Anda di halaman 1dari 3

V.

Prosedur

5.1 Diagram Percobaan

Ekstraksi Fase
Padat

Analisis Kualititatif dan


KLT (dibandingkan bercak
ekstrak dengan standar)

Analisi Kualitatif
dan KCKT

Larutan Uji Bandingkan Larutan Standar

5.2 Prosedur Percobaan

Ekstraksi Fase Padat

Ditimbang 1 gram sampel jamu simulasi yang telah ditambahkan paracetamol.


Ditambahkan larutan asam format 5% dalam air sebanyak 8 mL. Kemudian larutan
dikocok selama 15 menit menggnakan alat shaker. Kemudian campuran disaring dan
diambil filtratnya. Sebelumnya dilakukan pengkondisian kolom cartridge C18
berturut-turut dengan menggunakan 1,5 mL methanol dan 1,5 mL aquadestilata.
Kemudian dimasukkan sebanyak 800𝜇L sampel jamu simulasi kedalam kolom
cartridge C18 dan dibiarkan menetes perlahan. Kemudian kolom dicuci dengan 3 mL
aquadest. Lalu dilakukan elusi analit dengan 3 mL menggunakan NH4OH 2,5% dalam
methanol. Kemudian dilakukan analisis kualitatif menggunakan KLT.

Analisis Kualitatif dengan KLT

Ditotolkan larutan standar parasetamol (1000ppm), filtrate jamu simulasi, larutan sisa
retensi, larutan hasil cucian dan hasil elusi pada plat KLT GF254 menggunakan pipa
kapiler. Kemudian dimasukkan plat ke dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan fasa
gerak. Kemudian dielusi menggunakan eluen kloroform-metanol (9:1) (v/v) hingga
eluen mencapai tanda batas. Plat dikeringkan kemudian dilihat dibawah penampak
bercak sinar UV 254 nm dan dibandingkan hasil bercak ekstrak dengan bercak standar.

Analisis Kualitatif dengan KCKT

a. Larutan standar

Ditimbang 25 mg parasetamol baku pembanding dan dimasukkan kedalam labu


takar 50 ml kemudian dilarutkan dengan fase gerak, dan di ad hingga tanda batas
kemudian larutan dikocok hingga homogen dan dan disaring menggunakan
membrane filter PTFE ukuran 0.45𝜇m lalu larutan siap untuk diinjeksikan kedalam
alat KCKT.

b. Larutan uji

Disaring masing-masing filtrate jamu simulasi, larutan sisa retensi, larutan hasil
cucian dan hasil elusi ekstraksi fase padat dengan menggunakan membrane filter
PTFE 0,45𝜇m, tamping kedalam vial lalu larutan siap untuk diinjeksikan kedalam
alat KCKT.

Diinjeksikan masing-masing larutan standard dan larutan uji kedalam alat


KCKT. Rekam kromatogram yang terbentuk. Kemudian dibandingkan hasil
kromatogram larutan uji dan larutan standar. Waktu retensi puncak larutan uji harus
sama dengan waktu retensi larutan standar.
Sistem KCKT

Fase diam : ODS, packing L1

Fase gerak : Aquabidestilata : methanol = 3 : 1 (v/v)

Laju alir : 1,5 mL/menit

Lempeng Teoretis : 1000

Detektor : UV 243 nm

Anda mungkin juga menyukai