Anda di halaman 1dari 5

CONTROL QUALITY

Pengertian Quality Control


Pengendalian kualitas adalah aktivitas pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri
kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil
tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan antara penampilan yang sebenarnya dan
yang standar (Purnomo, 2004). Tujuan dari pengendalian kualitas adalah mengendalikan kualitas
produk atau jasa yang dapat memuaskan konsumen. Pengendalian kualitas statistik merupakan
suatu alat tangguh yang dapat digunakan mengurangi biaya, menurunkan cacat dan meningkatkan
kualitas pada proses manufakturing. Pengendalian kualitas memerlukan pengertian dan perlu
dilaksanakan oleh perancang, bagian inspeksi, bagian produksi sampai pendistribusian produk ke
konsumen. Pengertian kualitas itu sendiri, yaitu dapat diartikan sebagai derajat atau tingkatan di
mana produk atau jasa tersebut mampu memuaskan keinginan dari konsumen (Purnomo, 2004).
Menurut Reza Nasrullah (1996), pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan untuk
memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu atau ukuran seberapa dekat sebuah barang atau jasa
memiliki kesesuaian dengan standar-standar yang dicantumkan yang dapat tercermin dalam hasil
akhir atau pengendalian kualitas dapat dikatakan juga sebagai usaha untuk mempertahankan mutu
dan kualitas dari barang yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditetapkan berdasarkan kebijakan-kebijakan perusahaan. Aktivitas pengendalian kualitas pada
umumnya meliputi kegiatan-kegiatan seperti berikut ini (Purnomo, 2004):

1. Pengamatan terhadap performansi produk atau proses.


2. Membandingkan performansi yang ditampilkan dengan standar yang berlaku.
3. Mengambil tindakan-tindakan bila terdapat penyimpangan-penyimpangan yang cukup
signifikan, dan jika perlu dibuat tindakan-tindakan untuk mengoreksinya.

Suatu perusahaan bila dengan efektif menggunakan kualitas sebagai strategi bisnisnya akan
mendapatkan kenaikan keuntungan dari strategi tersebut. Konsumen akan memutuskan untuk
membeli suatu produk dari perusahaan tertentu yang lebih berkualitas daripada saingan-
saingannya sehingga kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen untuk mendapatkan suatu
produk. Alasan-alasan mendasar pentingnya kualitas sebagai strategi bisnis adalah sebagai berikut
(Purnomo, 2004):

1. Meningkatnya kesadaran konsumen akan kualitas dan orientasi konsumen yang kuat akan
penampilan kualitas.
2. Kemampuan produk.
3. Peningkatan tekanan biaya pada tenaga kerja, energi dan bahan baku.
4. Persaingan yang semakin intensif.
5. Kemajuan yang luar biasa dalam produktivitas melalui program keteknikan kualitas yang
efektif.

2.2 Dimensi-dimensi Kualitas Produk


Kualitas biasanya tidak hanya ditentukan oleh satu atribut atau dimensi tunggal, tetapi kualitas
memiliki dimensi yang banyak sehingga sulit untuk mendefinisikan. David Gorvin, Profesor
administrasi bisnis pada Havard University menyarankan subyek kualitas yang diterapkan pada
produk dan mengidentifikasi delapan dimensi yang berbeda, yaitu (Reza Nasrullah, 1996):
1. Untuk kerja (kinerja, performansi, prestasi) dari fungsi mengenai seberapa baik suatu
produk melakukan apa yang memang harus dilakukan oleh produk tersebut.
2. Sifat-sifat khusus dan menarik minat (features) yang menjadikan suatu produk unik
dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen lain.
3. Keandalan (realibility), yaitu kemampuan produk untuk bertahan atau tidak mogok dalam
masa kerjanya.
4. Kecocokan atau kesesuaian (conformance) dengan standar industri, misalnya standar gas
buang pada kendaraan bermotor tidak boleh melebihi sekian persen kandungan tembaga.
5. Daya tahan produk (durability) terhadap waktu, tidak mudah rusak ukuran umur produk
dan teknologi modern mempengaruhinya.
6. Kemudahan diperbaiki jika terjadi kerusakan (serviceability). Produk yang digunakan
untuk jangka waktu yang lama memungkinkan harus diperbaiki atau dipelihara, sehingga
dibutuhkan ketersediaan suku cadang, tenaga ahli ataupun mekanisme kerja produk itu
sendiri yang cukup sederhana sehingga tidak sulit untuk diperbaiki.
7. Keindahan penampilan (aesthetic). Gorvin menyadari keindahan (Aesthetics) suatu produk
memungkinkan pelanggan termotivasi oleh kualitas produk.
8. Persepsi konsumen dimensi ini tidak didasarkan pada produk itu sendiri tetapi pada citra
dan reputasinya.

Davin Garin menyadari bahwa suatu produk biasanya tidak unggul dalam semua dimensi,
sebaliknya produsen memilih kombinasi yang membuat produk memiliki suatu keunggulan
kompetitif. Tapi jika kedelapan dimensi itu ada dalam pikiran seluruh jajaran organisasi
perusahaan, maka manajemen kualitas akan lebih mudah dilaksanakan.
2.3 Tujuan Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan-tujuan dari pengendalian kualitas
adalah sebagai berikut (Purnomo, 2004):

1. Pengendalian kualitas terhadap suatu bahan atau produk sehingga bahan atau produk
tersedia memenuhi spesifikasi.
2. Agar dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.
3. Mengetahui apakah segala sesuatu berjalan dengan rencana melalui instruksi-instruksi
serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
4. Mengetahui apakah kelemahan dan kesulitan serta menjaga jangan sampai terjadi kesalahn
lagi.
5. Mengetahui apakah segala sesuatunya berjalan dengan efisien dan apakah mungkin dapat
diadakan perbaikan.

2.4 Anjuran Deming


Dr. W Edwards Deming, seorang profesor statistik di New York University tahun 1940-an adalah
salah satu pakar manajemen kualitas Amerika Serikat yang terkenal karena 14 pokok-pokok
manajemen mutu yang dipercayai sebagai kunci mencapai kualitas. Adapun anjuran-anjuran dari
Dr. Deming adalah sebagai berikut (Reza Nasrullah, 1996):

1. Menciptakan stabilitas motivasi untuk selalu memperbaiki produk dan jasa dengan niat
tetap mempunyai daya saing, usaha lestari dan memberikan lapangan pekerjaan.
2. Adopsi filosofi baru, dimana hidup pada zaman ekonomi baru yang tidak bisa lagi
menerima gaya manajemen Amerika yang mengesahkan tingkat tertentu dari penundaan,
kesalahan dan cacat produk.
3. Menghilangkan ketergantungan pada pemeriksaan produk untuk mencapai produk
bermutu.
4. Meminimalkan ongkos total, akhiri kebiasaan menghargai bisnis atas dasar potongan
harga.
5. Memperbaiki sistem produksi dan pelayanan, agar mutu dan produktivitas terus diperbaiki,
dan demikian diupayakan tanpa henti penurunan ongkos.
6. Melembagakan pelatihan pada saat bekerja.
7. Melembagakan pengawasan.
8. Membersihkan rasa takut, sehingga setiap orang bekerja dengan efektif untuk perusahaan.
9. Menghapus penghalang antar departemen.
10. Menghilangkan slogan-slogan dan target-target yang harus dicapai para pekerja, jika tidak
dilengkapi dengan cara-cara mencapainya.
11. Menghilangkan standard kerja yang menyarankan angka target.
12. Hapus penghalang antara pekerja tidak tetap dengan hak-haknya untuk bangga dengan
kemampuan kerjanya.
13. Melembagakan program ketat pendidikan dan pelatihan.
14. Meletakkan setiap orang di setiap perusahaan untuk bekerja melaksanakan pengubahan
bahan baku menjadi barang jadi, dengan menanamkan bahwa pekerjaan ini adalah
tanggung jawab setiap personil perusahaan.

2.5. Jenis-jenis Piranti Data untuk Perbaikan Kualitas


Jenis-jenis piranti data untuk perbaikan kualitas terdiri dari dua data, yaitu piranti data verbal dan
piranti data numerik. Setiap penjelasan mengenai piranti data verbal dan piranti data numerik akan
dijelaskan pada sub-bagian di bawah ini.
2.5.1 Piranti Data Verbal untuk Perbaikan Kualitas
Jenis piranti data verbal untuk perbaikan kualitas terbagi menjadi menjadi enam. Adapun keenam
jenis piranti data verbal tersebut adalah sebagai berikut.

1. Diagram Alur (Flow Chart)


Diagram alur adalah gambaran skematik diagram yang menunjukkan seluruh langkah dalam suatu
proses dan menunjukkan bagaimana langkah itu saling mengadakan interaksi satu sama lain.
2. Diagram Sebab-Akibat (Cause and Effect Diagram)

Diagram sebab-akibat merupakan suatu pendekatan terstruktur yang memungkinkan dilakukan


suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab suatu masalah,
ketidaksesuaian dan kesenjangan yang ada.
3. Kertas Periksa (Check Sheet)
Kertas periksa merupakan piranti yang digunakan untuk menghitung seberapa sering sesuatu
terjadi dan digunakan dalam pengumpulan dan pencatatan data.
4. Diagram Pencar (Scatter Diagram)

Diagram pencar merupakan diagram yang menunjukkan kemungkinan hubungan antara pasangan
dua macam variabel dan menunjukkan keeratan hubungan antara dua variabel tersebut yang sering
diwujudkan sebagai koefisien korelasi.
5. Diagram Perjalanan (Run Chart)
Diagram perjalanan adalah grafik yang menunjukkan variasi ukuran sepanjang waktu,
kecenderungan, daur dan pola-pola lain dalam suatu proses.
6. Control Chart
Control Chart merupakan grafik yang menyerupai run chart yang digunakan untuk menentukan
apakah suatu proses berada dalam keadaan in control atau out control.

2.5.2 Piranti Data Numerik untuk Perbaikan Kualitas


Jenis piranti data numerik untuk perbaikan kualitas terbagi menjadi menjadi empat. Adapun
keempat jenis piranti data numerik tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pareto Chart

Pareto chart adalah alat yang digunakan untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang
disusun menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya kategori kejadian-kejadian atau sebab-
sebab yang akan dianalisis.

1. Histogram

Histogram adalah alat yang digunakan untuk menunjukkan variasi data pengukuran dan variasi
data proses.

1. Brainstorming

Brainstorming merupakan cara untuk memacu pemikiran kreatif guna mengumpulkan ide-ide dari
suatu kelompok dalam waktu yang relative singkat.

1. Diagram Gabungan (Alternative Diagram)

Diagram gabungan adalah diagram yang digunakan untuk menyaring data yang berjumlah besar
dan menciptakan pola pikir baru.

Anda mungkin juga menyukai