Anda di halaman 1dari 3

1.

Uraikan secara terperinci kondisi-kondisi penerimaan obat yang menentukan rute


pemberian obat yang dipilih.
a. Pemberian obat peroral Absorbsi obat melalui saluran cerna pada umumnya terjadi secara
difusi pasif , karena itu absobsi mudah terjadi bila obat dalam bentuk ion-ion dan mudah larut
dalam lemak. Absorbsi obat selalu lebih cepat dibandingkan di lambung. Jadi, peningkatan
kecepatan pengosongan lambung biasanya akan meningkatkan kecepatan absorbsi obat.
b. Rute Parental
Dapat mempercepat kerja obat sehingga menurunkan barrier absorbsi dan sangat tergantung
pada pasokan darah
c. Rute Inhalasi Ukuran partikel suatu aerosol yang digunakan untuk pembiusan misalnya
harus lebih kecil dari 3 mm agar pemberian zat aktif dalam bentuk ini dapat mencapai alveoli
dan dapat menimbulkan efek sistemik setelah menembus kapiler alveolus.
d. Rute Rektal Tidak melewati vena pporta sehingga langsung dibawa ke jantung dan
menghasilkan kerja yang lebih cepat dan tidak melewati hati.
e. Rute Dermal Dipengaruhi oleh kondisi kulit sehingga pemberiannya harus diberikan
terlebih dahulu pada kulit yang diobati.
(Anief,1990).

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat serta tempat kerja yang diinginkan. Pemberian obat
ikut juga dalam menentukan cepat lambatnya dan lengkap tidaknya resorpsi suatu obat.
Tergantung dari efek yang diinginkan, yaitu efek sistemik (di seluruh tubuh) atau efek lokal
(setempat) dapat dipilih di antara berbagai cara untuk memberikan obat.
a. Oral
Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan palin g banyak dipakai karena ekonomis,
paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorbsi melalui rongga mulut (sublingual atau
bukal) seperti tablet ISDN.
Bentuk sediaan obatnya dapat berupa Tablet, Kapsul, Larutan (solution), Sirup, Eliksir,
Suspensi, Magma, Jel, dan Bubuk.
Kelebihan :  relatif aman,  praktis, ekonomis,  meminimalkan ketidak nyamanan pada
klien dan dengan efek samping yang paling kecil.
Kekurangan :  bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor,  iritasi pada
saluran cerna, perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa diberikan pada penderita koma),
 timbul efek lambat, tidak bermanfaat untuk pasien yang sering muntah, diare, tidak sadar,
tidak kooperatif; untuk obat iritatif  rasa tidak enak penggunaannya terbatas,  obat yang
inaktif/terurai oleh cairan lambung/ usus tidak bermanfaat (penisilin G, insulin),  obat
absorpsi tidak teratur, kerja obat oral lebih lambat dan efeknya lebih lama

b. Parenteral
Rute parenteral adalah memberikan obat dengan meninginjeksi ke dalam jaringan tubuh, obat
yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi
langsung ke pembuluh darah. Misalnya sediaan injeksi atau suntikan. Tujuannya adalah agar
dapat langsung menuju sasaran.
Kelebihan :  bisa untuk pasien yang tidak sadar,  sering muntah dan tidak kooperatif, 
tidak dapat untuk obat yang mengiritasi lambung,  dapat menghindari kerusakan obat di
saluran cerna dan hati, bekerja cepat dan dosis ekonomis.
Kekurangan :  kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa
dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan,  tidak disukai pasien,  berbahaya (suntikan –
infeksi).
Pemberian parenteral meliputi empat tipe utama injeksi berikut:
a. Intravena (iv) : Tidak mengalami tahap absorpsi. Obat langsung dimasukkan ke pembuluh
darah sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat
disesuaikan langsung dengan respons penderita.
Kelebihan :  cepat mencapai konsentrasi,  dosis tepat,  mudah menitrasi dosis kekurangan
:  obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah
terjadi.  Jika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi alergi akan lebih terjadi.  Pemberian
intravena (iv) harus dilakukan perlahan-lahan sambil mengawasi respons penderita. 
konsentrasi awal tinggi toksik, invasive resiko infeksi,  memerlukan keahlian.
b. Intramuscular (im) : Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan
absorpsi. Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat
suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.
Kelebihan :  tidak diperlukan keahlian khusus,  dapat dipakai untuk pemberian obat larut
dalam minyak,  absorbsi cepat obat larut dalam air.
Kekurangan :  rasa sakit, tidak dapat dipakai pada gangguan bekuan darah (Clotting time), 
bioavibilitas bervariasi, obat dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan.
c. Subkutan (SC) : Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan.
Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama.
Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah
kulit atau dalam bentuk suspensi. Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat
memperlambat absorpsinya Penyuntikkan dibawah kulit
Kelebihan :  diperlukan latihan sederhana,  absorbs cepat obat larut dalam air,  mencegah
kerusakan sekitar saluran cerna.
Kekurangan :  dalam pemberian subkutan yaitu rasa sakit dan kerusakan kulit,  tidak dpat
dipakai jika volume obat besar,  bioavibilitas bervariasi sesuai lokasi.  Efeknya agak lambat
(Husada, 2013)

1. Sebutkan contoh-contoh sifat suatu obat dapat menentukan cara pemberiannya


(3contoh)!
Jawab :
a. Obat yang bersifat merangsang (emetin, aminofillin) atau yang diuraikan oleh
getah lambung (benzil penisilin, insulin,dan oksitosin) tidak dapat diterapkan
untuk rute oral
b. Obat yang tidak merangsang dan larut baik dalam air atau minyak digunakan
untuk penyuntikan di bawah kulit/Subcutan.
c. Obat yang absorbsinya sangat perlahan misalnya tuberculin test dari Mantoux
digunakan pada penyuntikan di dalam kulit/ intracutan.
2. Sebutkan implikasi-implikasi praktis dan rute pemberian obat!
Jawab :
a. Efek apa yang dikehendaki, lokal atau sistemik.
b. Onset yang bagaimana dikehendaki, yaitu yang cepat atau lambat.
c. Duration yang bagaimana dikehendaki yang lama atau yang pendek.
d. Apakah obatnya tidak didalam lambung dan atau dalam usus
e. Rute yang mana digunakan yang relatif aman. Dari mulut, suntikan atau melalui
dubur.

Salah satu penggunaan hewan percobaan addalah untuk mengetahui perbedaan berbagai rute
pemberian obat akan mempengaruhi onset, lama dan kerja maksimum obat. Memilih rute
pemberian obat tergantung dari tujuan terapi, sifat obat, serta kondisi pasien. Oleh sebab itu
perlu mempertimbangkan masalah-masalah seperti berikut :

a. Tujuan terapi menghendaki efek lokal atau efek sistemik.

b. Apakah kerja awal obat yang dikehendaki itu cepat atau masa kerjanya lama.

c. Stabilitas obat di dalam lambung dan atau usus.

d. Keamanan relatif dalam penggunaan melalui bermacam-macam rute.

e. Rute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter.

f. Kemampuan pasien menelan obat melalui rektal. (Windasari, 2012)

Anda mungkin juga menyukai