KIMIA ANORGANIK II
“Reaksi Oksidasi Reduksi (2)”
Pengaruh Asam Basa Terhadap Logam
Disusun Oleh:
Kelompok : 3 (Tiga)
Anggota : 1. Silvia Damayanti (06101281621020)
2. Vahria Bella Audiana (06101181621003)
3. Suci Hadi Rahmawati (06101181621011)
4. Winda Regita Pratiwi (06101181621054)
5. Millya Bintang (06101281621057)
6. Suci Syahdini (06101181621063)
Dosen Pembimbing : Drs. M. Hadeli., L. M.Si
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
I. Nomor Percobaan : 3 (Tiga)
II. Judul Percobaan : Reaksi Oksidasi Reduksi (2) Pengaruh Asam Basa
Terhadap Logam
III. Tujuan percobaan : Mempelajari pengaruh asam basa terhadap logam
IV. Dasar Teori
Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reduksi
adalah reaksi penangkapan elektron. Dilihat dari serah terima elektron di atas
reaksi reduksi dan oksidasi selalu terjadi secara bersama-sama sehingga akan ada
zat yang melepasdan menangkap elektron oleh karena itu reaksi tersebut disebut
reaksi oksidasi dan reduksi (redoks). Beberapa contoh reaksi yang dapat
menjelaskan peristiwa di atassebagai berikut:
Oksidasi: Na → Na+ + e
Zn → Zn2+ + 2e
Reduksi: K+ + e → K
Cu2+ + 2e → Cu
Zat yang mengalami oksidasi (melepaskan elektron) disebut reduktor
(pereduksi), sebab menyebabkan zat lain mengalami reduksi (menangkap
elektron).Sebaliknya zat yang mengalami reduksi disebut oksidator
(pengoksidasi), misalnyauntuk reaksi
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Zn teroksidasi menjadi Zn2+, maka Zn merupakan reduktor, sedangkan
Cu2+ tereduksimenjadi Cu maka merupakan oksidator.Reduktor dan oksidator
dapat ditentukan dengan menuliskan persamaan reaksioksidasi dan reduksi
dengan cara setengah reaksi. perhatikan contoh dibawah ini:
Reaksi antara Ag dan Cl2 membentuk AgCl
Oksidasi: Ag(s) → Ag+ (s) + e
Reduksi : Cl2(g) + 2e → 2Cl-(g)
2Ag(s) + Cl2(g) → Ag+(s) + Cl-(g)
Reaksi redoks adalah reaksi yang mana terjadi perubahan bilangan
oksidasi dari atomsebelum dan sesudah reaksi. Dilihat dari bilangan oksidasinya
maka oksidasi danreduksi dapat didefinisikan sebagai berikut:
Oksidasi: peningkatan bilangan oksidasi. bilangan oksidasinya bertambah
(oksidasi), yang disebut reduktor.
Reduksi: penurunan bilangan oksidasi. bilangan oksidasinya berkurang
(reduksi), yang disebut oksidator.
Sebelum kita mempelajari lebih jauh reaksi redoks berdasarkan perubahan
bilanganoksidasi maka harus dipahami dulu apa itu bilangan oksidasi.
Bilangan Oksidasi
Bilanganoksidasiyaitu bilangan yang menyatakan banyaknya elektron
yang telah dilepaskan atau diterima oleh suatu muatan yang dimiliki oleh suatu
atom dalam suatu senyawa.
Biloks diberi tanda positif jika atom itu melepaskan elektron dan diberi
tanda negatif jika atom itu menerima elektron.
Bagaimana kita bisa menentukan apakah suatu unsur dalam senyawa
memiliki biloks positif atau negatif? Perhatikan deret unsur berdasarkan
keelektronegatifannya berikut ini.
Logam< H < P < C < S < I < Br < Cl < N < O < F
Jika unsur diatas bereaksi membentuk senyawa, maka unsur yang
posisinya lebih kiri akan mempunyai biloks positif. Sementara itu unsur yang
posisinya lebih kanan akan mempunyai biloks negatif.
Untuk menentukan bilangan oksidasi berbagai unsur dalam senyawa
disusun aturansebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi atom unsur dalam keadaan unsur bebasnya adalah nol.
Contoh : Bilangan okisdasi Na, Fe, H2, N2, O2 berturut-turut = 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh : Bilangan oksidasi ion Cu2+ = +2 Na+ = +1 Al3+ = +3
3. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam senyawa adalah nol sedangkan
untuk ion poliatomik jumlah bilangan oksidasi pembentuk ion tersebut harus
sama dengan muatan ion poliatomik tersebut.
Contoh : Tentukan bilangan oksidasi C dalam H2CO3
Berlaku : (2 x biloks H) + (1 x biloks C) + (3 x Biloks O) = 0
(2 x +1) + (1 x biloks C) +(3 x -2) = 0
2 + (1 x biloks C) + -6 = 0
(1 x biloks C) = +4
4. Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan VII A , atom F, Cl, Br, I selalu
mempunyai bilangan oksidai -1 dalam senyawa biner logam.
Contoh : HF, NaBr, FeCl3 bilangan oksidasi F, Br, Cl berturut-turut= -1
5. Atom unsur golongan IA mempunyai bilangan oksidasi +1 dalam
senyawanya.
Contoh : Li , Na, K, Rb Cs mempunyai biloks = +1
6. Atom unsur golongan IIA mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam
senyawanya.
Contoh : Be, Mg, Ca, Sr, Ba mempunyai biloks = +2
7. Dalam senyawanya, atom H mempunyai bilangan oksidasi +1, kecuali dalam
senyawa hidrida logam atom H mempunyai bilangan oksidasi -1.
Contoh : Bilangan okisdasi H dalam HCl, H2O dan NH3 berturut- turut = +1.
Bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1
8. Oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2, dengan pengecualian:
a. Dalam senyawa biner dengan F, O mempunyai bilangan oksidasi +2
b. Dalam peroksida mempunyai bilangan oksidasi -1.
Contoh : Bilangan oksidasi O dalam H2O, NO, CO2 berturut-turut adalah -2
Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 berturut-turut adalah -1
ASAM
Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan
pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. (Zulaiha, 2011). Suatu asam
bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat
(digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi
cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika
terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus
langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.
Penggunaan Asam
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hydrogen klorida (HCl). Ia adalah
asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini
juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan
hati-hati karena merupakan cairan yang sangat korosif (dapat menyebabkan
pengikisan) dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia berbahaya atau
B3.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam
awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia yang bernama Abu Musa
Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad
pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan
kemudian digunakan oleh ilmuwan Eropa dalam rangka membangun pengetahuan
kimia modern.
Oleh karena itu harus selalu disimpan di dalam botol yang berwarna gelap (coklat,
biru, hijau). Sebagai pengoksidasi harus ditangani secara hati-hati, jika tertumpah
dapat membakar kertas, jerami atau kayu. Dapat meledak botolnya jika disimpan
di tempat panas, uapnya beracun. HNO3 pekat memiliki kadar antara 50-75%.
Asam nitrat berasap memiliki kadar 95% dan titik didih 86 oC.
BASA
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium
ketika dilarutkan dalam air..Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan
untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan
basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik alkali dan, adalah
dasar logam kaustik. Hal ini digunakan di banyak industri, terutama sebagai basis
kimia yang kuat dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum,sabun dan
deterjen dan sebagai pembersih tiriskan. Produksi di seluruh dunia pada tahun
2004 adalah sekitar 60 juta ton,sementara permintaan adalah 51 juta ton.
Natrium hidroksida murni adalah padatan putih yang tersedia dipelet, serpih,
butiran, dan sebagai larutan jenuh 50%. Ini adalah higroskopis dan mudah
menyerap karbon dioksida dari udara,sehingga harus disimpan dalam wadah
kedap udara. Hal ini sangat larut dalam air dengan pembebasan panas. Hal ini
jugalarut dalam etanol dan metanol, meskipun pameran kelarutanrendah dalam
pelarut daripada kalium hidroksida. Natrium hidroksida cair juga merupakan basis
yang kuat, namun suhutinggi yang diperlukan aplikasi batas. Hal ini tidak larut
dalameter dan pelarut non-polar. Sebuah larutan natrium hidroksidaakan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.
Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) termasuk dalam larutan baku sekunder, oleh
karena itu, larutan yang akan digunakan dalam titrasi perlu distandardisasi terlebih
dahulu. Hal ini disebabkan kestabilan larutan ini mudah dipengaruhi oleh pH
rendah (<5), sinar matahari, dan adanya daya bakteri yang memanfaatkan sulfur
(S). Pada pH yang rendah (<5), kestabilan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3)
akan terganggu sebab S2O32- akan mengalami penguraian menurut reaksi berikut :
Reaksi penguraian yang terjadi pada S2O32- ini berjalan lambat, maka kesalahan
pada waktu titrasi tidak perlu dikuatirkan walaupun larutan yang dititrasi bersifat
cukup asam, asal titrasi dilakukan dengan penambahan titran yang tidak terlalu
cepat. Selain disebabkan adanya reaksi penguraian S2O32- ,ketidakstabilan larutan
natrium tiosulfat (Na2S2O3) juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas dari bakteri
yang menyebabkan terjadinya perubahan S2O32- menjadi SO3-, SO42-, dan S↓. S ini
tampak sebagai endapan koloidal yang membuat larutan menjadi keruh ( tanda
bahwa larutan harus diganti ). Untuk mencegah aktivitas dari bakteri, pada
pembuatan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) hendaknya digunakan air yang
sudah dididihkan atau dapat pula ditambahkan pengawet seperti khloroform,
natrium benzoat, atau HgI2.
LOGAM
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam
ditemukan dengan cara penambangan yang terdapat dalam keadaan murni atau
bercampur. Bijih logam yang ditemukan dalam keadaan murni yaitu emas, perak,
bismut, platina, dan ada yang bercampur dengan unsur- unsur seperti karbon,
sulfur, fosfor, silikon, serta kotoran seperti tanah liat, pasir, dan tanah.
Bijih logam yang ditemukan dengan cara penambangan terlebih dahulu dilakukan
proses pendahuluan sebelum diolah dalam dapur pengolahan logam dengan cara
dipecah sebesar kepalan tangan, dipilih yang mengandung unsur logam, dicuci
dengan air untuk mengeluarkan kotoran, dan terakhir dikeringkan dengan cara
dipanggang untuk mengeluarkan uap yang mengandung air.
Besi (Fe)
Besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam
transisi yang berada pada golongan VIII B dan periode 4. Besi adalah logam
paling melimpah nomor dua setelah alumunium. Besi adalah logam yang
dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Besi
adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya.
Seng (Zn)
Seng adalah logam yang berwarna putih kebiruan, dan disimbolkan dengan Zn.
Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan II-B dalam tabel
periodik unsur kimia, mempunyai nomor atom 30 dan berat atom 65,38. Mineral
yang umum adalah ZnS. Mineral lainnya adalah kompleks produk –oksi dan
garam-garam serta silikat (walaupun jumlahnya lebih sedikit). Mineral-mineral
dalam tanah liat juga dapat menyerap Zn.
Tembaga (Cu)
Tembaga atau cuprum dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29. Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan ditemukan dalam
bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawaan. Bijih tembaga yang terpenting
yaitu pirit atau chalcopyrite (CuFeS2), copper glance atau chalcolite (Cu2S),
cuprite (Cu2O), malaconite (CuO) dan malachite (Cu2(OH)2CO3) sedangkan
dalam unsur bebas ditemukan di Northern Michigan Amerika Serikat. Dalam
jumlah kecil tembaga ditemukan pada beberapa jenis tanaman, bulu-bulu burung
terutama yang berbulu terang dan dalam darah binatang-binatang laut seperti
udang dan kerang.
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai reaksi oksidasi reduksi, mengamati
reaksi pengaruh asam dan alkali terghadap logam. Logam yang digunakan pada
praktikum kali ini ada 3 yaitu Fe, bubuk Zn dan Cu. Dengan menggunakan larutan
asam nya yaitu HNO3 5 M dan HCl 5 M, adapun larutan NaOH 2 M dan Na2S2O3.
Pada percobaan yang pertama menggunakan larutan HCl 5 M sebagai
pereaksi nya. Kemudian kedalam akan di masukkan ke dalam 3 tabung yang telah
berisi logam bubuk Zn, Fe dann Cu. Pada logam bubuk Zn, terbentuk endapan dan
menghasilkan gelembung, pda tabung ini terjadi reaksi eksoterm dimana tabung
reaksi terasa panas, terjadi nnya pelepasan kalor dan larutan nya tidak berwarna
namun endapan berwarna hitam keabu-abuan, Zn memiliki sifat yang lebih reatif
dibandingkan dengan H. Pada logam Fe, kami tidak mengamplas paku yang nya,
saat di tambahkan HCL larutan ini terjadi banyak gelembung yaitu tibulnya
gelembung dari gas H2 dan tidan endapan pada reaksi ini,larutan yang terbentuk
berwarna kekuningan, Fe mengalami reaksi eksoterm dengan menunjukkan
bahwa tabung reaksi terasa panas. Kemudian Pada loogam Cu, Cu memiliki
warna merah bata setelah dicampurkan tidak terjadi peruahan. Tidak ada endapan,
tidak terdapat gelembung dan juga tidak terjadi perubahan warna namun setelah
dipanaskan larutan yang semula tidak berwarna berubah menjadi sedikit
kekuningan. Logam Cu tidak mampu menggeser H, dimana H memiliki sifat yang
lebih reaktif dari Cu dilihat dari deret sel volta.
Pada percobaan kedua menggantikkan HNO3 5 M sebagai pereaksi. Pada
logam Zn terbentuk endapan dan menghasilkan gas H2 dan juga reaksi ini
mengalami pelepasan kalor dimana tabung reaksi berubah menjadi panas. Pada
logam Fe sedikit berbeda dengan percobaan yang pertama. Dimana pada Fe dan
HCl larutan yang terbentuk berwarna kekuningan sedangkan pada Fe dan HNO3
larutan yang terbentuk lebih terang, terbentuk larutan berwarna kuning kemerahan
dan larutan ini mengalami reaksi eksoterm karena terdapat perubahan suhu, suhu
nya menjadi naik. Reaksi ini juga menghasilkan gas H2. Pada logam Cu tidak
terdapat gelembung, suhu tidak berubah dan larutan tidak berwarna namun setelah
di panaskan larutan berubah menjadi berwarna biru dan menghasilkan gelembung
gas H2.
Selanjutnya pada percobaan yang ketiga menggunakan NaOH 2 M sebagai
pereaksi. Pada percobaan kali ini menunjukkan kesalahan diaman seharusnya
pereaksi yang digunakan konsentrasi 5 M. Hal ini berpengaruh pada reaksi yan
terjadi diamana seharusnya pada Zn menghasilkan gelembung gas H2 namun pada
percobaan yang kami lakukan tidak ada terjadi perubahan, pada logam Zn hanya
terbentuk larutan berwarna hitam namun tidak ada gelumbung dan tidak ada
perubahan setelah dipanaskan. Dan setelah ditambahkan Na2S2O3 juga tidak
terjadi perubahan. Pada logam Fe dan Cu. Tidak terjadi perubahan suhu, tidak
terbentuk gelembung dan juga tidak terdapat perubahan warna baik sebelum
dipanaskan atau pun sesudah di panaskan. Kemudian ketika ditambahkan Na2S2O3
tetap tidak ada perubahan. Pada percobaan ketika dengan menggunakan larutan
NaOH seharusnya pada logam Zn dan Fe menghasilkan gelembung gas H2.
X. Kesimpulan
1. Logam Zn memiliki sifat yang lebih reatif dibandingkan dengan H pada
larutan HCl dan Cu memiliki sifat yang kurang reaktif dibandingkan
dengan Zn.
2. Logam Zn lebih cepat bereaksi apabila direaksikan dengan HNO3
dibandingkan dengan HCl.
3. Logam Cu bereaksi dengan bantuan pemanasan baik pada HCl maupun
HNO3.
4. Logam (Fe,Cu dan Zn) sulit bereaksi bahkan tidak berekasi dengan larutan
alkali atau NaOH yang konsentrasi yang rendah.
5. Logam Fe yang direaksikan dengan HNO3 menghasilkan larutan berwarna
kuning kemerahan ternyata akan lebih cepat mengkarat / berkorosi
dibangdingkan dengan Fe didalam HCl yang mengahsilkan warna larutan
yang kekuningan.
Daftar Pustaka
Peraksi HNO3
Sebelum dipanaskan setelah dipanaskan pada logam Cu saja
Pereaksi NaOH
Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan setelah ditambahNa2S2O3