2. Syarat-syarat umum
- Mutu beton yang dipakai K-250 dan baja tulangan yang
dipakai BJTD 320 MPa dan BJTP 240 MPa untuk
pekerjaan sloof, seperti dijelaskan pada pasal mengenai
pekerjaan beton.
- Bekisting harus dipasang dengan kuat dan tepat pada
posisi sesuai dengan gambar rencana. Dibawah beton
sloof harus dibuat lantai kerja dari beton tumbuk tebal 5 cm.
- Stek-stek kolom, harus distek setepat-tepatnya sebelum
pengecoran beton dilaksanakan.
- Harus diperhatikan selebum memasang bekisting dan
tulangan sloof, pipa-pipa pembuangan air-kotor dan supply
air bersih yang lewat dibawah sloof harus sudah terpasang
pada posisi yang tepat.
7.2 Pekerjaan Struktur Atas
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pembuatan kerangka bangunan dari beton bertulang dari
dasar lantai sampai dengan atap termasuk segala bagian strukturnya,
yang terdiri dari Kolom-kolom, balok-balok, pelat-pelat lantai dengan
struktur beton, sirip-sirip beton, dak-dak beton, tangga beton serta
konstruksi beton lainnya seperti yang tertera dalam gambar.
Termasuk dalam pekerjaan ini pada :
Penyediaan dan pemasangan bahan lapisan kedap air pada daerah
basah, serta penyediaan dan pemasangan talang-talang air dari pipa
PVC berikut klem-klemnya.
2. Bahan dan syarat pelaksanaannya
- Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus mempunyai mutu karakteristik minimal K-250 menurut PBI-
1971. Kecuali kolom praktis dan ring balok praktis menggunakan
K.175
- Baja yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
harus mempunyai mutu baja minimal BJTP 240 MPa dan BJTD
320 MPa.
- Bahan-bahan lainnyadan syarat-syarat
3. Bahan Beton dan Syarat-syarat pelaksanaannya
A. Bahan-bahan
1. Semen Portland (PC)
1. Persyaratan
- Digunakan Portland Cement Tipe I menurut NI - 8 tahun 1972
dan memenuhi S - 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
- Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannnya sebagai
bahan campuran.
- Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus
dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen
dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
2. Penyimpanan
Semen harus disimpan dalam gudang yang kedap air dan
berventilasi baik, diatas lantai 30 cm. Kantong-kantong berisi
semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis, atau ditumpuk
langsung diatas lantai. Penyimpanan semen harus selalu terpisah
untuk setiap pengiriman.
3. Pemeriksaan
- Kantraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas
kapan dan dimana semen itu dihasilkan. Konsultan Pengawas
mengadakan pemeriksaan di tempat penimbunan dan mengambil
contoh-contoh semen timbunan tersebut untuk keperluan
pemeriksaan di Laboratorium, jika kualitasnya diragukan.
Semen yang dinyatakan afkir oleh Konsultan Pengawas, tidak
boleh dipergunakan dan harus disingkir keluar proyek. Apabila
Kontraktor masih mempergunakan semen yang diafkir tersebut
untuk pekerjaan beton maka kepada Kontraktor dapat
diperintahkan untuk membongkar beton tersebut dan harus
menggantinya dengan semen yang disetujui atas biaya
Kontraktor.
- Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, kontraktor hendaknya memakai semen menurut
urutan kronologis yang diterima dalam gudang penyimpanan.
2. Agregat (Pasir, kerikil atau batu pecah)
- Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan
dalam PBI 1971.
- Untuk Beton mutu fc’= 19.3 Mpa (K- 225), fc’= 21.7 Mpa (K-250)
dan fc’= 26.04 Mpa (K-300) mengunakan material kerikil beton
batu pecah (Split)
- Penumpukan material kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar
kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
- Untuk bahan agregat (halus dan kasar) dapat dipakai agregat
alami atau buatan asal memenuhi syarat menurut PBI-1971
- Bila dianggap perlu, dapa dilakukan pengujian butiran dengan
memperhatikan persyaratan PUBI-1982.
- Agregat halus harus bersih, keras dan berbutir tajam, bebas
dari lumpur, gumpalan tanah/lumpur, bahan organik lainnya yang
dapat mengurangi atau merusakkan mutu beton.
- Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang
halus, mudah pecah, keropos, tipis atau panjang-panjang, bebas
dari bahan-bahan organik atau dari substansi yang merusak.
3. A i r
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-
bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam
hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
4. Besi beton.
Besi beton yang digunakan adalah
- U-32 tegangan Leleh karakteristik minimum 3200 kg/cm2).
Untuk Besi Diameter diatas 12 mm (Besi Ulir) (BJTD)
- U- 24 tegangan Leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2).
Untuk besi Diameter 8 mm s/d Diameter 19 mm (Besi Ulir) (BJTD)
Daya lekat besi tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat
lepas dan bahan lainnya.
Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh
disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan
meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Jika pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan
diameter yang terdekat dengan catatan :
- Harus ada persetujuan Direksi
- Jumlah besi persatuan panjangatau jumlah besi ditempat tersebut
tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini
yang dimaksud adalah jumla luas). Biaya tambahan yang
diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung
jawab pemborong.
5. Bahan campuran tambahan (additive)
1. Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture), kecuali
yang disebutkan tegas di dalam RKS dan gambar harus
mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk itu
Kontraktor diharuskan mengajukan permohonan tertulis dengan
menyertakan analisa kimiawinya dan bukti pemakaian di
Indonesia selama 5 tahun terakhir. Bahan campuran tambahan
beton yang dipakai harus sesuai dengan iklim tropis dan
memenuhi persyaratan ASTM C-494 jenis B dan D sekaligus
sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
2. Penggunaan additive harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Pemakaian additive ini tidak boleh menyebabkan dikuranginya
volume semen dalam adukan.
3. Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal sama
sekali tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air
dibawah tanahtidak boleh mempergunakan waterproofer yang
mengandung garam.
6. Bekisting, Cetakan atau Acuan
1. Bahan bekisting dapat dibuat dari papan kayu kelas III yang cukup
kering dengan tebal minumum 3 cm atau multiplek tebal 18 mm,
diperkuat dengan rangka-rangka penyangga, penyokong dll,
sehingga mampu mendukung beton sampai selesai proses
ikatan beton. Bekisting harus mampu pula untuk menahan
getaran- getaran vibrator dan kejutan gaya-gaya lain tanpa
berubah bentuk.
2. Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan
sama disemua tempat untuk bentuk dan ukuran yang dikehendaki
sama.
3. Steiger cetakan beton harus dari kayu dolken diameter 8 cm atau
pipa-pipa baja dan tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
7. Selimut beton
Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung
dinding atau dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian-bagian konstruksi, apabila tidak ditentukan
didalam gambar rencana, maka tebal selimut beton untuk satu sisi
pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
- Kepala tiang (poer)
- Balok sloof 4 cm
- Balok 3 cm
- Kolom 4 cm
- Pelat beton 1,5 cm
8. Mutu beton
Mutu beton yang digunakan untuk pekerjaan struktur adalah, fc’ =
21,7 Mpa dan untuk beton praktis dipakai Beton Mutu fc’ = 14,5 Mpa
(K-175). Sebelum dilaksanakanya pekerjaan beton harus ada
perhitungan mix disain untuk komposisi campuran Mutu beton yang
akan dipakai sebagai pedoman untuk pekerjaan beton tersebut.
9. Dan lai-lain
Pada Bagian beton yang ada pekerjaan lanjutannya harus dibuatkan
stek besi sepanjang 1m’ atau menurut petunjuk direksi (pengawas
Lapangan).
B. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Shop drawing : Perhitungan Konstruksi
Sebelum melaksanakan pekerjaan beton, Kontraktor diharuskan :
- Membuat shop drawingsuntuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
- Memeriksa gambar yang dibuat oleh Konsultan Perencana, jika
terdapat kesalahan yangmembahayakan, kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan
meneruskan kepada Konsultan Perencana. Sebelumada
kepastian mengenai kebenaran gambar tersebut, Kontraktor tidak
diijinkan melaksanakan bagian pekerjaan tersebut.
2. Campuran beton
1. Dibuat dengan perbandingan volume sbb:
Campuran Penggunaan
Untuk semua beton bertulang kedap air
B1 1:1
spt. plat atap, luifel dan bak-bak air.
Untuk semua beton bertulang spt. Sloof,
B2 1:2:3 pondasi, beton per, plat lantai, kolom
balok-balok, dll.
Untuk semua beton tak bertulang, rabat,
B3 1:3:5
neut, beton angker dan batu tepi.