Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK II
“Reaksi Oksidasi Reduksi (2)”
Pengaruh Asam Basa Terhadap Logam

Disusun Oleh:

Kelompok : 3 (Tiga)
Anggota : 1. Silvia Damayanti (06101281621020)
2. Vahria Bella Audiana (06101181621003)
3. Suci Hadi Rahmawati (06101181621011)
4. Winda Regita Pratiwi (06101181621054)
5. Millya Bintang (06101281621057)
6. Suci Syahdini (06101181621063)
Dosen Pembimbing : Drs. M. Hadeli., L. M.Si

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
I. Nomor Percobaan : 3 (Tiga)
II. Judul Percobaan : Reaksi Oksidasi Reduksi (2) Pengaruh Asam Basa
Terhadap Logam
III. Tujuan percobaan : Mempelajari pengaruh asam basa terhadap logam
IV. Dasar Teori
Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reduksi
adalah reaksi penangkapan elektron. Dilihat dari serah terima elektron di atas
reaksi reduksi dan oksidasi selalu terjadi secara bersama-sama sehingga akan ada
zat yang melepasdan menangkap elektron oleh karena itu reaksi tersebut disebut
reaksi oksidasi dan reduksi (redoks). Beberapa contoh reaksi yang dapat
menjelaskan peristiwa di atassebagai berikut:
Oksidasi: Na → Na+ + e
Zn → Zn2+ + 2e
Reduksi: K+ + e → K
Cu2+ + 2e → Cu
Zat yang mengalami oksidasi (melepaskan elektron) disebut reduktor
(pereduksi), sebab menyebabkan zat lain mengalami reduksi (menangkap
elektron).Sebaliknya zat yang mengalami reduksi disebut oksidator
(pengoksidasi), misalnyauntuk reaksi
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu
Zn teroksidasi menjadi Zn2+, maka Zn merupakan reduktor, sedangkan
Cu2+ tereduksimenjadi Cu maka merupakan oksidator.Reduktor dan oksidator
dapat ditentukan dengan menuliskan persamaan reaksioksidasi dan reduksi
dengan cara setengah reaksi. perhatikan contoh dibawah ini:
Reaksi antara Ag dan Cl2 membentuk AgCl
Oksidasi: Ag(s) → Ag+ (s) + e
Reduksi : Cl2(g) + 2e → 2Cl-(g)
2Ag(s) + Cl2(g) → Ag+(s) + Cl-(g)
Reaksi redoks adalah reaksi yang mana terjadi perubahan bilangan
oksidasi dari atomsebelum dan sesudah reaksi. Dilihat dari bilangan oksidasinya
maka oksidasi danreduksi dapat didefinisikan sebagai berikut:
Oksidasi: peningkatan bilangan oksidasi. bilangan oksidasinya bertambah
(oksidasi), yang disebut reduktor.
Reduksi: penurunan bilangan oksidasi. bilangan oksidasinya berkurang
(reduksi), yang disebut oksidator.
Sebelum kita mempelajari lebih jauh reaksi redoks berdasarkan perubahan
bilanganoksidasi maka harus dipahami dulu apa itu bilangan oksidasi.
Bilangan Oksidasi
Bilanganoksidasiyaitu bilangan yang menyatakan banyaknya elektron
yang telah dilepaskan atau diterima oleh suatu muatan yang dimiliki oleh suatu
atom dalam suatu senyawa.
Biloks diberi tanda positif jika atom itu melepaskan elektron dan diberi
tanda negatif jika atom itu menerima elektron.
Bagaimana kita bisa menentukan apakah suatu unsur dalam senyawa
memiliki biloks positif atau negatif? Perhatikan deret unsur berdasarkan
keelektronegatifannya berikut ini.
Logam< H < P < C < S < I < Br < Cl < N < O < F
Jika unsur diatas bereaksi membentuk senyawa, maka unsur yang
posisinya lebih kiri akan mempunyai biloks positif. Sementara itu unsur yang
posisinya lebih kanan akan mempunyai biloks negatif.
Untuk menentukan bilangan oksidasi berbagai unsur dalam senyawa
disusun aturansebagai berikut:
1. Bilangan oksidasi atom unsur dalam keadaan unsur bebasnya adalah nol.
Contoh : Bilangan okisdasi Na, Fe, H2, N2, O2 berturut-turut = 0
2. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh : Bilangan oksidasi ion Cu2+ = +2 Na+ = +1 Al3+ = +3
3. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam senyawa adalah nol sedangkan
untuk ion poliatomik jumlah bilangan oksidasi pembentuk ion tersebut harus
sama dengan muatan ion poliatomik tersebut.
Contoh : Tentukan bilangan oksidasi C dalam H2CO3
Berlaku : (2 x biloks H) + (1 x biloks C) + (3 x Biloks O) = 0
(2 x +1) + (1 x biloks C) +(3 x -2) = 0
2 + (1 x biloks C) + -6 = 0
(1 x biloks C) = +4
4. Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan VII A , atom F, Cl, Br, I selalu
mempunyai bilangan oksidai -1 dalam senyawa biner logam.
Contoh : HF, NaBr, FeCl3 bilangan oksidasi F, Br, Cl berturut-turut= -1
5. Atom unsur golongan IA mempunyai bilangan oksidasi +1 dalam
senyawanya.
Contoh : Li , Na, K, Rb Cs mempunyai biloks = +1
6. Atom unsur golongan IIA mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam
senyawanya.
Contoh : Be, Mg, Ca, Sr, Ba mempunyai biloks = +2
7. Dalam senyawanya, atom H mempunyai bilangan oksidasi +1, kecuali dalam
senyawa hidrida logam atom H mempunyai bilangan oksidasi -1.
Contoh : Bilangan okisdasi H dalam HCl, H2O dan NH3 berturut- turut = +1.
Bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1
8. Oksigen mempunyai bilangan oksidasi -2, dengan pengecualian:
a. Dalam senyawa biner dengan F, O mempunyai bilangan oksidasi +2
b. Dalam peroksida mempunyai bilangan oksidasi -1.
Contoh : Bilangan oksidasi O dalam H2O, NO, CO2 berturut-turut adalah -2
Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 berturut-turut adalah -1
ASAM

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan
pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. (Zulaiha, 2011). Suatu asam
bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.
Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat
(digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi
cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika
terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus
langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.

Penggunaan Asam

Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan untuk menghilangkan


karat dari logam dalam proses yang disebut"pengawetasaman" (pickling). Asam
dapat digunakan sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat
yang digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan,
asam klorida merupakan bagian dari asam lambung yang disekresikan di dalam
lambung untuk membantu memecah protein dan polisakarida maupun mengubah
proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim pepsin. Asam juga digunakan
sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam
prosesalkilasi pada pembuatan bensin.

Asam Klorida dan Kegunaannya

Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hydrogen klorida (HCl). Ia adalah
asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini
juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan
hati-hati karena merupakan cairan yang sangat korosif (dapat menyebabkan
pengikisan) dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan kimia berbahaya atau
B3.

Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam
awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia yang bernama Abu Musa
Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad
pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan
kemudian digunakan oleh ilmuwan Eropa dalam rangka membangun pengetahuan
kimia modern.

Asam Nitrat dan Kegunaannya


Asam nitrat adalah cairan jernih tidak berwarna jika masih baru, akan menjadi
kekuning-kuningan jika terkena cahaya atau sering terbuka botolnya karena
sebagian kecil memecah :

4 HNO3 → 2 H2O + 4 NO2 + O2

Oleh karena itu harus selalu disimpan di dalam botol yang berwarna gelap (coklat,
biru, hijau). Sebagai pengoksidasi harus ditangani secara hati-hati, jika tertumpah
dapat membakar kertas, jerami atau kayu. Dapat meledak botolnya jika disimpan
di tempat panas, uapnya beracun. HNO3 pekat memiliki kadar antara 50-75%.
Asam nitrat berasap memiliki kadar 95% dan titik didih 86 oC.

Di laboratorium digunakan sebagai pelarut bijih mineral atau sebagai


pengoksidasi (pengabuan basah). Dalam aneka industri, misalnya : HNO3 encer
untuk membuat pupuk buatan {NaNO3, Ca(NO3)2}, HNO3 pekat untuk membuat
bahan peledak (nitro selulosa, nitro gliserin, TNT), serta untuk membuat zat
warna azo, anilin, nitril, sianida, dll.

BASA

Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium
ketika dilarutkan dalam air..Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan
untuk unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan
basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut
melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.

Natrium Hidroksida dan Kegunaannya

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik alkali dan, adalah
dasar logam kaustik. Hal ini digunakan di banyak industri, terutama sebagai basis
kimia yang kuat dalam pembuatan pulp dan kertas, tekstil, air minum,sabun dan
deterjen dan sebagai pembersih tiriskan. Produksi di seluruh dunia pada tahun
2004 adalah sekitar 60 juta ton,sementara permintaan adalah 51 juta ton.

Natrium hidroksida murni adalah padatan putih yang tersedia dipelet, serpih,
butiran, dan sebagai larutan jenuh 50%. Ini adalah higroskopis dan mudah
menyerap karbon dioksida dari udara,sehingga harus disimpan dalam wadah
kedap udara. Hal ini sangat larut dalam air dengan pembebasan panas. Hal ini
jugalarut dalam etanol dan metanol, meskipun pameran kelarutanrendah dalam
pelarut daripada kalium hidroksida. Natrium hidroksida cair juga merupakan basis
yang kuat, namun suhutinggi yang diperlukan aplikasi batas. Hal ini tidak larut
dalameter dan pelarut non-polar. Sebuah larutan natrium hidroksidaakan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas.

Natrium Tiosulfat dan Kegunaannya

Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) termasuk dalam larutan baku sekunder, oleh
karena itu, larutan yang akan digunakan dalam titrasi perlu distandardisasi terlebih
dahulu. Hal ini disebabkan kestabilan larutan ini mudah dipengaruhi oleh pH
rendah (<5), sinar matahari, dan adanya daya bakteri yang memanfaatkan sulfur
(S). Pada pH yang rendah (<5), kestabilan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3)
akan terganggu sebab S2O32- akan mengalami penguraian menurut reaksi berikut :

S2O32- + H+ HS2O3-

Reaksi penguraian yang terjadi pada S2O32- ini berjalan lambat, maka kesalahan
pada waktu titrasi tidak perlu dikuatirkan walaupun larutan yang dititrasi bersifat
cukup asam, asal titrasi dilakukan dengan penambahan titran yang tidak terlalu
cepat. Selain disebabkan adanya reaksi penguraian S2O32- ,ketidakstabilan larutan
natrium tiosulfat (Na2S2O3) juga dipengaruhi oleh adanya aktivitas dari bakteri
yang menyebabkan terjadinya perubahan S2O32- menjadi SO3-, SO42-, dan S↓. S ini
tampak sebagai endapan koloidal yang membuat larutan menjadi keruh ( tanda
bahwa larutan harus diganti ). Untuk mencegah aktivitas dari bakteri, pada
pembuatan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) hendaknya digunakan air yang
sudah dididihkan atau dapat pula ditambahkan pengawet seperti khloroform,
natrium benzoat, atau HgI2.

LOGAM

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras,
penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Bijih logam
ditemukan dengan cara penambangan yang terdapat dalam keadaan murni atau
bercampur. Bijih logam yang ditemukan dalam keadaan murni yaitu emas, perak,
bismut, platina, dan ada yang bercampur dengan unsur- unsur seperti karbon,
sulfur, fosfor, silikon, serta kotoran seperti tanah liat, pasir, dan tanah.

Bijih logam yang ditemukan dengan cara penambangan terlebih dahulu dilakukan
proses pendahuluan sebelum diolah dalam dapur pengolahan logam dengan cara
dipecah sebesar kepalan tangan, dipilih yang mengandung unsur logam, dicuci
dengan air untuk mengeluarkan kotoran, dan terakhir dikeringkan dengan cara
dipanggang untuk mengeluarkan uap yang mengandung air.

Besi (Fe)

Besi mempunyai simbol Fe dan nomor atom 26. Besi merupakan logam
transisi yang berada pada golongan VIII B dan periode 4. Besi adalah logam
paling melimpah nomor dua setelah alumunium. Besi adalah logam yang
dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas. Besi
adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak digunakan untuk
kehidupan manusia sehari-hari. Besi juga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Besi adalah logam yang paling banyak dan paling beragam penggunaannya.

Besi merupakan unsur transisi yang mempunyai sifat logam sebagaimana


semua unsur transisi lainnya. Sifat logam ini dipengaruhi oleh kemudahan unsur
tersebut untuk melepas elektron valensi. Selain itu, keberadaan electron pada blok
d yang belum penuh menyebabkan unsur Fe memiliki banyak elektron tidak
berpasangan. Elektron- elektron tidak berpasangan tersebut akan bergerak bebas
pada kisi kristalnya sehingga membentuk ikatan logam yang lebih kuat
dibandingkan dengan unsur golongan utama. Adanya ikatan logam ini
menyebabkan titik leleh dan titik didih serta densitas unsur Fe cukup besar
sehingga bersifat keras dan kuat.

Seng (Zn)

Seng adalah logam yang berwarna putih kebiruan, dan disimbolkan dengan Zn.
Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam golongan II-B dalam tabel
periodik unsur kimia, mempunyai nomor atom 30 dan berat atom 65,38. Mineral
yang umum adalah ZnS. Mineral lainnya adalah kompleks produk –oksi dan
garam-garam serta silikat (walaupun jumlahnya lebih sedikit). Mineral-mineral
dalam tanah liat juga dapat menyerap Zn.

Sebagi kofaktor, Zn dapat mengakibatkan keaktifan enzim lainnya. Kekurangan


zat mineral seng dapat mengakibatkan hati dan ginjal membengkak, dan terjadi
gejala gizi besi. Diperkirakan kebutuhan seng adalah 15 mg bagi setiap anak
diatas 11 tahun.

Tembaga (Cu)

Tembaga atau cuprum dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29. Tembaga di alam tidak begitu melimpah dan ditemukan dalam
bentuk bebas maupun dalam bentuk senyawaan. Bijih tembaga yang terpenting
yaitu pirit atau chalcopyrite (CuFeS2), copper glance atau chalcolite (Cu2S),
cuprite (Cu2O), malaconite (CuO) dan malachite (Cu2(OH)2CO3) sedangkan
dalam unsur bebas ditemukan di Northern Michigan Amerika Serikat. Dalam
jumlah kecil tembaga ditemukan pada beberapa jenis tanaman, bulu-bulu burung
terutama yang berbulu terang dan dalam darah binatang-binatang laut seperti
udang dan kerang.

V. Alat dan Bahan


Alat :
 Tabung reaksi
 Rak tabung
 Pipet tetes
 Bunsen
Bahan :
 Logam Fe, Zn, dan Cu
 NaOH 2 M
 HNO3 5 M
 HCl 5 M
 Larutan Na2S2O3
VI. Prosedur Percobaan
1. Siapkan sepotong kecil logam Fe, Zn, dan Cu. Bersihkan logam tersebut
menggunakan sabut baja (ampelas) dan tempatkan sample tersebut ke dalam
tabung-tabung secara berpisah.
2. Tambahkan 3 ml larutan HCl 5M kedalam tabung tes dan catat perubahan yang
terjadi pada tabel lembar kerja dan tuliskan persamaan reaksinya.
3. Jika tidak terjadi, panaskan tabung-tabung tes tersebut secara hati-hati dan
catat perubahan yang terjadi
4. Ulangi langkah-langkah tersebut untuk logam-logam lain
5. Ulangi cara kerja pada langkah 1-4 dengan menggunakan larutan HNO3 5M
sebagai pengganti larutan HCl. Catat semua pengamatan anda dan tulis pula
persamaan reaksinya.
6. Ulangi cara kerja pada langkah 1-4 dengan menggunakan larutan NaOH 2 M
sebagai pengganti larutan HCl. Catat hasil pengamatan.
7. Ke dalam tabung tersebut , tambahkan 2 ml Na2S2O3 amati perubahan yang
terjadi dan catat pada tabel
VII. Hasil Pengamatan
Pengaruh asam terhadap logam
Pengamatan
Asam Logam Persamaan Reaksi
Dingin Panas

 Terbentuk Zn (s) + 2HCl (aq) ZnCl2(s)


HCl Zn endapan -
+ H2 (g) ↑
 Banyak
gelembung
 Tabung
terasa panas
 Tidak ada 2 Fe (s) + 6 HCl (aq) 2 FeCl3
endapan + 3 H2 (g)↑
(aq)
 Ada
gelembung
Fe  Larutan -
berwarna
kekuningan
 Tabung
terasa panas
 Tidak ada  Terdapat Cu (s) + 2HCl (aq) CuCl (s) +
endapan banyak H2(g) ↑
 Tidak ada gelembung
gelembung  Larutan
 Larutan berwarna
Cu tidak kekuningan
berwarna dan logam
dan logam nya
nya tidak berwarna
berubah merah
warna
 Terbentuk Zn(s) + 4HNO3(aq)
endapan Zn(NO3)2(aq) + 2NO2 (g) + 2
 Terdapat
H2O (aq)
Zn gelembung -
 Terasa
panas
HNO3 ditabung
 Tidak ada Fe(s) + 4HNO3(aq)
endapan Fe(NO3)3(aq) + 2H2O(aq) + NO(g)
 Terdapat
Fe -
gelembung
 Terasa
panas
 Larutan
menjadi
berwarna
kuning
kemerahan.
 Tidak ada  Larutan 3 Cu(s)+ 8 HNO3 (aq)
endapan yang semula 3 Cu(NO3)2(aq)+ 2NO(g)
 Tidak ada tidak
+ 4 H2O(aq)
Cu gelembung berwarna
berubah
menjadi
warna biru

Pengaruh alkali terhadap logam


Pengamatan

Logam Pengaruh alkali


Pengaruh sulfida
Dingin Panas

Zn  Larutan Tidak terjadi Tidak terjadi perubahan


berwarna hitam perubahan dengan sebelumnya.
kemudian
mngendap
 Tidak ada
gelembung
 Tabung tidak
terasa panas
Fe  Tidak ada Tidak terjadi Tidak terjadi perubahan
gelembung perubahan dengan sebelumnya.
 Tidak ada
endapan
 Larutan tidak
berwarna
 Tabung tidak
terasa panas
Cu  Tidak ada Tidak terjadi Tidak terjadi dengan
gelembung perubahan sebelumnya.
 Tidak ada
endapan
 Larutan tidak
berwarna
 Tabung tidak
terasa panas

VIII. Persamaan Reaksi


a. pengaruh HCl terhadap logam
Zn (s) + 2HCl (aq) ZnCl2 (s) + H2 (g) ↑
2 Fe (s) + 6 HCl (aq) 2 FeCl3 (aq) + 3 H2 (g) ↑
Cu (s) + 2HCl (aq) CuCl (s) + H2 (g) ↑
b. Pengaruh HNO3 terhadap logam
Zn (s) + 4 HNO3 (aq) Zn(NO3)2 (aq) + 2NO2 (g) + 2 H2O (aq)
Fe (s) + 4 HNO3 (aq) Fe(NO3)3 (aq) + 2 H2O (aq) + NO (g)
3 Cu (s) + 8 HNO3 (aq) 3 Cu(NO3)2 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O (aq)
c. pengaruh alkali terhdap logam
Cu (s) + 2 NaOH (aq) Cu(OH)2 (aq) + 2 Na
Cu (s) + 2 NaOH (aq)
Zn (s) + 2NaOH (s) + 2H2O (l) Na2[Zn(OH)4] (aq) + H2 (g)
Zn (s) + 2NaOH (s) + 2H2O (l)
Fe (s) + NaOH (s) + H2O (l) Na2[Fe(OH)4] (aq) + H2 (g)
Fe (s) + NaOH (s) + H2O (l)

IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai reaksi oksidasi reduksi, mengamati
reaksi pengaruh asam dan alkali terghadap logam. Logam yang digunakan pada
praktikum kali ini ada 3 yaitu Fe, bubuk Zn dan Cu. Dengan menggunakan larutan
asam nya yaitu HNO3 5 M dan HCl 5 M, adapun larutan NaOH 2 M dan Na2S2O3.
Pada percobaan yang pertama menggunakan larutan HCl 5 M sebagai
pereaksi nya. Kemudian kedalam akan di masukkan ke dalam 3 tabung yang telah
berisi logam bubuk Zn, Fe dann Cu. Pada logam bubuk Zn, terbentuk endapan dan
menghasilkan gelembung, pda tabung ini terjadi reaksi eksoterm dimana tabung
reaksi terasa panas, terjadi nnya pelepasan kalor dan larutan nya tidak berwarna
namun endapan berwarna hitam keabu-abuan, Zn memiliki sifat yang lebih reatif
dibandingkan dengan H. Pada logam Fe, kami tidak mengamplas paku yang nya,
saat di tambahkan HCL larutan ini terjadi banyak gelembung yaitu tibulnya
gelembung dari gas H2 dan tidan endapan pada reaksi ini,larutan yang terbentuk
berwarna kekuningan, Fe mengalami reaksi eksoterm dengan menunjukkan
bahwa tabung reaksi terasa panas. Kemudian Pada loogam Cu, Cu memiliki
warna merah bata setelah dicampurkan tidak terjadi peruahan. Tidak ada endapan,
tidak terdapat gelembung dan juga tidak terjadi perubahan warna namun setelah
dipanaskan larutan yang semula tidak berwarna berubah menjadi sedikit
kekuningan. Logam Cu tidak mampu menggeser H, dimana H memiliki sifat yang
lebih reaktif dari Cu dilihat dari deret sel volta.
Pada percobaan kedua menggantikkan HNO3 5 M sebagai pereaksi. Pada
logam Zn terbentuk endapan dan menghasilkan gas H2 dan juga reaksi ini
mengalami pelepasan kalor dimana tabung reaksi berubah menjadi panas. Pada
logam Fe sedikit berbeda dengan percobaan yang pertama. Dimana pada Fe dan
HCl larutan yang terbentuk berwarna kekuningan sedangkan pada Fe dan HNO3
larutan yang terbentuk lebih terang, terbentuk larutan berwarna kuning kemerahan
dan larutan ini mengalami reaksi eksoterm karena terdapat perubahan suhu, suhu
nya menjadi naik. Reaksi ini juga menghasilkan gas H2. Pada logam Cu tidak
terdapat gelembung, suhu tidak berubah dan larutan tidak berwarna namun setelah
di panaskan larutan berubah menjadi berwarna biru dan menghasilkan gelembung
gas H2.
Selanjutnya pada percobaan yang ketiga menggunakan NaOH 2 M sebagai
pereaksi. Pada percobaan kali ini menunjukkan kesalahan diaman seharusnya
pereaksi yang digunakan konsentrasi 5 M. Hal ini berpengaruh pada reaksi yan
terjadi diamana seharusnya pada Zn menghasilkan gelembung gas H2 namun pada
percobaan yang kami lakukan tidak ada terjadi perubahan, pada logam Zn hanya
terbentuk larutan berwarna hitam namun tidak ada gelumbung dan tidak ada
perubahan setelah dipanaskan. Dan setelah ditambahkan Na2S2O3 juga tidak
terjadi perubahan. Pada logam Fe dan Cu. Tidak terjadi perubahan suhu, tidak
terbentuk gelembung dan juga tidak terdapat perubahan warna baik sebelum
dipanaskan atau pun sesudah di panaskan. Kemudian ketika ditambahkan Na2S2O3
tetap tidak ada perubahan. Pada percobaan ketika dengan menggunakan larutan
NaOH seharusnya pada logam Zn dan Fe menghasilkan gelembung gas H2.

X. Kesimpulan
1. Logam Zn memiliki sifat yang lebih reatif dibandingkan dengan H pada
larutan HCl dan Cu memiliki sifat yang kurang reaktif dibandingkan
dengan Zn.
2. Logam Zn lebih cepat bereaksi apabila direaksikan dengan HNO3
dibandingkan dengan HCl.
3. Logam Cu bereaksi dengan bantuan pemanasan baik pada HCl maupun
HNO3.
4. Logam (Fe,Cu dan Zn) sulit bereaksi bahkan tidak berekasi dengan larutan
alkali atau NaOH yang konsentrasi yang rendah.
5. Logam Fe yang direaksikan dengan HNO3 menghasilkan larutan berwarna
kuning kemerahan ternyata akan lebih cepat mengkarat / berkorosi
dibangdingkan dengan Fe didalam HCl yang mengahsilkan warna larutan
yang kekuningan.
Daftar Pustaka

Bajaw, E. (2015). Reaksi Reduksi dan Oksidasi. (Online).


https://plus.google.com/117609381838436226459/posts/bwvL5a7GUUR.
(Diakses pada tanggal 12 Maret 2018)

Gulo, F. & Desi. (2014). Panduan Praktikum Kimia Anorganik 2. Indralaya.

Krisnandi, Y. (2014). Reaksi Oksidasi Reduksi. (Online).


http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ykrisna/material/topik7reaksiredoks.
pdf. (Diakses pada tanggal 12 Maret 2018)

Mulyani, S. (2013). Reaksi Oksidasi Reduksi. (Online).


http://httpchemistrysrimulyani.blogspot.co.id/2013/08/reaksi-oksidasi-
reduksi.html. (Diakses pada tanggal 12 Maret 2018)

Petrucci. (1992). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.


Lampiran
Pereaksi HCl
Sebelum dipanaskan setelah dipanaskan pada logam Cu saja

Peraksi HNO3
Sebelum dipanaskan setelah dipanaskan pada logam Cu saja

Pereaksi NaOH
Sebelum dipanaskan Setelah dipanaskan setelah ditambahNa2S2O3

Anda mungkin juga menyukai