkat sarjana kedokteran yang bertujuan Skills Lab memfasilitasi peralihan dari
untuk memberikan pembelajaran teori ke praktik. Sarana dan prasarana
keterampilan klinis seawal mungkin.(1) yang disediakan Skills Lab dapat
Skills Lab membantu mahasiswa membantu mahasiswa berlatih
mencapai kompetensi penguasaan teknik keterampilan yang telah diketahuinya.
keterampilan klinis yang diperlukan dan Oleh karena itu, Skills Lab menjadi
dinilai benar sebelum praktik langsung ke jembatan kesenjangan antara “knowing”
pasien yang sesungguhnya. Kompetensi dan “doing”.
“keterampilan klinis” meliputi anamnesis,
Terdapat beberapa komponen yang
pemeriksaan fisik, pemeriksaan klinis,
diperlukan dalam pembelajaran Skills
penggunaan penalaran diagnostik,
Lab. Komponen tersebut terdiri dari
kesempurnaan prosedur, komunikasi
ruangan-ruangan yang memiliki berbagai
efektif, kerja tim, dan profesionalisme
fungsi sesuai kebutuhan Skills Lab,
.(2)
simulator, sumber daya manusia seperti
Nurini et al.(3) menjelaskan bahwa staf administrasi dan pengajar, konten
dalam Skills Lab mahasiswa dapat belajar pembelajaran, dan anggaran.(2,5)
keterampilan klinis dalam suasana
Pencapaian pembelajaran
laboratorium, tidak terjadi kontak dokter-
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tetapi
pasien seperti halnya di rumah sakit. Hal
yang terpenting adalah keterlibatan dari
ini dapat mencegah tindakan yang
mahasiswa. Ini dipengaruhi oleh motivasi
merugikan pasien ketika mahasiswa
dan persepsi relevansi. Motivasi dan
melakukan kesalahan saat berlatih
persepsi relevansi itu kemudian
keterampilan klinis. Kegiatan Skills Lab
dipengaruhi oleh mahasiswa itu sendiri
biasanya menggunakan alat simulator
dan lingkungan belajar. Lingkungan
sebagai pengganti pasien yang
belajar ini terdiri dari kurikulum, metode
sesungguhnya. Simulator ini dapat berupa
pembelajaran, kualitas pengajaran,
model bagian tubuh yang terbuat dari

  18
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

kualitas guru, dan fasilitas. (6) menjadi teks. Langkah selanjutnya adalah
mengeksplorasi data. Seluruh transkrip
Seperti yang telah disebutkan,
dibaca untuk mengetahui gambaran
dalam mencapai tujuan pembelajaran
umum dan hal-hal menarik dalam teks.
terdapat berbagai faktor yang dapat
Analisis data dilakukan dengan
mempengaruhi. Oleh karena itu,
content analysis. Setelah eksplorasi,
penelitian ini bertujuan untuk meneliti
langkah selanjutnya adalah open coding.
faktor apa saja yang berpengaruh
Data disegmentasi menjadi meaning unit
terhadap pembelajaran yang efektif di
berupa kalimat-kalimat yang memiliki
Skills Lab dalam persepsi mahasiswa.
arti. Sebuah meaning unit kemudian akan
dilabel dan diberi kode. Selain
SUBJEK DAN METODE
memberikan label kode, proses koding
Penelitian ini adalah penelitian
juga bertujuan untuk memeriksa kode
kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
yang tumpang tindih dan berlebih, serta
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
mengelompokkan kode menjadi beberapa
Maret Surakarta pada Oktober-November
kategori.
2016. Partisipan pada penelitian ini
Validasi data menggunakan
adalah mahasiswa tahun kedua, tahun
triangulasi metode yang dibuat dengan
ketiga, dan tahun keempat Program Studi
menggunakan metode pengambilan data
Kedokteran Fakultas Kedokteran
yang berbeda yaitu wawancara dan FGD.
Universitas Sebelas Maret. Pengumpulan
Selain itu validasi data juga dilakukan
data dilakukan dengan metode Focus
melalui peer debriefing dan member
Group Discussion (FGD) dan in-depth
checking. Pada proses peer debriefing,
interview. FGD dilakukan dengan 3
debriefer berperan membantu peneliti
kelompok mahasiswa yang berjumlah 20
mencapai pemahaman yang lebih
orang, masing-masing kelompok berasal
mendalam, mengartikan data,
dari angkatan yang sama. Sedangkan in-
menentukan kode, kategori, serta teori
depth interview dilakukan pada 6
yang muncul. Member checking
mahasiswa, masing-masing dua orang
dilakukan dengan melibatkan beberapa
dari tiap angkatan.
partisipan untuk memeriksa kesesuaian
Langkah pertama sebelum analisis
kode dan interpretasi.
data dimulai adalah transkripsi data.
Melalui proses ini data audio dubah

  19
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

HASIL partisipan juga menyebutkan bahwa tata


Ada beberapa hal yang dapat kelola dalam Skills Lab juga memiliki
mempengaruhi pembelajaran di dalam peran dalam pengaruhnya terhadap
Skills Lab. Beberapa diantaranya yang instruktur. Diantaranya adalah adanya
ditemukan dalam penelitian ini adalah pembekalan instruktur, monitoring dan
instruktur, kurikulum, mahasiswa, modul, evaluasi instruktur, dan komunikasi
sarana-prasarana, dan tata kelola dalam antara instruktur dan pihak administrasi
Skills Lab. kantor Skills Lab.
Bagi mahasiswa, untuk Tabel 1. Faktor pembelajaran efektif
dalam Skills Lab
menciptakan pembelajaran yang efektif
dibutuhkan instruktur yang ideal. Kategori Kode
Instruktur Karakter
Beberapa karakteristik instruktur ideal
keterampilan komunikasi
yang disebutkan mahasiswa antara lain dan interpersonal
terkait karakter, keterampilan komunikasi kompetensi keilmuan
keterampilan mengajar
dan interpersonal, kompetensi keilmuan, dan metode
dan keterampilan serta metode pembelajaran
Kurikulum integrasi kurikulum
mengajarnya dalam Skills Lab. Dalam hal
perbaharuan kurikulum
kurikulum, mahasiswa mengharapkan Mahasiswa Motivasi
adanya integrasi kurikulum dan prior knowledge
sikap dan perilaku
perbaharuan kurikulum. Kaitannya
mahasiswa
dengan mahasiswa, partisipan Modul ketersediaan modul
menyatakan bahwa motivasi, sikap dan konten modul
Sarana- alat dapat digunakan
perilaku, serta prior knowledge
prasarana
mahasiswa memiliki pengaruh terhadap alat terawat
instruktur dalam mengajar di SL. Selain alat tersedia
fasilitas lainnya
kedua hal yang telah disebutkan, menurut
Tata kelola komunikasi admin SL
partisipan, ketersediaan modul dan konten Skills Lab monev instruktur
modul juga memiliki pengaruh terhadap pembekalan instruktur
instruktur. Hal lainnya adalah sarana-
prasarana, terutama ketersediaan alat, Instruktur
perawatannya, dan mampu digunakannya
Partisipan mengungkapkan bahwa
alat secara fungsional. Terakhir,
seorang instruktur yang ideal adalah yang

  20
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

memiliki kemauan dalam membimbing “sepatutnya instruktur itu memberikan


dan mengajar, serta bersungguh-sungguh. contoh praktik keterampilan dari awal
Selain itu, instruktur yang ideal adalah sampai akhir”
yang dapat menjadi panutan dan menjadi
Kurikulum
contoh.
Hal yang paling dipermasalahkan
“dia [instruktur] sebagai guidancenya,
oleh mahasiswa terkait kurikulum adalah
sebagai patokan atau panutan”
belum sejalannya komposisi kurikulum
Menurut mahasiswa, seorang dalam Skills Lab dengan kurikulum blok.
instruktur Skills Lab juga harus memiliki Mahasiswa merasakan beberapa topik SL
keterampilan komunikasi dan sudah diberikan terlebih dahulu sebelum
interpersonal, seperti interaktif saat mahasiswa menjalani bloknya. Hal ini
mengajar. Selain itu, untuk menunjang dirasa kurang efektif karena keterampilan
pembelajaran, instruktur juga harus itu dibangun atas dasar pengetahuan teori
memiliki keahlian bidang yang sesuai terlebih dahulu. Ketika pelajaran
dengan topik. Instruktur harus keterampilan diberikan sebelum
berpengetahuan yang mendalam terkait mahasiswa memiliki pengetahuan dasar
suatu keterampilan. Tidak hanya maka akan sulit untuk menghubungkan
pengetahuan yang mendalam, seorang praktik keterampilan dengan teori dasar,
instruktur juga harus memiliki wawasan alasan klinis, dan praktik klinisnya. Salah
hingga pengetahuan dasar. satu mahasiswa menyatakan:
Hasil penelitian menunjukkan “Namanya juga skills, skills butuh teori.
bahwa bagi mahasiswa, mengajar di Kamu mau ikut skills tapi nggak tau
kuliah berbeda dengan di Skills Lab. oleh teorinya itu ibarat mau melakukan
karena itu instruktur sebaiknya memiliki sirkumsisi, tapi nggak tau anatomi penis,
metode mengajar khusus. Banyak dari terus kamu mau gunting apa?”
mahasiswa setuju jika instruktur
Mahasiswa
menerapkan demonstrasi, simulasi, dan
evaluasi berupa feedback saat Dalam pembelajaran Skills Lab,
pembelajaran keterampilan di Skills Lab. mahasiswa juga dapat mempengaruhi
pembelajaran. Faktor dari mahasiswa
diantaranya adalah faktor motivasi, prior

  21
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

knowledge mahasiswa, dan sikap serta Menurut mahasiswa, modul juga


perilaku mereka terhadap instruktur. memiliki pengaruh karena jika modul
Motivasi mahasiswa merupakan telat terbit dan telat didistribusikan maka
salah satu faktor dari mahasiswa. mahasiswa akan kesulitan untuk belajar
Motivasi ini berwujud kemauan untuk sebelum Skills Lab dimulai. Selain itu
belajar dan mengikuti Skills Lab sesuai menurut mahasiswa, isi modul sebaiknya
aturan, menerapkan PBL, menerapkan selalu diperbaharui dengan
belajar mandiri dengan membangun mempertimbangkan standar kompetensi
pengetahuan dan teori sendiri sebelum lulusan pendidikan kedokteran. Hal ini
memulai belajar keterampilan dalam seperti yang diungkapkan oleh salah satu
Skills Lab. mahasiswa:

Jika belajar mandiri dan belajar “…terus modul, misal kemarin modulnya
aktif dapat diterapkan maka ini akan lama nggak cetak, akhirnya
membentuk prior knowledge pada mahasiswanya belum baca modul kan,
mahasiswa. Prior knowledge ini akan dan instruktur juga jadi butuh waktu lagi
berguna saat pembelajaran SL. Jika untuk ngejelasin teori-teorinya.”
mahasiswa sebelum menghadiri SL sudah
Sarana-prasarana
memiliki prior knowledge yang cukup
maka hal ini akan memudahkan instruktur Alat melupakan salah satu
dalam penyampaian ilmu sebab instruktur komponen penting dalam Skills Lab.
tidak perlu banyak menjelaskan ulang Pembelajaran topik keterampilan dalam
kembali teori-teori sehingga dapat lebih SL banyak menggunakan alat-alat. Sangat
fokus ke pembelajaran keterampilan. penting bagi mahasiswa untuk mengenal,
Seorang mahasiswa berkata: mengetahui fungsi, dan cara
penggunaannya. Oleh karena itu,
“terhambatnya penyampaian ilmu SL itu
mahasiswa pada penelitian ini merasa
karena mahasiswa juga selama ini nggak
bahwa pembelajaran akan menemui
baca dulu, kita nggak paham dulu
kesulitan ketika terdapat kendala alat,
fisiologi, anatomi..... salah kita karena
baik itu ketersediaannya, keterawatannya,
nggak semuanya kita bisa belajar
atau fungsionalitasnya. Ini sesuai dengan
mandiri masih ingin disuapi.”
pernyataan salah satu mahasiswa:
Modul

  22
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

“kalo alatnya nggak ada kan jadi akan berpedoman pada tujuan
cuma bayangin doang jadi nggak enak.” pembelajaran tersebut. Salah satu
mahasiswa menyatakan:
Tata kelola Skills Lab
“siapa tahu sistem yang salah. Siapa
Tata kelola dalam bagian Skills Lab tahu instrukturnya belum dikasih
juga menjadi salah satu komponen pembekalan untuk topik itu”
penting. Mahasiswa menyatakan bahwa
Menurut mahasiswa, komunikasi
bagian Skills Lab sebaiknya mengadakan
yang baik antara instruktur dengan admin
monitoring dan evaluasi terhadap
SL adalah hal yang tak kalah penting.
instruktur. monitoring dan evaluasi ini
Jika tidak dibangun dengan baik,
dilaksanakan dalam rangka untuk
komunikasi admin-instruktur yang buruk
mengevaluasi kerja dan kinerja instruktur.
tidak hanya berdampak pada admin dan
selain itu, monitoring dan evaluasi ini
instruktur, tetapi ke mahasiswa juga.
juga dapat berfungsi sebagai
pemauntauan bagi instruktur, apakah PEMBAHASAN
instruktur sudah melaksanakan kegiatan Dalam menciptakan lingkungan
Skills Lab sesuai dengan tujuan pembelajaran yang efektif, terdapat
pembelajaran dan sesuai dengan sistem berbagai hal yang terlibat. Salah satu
yang berlaku di Skills Lab. faktor yang berpengaruh adalah
Selain monitoring dan evaluasi, satu instruktur. Seorang instruktur yang baik
bentuk kegiatan lain yang dirasa memiliki pengaruh pada proses belajar
mahasiswa perlu ada adalah agenda mahasiswa.(7) Pada penelitian ini,
pembekalan instruktur. Dalam agenda mahasiswa menyebutkan bahwa seorang
pembekalan ini, instruktur diharapkan instruktur yang ideal dibutuhkan dalam
menyamakan persepsi terkait dengan teori menciptakan pembelajaran yang efektif.
dan teknis dalam praktik suatu topik Mahasiswa menyebutkan bahwa karakter,
keterampilan. Selain itu, dalam kegiatan keterampilan komunikasi dan
pembekalan instruktur ini juga interpersonal, kompetensi keilmuan, dan
diharapkan pihak Skills Lab dapat keterampilan serta metode mengajar yang
menjelaskan tujuan pembelajaran suatu digunakan merupakan hal-hal yang
topik kepada para instruktur sehingga penting pada instruktur yang penting
harapannya ketika mengajar instruktur

  23
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

dalam membentuk lingkungan penunjang mahasiswa dalam belajar.


pembelajaran yang menunjang. Mahasiswa merasa menjadi lebih kreatif
dan bersemangat untuk mengajukan
Instruktur merupakan salah satu
pertanyaan ketika mereka terlibat dalam
variabel yang kuat dalam lingkungan
dialog dengan instruktur. Kemampuan
pendidikan. Tindakan, sikap, antusiasme,
untuk mengajukan pertanyaan ini
dan ketertarikan intruktur dalam mengajar
merupakan kunci dari proses
akan mempengaruhi mahasiswa secara
pembelajaran. Dengan memunculkan
tidak langsung.(6) Sikap seorang
pertanyaan secara aktif, mahasiswa akan
instruktur memiliki kontribusi penting
mengembangkan cara berpikir yang lebih
dalam mengarahkan bagaimana perilaku
kritis dan reflektif.(4)
mahasiswanya.(4) Hal ini perlu menjadi
perhatian karena diinginkan atau tidak, Salah satu kriteria instruktur klinis
seorang instruktur memiliki peran sebagai yang penting adalah berkompetensi klinis
panutan (role model).(8) Hasil studi dan berpengetahuan dasar.(10) Hasil
Strand et al.(4) juga menyatakan bahwa penelitian Duvivier et al.(11)
mahasiswa menekankan pentingnya menunjukkan bahwa menghubungkan
seorang instruktur sebagai pembimbing latihan keterampilan pemeriksaan fisik
dan panutan yang baik. dengan situasi klinis adalah metode
pembelajaran yang efektif. Hal ini akan
Martens et al.(9) juga mengatakan
memunculkan ketertarikan dan motivasi
bahwa antusiasme instruktur dalam
selama pelatihan, serta bertujuan untuk
mengajar ini dipercaya dapat mendorong
mencapai tingkat pengetahuan yang lebih
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dan
dalam. Pentingnya keterampilan
membantu dalam menyimpan informasi.
penalaran klinis ini sesungguhnya tidak
Selain itu, antusiasme, perhatian, dan
hanya karena relevansi klinis, tetapi juga
bimbingan yang jelas dapat membantu
berfungsi untuk meningkatkan
menjaga atensi mahasiswa dan perpaduan
pemahaman terhadap keterampilan
dari informasi dan pemahaman.(6)
pemeriksaan fisik.
Seorang instruktur juga penting
Instruktur Skills Lab berbeda
memiliki keterampilan komunikasi dan
dengan instruktur klinis dan tutor dalam
interpersonal. Proses pembelajaran yang
tutorial PBL. Instruktur dalam setting
komunikatif dan interaktif dapat menjadi

  24
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

Skills Lab memerlukan keterampilan sebatas mengetahui bagaimana cara


mengajar yang berbeda, seperti pelaksanaannya.(12,13)
melibatkan demonstrasi langkah demi
Selain instruktur, beberapa faktor
langkah, menghubungkan materi
lain yang turut mempengaruhi instruktur
keterampilan dengan praktek di klinis,
dan mempengaruhi lingkungan
dan diskusi pada awal permulaan
pembelajaran adalah faktor mahasiswa
pembelajaran.(9) Hal yang paling
sendiri, sarana-prasarana, kurikulum,
mendasar yang membedakan mengajar di
modul, dan tata kelola Skills Lab.
Skills Lab dengan mengajar kuliah dalam
kelas besar adalah dalam Skills Lab, Proses belajar dipengaruhi oleh
mahasiswa tidak hanya melalui beberapa faktor. Salah satu faktor yang
pembelajaran kognitif, tetapi juga paling penting adalah motivasi. Motivasi
psikomotor. mahasiswa dapat dipengaruhi oleh
pengalaman, semangat dalam meraih
Keterampilan biasanya diajarkan
pencapaian, dan keterkaitan pembelajaran
dalam tiga langkah, deskripsi,
dengan masa depannya.(6) Pada
demonstrasi, dan praktik. Sebuah
penelitian ini, mahasiswa
keterampilan dijelaskan terlebih dahulu
mengungkapkan bahwa motivasi seperti
dari segi kepentingannya, indikasi dan
kemauan mahasiswa untuk belajar, rasa
kontraindikasi penggunaannya,
membutuhkan, dan kesadaran akan
metodenya, instrumen peralatan yang
belajar mandiri turut mempengaruhi
dibutuhkan, dan tahapan-tahapan dari
instruktur dan mempengaruhi pencapaian
pelaksanaannya. Kemudian keterampilan
pembelajaran Skills Lab. Hal yang serupa
didemonstrasikan dengan benar, jelas,
juga diungkapkan oleh Duvivier et al.(11)
dan disertai penjelasan dalam setiap
dalam hasil penelitian. Studinya
tahapnya dengan penekanan pada poin-
mengungkapkan bahwa mahasiswa yang
poin yang penting. Langkah terakhir
antusias dan memiliki persiapan dapat
adalah sesi latihan. Ini merupakan
meningkatkan motivasi mengajar pada
langkah penting karena tujuan dari
instruktur.
mengajar keterampilan klinis adalah
membantu mahasiswa mampu Selain motivasi, prior knowledge
melaksanakan keterampilan, tidak hanya mahasiswa juga menjadi faktor yang
mempengaruhi. Menurut hasil penelitian,

  25
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

mahasiswa yang memiliki prior meningkatkan pemahaman terhadap teori


knowledge yang adekuat dapat dan praktik. Dalam tutorial dan kuliah
mendorong proses belajar semakin baik. penunjang, mahasiswa dapat mempelajari
Prior knowledge ini dapat diperoleh ilmu dasar dan teori keterampilan fisik
mahasiswa dari kuliah pengantar, kuliah yang berkaitan.(9)
penunjang, membaca dan memahami
Selain faktor mahasiswa dan
ilmu dasar dan keterampilan yang
kurikulum, hal lainnya yang juga
berkaitan dengan topik yang akan
mempengaruhi pembelajaran adalah
dipelajari. Kurang kuatnya fondasi ilmu
modul dan sarana-prasarana. Hasil
dasar pada mahasiswa dapat
penelitian menunjukkan bahwa
mempengaruhi mereka dalam
mahasiswa menyayangkan modul yang
menyempurnakan pemahaman
terlambat terbit. Selain itu juga
keterampilan klinis.(12)
mahasiswa menyarankan agar modul
Dalam menciptakan belajar memuat keterampilan-keterampilan yang
efektif, perlu adanya pembelajaran yang up to date. Terkait dengan sarana-
komprehensif. Dalam penelitian ini, prasarana, mahasiswa mengapresiasi
mahasiswa menjelaskan bahwa ruangan yang saat ini sudah lebih
pembelajaran Skills Lab harusnya nyaman. Akan tetapi, mahasiswa
terintegrasi dengan kurikulum materi mengeluhkan ketersediaan dan fungsi alat
blok. Mahasiswa merasa, mereka dan pembelajaran.
instruktur akan sama-sama kesulitan
Faktor fisik seperti ruangan yang
dalam kegiatan belajar-mengajar
nyaman dapat mempengaruhi mahasiswa
keterampilan ketika ilmu-ilmu dasar
dan instruktur berkonsentrasi dalam
belum dilalui. Ketika mahasiswa sudah
kegiatan Skills Lab. Faktor ini juga dapat
melewati materi blok yang berkaitan
mempengaruhi motivasi instruktur dan
dengan topik Skills Lab, itu akan
mahasiswa.(6) Sebuah studi menyatakan
memudahkan pembelajaran dan
bahwa bagi mahasiswa, Skills Lab yang
mengoptimalkan kegiatan Skills Lab yang
peralatannya lengkap dan rapi memiliki
waktunya terbatas.(14) Sebuah studi juga
pengaruh positif terhadap proses
menyatakan bahwa menurut mahasiswa,
belajar.(4)
keselarasan antara pembelajaran ilmu
dasar dan keterampilan akan

  26
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

Tata kelola dalam Skills Lab juga pembelajaran. Adanya evaluasi, dapat
menjadi salah satu faktor untuk mencapai memungkinkan kurikulum untuk terus
pembelajaran yang efektif. Hasil berkembang mengikuti kebutuhan
penelitian menyatakan bahwa mahasiswa mahasiswa, institusi, dan
menginginkan komunikasi yang baik masyarakat.(6,15)
antar staf dan instruktur, adanya
Di Skills Lab FK UNS, sudah
monitoring-evaluasi, dan pembekalan
terdapat kegiatan pembekalan instruktur.
instruktur. Mahasiswa menyatakan bahwa
Kegiatan ini biasanya dilakukan di awal
perlu adanya suatu pelatihan sebelum
semester, sebelum pembelajaran Skills
mengajar dan pemantauan selama atau
Lab dimulai. Pembekalan instruktur atau
sesudah mengajar bagi instruktur. Hal ini
yang sering disebut juga sebagai training
bertujuan untuk menjaga instruktur tetap
of instructor (TOI) ini merupakan forum
berorientasi pada tujuan pembelajaran
penyamaan persepsi instruktur dengan
yang telah ditetapkan. Hutchinson(6)
narasumbernya adalah orang yang ahli
menyatakan bahwa evaluasi dan pelatihan
dalam bidangnya. TOI ini ditujukan pada
berguna untuk membantu identifikasi dan
semua instruktur yang dijadwalkan
koreksi kesalahan pada staf pengajar.
mengajar. Akan tetapi, pada
Evaluasi merupakan bagian pelaksanaannya belum tentu semua
penting dari proses pendidikan. Institusi instruktur dapat hadir. Ketidakhadiran ini
kedokteran memerlukan evaluasi sebagai mungkin yang berdampak pada
bagian dari prosedur penjaminan kualitas. ketidakseragaman persepsi instruktur
Evaluasi juga memberikan gambaran sehingga mahasiswa masih beranggapan
pencapaian tujuan pembelajaran oleh bahwa instruktur Skills Lab masih
mahasiswa dan juga memberikan bukti berbeda persepsi antar satu dengan yang
bagaimana tata kelola standar lainnya.
pembelajaran. Evaluasi dapat mencakup
TOI biasanya memuat
proses dan / atau hasil, termasuk tata
penyampaian alur pembelajaran dalam
pengelolaan dan isi dalam pembelajaran.
Skills Lab FK UNS yang berupa kuliah
Tata kelola dapat berupa aspek
pengantar, pretes, demonstrasi, simulasi,
administratif, lingkungan fisik, dan
dan postes. Selain penyampaian alur
metode pembelajaran. Sedangkan
pembelajaran, dalam agenda TOI,
konten/isi adalah kurikulum

  27
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

instruktur mengadakan penyamaan pembelajaran Skills Lab diantaranya


persepsi terkait konten dan penilaian adalah instruktur, kurikulum,
checklist OSCE. mahasiswa, modul, sarana-prasarana,
dan tata kelola dalam Skills Lab sendiri.
TOI tidak hanya dihadiri oleh
dosen preklinik. Pada topik-topik SARAN
spesialistik, Skills Lab FK UNS biasanya Saran untuk penelitian selanjutnya
menghadirkan dokter-dokter spesialis adalah dapat melakukan triangulasi data
atau residen yang sedang menempuh dengan sumber data yang berbeda,
pendidikan spesialis untuk menjadi sebagai contoh dengan partisipan yang
instruktur. Pemberdayaan atau berbeda (instruktur, pemegang kebijakan)
pendelegasian instruktur kepada residen atau sumber data tertulis seperti
ini tergantung kebijakan masing-masing dokumen. Sebagai pelengkap, dapat pula
departemen di rumah sakit pendidikan. dilakukan penelitian kuantitatif terhadap
Beberapa departemen mensyarati residen variabel-variabel yang ditemukan dalam
yang dapat mengisi Skills Lab adalah penelitian ini.
yang mengikuti TOI dan minimal telah
UCAPAN TERIMA KASIH
menempuh sejumlah semester.
Penulis mengucapkan terimakasih
Dari penilitian ini, mahasiswa kepada dr. Eti Poncorini Pamungkasari
mengungkapkan bahwa dalam atas masukan pada naskah publikasi ini.
pengalamannya selama mengikuti Skills
Lab, ia pernah mendapati seorang DAFTAR PUSTAKA
instruktur pengganti yang tidak terlalu 1. FK UNS. Buku Pedoman Program
memahami bagaimana alur pembelajaran Studi Kedokteran – Fakultas
Kedokteran Tahun Akademik
di Skills Lab. Hal ini mungkin terjadi di 2015-2016 Universitas Sebelas
luar dari yang telah diusahakan dan Maret Surakarta. Surakarta:
Fakultas Kedokteran UNS; 2015.
direncanakan oleh pihak pengelola Skills 2. Al-Elq AH. Medicine and clinical
Lab. skills laboratories. J Fam
Community Med. 2007;14(2):59.
SIMPULAN 3. Nurini A, Suryadi E, Hadianto T,
Sutrisno, Yayi S. Skills Lab.
Dalam perspektif mahasiswa, Yogyakarta: Medika FK UGM;
berbagai faktor yang mempengaruhi 2002.
4. Strand I, Nåden D, Slettebø Å.
Students learning in a skills

  28
 
NEXUS PENDIDIKAN KEDOKTERAN & KESEHATAN VOL.6/NO.1/JUNI/2017

laboratory. Nord J Nurs Res. NEPTUNE-CS project at the Split


2009;29(3):18–22. University School of Medicine.
5. Akaike M, Fukutomi M, Croat Med J. 2010;51(5):373–80.
Nagamune M, Fujimoto A, Tsuji 14. Bugaj TJ, Nikendei C. Practical
A, Ishida K, et al. Simulation- Clinical Training in Skills Labs:
based medical education in clinical Theory and Practice. GMS J Med
skills laboratory. J Med Investig. Educ. 2016;33(4):Doc63.
2012;59(1,2):28–35. 15. Morrison J. Evaluation. Br Med J.
6. Hutchinson L. Educational 2003;326(7385):385.
environment. Br Med J.
2003;326(7393):810.
7. Irby DM, Papadakis M. Does good
clinical teaching really make a
difference? Am J Med.
2001;110(3):231–2.
8. Gordon J. ABC of learning and
teaching in medicine: one to one
teaching and feedback. Br Med J.
2003;326(7388):543–5.
9. Martens MJC, Duvivier RJ, Van
Dalen J, Verwijnen GM,
Scherpbier AJJA, Van Der Vleuten
CPM. Student views on the
effective teaching of physical
examination skills: A qualitative
study. Med Educ. 2009;43(2):184–
91.
10. Buchel TL, Edwards FD.
Characteristics of effective clinical
teachers. Fam Med.
2005;37(1):30–5.
11. Duvivier RJ, Dalen J van, Vleuten
CPM van der, Scherpbier AJJA.
Teacher perceptions of desired
qualities, competencies and
strategies for clinical skills
teachers. Med Teach.
2009;31(7):634–41.
12. Ahmed AM. Discussion and
Debate Role of clinical skills
centers in maintaining and
promoting clinical teaching. Sudan
J Public Heal. 2008;3(April):97–
103.
13. Simunovic VJ, Hozo I, Rakic M,
Jukic M, Tomic S, Kokic S, et al.
New paradigm in training of
undergraduate clinical skills: the

  29
 

Anda mungkin juga menyukai