Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pantai Amal merupakan salah satu daerah kota Tarakan yang sebahagian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai petani rumput laut. Profesi yang seharusnya
meiliki keuntungan yang cukup besar, karena rumput laut ini banyak dimanfaatkan
untuk keperluan bahan tambahan berbagai industri makanan, farmasi, kosmetik, cat
dan lain-lain bahkan rumput laut ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
pupuk hijau serta pakan ternak atau ikan.

Namun demikian, nyatanya para petani rumput laut yang ada di pantai amal ini
rupanya masih sering mengalami berbagai kendala. Bisa dari kualitas rumput yang
tidak terlalu baik, disebabkan ketidakefektifan pada proses penjemuran dan harga
yang bisa saja turun secara derastis karena disebabkan gudang para pengumpul
penuh sedang permintaan rumput laut di daerah luar tarakan juga kurang. sehingga
menyebabkan para pengumpul terpaksa membeli dengan harga yang murah karena
modal belum ada disebabkan rumput laut digudang masih belum terjual.

Kurangnya kemampuan masyakat dalam mengelola rumput laut yang sudah


kering menjadi produk baru dan tidak diterapkannya teknologi pada setiap kegiatan
petani rumput laut di pantai amal tarakan dalam mengolah ataupun memasarkan
rumput laut atau produk dari rumput laut menyebabkan hasil yang diperolehpun
tidak begitu memuaskan. Perluanya sistem pengolahan dan pemasaran rumput laut
yang berbasis IT diterapakan, sehingga segala aktifitas mulai dari pemilihan bibit
unggul, pengukuran kadar garam dalam air, pemanenan, pengeringan sampai
kepada pemasarannya itu menggunakan atau memanfaatkan IT (E-BUSINESS).

Diharapkan dengan penerapan IT pada pengolahan rumput laut di pantai amal


tarakan dapat mengurangi kendala-kendala yang dihadapi oleh para petani rumput
laut yang ada di daerah tersebut, sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan
dan baik petani maupun pengumpul rumput laut sama-sama diuntungkan.
1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas saya merumuskan permasalahan sebagai


berikut :
a. Tidak diterapkannya IT pada pengolahan rumput laut yang ada di pantai amal
b. Tidak adanya masyarakat yang mampu mengolah rumput laut kering tadi
menjadi sebuah produk baru dan memasarkannya yang mana pengolahan dan
pemasarannya berbasis IT(E-BUSINESS)

1.3. Rumusan Masalah

a. Apa itu rumput laut dan agaimana Pengelolaan rumput laut?


b. Bagaimana pemanfaatan IT di bidang usaha rumput laut pantai amal ?
c. Bagaimana membuat produk baru dari rumput laut dan memasarkannya dengan
memanfaatkan IT (E-BUSINESS) ?

1.4. Batasan Masalah

a. Tulisan ini membahas tentang bagaimana cara pemanfaatan IT dibidang usaha


rumput laut pantai amal

b. Tulisan ini membahas bagaimana membuat produk baru dari rumput laut yang
sudah ada dan memasarkannya dengan memanfaatkan IT (E-BUSINESS)

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah pengantar e-business dan


memberikan informasi kepada pembaca dalam pemanfaatan IT dibidang usaha
rumput laut di pantai amal.

1.5.2. Manfaat Penelitian

Menigkatkan daya saing dalam era bisnis elektronik saat ini, memperluas
pangsa pasar produk dan menigkatkan hasil penjualan.
1.6. Metode Penelitian

1. Metode Kepustakaan
Penulis melengkapai data dengan mencari, membaca dan mempelajari
buku,artikel, brosur maupun media internet.

2. Metode Pengumpulan Data


 Wawancara (Interview) Suatu metode pengumpulan data dengan melakukan
tanya jawab dengan bagian-bagian yang terkait dalam penelitian.
 Analisis
a. Survei terhadap alat yang sudah ada.
b. Analisis terhadap alat yang sedang digunakan.
c. Identifikasi terhadap kebutuhan alat.
 Observasi Pengamatan (observasi), mengamati secara langsung kegiatan di tiap
bagian yang berhubungan dengan apa yang sedang diteliti.

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Pada Bab I ini akan dibahas mengenai latar belakang, permasalahan,


rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistemtika
penulisan.

BAB II Pembahasan

Dalam bab ini membahas tentang pemecahan pokok permasalahan yang


terjadi. Serta usulan dan pengembangan perangkat yang dibuat.

BAB III Penutup

Pada Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Apa itu Rumput Laut

Rumput laut termasuk beberapa jenis (species) dari alga atau ganggang,
dimana alga ini dikenal sebagai ”vegetasi perintis” (tanaman perintis). Alga
mengandung klorofil, karotenoid, dan juga kromatophora (butiran-butiran zat
warna), seperti hijau, biru, keemasan, dan lain sebagainya.
Alga atau phyton dalam bahasa latin mempunyai nama dan istilah Indonesia
yaitu ganggang. Ganggang ini berbeda sekali dengan ganggang (Hydrilla spp).
Orang sering keliru dalam penamaan serta pengenalannya, jadi berhati-hatilah
dalam mengenali dan memberi nama rumput laut.
Di Indonesia sendiri, rumput laut mempunyai bermacam-macam nama,
sesuai dengan daerah tempat dia ditemukan. Di pulau Jawa dikenal dengan nama
kades, ganggang atau rambu kasang. Di pulau Bali disebut bulung, di pulau
Lombok namanya lelusa. Sedang di kepulauan Maluku dikenal dengan nama arien.

2.1.1. Habitat Rumput Laut

Habitat atau tempat hidup alga adalah di air, baik itu air tawar, payau, maupun
laut, selain itu dapat pula di tanah yang lembab. Umumnya dia hidup sebagai
plankton (jasad renik), yang terdiri dari:

1. Zooplankton, plankton yang dapat bergerak sendiri.


2. Phytoplankton, plankton yang tidak dapat bergerak sendiri, sifatnya lebih
mendekati sifat tanaman.
3. Benthos, yaitu ganggang atau alga yang hidup di dasar perairan, sedangkan yang
hidupnya terapung disebut Neuston

Sebagian jenis alga lagi hidupnya menempel pada tumbuhan lain, hewan, karang
yang mati, potongan karang, dan substrat keras lainnya, baik yang alami maupun
buatan (artificial) yang biasa disebut periphyton.
2.1.2. Klasifikasi dari Rumput Laut

Alga atau ganggang dapat diklasifikasikan menjadi tujuh divisi, berdasarkan


pada pigmentasi yang ada di dalam tubuh alga, yaitu :

2.1.2.1. Divisi Cyanphyta (alga biru)

Tepat hidup dari alga divisi ini umumnya di tempat lembab, air tawar, dan
dapat hidup mulai dari suhu 0o-75o. Beberapa genus (marganya) ada yang hidup
bebas, epifit (hidup pada kulit tumbuhan), epizoik (hidup pada kulit hewan), endofit
(hidup dalam jaringan tumbuhan), dan menempel pada dasar perairan, juga ada
yang bersimbiosis.

Susunan tubuhnya ada yang bersel satu (uniseluler), membentuk koloni dan
filamen. Alga biru dapat melakukan fotosintesis yang menghasilkan tepung
sianofise dan sianofisin (sejenis protein). Hal ini dikarenakan tubuhnya
mengandung klorofil ”a” dengan karotenoidnya beta (β).

2.1.2.2. Alga Hijau

Divisi Chlorophyta ini dibagi menjadi dua kelas, yaitu :

1. Chlorophyceae (alga hijau)


Tempat hidupnya kelompok alga hijau ini umumnya pada tempat yang
lembab, di air tawar, payau, maupun air laut, hidup bebas dan menempel, namun
ada juga yang hidup secara epifit, endofit, epizoik, serta bersimbiosis.
Susunan tubuhnya ada yang bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel
banyak (poliseluler), tetapi ada juga di antaranya yang membentuk kolomi dan
filamen.Alga dari divisi ini dapat melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan
amilum dan lemak. Hal ini dikarenakan tubuhnya mengandung klorofil “a” dan “b”,
karotenoidnya alfa (α) dan beta (β). Perkembangbiakannya secara sporik, namun
ada juga yang gametik.
2. Charophyceae (alga karang)

Tempat hidupnya, umumnya di dasar air tawar dan melekat. Susunan


tubuhnya bersel tunggal, tetapi ada juga yang bersel banyak (poliseluler).Alga
karang ini memiliki persamaan dengan alga hijau. Persamaanya terletak pada
cadangan makanannya, yaitu amilum dan lemak. Perkembangbiakannya, umumnya
secara vegetatip dan gametik.

1.1.2.3. Alga Api

Divisi ini hanya mempunyai satu kelas saja, yaitu Dinophyceae (alga yang
gerakannya memutar) Tempat hidup alga ini umumnya di air laut, tetapi ada juga
beberapa jenisnya yang hidup di air tawar. Tubuhnya umumnya bersel tunggal.
Pigmentasi yang dimiliki alga dari kelas Dinophyceae ini antara lain, klorofil “a”
dan “c”. Perkembangbiakannya dapat terjadi secara vegetatif, sporik, maupun
gametik.

2.1.3. Manfaat Rumput Laut

Di samping digunakan sebagai makanan, rumput laut juga dapat digunakan


sebagai penghasil alginat, agar-agar, carrageenan, fulceran, pupuk, makanan ternak
dan Yodium. Beberapa hasil olahan rumput laut yang bernilai ekonomis yaitu :

1. Alginat, digunakan pada industri farmasi sebagai emulsifier, stabilizer,


suspended agent dalam pembuatan tablet, kapsul;
2. kosmetik : sebagai pengemulsi dalam pembuatan cream, lotion, dan salep
3. makanan : sebagai stabilizer, emulsifier, thickener, additive atau bahan
tambahan dalam industri tekstil,
4. Agar-agar, banyak digunakan pada industri/bidang : kertas, keramik,
fotografi dan lain-lain : mikrobiological, sebagai cultur media
2.2. Teknik Pengelolaan Rumput Laut di Pantai Amal Tarakan
2.2.1. Pembuatan Pondasi Rumput Laut
Pondasi rumput laut adalah 3buah tali besar yang biasa
disebut tali jangkar yang membentang panjang yang kita pasang di
laut sehingga membentuk 2 buah persegi panjang dimana tiap 5
meter tali jangkar tersebut diberi pelampung berupa jerigen oli 10
liter dan tiap ujung tali dipasangi jangkar dan pelampung berupa
drum, 2 buah tali jangkar yang ada dipinggir disebut pondasi
samping dan 1buah tali jangkar yangberada ditengah disebut
pondasi tengah.
Pondasi ini menjadi tempat dikaitkannya bibit rumput laut
ketika diturunkan. Adapun alat dan bahan serta cara pembuatannya
sebagai berikut :
 Alat dan Bahan
 3 buah tali tambang berdiameter 20 mm
 Jeregen bekas oli isi 10 liter seperlunya
 Kayu atau Jangkar
 Cara Pembuatan
Bentangkan ketiga tali tersebut sejajar dimana jarak antara
tali satu ketali yang lain 25 meter dan masing ujung tali
dipasangkan kayu sebagai pengikat atau jangkar. Kemudian
setiap 5 meter pada masing-masing tali dibeli pelampung berupa
jeregen oli 10 liter.

2.2.2. Penurunan Bibit Rumput Laut


Sebelum penurunan bibit hal yang harus kita persiapkan adalah
tali bettang dimana pada tali bettang inilah tempat dikaitkannya bibit
rumput laut. Adapun alat dan bahan serta cara pembuatan tali bettang
sebagai berikut :
 Alat dan Bahan
 Tali tambang berdiameter 6 - 10 mm seperlunya
 Tali nilon atau biasa disebut tali cincin
 Botol aqua bekas seperlunya
 Tali rapiah seperlunya
 pisau
 Cara Pembuatan
Pertama tali nilon kita potong kira-kira 100 cm kemudian kita
ikatkan kedua ujungnya sehingga membentuk lingkaran atau cincin,
buat sebanyak-banyaknya. Nah setelah tali cincinnya selesai maka
kita pasangkan tali cincin tersebut pada tali tambang berdiameter 6
mm tadi, jarak setiap tali cincin yang terpasang pada tali tambang
kira-kira 1 jengkal tangan manusia. Setelah itu tali tambang
berdiameter 6 mm tadi kita pasangi botol, jarak satu botol kebotol
yang lainnya kira-kira 3 meter.
Setelah tali bettangnya selesai dibuat maka dipasangilah bibit
rumput laut pada tiap-tiap tali cincin yang ada pada tali bettang tadi,
setelah itu barulah tali bettang itu kita pasang ke tali pondasi.

2.2.3. Proses Panen Rumput Laut


Setelah umur bibit yang kita turunkan sudah mencapai 45 hari
atau lebih, maka tahap selanjutnya adalah panen. Adapun alat-alat
yang dibutuhkan ketika panen dan prose panen rumput laut adalah
sebagai berikut :
 Alat dan Bahan
 Perahu atau kapal
 Orang yang banyak
 Sarung tangan
 Proses panen
Proses pemanenan rumput laut di Pantai Amal Tarakan
masih serba manual, menggunakan tenaga manusia yaitu dengan
menarik satu persatu tali bettang yang berisi rumput laut keatas
perahu lalu dibawah ketempat penjemuran untuk kemudian
dilakukan proses penjemuran.
2.2.4. Proses Penjemuran Rumput Laut
Pada proses penjemuran, ada dua teknik pejemuran rumput laut
yang biasa digunakan para petani rumput laut Pantai Amal Tarakan
yaitu :
1. Penjemuran Panggung
Pada teknik penjemuran rumput laut ini yaitu dengan
membuatkan semacam panggung diatas air laut sebagai tempat
untuk menjemur rumput laut yang baru saja panen. Keuntungan
teknik penjemuran ini ialah para petani tidak bersusah payah
memikul hasil panen naik kedarat cukup diangkat naik keatas
panggung, selain itu rumput yang dihasilkan pun lebih bersih tanpa
ada campuran pasir atau benda-sampai lainnya. Permasalahannya
adalah untuk membuat jemuran panggung ini membutuhkan biaya
yang banyak, bisa 50 sampai 70 juta/jemuran.
2. Pejemuran Lapangan
Pada teknik pejemuran ini peara petani harus memikul hasil
panennya naik kedarat untuk kemudian di jemur di lapangan terbuka,
adapun keuntungan penjemuran ini adalah biaya yang dikeluarkan
murah cukup 200 ribu untuk menyewa tanah yang digunakan
menjemur. Sedangkan kelemahannya ialah kualitas rumput laut
tidak terlalu baik karena rumput bisa bercampur pasir dan sampah-
sampah lainnya.
2.2.5. Proses Penjualan Rumput Laut
Para petani rumput laut yang ada di pantai amal tarakan masih
melakukan tranksaksi secara manual yaitu dengan menunggu
pembeli datang memeriksa rumput mereka apakah sudah layak
untuk dibeli atau tidak, tergantung dari tingkat kekeringan rumput
lautnya. Apabila sudah layak, maka pembeli dan pimilik rumput laut
akan menentukan harga sesuai dengan kesepakatan bersama.

2.3. Pemanfaatan IT Di Bidang Usaha Rumput Laut Pantai Amal


Teknologi yang sudah ada saat ini sebenarnya sangat mampu untuk
memangkas kerumitan-kerumitan yang ada dalam proses pengolahan
rumput laut yang ada di pantai amal tarakan, misalnya saja pada proses
pejemuran. Dengan bantuan teknologi, proses penjemuran rumput laut tidak
perlu lagi dilakukan, cukup dengan menggunakan matahari buatan yang
bisa jadi sebuah open khusus untuk mengeringkan rumput laut. Sehingga
para petani tidak perlu kepanasan dan gosong terbakar pancaran sinar
matahari langsung saat melakukan proses penjemuran secara manual.
2.4. Membuat Produk Baru Dari Hasil Rumput Laut Kering dan Pemanfaatan
E-Bisuness Dalam Pemasarannya
Salah satu kendala yang membuat para petani rumput laut yang
masih belum terpecahkan sampai saat ini adalah belum adanya perusahaan
atau pabrik khusus di Tarakan yang mampu membuat produk baru dari
rumput laut , sehingga para petani rumput laut tidak perlu menjual rumput
laut sampai keluar Tarakan.
2.4.1. Membuat produk baru dari rumput laut
Ada banyak produk baru yang dapat dihasilkan dari rumput laut
mulai dari kerupuk, sirup, dodol, permen, selai, manisan, brownis serta
berbagai jenis kue lainnya. Adapun cara pembuatan keupuk rumput laut
salah satu produk baru dari rumput laut yaitu sebagai berikut :
 Alat dan Bahan
 Alat-alat
 Timbangan
 Pisau
 Sendok
 Papan pengiris
 Blender
 Kompor
 Wadan pengaduk
 Pengaduk
 Pelatik es lilin
 Wadan pengukus
 Wadan penjemur
 Bahan-bahan
 Rumput laut mentah 2kg
 Rumput laut kering 2 kg
 Tepung tapioka 2 kg
 Tepung terigu 1 kg
 Telur 8 butir
 Gula 1 setengah ons
 Bawang setengah ons
 Royco 3 bungkus
 Penyedap rasa
 Garam
 Cara Pembuatan
 Rendam rumput laut mentah selama 3 hari \3 malam dengan
menggunakan ait beras
 Rumput laut yang sudah direndam dipotong kecil-kecil, kemudian
diblender sampai halus
 Setelah halus, kemudian ditimbang dengan volume 2 kg.
 Selelah ditimbang, rumput laut yang sudah diblender dimasukkan
kedalam wadah pengaduk.
 Campurkan 8 butir telur, garam secukupnya, royco 3 bungkus
kemudian diaduk rata.
 Setelah itu masukkan tepung tapioka 2 kg lalu aduk
 Masukkan tepung terigu 1 kg lalu aduk sampai semua bahan tercampur
rata.
 Masukkan adonan kedalam plastik es lilin
 Setelah itu dikukus selama 60 menit
 Setelah proses pengukusan, adonan dimasukkan kedalam lemari es
selama 12 jam
 Setelah proses pendinginan, plastik es lilinnya dibuka kemudian adonan
yang sudah mengeras dipotong-potong tipis-tipis seperti kerupuk pada
umumnya.
 Setelah dipotong-potong, kemudian dijemur dibawah sinar matahari
selama 3 hari 3 malam.
 Setelah kering, kerupuk siap dikemas. Gunakan kemasan yang menarik
agar menarik minat pembeli.
2.4.2. Pemanfaatan E-Business dalam pemasaran produk rumput laut
Setelah berhasil membuat produk baru dari rumput laut,
maka hal berikutnya yang menjadi masalah petani rumput laut di
Pantai Amal Tarakan adalah pemasaran produk tersebut yakni masih
konvensional atau penjualan produk masih dilakukan secara manual
atau bertemu langsung dengan sang pembeli yang tentunya memiliki
berbagai kekurangan dibandingkan dengan E-Bisuness baik dari
segi kemudahan maupun keuntungan.
Untuk membantu masyarakat agar dapat memanfaatkan E-
business dan berabagai keunggulannya dibanding bisnis
konvensional maka kami membuatkan sebuah aplikasi berbasis web
yang nantinya akan memudahkan masyarakat dalam menjalankan
bisnisnya, adapun desain interface aplikasi berbasis web yang telah
kami buat adalah sebagai berikut.
BAB III

PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari penelitian yang dilakukan
dan saran-saran yang digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

6.1 Kesimpulan

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya pada penelitian ini, dapat


diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan pemanfaatan IT dibidang usaha rumput laut maka akan sangat


memangkas biaya dan tenaga para petani rumput laut laut yang ada di daerah
Pantai Amal Tarakan
2. Dengan pemanfaatan E-Bisuness, para petani rumput laut lebih mudah dalam
bertransaksi, menemukan pelanggan dan memperoleh keuntungan yang besar.

6.2 Saran

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya pada penelitian ini, dapat


diberikan saran-saran sebagai berikut untuk pengembangan penelitian selanjutnya
adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat yang masih kaku akan penggunaan teknologi tentunya


memerlukan banyak bimbingan akan pendidikan tentang teknologi itu
sendiri
2. Uluran tangan pemerintah tentunya akan sangat membantu
mengembangkan bisnis yang telah berhasil dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai