PENDAHULUAN
Pantai Amal merupakan salah satu daerah kota Tarakan yang sebahagian besar
masyarakatnya berprofesi sebagai petani rumput laut. Profesi yang seharusnya
meiliki keuntungan yang cukup besar, karena rumput laut ini banyak dimanfaatkan
untuk keperluan bahan tambahan berbagai industri makanan, farmasi, kosmetik, cat
dan lain-lain bahkan rumput laut ini juga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan
pupuk hijau serta pakan ternak atau ikan.
Namun demikian, nyatanya para petani rumput laut yang ada di pantai amal ini
rupanya masih sering mengalami berbagai kendala. Bisa dari kualitas rumput yang
tidak terlalu baik, disebabkan ketidakefektifan pada proses penjemuran dan harga
yang bisa saja turun secara derastis karena disebabkan gudang para pengumpul
penuh sedang permintaan rumput laut di daerah luar tarakan juga kurang. sehingga
menyebabkan para pengumpul terpaksa membeli dengan harga yang murah karena
modal belum ada disebabkan rumput laut digudang masih belum terjual.
b. Tulisan ini membahas bagaimana membuat produk baru dari rumput laut yang
sudah ada dan memasarkannya dengan memanfaatkan IT (E-BUSINESS)
Menigkatkan daya saing dalam era bisnis elektronik saat ini, memperluas
pangsa pasar produk dan menigkatkan hasil penjualan.
1.6. Metode Penelitian
1. Metode Kepustakaan
Penulis melengkapai data dengan mencari, membaca dan mempelajari
buku,artikel, brosur maupun media internet.
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
PEMBAHASAN
Rumput laut termasuk beberapa jenis (species) dari alga atau ganggang,
dimana alga ini dikenal sebagai ”vegetasi perintis” (tanaman perintis). Alga
mengandung klorofil, karotenoid, dan juga kromatophora (butiran-butiran zat
warna), seperti hijau, biru, keemasan, dan lain sebagainya.
Alga atau phyton dalam bahasa latin mempunyai nama dan istilah Indonesia
yaitu ganggang. Ganggang ini berbeda sekali dengan ganggang (Hydrilla spp).
Orang sering keliru dalam penamaan serta pengenalannya, jadi berhati-hatilah
dalam mengenali dan memberi nama rumput laut.
Di Indonesia sendiri, rumput laut mempunyai bermacam-macam nama,
sesuai dengan daerah tempat dia ditemukan. Di pulau Jawa dikenal dengan nama
kades, ganggang atau rambu kasang. Di pulau Bali disebut bulung, di pulau
Lombok namanya lelusa. Sedang di kepulauan Maluku dikenal dengan nama arien.
Habitat atau tempat hidup alga adalah di air, baik itu air tawar, payau, maupun
laut, selain itu dapat pula di tanah yang lembab. Umumnya dia hidup sebagai
plankton (jasad renik), yang terdiri dari:
Sebagian jenis alga lagi hidupnya menempel pada tumbuhan lain, hewan, karang
yang mati, potongan karang, dan substrat keras lainnya, baik yang alami maupun
buatan (artificial) yang biasa disebut periphyton.
2.1.2. Klasifikasi dari Rumput Laut
Tepat hidup dari alga divisi ini umumnya di tempat lembab, air tawar, dan
dapat hidup mulai dari suhu 0o-75o. Beberapa genus (marganya) ada yang hidup
bebas, epifit (hidup pada kulit tumbuhan), epizoik (hidup pada kulit hewan), endofit
(hidup dalam jaringan tumbuhan), dan menempel pada dasar perairan, juga ada
yang bersimbiosis.
Susunan tubuhnya ada yang bersel satu (uniseluler), membentuk koloni dan
filamen. Alga biru dapat melakukan fotosintesis yang menghasilkan tepung
sianofise dan sianofisin (sejenis protein). Hal ini dikarenakan tubuhnya
mengandung klorofil ”a” dengan karotenoidnya beta (β).
Divisi ini hanya mempunyai satu kelas saja, yaitu Dinophyceae (alga yang
gerakannya memutar) Tempat hidup alga ini umumnya di air laut, tetapi ada juga
beberapa jenisnya yang hidup di air tawar. Tubuhnya umumnya bersel tunggal.
Pigmentasi yang dimiliki alga dari kelas Dinophyceae ini antara lain, klorofil “a”
dan “c”. Perkembangbiakannya dapat terjadi secara vegetatif, sporik, maupun
gametik.
PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari penelitian yang dilakukan
dan saran-saran yang digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran